You are on page 1of 6

LAPORAN PENDAHULUAN

BREATHING DAN TERAPI OKSIGEN


DI RSUD ULIN BANJARMASIN RUANG RECOVERY ROOM

Nama : Littia Ulfah


Nim : P07120213057

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDNESIA


POLTEKKES KEMENKES BANJARMASIN
JURUSAN KEPERAWATAN D4
SEMESTER 7
2017

Laporan Pendahuluan
Breathing dan Terapi Oksigen

A. Pernafasan (Breathing)
1. Definisi Breathing
Oksigen sangat penting bagi kehidupan. Sel - sel tubuh memerlukan
pasokan konstan O2 yang digunakan untuk menunjang reaksi kimiawi penghasil
energi, yang menghasilkan CO2 yang harus dikeluarkan secara terus menerus
(Sherwood, 2001). Pada keadaan normal, oksigen diperoleh dengan bernafas dan
diedarkan dalam aliran darah ke seluruh tubuh (Smith, 2007).
2. Pathway
Gangguan nafas

Kekurangan O2 -hipoksia
Kelebihan CO2 hipercarbia

Tanda distress nafas

3. Penilaian Pernafasan
Untuk menilai apakah ada nafas spontan atau tidak : Look Listen Feel.
a) Dekatkan telinga anda diatas mulut dan hidung korban sambil terus
mempertahankan terbukanya jalan nafas
b) Perhatikan dada pasien sambil :
- Melihat turun naiknya dada
- Mendengarkan udara yang keluar saat ekspirasi.
- Merasakan aliran darah.

Jika gerakan turun naiknya dada tidak didapatkan dan aliran udara keluar
waktu ekspirasi tidak ada, maka pasien dipastikan mengalami gagal nafas.
Evaluasi ini sebaiknya dilakukan dalam waktu 3 5 detik. Perlu diperhatikan
bahwa meskipun pasien tampak berusaha bernafas tetapi saat itu jalan nafas
masih tertutup maka pembebasan jalan nafas perlu dilakukan.
a. Look ( Lihat ) :
a) Ada tidak pernafasan, status mental, warna,
b) Distensi vena leher, jejas thorak
c) Bila ada nafas, hitung frekwensi pernafasan & Keteraturannya besar kecil
volume / pengembangan
d) Dada / Simetris ?Adakah gerak cuping hidung,
e) Tegangnya otot-otot bantu nafas serta tarikan / napas dengan cuping hidung
f) Cekungan antar iga ?
b. Listen ( Dengar ) :
a) Keluhan dan suara pernafasan, adakah stridor, wheezing, ronchi, gurgling,
choking.
c. Feel ( Raba ) :
a) Adakah hawa ekshalasi dari lubang hidung/mulut/trakheostomi atau
b) pipa endotrakheal
c) Adakah empisema subkutis
d) Adakah krepitasi / nyeri tekan pada thorak
e) Adakah deviasi trakhea
Untuk menilai seseorang bernafas secara normal dapat dilihat dari berapa kali
seseorang bernapas dalam satu menit, secara umum;
1) Frekuensi/jumlah pernapasan 12-20x/menit (dewasa), anak (20-30x/menit), bayi
(30-40x/menit)
2) Dada sampai mengembang
Pernapasan dikatakan tidak baik/tidak normal jika terdapat keadaan berikut ini:
1) Ada tanda-tanda sesak napas : peningkatan frekuensi napas dalam satu menit
2) Ada napas cuping hidung (cuping hidung ikut bergerak saat bernafas)
3) Ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan (otot sela iga, otot leher, otot perut)
4) Warna kebiruan pada sekitar bibir dan ujung-ujung jari tangan
5) Tidak ada gerakan dada
6) Tidak ada suara napas
7) Tidak dirasakan hembusan napas
8) Pasien tidak sadar dan tidak bernapas
B. Terapi oksigen
1. Definisi

Pemberian tambahan oksigen pada pasien agar kebutuhan oksigen (untuk


metabolisme jaringan tubuh) agar sempurnanya fungsi organ dapat terpenuhi.
Terapi oksigen adalah memberikan aliran O2 lebih dari 20% pada tekanan 1
atmosfer shingga konsentrasi oksigen dalam darah menigkat.
2. Tujuan
a. Mempertahankan oksigen jaringan yang adekuat
b. Menurunkan kerja nafas
c. Menurunkan kerja jantung
3. Indikasi
a. Penurunan PaO2 dengan gejala gelisah.
b. Keadaan lain seperti gagal nafas akut, syok, keracunan CO2, sumbatan jalan
nafas, henti jantung, Trauma Thorax, tenggelam, hipertermi, Stroke (CVA) dan
pasien tidak sadar.
Pemberin oksigen selalu tepat untuk pasien dengan gangguan sirkulasi atau gangguan nafas
akut dengan ketentuan sebagai berikut :
1) Tanpa gangguan nafas oksigen diberikan 2 ltr/menit melalalui kanul nasal
2) Dengan gagguan nafas sedang, oksigen diberikan 5 6 ltr/menit melalui kanul nasal
3) Pada pasien dimana rangsang nafas terganggu pada keadaan hipoksia mis : Astma,
berikan oksigen kurang dari 50% dan awasi ketat.
4) Atur keadaan oksigen berdasarkan kadar gas darah (PaO2) bila di rumah sakit atau
saturasi O2 (pre hospital)
5) Pasien dengan gangguan nafas berat, gagal jantung, henti jantung, gunakan sistem
yang dapat memberikan oksigen 100%
6) Dalam keadaan gawat darurat gunakan alat bantu nafas yang memberikan oksigen
100% mis : bagging yang tersambung kepada oksigen tabung dan punya kantong
reservoir, lakukan intubasi.
4. Metoda pemberian oksigen
1) Sistem aliran rendah
2) Aliran rendah konsentrasi rendah / low flow low concentration
a. Kateter nasal
b. Kanul nasal
3) Aliran rendah konsentrasi tinggi (low flow high consentrasion)
a. Sungkup muka sederhana
2. Sungkup muka dengan kantong rebreathing
3. Sungkup muka dengan non rebreathing
a. Sistem aliran tinggi
4) Aliran tinggi konsentrasi rendah (high flow low concertation)
a. Sungkup venturi
5) Aliran tinggi konsentrasi tinggi (high flow high concertation)
a. Head box
b. Sungkup CPAP (continous possitive airway preassure

Kanul basal
Paling sering digunakan untuk pemberian oksigen, memberikan FIO2 24 44%
dengan aliran 1 6 ltr/mnt. Kadar yang diberikan tergantung pada besarnya aliran dan
volume tidal nafas pasien, kadar O2 bertambah 4% untuk setiap penambahan 1 ltr/mnt
oksigen mis : pemberian 1 ltr/mnt O2 atmosfir 20% + 4% = 24% dan seterusnya maksimal 6
ltr/menit.
Sungkup muka sederhana
Aliran yang diberikan 6 10 ltr/mnt dengan konsentrasi (FIO2 60%) merupakan
sistem aliran rendah dengan hidung nasofaring dan orofaring sebagai tempat penyimpanan
anatomik. Udara inspirasi bercampur dengan udara ekspirasi.

Sungkup muka denagn kantong rebreathing


Aliran yang diberikan 8 10 ltr/mnt dengan FIO2 mencapai 80%. Udara inspirasi
bercampur dengan ekspirasi 1/3 bagian volume ekspirasi masuk ke kantong , 2/3 volume
ekspirasi keluar melewati lubang lubang pada bagian samping.
Sungkup muka dengan kantong non rebreathing
Aliran yang diberikan 8 12 ltr/mnt dengan FIO2 mencapai 90 100 %. Udara
inspirasi tidak tercampur dengan udara ekspirasi karena adanya volume yang oneway.
Sungkup Venturi
Memberikan aliran yang bervariasi dengan FIO2 berkisar 24 50%. Dipakai pada
pasien dengan tipe ventilasi yang tidak teratur. Alat ini digunakan pada pasien dengan
hiperkarti yang disertai dengan hipoksemia sedang sampai berat (COPB/PPOK)

Daftar Pustaka

______. 2016. Jalan Napas (Airway). https://www.klikdokter.com/healthtools/infop3k/jalannapas-airway. diakses pada tanggal 9 Januari 2017
Nasution,C.

2013.

repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37618/4/Chapter%20II.pdf.

diakses pada tanggal 9 Januari 2017


RS Haji Jakarta. 2016. Basic Trauma Cardiac Life Support (BTCLS). Jakarta

You might also like