You are on page 1of 94

Desember 2013

Dosen Pengampu : dr. M.Ainurrofiq, Sp.KF, MH

Fakultas Kedokteran Universitas Jambi

Upper respiratory tract


- rongga hidung
- faring
- laring
- trakea

Lower respiratory tract


- bronkus
- paru-paru

Asfiksia

berasal dari bahasa yunani yaitu terdiri


dari a yang berarti tidak dan sphinx yang
artinya nadi. Jadi scara harfiah, asfiksia
diartikan sebagai tidak ada nadi atau tidak
berdenyut.

Suatu keadaan tubuh kekurangan oksigen


dalam darah dan jaringan sampai tingkat
tertentu,
dimana kehidupan
tidak
mungkin berlanjut.

Alamiah

Keracunan

bahan beracun

Narkoba
Barbiturat
Alkohol

TRAUMA MEKANIK

PENUTUPAN SALURAN NAFAS

CRUSH ASPHYXIA

TENGGELAM

Fase Dyspneu

CO2
Nadi, tekanan darah & pernapasan
Tanda tanda sianosis

O2
CO2
PARALISIS SSP

SSP

Kejang
klonik
KEJANG
TONIK

SPASME
OPISTOTONIK

PUPIL DILATASI
DAN DENYUT
JANTUNG

Depresi pusat pernafasan +++


Kesadaran
Relaksasi sfingter

Paralisis pusat pernafasan lengkap

Primer

( akibat langsung dari asfiksia )


Sekunder ( berhubungan dengan penyebab dan
usaha kompensasi dari tubuh )

Asfiksia

Defisiensi O2

Tekanan O2

Aliran

Dilatasi

Venous return ke
jantung

Stasis darah

Stasis kapiler

Bendungan

Fibrinolisis

Relaksasi sphincter

Asfiksia

Urin, feces, cairan


sperma keluar

Darah menjadi
encer

Tidak
sadar

Tenaga
otot

Dilatasi
kapiler

Tekanan O2
darah turun &
Hb tereduksi

Stasis
kapiler

Sianosis

Bendungan
kapiler

Darah
berwarna lebih
gelap

Lebam mayat
berwarna
lebih gelap

Kongesti
kapiler

Tekanan
intrakapiler

Kerusakan
dinding
kapiler &
lapisan
endotel
antara sel
dengan
kapiler

Permeabilitas
kapiler

Tardieu spot &


edema
(transudasi
cairan)

Ruptur pembuluh
kapiler

Pemeriksaan Luar
Sianosis
Buih pada hidung dan mulut
Tardieus Spot

Pemeriksaan Dalam

GANTUNG DIRI
(HANGING)

DEFINISI
.
Peristiwa dimana seluruh/ sebagian dari berat tubuh seseorang
ditahan di bagian lehernyaa oleh sesuatu benda dengan
permukaan yang relative sempit dan panjang (biasanya tali)
sehingga daerah tersebut mengalami tekanan

1995 2004, angka bunuh diri di Jakarta mencapai


5,8 per 100.000 penduduk.
Mayoritas
Gantung diri paling sering (90 % dari seluruh kasus)

PENYEBAB KEMATIAN

Asfiksia
Iskemia otak akibat gangguan
sirkulasi darah
Syok karena vagal reflex
Kerusakan medulla spinalis dan
medulla oblongata

Kecelakaan

Pembunuhan

Bunuh diri

Hal yang perlu diperhatikan untuk


mengetahui cara kematian

Alat
penumpu
Keadaan
korban

Posisi
korban

Arah serabut
tali
penggantung

Jenis simpul
tali
gantungan

Letak
simpul

Typical hanging
Atypical hanging

Posisi
tubuh

Incomplete
hanging
Complete hanging

Typical hanging

Titik gantung di belakang


leher (diatas oksiput)
Jeratan berjalan simetris
di samping leher dan di
bagian depan leher di
atas jakun.
Penekanan paling besar
pada a. karotis, v.
jugularis, dan saluran
pernafasan.

Atypical hanging

Titik gantung di samping


leher dalam posisi
sangat miring (fleksi
lateral)
Hambatan a. karotis dan
a. vertebralis.

Incomplete hanging

Berat tubuh tidak seluruhnya menjadi gaya


berat penggantungan parsial
Posisi duduk, bertumpu pada kedua lutut,
telungkup
Lebam mayat tungkai atas bagian bawah
dan jari-jari tangan sampai pergelangan
tangan.

Incomplete hanging

Complete hanging

Berat tubuh seluruhnya menjadi gaya berat


penggantungan total
Korban dalam posisi seluruh tubuh
menggantung di atas.
Lebam mayat jari-jari kaki - 1/3 tungkai
bagian bawah, jari-jari tangan - pergelangan
tangan, genitalia eksterna.

Sianosis

Bintik-bintik
perdarahan

Tanda-tanda
umum

Kongesti vena

Darah lebih
gelap dan lebih
encer

Kepala

Sianosis
Mata melotot
Bintik-bintik perdarahan pada konjungtiva
palpebra dan sklera
Busa halus pada hidung dan mulut

Terjulur
di bawah
kartilago tiroidea

LIDAH

Tidak terjulur
di atas kartilago
tiroidea

Leher
Arah

jejas tidak melingkari secara horizontal,


melainkan mengarah ke atas menuju ke arah
simpul dan membentuk sudut atau jika jejas
diteruskan (pada jejas yang tak melingkar secara
penuh) akan membentuk sudut yang semu (V
shape).

Leher
Warna

jejas coklat kemerahan


Perabaan keras seperti kertas perkamen
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan
adanya pelepasan (deskuamasi) epitel serta
reaksi jaringan.

JEJASS

JEJAS JERAT PENGGANTUNGAN

Anggota gerak (lengan dan


tungkai)

Lebam mayat pada ujung bawah lengan dan


tungkai.

Dubur dan Alat kelamin.

Mengeluarkan feses, mani, urin, dan darah


(sisa haid).
Lebam mayat pada genitalia eksterna

Kepala

Bendungan pembuluh darah otak, kerusakan


medulla spinalis dan medulla oblongata

Leher

Perdarahan dalam otot/ jaringan


Fraktur (os hyoid (cornu mayus), kartilago tiroidea,
kartilago krikoidea)
Robekan kecil vena jugularis

Dada dan perut

Perdarahan (pleura, perikard, peritoneum)


Bendungan/kongesti organ

No

Kategori

Ante mortem

Post mortem

1.

Jejas

Miring, lingkaran
Agak sirkuler,
terputus, letaknya pada lingkaran utuh,
leher bagian atas
letaknya pada bagian
leher tidak begitu
tinggi

2.

Simpul tali

Tunggal, di samping

Lebih dari 1, di depan

3.

Wajah

Bengkak

Tidak ada, kecuali


cekik dan sufokasi

4.

Mata

Kongesti

Tidak ada, kecuali


cekik dan sufokasi

5.

Lidah

Terjulur/ tidak terjulur


sama sekali

Tidak, kecuali cekik

6.

Sianosis

Jelas

Tergantung sebab

7.

Ekimosis di sisi
jerat

Jelas

Tidak jelas

8.

Tanda

Teraba seperti perabaan Tidak ada atau tidak

parchmentisasi

kertas perkamen, yaitu begitu jelas.


tanda parchmentisasi

9.

Liur

Menetes, arah vertikal

Tidak ada

10. Penis

Ereksi dengan keluar


cairan sperma

Tidak ada

11. Faeces

Sering keluar

Tidak ada

No.
1

Kategori

Pembunuhan

Bunuh Diri

Alat penjerat:

- Simpul

Biasanya simpul mati

Simpul hidup

- Jumlah lilitan

Hanya satu

Satu atau lebih

- Arah

Mendatar

Serong ke atas

- Jarak titik tumpu-

Dekat

Jauh

- Jejas jerat

Berjalan mendatar

Meninggi ke arah simpul

- Luka perlawanan

- Luka-luka lain

Ada, sering di daerah leher Biasanya tidak ada, mungkin

simpul
2

Korban:

terdapat luka percobaan lain


- Jarak dari lantai

Jauh

Dekat, dapat tidak tergantung

TKP:
- Lokasi

Bervariasi

Tersembunyi

- Kondisi

Tidak teratur

Teratur

- Pakaian

Tidak teratur, robek

Rapi dan baik

Alat

Dari si pembunuh

Berasal dari yang ada di TKP

Surat peninggalan

Ruangan

Tak teratur, terkunci

Terkunci dari dalam

dari luar

Suatu strangulasi berupa tekanan pada leher


korban akibat suatu jeratan dan menjadi
erat karena kekuatan berasal dari tarikan
pada kedua ujungnya, bukan karena berat
badan korban.

Tertutupnya

jalan nafas
Tertutupnya vena
Vagal refleks
Tertutupnya pembuluh darah karotis

Kecelakaan

Bunuh diri

Pembunuhan

Lokasi lebih
rendah

Arah mendatar/
horizontal

Penjeratan

Bahan penjerat

Jenis simpul

Leher
Tidak sejelas jejas gantung
Arahnya horizontal
Kedalamannya regular (sama)
Tinggi kedua ujung jejas jerat tidak sama
Lecet/ memar

Leher bagian dalam


Resapan darah pada otot dan jaringan ikat.
Fraktur dari tulang rawan
Kongesti

Paru-paru :
Edema paru-paru
Buih halus pada jalan nafas.

Jejas penjeratan pada leher

Pencekikan
Penekanan leher dengan tangan
Dinding saluran napas bagian atas tertekan
Penyempitan saluran napas
Udara pernapasan tidak dapat lewat.

Disebabkan oleh :
Sering

: Pembunuhan
Jarang : Kecelakaan
Tidak mungkin : Bunuh diri

TERTUTUPNYA
JALAN NAPAS

ANOKSIA

TERTUTUPNYA
PEMBULUH BALIK

ANOKSIA OTAK

TERTUTUPNYA
PEMBULUH NADI
KAROTIS

GANGGUAN
SIRKULASI DARAH
KE OTAK

1. Bagian leher
Bagian luar :
- Memar : Bulat/lonjong penekanan jarijari.
- Lecet : Bulan sabit kuku.

Asfiksia.
Refleks

vagal rangsangan pada reseptor


nervus vagus (carotid body).

Bagian
-

dalam :
Resapan darah : Jaringan ikat dibawah kulit,
dibelakang kerongkongan, dasar lidah,
kelenjar tiroid.
Fraktur tulang rawan tiroid, krikoid dan
hyoid

Vena, arteri superfisialis tertekan


tapi
Arteri vertebralis tidak terganggu

Bendungan (muka, kepala)

Luka-luka

memar pada kulit menentukan


posisi tangan saat mencekik.

Memar

atau perdarahan pada otot-otot


bagian dalam leher.

Memar

atau perdarahan pada otot


sternockleido-mastoideus.

Tanda-tanda

asfiksia.
Refleks vagal
- Tidak ada perdarahan petekial.
- Tidak ada edema pulmoner.s
- Pada otot-otot leher bagian dalam hampir
tidak ditemukan perdarahan.

Pemeriksaan

kerokan bawah kuku korban


darah/epitel kulit si pelaku?

Bentuk

asfiksia yang disebabkan oleh


penutupan lubang hidung dan mulut.
Mengggunakan tangan/benda yang lunak
(bantal).
Kematian akibat asfiksia.

Bunuh

diri (suicide) : Penderita penyakit


jiwa, orang tahanan.

Kecelakaan

(accidental smothering).

Pembunuhan

(homicidal smothering) :
Pembunuhan anak sendiri.

Pada orang dewasa hanya terjadi pada orang


yang tidak berdaya

Orang tua
Orang sakit berat
Orang dalam pengaruh obat/minuman keras

Luka memar atau lecet pada :


- Bagian atau permukaan dalam bibir,
- Cetakan gigi/teeth marks

Tanda-tanda
Pemeriksaan

asfiksia?

kerokan bawah kuku korban


darah/epitel kulit si pelaku?

Tanda-tanda umum asfiksia :


- Sianosis.
- Bintik-bintik perdarahan pada bagian atas
tubuh.
- Edema serta pembengkakan pada bola mata.
- Kongesti tubuh sebelah atas.

Karena

penekanan dari luar pada dada dan


perut terfiksasi gangguan gerak
diafragma terfiksir.
Misalnya tertimbun pasir, tanah, runtuhan
tembok, tergencet, berdesakan.

Bendungan
-

pada muka
Muka membengkak.
Petekie (muka, leher, bokong, kaki).
Edema konjungtiva.
Perdarahan subkonjungtiva.

Bila

benda yang sangat berat organ dalam


hancur perdarahan

Sumbatan jalan nafas oleh benda asing,


mengakibatkan hambatan udara untuk masuk
ke paru-paru

BLOKADE JALAN
NAFAS

DALAM

LUAR

GAGGING
CHOKING

BATUK-BATUK

SIANOSIS

KEMATIAN

Bunuh

Diri

SAKIT
MENTAL
&
TAHANAN

Pembunuhan

Kecelakaan

02

Normal
20,9 %

02

9,6%

Penjara
Tambang yang runtuh

02

9,6%

02

4-6%
KEMATIAN

Tanda-tanda
Asfiksia
Umum
SIANOSIS
BUIH HALUS
TARDIEUS
SPOT

LUKA-LUKA
AKIBAT
RERUNTUHAN

Suatu bentuk dari sufokasi yg terjadi ketika


korban berada di bawah permukaan air ataupun
cairan lain yg terhirup masuk ke dalam saluran
pernafasan dan alveoli pulmonal

TIPE 1

TIPE 2

Tipe I A
Vagal Reflex

Tipe II A
Tenggelam
di air tawar

Tipe I B
Spasme
Laring

Tipe II B
Tenggelam
di air asin

Mayat yg masih baru/segar

Washer womans hands & feet


Cutis anserina / goose skin
Schaumfilz froth
Ptechiae
Cadaveric spasm
Luka-luka lecet
Lebam mayat pada kepala & leher
Mayat dlm keadaan basah
Mata setengah terbuka / tertutup

Mayat yg sudah lama (busuk)


Mata melotot
Lidah tampak keluar
Muka menjadi hitam & sembab (Tite de
Negre)
Pugilistic attitude (Frog stand)
Gambaran vena yg jelas & hijau
kehitaman
Scrotum membesar
Kulit ari mengelupas

Buih halus & benda asing dlm sal. pernapasan


Paru-paru membesar, pucat, lebih berat. Pada
pengirisan banyak keluar cairan
Ptekie sedikit sekali. Mungkin tdpt bercakbercak perdarahan (bercak Paltauf).
Otak, ginjal, hati, & limpa pembendungan
Lambung membesar, berisi air, lumpur
Bila hemolisis bercak hemolisis pada dinding
aorta

Tes Asal Air


Percobaan getah paru (Lonset Proef)
Tes Kimia Darah : Tes Gettler & Tes Durlacher

Pemeriksaan diatom
Pemeriksaan Histopatologi

Bila mayat
masih segar

Pemeriksaan luar
Pemeriksaan dalam
Pemeriksaan laboratorium : histologi
jaringan, destruksi jaringan & berat jenis
serta kadar elektrolit darah

Bila mayat
sudah
membusuk

Diatom pada paru-paru + ginjal, otot


skelet, dan sumsum tulang

Asfiksia

atau mati lemas adalah suatu keadaan


berupa berkurangnya kadar oksigen dan
berlebihnya kadar karbon dioksida secara
bersamaan dalam darah dan jaringan tubuh
akibat gangguan pertukaran anatara oksigen
dalam alveoli paru-paru dengan karbon
dioksida dalam darah kapiler paru-paru

Asfiksia mekanik :
-pembekapan (smothering),
-penyumbatan (gagging dan choking),
-penjeratan (strangulation), pencekikan (manual strangulation),
-penggantungan (hanging),
Asfiksia traumatik,
Tenggelam

You might also like