You are on page 1of 44

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B"
(VHB), suatu anggota famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati
atau kanker hati. Mula-mula dikenal sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi
pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B telah menjadi endemik di Tiongkok dan
berbagai negara Asia.
Penyebab Hepatitis ternyata tak semata-mata virus. Keracunan obat, dan
paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon tetraklorida, chlorpromazine,
chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai obat dalam industri
modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja tertelan,
terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di
dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke
dalam tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun
lain.
Virus hepatitis B juga disebut hepatitis serum. Terdapat berbagai uji serologik
untuk mendiagnosis HBV dan untuk mengetahui daya tular serta prognosis penderita.
Uji-uji yang tersedia secara komersial meliputi pemeriksaan antigen permukaan hepatitis
B (hepatitis B surface antigen, HBsAg), antibodi HBsAg (anti-HBs), antibodi inti hepatitis
B (anti HBc), antibodi IgM spesifik inti hepatitis B (IgM anti HBc), antigen e hepatitis B

(HBeAg), antibodi e hepatitis B (anti-HBe).


1.2 Manfaat dan Tujuan
a. Mengetahui pemeriksaan HBsAg
b. Untuk mengetahui adanya antigen virus Hepatitis B Surface (HBs Ag) pada.
Page 1
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Hepatitis
Hepatitismerupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh
virus, bakteri, penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai
penyebab hepatitis virus telah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, telah
ditemukan jenis-jenis virus hepatitis antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT
(masih dalam tahap penelitian).. Hepatitis yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut
Hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih dari 6 bulan disebut hepatitis kronis
Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama salah satu dari kelima virus
hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena infeksi virus lainnya,
seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi sitomegalovirus.
Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan.
2.2. Etiologi
Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis
dapat dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non
virus. Sedangkan insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan

oleh virus. Hepatitis virus dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non
virus disebabkan oleh agen bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya
penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat
berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker hati dan komplikasi lainnya yang
dapat mengakibatkan kematian.
Page 2
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Dalam masyarakat kita, penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning.
Sebenarnya hepatitis adalah peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh
berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit hepatitis atau sakit kuning ini antara lain
adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi alkohol, penyakit autoimun, hasil
komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi obat-obatan maupun
kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu gejala penyakit hepatitis (hepatitis
symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku dan bagian putih bola mata.
Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel, jaringan, bahkan
semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah
mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian.
2.3. Patofisiologi
Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa
sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi
kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat
kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga
terjadi disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan

mengakibatkan peningkatan suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan
(anoreksia). salah satu fungsi hati adalah sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang
masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon hipersensitivitas, maka hal ini merusak
hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai kelenjar terbesar sebagai penetral
racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi secara cepat dapat
menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga
merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang
banyak dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik.
Peradangan yang terjadi mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi
pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan
dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut.
Klasifikasi hepatitis viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis
yang tak khas (asimtomatik), hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik
dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok
yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif.
Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan
Page 3
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
(pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A. Hepatitis tipe B mempunyai masa
inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum.
Hepatitis akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu:
hepatotoksin-hepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi

hipersensitivitas terhadap obat, dan idiosinkrasi metabolik.


Obat-obat yang dapat menyebabkan gangguan/kerusakan hepar adalah:
Obat anastesi
Obat antibiotik
Obat antiinflamasi
Obat antimetabolik dan imunosupresif
Antituberkulosa
hormon-hormon
obat psikotropik
Lain-lain, contoh phenothiazine
2.4. Gambaran klinis Penyakit Hepatitis
Gambaran klinis dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :
Hepatitis kronik.
o Secara klinis bervariasi dari keadaan dari keadaan tanpa keluhan sampai perasaan
lelah yang sangat mengganggu. Adanya keluhan dan gejala hipertensi portal (asites,
perdarahan varises esofagus) menunjukkan penyakit pada stadium yang sudah lanjut.
o Pemeriksaan biokimiawi menunjukkan peningkatan kadar bilirubin, transminase dan
globulin serum.
o Gambaran histopatologis memperlihatkan kelainan morfologis yang khas untuk
hepatitis kronik.
Page 4
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg

Hepatitis akut.
o Pada umumnya, hepatitis tipe A, B, dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama.
Hepatitis tipe b dan c cenderung lebih parah perjalanan penyakitnya dan sering
dihubungkan dengan serum-sickness.
o Serangan yang teringan tidak menunjukkan gejala dan hanya ditandai dengan
naiknya transminase serum.
o Serangan ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodmoral
kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak
enak badan, menderita gejala digestif, terutama anoreksia dan nausea, dan kemudian
ada panas badan ringan; ada nyeri di abdomen kanan atas, yang bertambah pada tiap
guncangan badan; tak ada nafsu untuk merokok atau minum alkohol; perasaan badan
tak enak bertambah menjelang malam dan pasien merasa sengsara.
o Kadang-kadang dapat menderita sakit kepala yang hebat.
o Hati dapat di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan pada 70% pasien.
o Setelah kurang lebih 1-4 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh.
Manifestasi Klinik
o Stadium Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala,
lemah, anoreksia, mual, muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin
menjadi lebih coklat
o Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada
Page 5
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien

masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan. Tinja mungkin
berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang dewasa
dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat
mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama
anoreksia dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen
kanan atas yang bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna
urin bertambah gelap dan warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian menandakan
timbulnya ikterus dan berkurangnya gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul
bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan
sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu makan pulih. Setelah kelihatannya
sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama beberapa minggu.
o Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada
akhir bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda.
2.5 Pengertian Hepatitis B
Virus hepatitis B (VHB) adalah virus DNA, suatu prototif virus yang termasuk
keluarga Hepadnaviridae. Virus ini memiliki DNA yang sebagian berupa untaian tungaal
(single stranded DNA) dan DNA polymerase endogen yang berfungsi menghasilkan
DNA untaian ganda (double stranded DNA, dsDNA). Virion lengkap VHB terdiri atas
suatu struktur berlapis ganda dengan diameter keseluruhan 42 nm. Bagian inti sebelah
dalam (inner core) yang berdiameter 28 nm dan dilapisis selaput (envelop) yang
tebalnya 7 nm mengandung dsDNA dengan berat molekul 1.6X 106. Bagian envelop
yang mengelilingi core terdiri ataskompleks dengan sifat biokimia heterigen ; bagian ini

mempunyai sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg) dan disebut antigen
permukaan hepatitis B surface antigen (HbsAg). HbsAg diproduksi lebih banyak oleh
hepatosit yang terinfeksi dan dilepaskan ke dalam darah sebagai partikel bulat
berukuran 17-25 nm (diametrer rata-rata 20 nm) dan sebagian partikel tubuler
berdiameter sama yang panjangnya berkisraan natara 100-200 nm.
Antibody terhadap HBcAg dan HBsAg masing-masing disebut antyi HBc dan
anti-HBs. Keberadaan anti-HBs dalam sirkulasi melindungi seseorang terhadap infeksi
dengan VHB. Selain kedua jenis antigen di atas antigen lain yang diketahui adalah
Page 6
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
HBeAg yang merupakan bagian integral dari kapsid virion VHB. HBeAg dapat beredar
bebas dalam darah atau membentuk kompleks dengan IgG. Karena kaitannya ssangat
erat dengan nukleokapsid VHB, maka HBeAg merupakan petanda yang dapat
dipercaya yang menunjukkan banyaknya virion dalam serum. Sebaliknya ant HBe
digabungkan dengan kadar virion yang lebih rendah.
Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang disebabkan oleh suatu virus
hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui kontak dalam darah,
air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum obat.
Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian
penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan
seumur hidup, tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B
dengan komponen antigen permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan core 4 nm.
coat virion merupakan surface antigen atau HbsAg . Suface antigen biasanya

diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam darah penderita. Pada hepatitis agresif,
hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil dan dapat menjurus.
Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan muntah.
2.6 Cara Penyebaran Virus Hepatitis B
Penyebaran virus hepatitis B dapat melalui berbagai cara :
1. Penularan melalui kulit (perkutan)
Penularan perkutan terjadi jika bahan yang mengandung HBsAg/partikel virus
hepatitis B intak masuk atau dimasukkan ke dalam kulit. Terdapat 2 keadaan
cara penularan ini:
a. Penularan perkutan yang nyata :
Terjadi jika bahan yang infeksius masuk melewati kulit; melalui
penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari darah, baik secara intravena
atau tusukan jarum.
1) Hepatitis pasca transfusi
Page 7
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Hepatitis virus B akut dapat timbul sebagai akibat transfusi
darah yang mengandung HBsAg positip.
Dengan melakukan uji saring darah donor terhadap adanya HBsAg,
maka jelas terdapat penurunan prevalensi kejadian hepatitis pasca
transfusi.
2) Hemodialisa
Prevalensi yang tinggi baik sebagai infeksi akut maupun

kronik, telah dilaporkan pada penderita dengan penyakit gagal ginjal


kronik yang menjalani hemodialisa berkala.
3) Alat suntik
Penularan lewat suntikan dengan mempergunakan alat yang
tidak steril, telah lama dikenal. Sering sesudah imunisasi masal
terjadi letupan hepatitis beberapa waktu kemudian.
b. Penularan perkutan tidak nyata :
Penularan perkutan yang tidak nyata bisa terjadi. Banyak penderita
mendapat hepatitis virus B dan tidak pernah dapat mengingat bahwa
mereka mendapat trauma pada kulit atau hal lain, virus hepatitis B tidak
dapat menembus kulit yang sehat, namun dapat melalui kulit yang
mengalami kelainan penyakit kulit. Penularan yang tidak nyata ini sangat
mungkin memegang peranan penting dalam menerangkan jumlah pengidap
HBsAg yang sangat besar.
2. Penyebaran melalui selaput lendir
a. Penyebaran peroral
Cara ini terjadi jika bahan yang infeksius mengenai selaput lendir
mulut. Cara ini tidak sering menimbulkan infeksi. Agaknya penularan melalui
mulut hanya terjadi pada mereka dimana terdapat luka didalam mulutnya.
b. Penyebaran seksual
Page 8
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Cara ini terjadi melalui kontak dengan selaput lendir saluran ginjal,

sebagai akibat kontak seksual dengan individu yang mengandung HBsAg


positip yang bersifat infeksius. Infeksi dapat terjadi melalui hubungan
seksual baik heteroseksual maupun homoseksual. Hal ini dimungkinkan
oleh karena cairan sekret vagina dapat mengandung HBsAg.
c. Penularan perinatal (transmisi vertikal)
Penularan perinatal ini disebut juga sebagai penularan maternal
neonatal dan merupakan cara penularan yang unik. Penularan infeksi virus
hepatitis B terjadi dalam kandungan, sewaktu persalinan, pasca persalinan.
2.7 Pengertian HbsAg
Antigen permukaan virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen, HBsAg)
merupakan material permukaan dari virus hepatitis B. Pada awalnya antigen ini
dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya diisolasi oleh seorang dokter
peneliti Amerika, Baruch S. Blumberg dari serum orang Australia.
HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang
muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi,
mendahului munculnya gejala klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg
merupakan satu-satunya petanda serologik selama 3 5 minggu. Pada kasus yang
sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada
kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan dan tidak adanya
anti-HBc IgM. Beberapa kasus menunjukkan peningkatan menjadi hepatitis kronis
berhubungan dengan adanya penyakit kronis yang diderita, misalnya kegagalan ginjal,
infeksi HIV, dan diabetes..HBsAg positif yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan
sebagai pembawa (carrier). Sekitar 10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah

carrier, dan hasil uji dapat tetap positif selam bertahun-tahun.


Page 9
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Gambaran HbsAg
2.8 Pemeriksaan HbsAg
Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk
keperluan klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta
digunakan pada evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat
untuk menetapkan bahwa hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau
superinfeksi dengan virus lain.
HBsAg positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus
hepatitis B akut. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan
infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc
dan anti-HBe positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi
rendah.
Pemeriksaan HbsAg secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk
mengidentifikasi antigen hepatitis B. Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah
hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg pada darah pendonor. Namun,
meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun, angka kejadian hepatitis
B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui beberapa jalur,
yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi terkena
infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan, ketergatungan obat,
suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi, hemodialisa, bayi

baru lahir yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B.


Page 10
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan untuk menegakkan
diagnosa infeksi hepatitis B yaitu:
1. HBsAg (hepatitis B surface antigen): adalah satu dari penanda yang muncul
dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8 minggu sebelum munculnya
kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit kuning). Jika HBsAg
berada dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis. Pemeriksaan HBsAg
bisa mendeteksi 90% infeksi akut.
2. Fungsi dari pemeriksaan HBsAg diantaranya :
- Indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B
- Mendiagnosa infeksi hepatitis akut dan kronik
- Tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll)
- Skrining kehamilan
3. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya
reaktif/positif menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang
berasal dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau.
4. Anti HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu
Anti HBc IgM dan Anti HBc IgG.
Anti HBc IgM:
- Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan.
- Berperan pada core window(fase jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah

hilang tetapi anti-HBs belum muncul


Anti HBc IgG:
- Muncul sebelum anti HBcIgM hilang
- Terdeteksi pada hepatitis akut dan kronik
Page 11
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
- Tidak mempunyai efek protektif
Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil pemeriksaan HBsAg dan AntiHBs.
2.8.1 Metode : HBsAg Test
a. Alat dan bahan :
1. Serum atau plasma
2. New Spot HBsAg Test Device
b. Prinsip :
Ketika serum/plasma ditambahkan dalam sampel pad,
serum akan bergerak menuju pada konjugat yang dilapisi dengan
gold-monoclonal antibody sebagai anti HBs konjugat. Campuran
tersebut bergerak di sepanjang membran oleh aksi kapiler dan
bereaksi dengan cocktail monoclonal dan polyclonal antibody anti
HBs yang melapisi area test. Apabila terdapat HBsAg pada tingkat
minimal 0,5ng/ml, hasilnya terbentuk warna pada tes tersebut. Jika
tidak ada HBsAg dalam sampel, warna pada area tidak akan
nampak. Selanjutnya sampel akan menuju ke kontrol area dan

membentuk warna merah / ungu mengindikasikan bahwa tes


bekerja dan hasilnya valid.
c. Cara kerja :
1. Semua spesimen dan test device harus dipersiapkan dalam
kondisi yang sesuai dengan suhu ruang sebelum digunakan kirakira 20-30 menit.
Page 12
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
2. Masukkan serum kedalam lubang sampel sebanyak 100
3. Tunggu hingga muncul garis warna merah atau ungu pada
test.
4. Baca Interpretasi dalam 20-30 menit.
d. Interpretasi hasil :
Positif (+) : Adanya dua garis warna pada tanda T dan C
Negatif (- ) : Hanya ada satu garis warna pada kontrol (C)
Invalid : Tidak ada garis warna pada kontrol (C)
2.8.2 Metode : pasif aglutinasi latex
4..a. Prinsip :
HbsAg dalam serum akan berekasi dengan antibodi HbsAg yang
reaktif yang dilekatkan pada latex yang ditandai dengan aglutinasi yang
jelas.
4..b. Alat dan bahan:
Paper slide

Reagen latex HbsAg


Stick
Rotator
c. Cara kerja:
1. Disiapkan paper slide yang bersih dan baru
2. Dipipet masing-masing
Kontrol (+) Kontrol (-) Sampel
Kontrol (+) 1 tetes - Kontrol (-) - 1 tetes Page 13
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
Serum - - 50 mikro
Reagen latex 1 tetes 1 tetes 1 tetes
3. Diaduk menggunakan stik membentuk lingkaran
4 Diletakkan dan digoyang diatas rotator 200 rpm selama 5
menit dan dibaca hasilnya
4. Hasil postif terdapat aglutinasi
2.8.3 Pemeriksaan Hepatitis B metode ELISA
a. Prinsip :
Pencucian untuk menghilangkan pembungkus antigen
terbentuk kompleksbiotin dan streptolisin menghubungkan alkalin
fosfat mengkatalisis hidrolis dan substrat menghasilkan
fluoresensi, diukur pada panjang gelombang 450 nm. Intensitas

dari fluoresensi sebanding dengan kualitas Anti-HBs pada serum.


b. Alat :
1. Mikropipet
2. Yellow tape dan blue tape
3. Mini vidas
4. Tabung reaksi
5. Tissue
c. Reagensia :
1. Reagen standart (S1)
2. Reagen Kontrol 1 dan 2 (C1 dan C2)
Page 14
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
d. Cara kerja
persiapan reagen
a) semua reagen disimpan pada suhu kamar sebelum
pemeriksaan
b) larutan pencuci konsentrat diencerkan 1 : 10 dengan
aquadesr (50 ml larutan konsentrat dengan 450 ml
aquadest). Larutan pencuci yang telah diencerkan
dapat disimpan sampai 2 minggu pada suhu 2-8 C)
c) perbandingan antara jumlah strip, pelarut konjugat dan
konjugasi konsentrat :
Jumlah strip 1 2 3 4

Pelarut konjugat (ml) 1,0 2,0 4,0 6,0


Konjugat konsentrat (l) 20 40 80 120
prosedur pemeriksaan :
a) Dipipet masing-masing 100 l serum control (+),
serum control (-), dan sample yang akan dianalisa,
kemudian dimasukkan ke dalam tiap sumur yang telah
ditandai, kecuali blanko
b) Plate ditutup dengan kertas pelekatdan diinkubasi
pada suhu 37 40 C selama 1 jam
c) Plate diangkat lalu kertas perekat dibuang. Kemudian
diisap dengan aspirator lalu diisi dengan larutan
pencuci. Teknik penghisapan dan pencucian diulangi
sebanyak 4 kali. Setelah pencucian terakhir, larutan
yang teersisa dalam sumur tersebut diserap dengan
tisu (tahap 3)
d) Ditambahkan 100 l larutan konjugat kedalam masingmasing sumur kecuali sumur untuk blanko
e) Palate ditutup dengan kertas perekat dan diinkubasi
pada suhu 37-40 C selama 30 menit.
Page 15
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
f) Menjelang 5-10 menit inkubasi kedua berkhir,
encerkan larutan kromogen dengan buffer substrat,

larutan ini dibuang jika memberikan warna biru


g) Plate tersebut diangkat dan kertas perekatnya
dibuang. Lakuakan teknik pencucian plate seperti
tahap III
h) Ditambahkan 100 l substart-TMB kedala masingmasing sumur
i) Diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit
j) Reaksi dihentikan dengan menambahkan 100 l
H
2
SO
4
dalam masing-masing sumur
k) Pembacaan sumur blano dilakukan pada panjang
gelombang 450 nm, dilanjutkan dengan pembacaan
masing-masing absorban sumur yang tidak lebih dari
30 menit
e. Pembacaan Hasil :
Negative control [NC] < 0,200
Hitung negative control rata-rata [NCx]
Negative control harus berada pada range 0,6 1,4
kali dari NCx
- Tes validatif PC-NCx

- Cut Off Value (COV) = NCx + 0,050


f. Interpretasi Hasil :
Ada atau tidaknya HBsAg dalam sample yang diperiksa
ditentukan oleh hubungan nilai absorban dari setiap sample
dengan nilai Cut Off (NCO).
Sample positif bila absorban Cut Off Value (COV)
Sample negative bila absorban sample < Cut Off Value (COV)
Page 16
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
2.8.4 Pemeriksaan HBsAg metode EIA (Enzime-linked Immunoassay)
Langkah Kerja :
a) Antibodi yang spesifik terhadap antigen dilekatkan pada
suatu permukaan fase padat (a solid-phase surface) atau
suatu manik-manik plastik.
b) Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung
atau tidak mengandung antigen.
c) Ditambahkan suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen
tertentu yang berlabel enzim (conjugate).
d) Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan
warna jika terdapat enzim. Warna yang terbentuk sesuai
dengan jumlah antigen yang terdapat pada sampel
pasien.
Gambar prinsip pemeriksaan

Page 17
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang
muncul di dalam serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi,
mendahului munculnya gejala klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg
Page 18
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
merupakan satu-satunya petanda serologik selama 3 5 minggu. Pada kasus yang
sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan pasca infeksi sedangkan pada
kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6 bulan dan tidak adanya
anti-HBc IgM.
DAFTAR PUSTAKA
1. Boediana Kresno, S. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, edisi ketiga :
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
2. Boediana Kresno, S. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, edisi keempat
: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta.
Page 19
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg
3. http://puskesmasmojoagung.wordpress.com/.../jumlah-pasien-dengan-hbsag-positifdi-puskesmas-mojoagung/

4. www.labtestsonline.org/understanding/analytes/hepatitis_b/test.html
5. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=37Review of Medical Microbiology,
edisi 16 : Fakultas Kedokteran UI.
6. http://www.mediasehat.com
7. http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/Wcb7dc3af72c1e.htm
Page 20
Download
of 20

makalah HbsAg lengkap


by jung-sora
on Jul 20, 2015
Report

Category:

Documents

Download: 4
Comment: 0
3,375
views
Share
Comments
Description
Download makalah HbsAg lengkap
Transcript
Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Hepatitis
B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus Hepatitis B" (VHB), suatu anggota
famili Hepadnavirus yang dapat menyebabkan peradangan hati akut atau menahun yang pada
sebagian kecil kasus dapat berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati. Mula-mula dikenal
sebagai "serum hepatitis" dan telah menjadi epidemi pada sebagian Asia dan Afrika. Hepatitis B
telah menjadi endemik di Tiongkok dan berbagai negara Asia. Penyebab Hepatitis ternyata tak
semata-mata virus. Keracunan obat, dan paparan berbagai macam zat kimia seperti karbon
tetraklorida, chlorpromazine, chloroform, arsen, fosfor, dan zat-zat lain yang digunakan sebagai
obat dalam industri modern, bisa juga menyebabkan Hepatitis. Zat-zat kimia ini mungkin saja
tertelan, terhirup atau diserap melalui kulit penderita. Menetralkan suatu racun yang beredar di

dalam darah adalah pekerjaan hati. Jika banyak sekali zat kimia beracun yang masuk ke dalam
tubuh, hati bisa saja rusak sehingga tidak dapat lagi menetralkan racun-racun lain. Virus hepatitis
B juga disebut hepatitis serum. Terdapat berbagai uji serologik untuk mendiagnosis HBV dan
untuk mengetahui daya tular serta prognosis penderita. Uji-uji yang tersedia secara komersial
meliputi pemeriksaan antigen permukaan hepatitis B (hepatitis B surface antigen, HBsAg),
antibodi HBsAg (anti-HBs), antibodi inti hepatitis B (anti HBc), antibodi IgM spesifik inti
hepatitis B (IgM anti HBc), antigen e hepatitis B (HBeAg), antibodi e hepatitis B (anti-HBe). 1.2
Manfaat dan Tujuan a. Mengetahui pemeriksaan HBsAg b. Untuk mengetahui adanya antigen
virus Hepatitis B Surface (HBs Ag) pada. Page 1

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pengertian Hepatitis


Hepatitismerupakan penyakit peradangan pada hati yang disebabkan oleh virus, bakteri,
penyakit autoimun, racun dan lain sebagainya. Virus hepatitis , sebagai penyebab hepatitis virus
telah banyak mengalami perkembangan. Saat ini, telah ditemukan jenis-jenis virus hepatitis
antara lain virus hepatitis A, B, C, D, E, G dan TT (masih dalam tahap penelitian).. Hepatitis
yang berlangsung kurang dari 6 bulan disebut Hepatitis akut, hepatitis yang berlangsung lebih
dari 6 bulan disebut hepatitis kronis Penyebab Hepatitis biasanya terjadi karena virus, terutama
salah satu dari kelima virus hepatitis, yaitu A, B, C, D atau E. Hepatitis juga bisa terjadi karena
infeksi virus lainnya, seperti mononukleosis infeksiosa, demam kuning dan infeksi
sitomegalovirus. Penyebab hepatitis non-virus yang utama adalah alkohol dan obat-obatan. 2.2.
Etiologi Penyebab hepatitis bermacam-macam akan tetapi penyebab utama hepatitis dapat
dibedakan menjadi dua kategori besar yaitu penyebab virus dan penyebab non virus. Sedangkan
insidensi yang muncul tersering adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus. Hepatitis virus
dapat dibagi ke dalam hepatitis A, B, C, D, E, G. Hepatitis non virus disebabkan oleh agen
bakteri, cedera oleh fisik atau kimia, pada prinsipnya penyebab hepatitis terbagi atas infeksi dan
bukan infeksi. Hepatitis B dan C dapat berkembang menjadi sirosis (pengerasan hati), kanker
hati dan komplikasi lainnya yang dapat mengakibatkan kematian. Dalam masyarakat kita,
penyakit hepatitis biasa dikenal sebagai penyakit kuning. Sebenarnya hepatitis adalah
peradangan organ hati (liver) yang disebabkan oleh berbagai faktor. Faktor penyebab penyakit
hepatitis atau sakit kuning ini antara lain adalah infeksi virus, gangguan metabolisme, konsumsi
alkohol, penyakit autoimun, hasil komplikasi dari penyakit lain, efek samping dari konsumsi
obat-obatan maupun Page 2

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg kehadiran parasit dalam organ hati (liver). Salah satu
gejala penyakit hepatitis (hepatitis symptoms) adalah timbulnya warna kuning pada kulit, kuku
dan bagian putih bola mata. Peradangan pada sel hati dapat menyebabkan kerusakan sel-sel,
jaringan, bahkan semua bagian dari organ hati (liver). Jika semua bagian organ hati (liver) telah
mengalami kerusakan maka akan terjadi gagal hati (liver) yang menyebabkan kematian. 2.3.
Patofisiologi Virus atau bakteri yang menginfeksi manusia masuk ke aliran darah dan terbawa
sampai ke hati. di sini agen infeksi menetap dan mengakibatkan peradangan dan terjadi
kerusakan sel-sel hati (hal ini dapat dilihat pada pemeriksaan SGOT dan SGPT). akibat
kerusakan ini maka terjadi penurunan penyerapan dan konjugasii bilirubin sehingga terjadi
disfungsi hepatosit dan mengakibatkan ikterik. peradangan ini akan mengakibatkan peningkatan
suhu tubuh sehinga timbul gejala tidak nafsu makan (anoreksia). salah satu fungsi hati adalah
sebagai penetralisir toksin, jika toksin yang masuk berlebihan atau tubuh mempunyai respon
hipersensitivitas, maka hal ini merusak hati sendiri dengan berkurangnya fungsinya sebagai
kelenjar terbesar sebagai penetral racun. Aktivitas yang berlebihan yang memerlukan energi
secara cepat dapat menghasilkan H2O2 yang berdampak pada keracunan secara lambat dan juga
merupakan hepatitis non-virus. H2O2 juga dihasilkan melalui pemasukan alkohol yang banyak
dalam waktu yang relatif lama, ini biasanya terjadi pada alkoholik. Peradangan yang terjadi
mengakibatkan hiperpermea-bilitas sehingga terjadi pembesaran hati, dan hal ini dapat diketahui
dengan meraba / palpasi hati. Nyeri tekan dapat terjadi pada saat gejala ikterik mulai nampak.
Hepatitis viral dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu kronik dan akut. Klasifikasi hepatitis
viral akut dapat dibagi atas hepatitis akut viral yang khas, hepatitis yang tak khas (asimtomatik),
hepatitis viral akut yang simtomatik, hepatitis viral anikterik dan hepatitis viral ikterik. Hepatitis
virus kronik dapat diklasifikasikan dalam 3 kelompok yaitu hepatitis kronik persisten, hepatitis

kronik lobular, dan hepatitis kronik aktif. Virus hepatitis A mempunyai masa inkubasi
singkat/hepatitis infeksiosa, panas badan (pireksia) didapatkan paling sering pada hepatitis A.
Hepatitis tipe B mempunyai masa inkubasi lama atau disebut dengan hepatitis serum. Hepatitis
akibat obat dan toksin dapat digolongkan ke dalam empat bagian yaitu: hepatotoksinhepatotoksin direk, hepatotoksin-hepatotoksin indirec, reaksi hipersensitivitas terhadap obat, dan
idiosinkrasi metabolik. Page 3

Makalah

Imunologi

pemeriksaan

HBsAg

Obat-obat

yang

dapat

menyebabkan

gangguan/kerusakan hepar adalah: Obat anastesi Obat antibiotik Obat antiinflamasi


Obat antimetabolik dan imunosupresif Antituberkulosa hormon-hormon obat psikotropik
Lain-lain, contoh phenothiazine 2.4. Gambaran klinis Penyakit Hepatitis Gambaran klinis
dapat dibagi dalam dua kelompok besar yaitu : Hepatitis kronik. o Secara klinis bervariasi dari
keadaan dari keadaan tanpa keluhan sampai perasaan lelah yang sangat mengganggu. Adanya
keluhan dan gejala hipertensi portal (asites, perdarahan varises esofagus) menunjukkan penyakit
pada stadium yang sudah lanjut. o Pemeriksaan biokimiawi menunjukkan peningkatan kadar
bilirubin, transminase dan globulin serum. o Gambaran histopatologis memperlihatkan kelainan
morfologis yang khas untuk hepatitis kronik. Page 4

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg Hepatitis akut. o Pada umumnya, hepatitis tipe A, B,
dan C mempunyai perjalanan klinis yang sama. Hepatitis tipe b dan c cenderung lebih parah
perjalanan penyakitnya dan sering dihubungkan dengan serum-sickness. o Serangan yang
teringan tidak menunjukkan gejala dan hanya ditandai dengan naiknya transminase serum. o
Serangan ikterus biasanya pada orang dewasa dimulai dengan suatu masa prodmoral kurang
lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat mana pasien umumnya merasa tidak enak badan,
menderita gejala digestif, terutama anoreksia dan nausea, dan kemudian ada panas badan ringan;
ada nyeri di abdomen kanan atas, yang bertambah pada tiap guncangan badan; tak ada nafsu
untuk merokok atau minum alkohol; perasaan badan tak enak bertambah menjelang malam dan
pasien merasa sengsara. o Kadang-kadang dapat menderita sakit kepala yang hebat. o Hati dapat
di palpasi dengan pinggiran yang lunak dan nyeri tekan pada 70% pasien. o Setelah kurang lebih
1-4 minggu masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Manifestasi Klinik o Stadium
Praikterik berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit kepala, lemah, anoreksia, mual,
muntah, nyeri pada otot, dan nyeri di perut kanan atas, urin menjadi lebih coklat Page 5

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg o Stadium Ikterik, berlangsung selama 3-6 minggu.
Ikterus mula-mula terlihat pada sclera, kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan
berkurang, tetapi pasien masih lemah anoreksia, dan muntah. Hati membesar dan nyeri tekan.
Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda. Serangan Ikterus biasanya pada orang
dewasa dimulai dengan suatu masa prodromal, kurang lebih 3-4 hari sampai 2-3 minggu, saat
mana pasien umumnya merasa tidak enak makan, menderita gejala digestive terutama anoreksia
dan nausea dan kemudian ada panas badan ringan, ada nyeri di abdomen kanan atas yang
bertambah pada tiap guncangan badan. Masa prodormal diikuti warna urin bertambah gelap dan
warna tinja menjadi gelap, keadaan demikian menandakan timbulnya ikterus dan berkurangnya
gejala : panas badan menghilang, mungkin timbul bradikardi. Setelah kurang lebih 1-2 minggu
masa ikterik, biasanya pasien dewasa akan sembuh. Tinja menjadi normal kembali dan nafsu
makan pulih. Setelah kelihatannya sembuh rasa lemah badan masih dapat berlangsung selama
beberapa minggu. o Stadium pasca ikterik. Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal
lagi.Penyembuhan pada ank-anak lebih cepat lebih cepat dari orang dewasa, yaitu pada akhir
bulan kedua, karena penyebab yang biasanya berbeda. 2.5 Pengertian Hepatitis B Virus hepatitis
B (VHB) adalah virus DNA, suatu prototif virus yang termasuk keluarga Hepadnaviridae. Virus
ini memiliki DNA yang sebagian berupa untaian tungaal (single stranded DNA) dan DNA
polymerase endogen yang berfungsi menghasilkan DNA untaian ganda (double stranded DNA,
dsDNA). Virion lengkap VHB terdiri atas suatu struktur berlapis ganda dengan diameter
keseluruhan 42 nm. Bagian inti sebelah dalam (inner core) yang berdiameter 28 nm dan dilapisis
selaput (envelop) yang tebalnya 7 nm mengandung dsDNA dengan berat molekul 1.6X 106.
Bagian envelop yang mengelilingi core terdiri ataskompleks dengan sifat biokimia heterigen ;
bagian ini mempunyai sifat antigen berbeda dengan antigen core (HBcAg) dan disebut antigen

permukaan hepatitis B surface antigen (HbsAg). HbsAg diproduksi lebih banyak oleh hepatosit
yang terinfeksi dan dilepaskan ke dalam darah sebagai partikel bulat berukuran 17-25 nm
(diametrer rata-rata 20 nm) dan sebagian partikel tubuler berdiameter sama yang panjangnya
berkisraan natara 100-200 nm. Antibody terhadap HBcAg dan HBsAg masing-masing disebut
antyi HBc dan anti-HBs. Keberadaan anti-HBs dalam sirkulasi melindungi seseorang terhadap
infeksi Page 6

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg dengan VHB. Selain kedua jenis antigen di atas antigen
lain yang diketahui adalah HBeAg yang merupakan bagian integral dari kapsid virion VHB.
HBeAg dapat beredar bebas dalam darah atau membentuk kompleks dengan IgG. Karena
kaitannya ssangat erat dengan nukleokapsid VHB, maka HBeAg merupakan petanda yang dapat
dipercaya yang menunjukkan banyaknya virion dalam serum. Sebaliknya ant HBe digabungkan
dengan kadar virion yang lebih rendah. Hepatitis B adalah salah satu peradangan hati yang
disebabkan oleh suatu virus hepatitis B. Hepatitis B muncul dalam darah dan menyebar melalui
kontak dalam darah, air mani dan cairan vagina yang terinfeksi atau penggunaan bersama jarum
obat. Hepatitis B merupakan penyakit yang dapat berjalan akut maupun kronik. Sebagian
penderita hepatitis B akan sembuh secara sempurna dan mempunyai kekebalan seumur hidup,
tapi sebagian lagi gagal memperoleh kekebalan. Virus hepatitis B dengan komponen antigen
permukaan (HbsAg). Diameter 42 nm, dengan core 4 nm. coat virion merupakan surface
antigen atau HbsAg . Suface antigen biasanya diproduksi berlebihan sehingga dijumpai dalam
darah penderita. Pada hepatitis agresif, hati mengalami peradangan kronik, fibrotik dan mengecil
dan dapat menjurus. Gejalanya meliputi penyakit kuning, lemah, rasa sakit pada perut dan
muntah. 2.6 Cara Penyebaran Virus Hepatitis B Penyebaran virus hepatitis B dapat melalui
berbagai cara : 1. Penularan melalui kulit (perkutan) Penularan perkutan terjadi jika bahan yang
mengandung HBsAg/partikel virus hepatitis B intak masuk atau dimasukkan ke dalam kulit.
Terdapat 2 keadaan cara penularan ini: a. Penularan perkutan yang nyata : Terjadi jika bahan
yang infeksius masuk melewati kulit; melalui penyuntikan darah atau bahan yang berasal dari
darah, baik secara intravena atau tusukan jarum. 1) Hepatitis pasca transfusi Hepatitis virus B
akut dapat timbul sebagai akibat transfusi darah yang mengandung HBsAg positip. Page 7

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg Dengan melakukan uji saring darah donor terhadap
adanya HBsAg, maka jelas terdapat penurunan prevalensi kejadian hepatitis pasca transfusi. 2)
Hemodialisa Prevalensi yang tinggi baik sebagai infeksi akut maupun kronik, telah dilaporkan
pada penderita dengan penyakit gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa berkala. 3) Alat
suntik Penularan lewat suntikan dengan mempergunakan alat yang tidak steril, telah lama
dikenal. Sering sesudah imunisasi masal terjadi letupan hepatitis beberapa waktu kemudian. b.
Penularan perkutan tidak nyata : Penularan perkutan yang tidak nyata bisa terjadi. Banyak
penderita mendapat hepatitis virus B dan tidak pernah dapat mengingat bahwa mereka mendapat
trauma pada kulit atau hal lain, virus hepatitis B tidak dapat menembus kulit yang sehat, namun
dapat melalui kulit yang mengalami kelainan penyakit kulit. Penularan yang tidak nyata ini
sangat mungkin memegang peranan penting dalam menerangkan jumlah pengidap HBsAg yang
sangat besar. 2. Penyebaran melalui selaput lendir a. Penyebaran peroral Cara ini terjadi jika
bahan yang infeksius mengenai selaput lendir mulut. Cara ini tidak sering menimbulkan infeksi.
Agaknya penularan melalui mulut hanya terjadi pada mereka dimana terdapat luka didalam
mulutnya. b. Penyebaran seksual Cara ini terjadi melalui kontak dengan selaput lendir saluran
ginjal, sebagai akibat kontak seksual dengan individu yang mengandung HBsAg Page 8

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg positip yang bersifat infeksius. Infeksi dapat terjadi
melalui hubungan seksual baik heteroseksual maupun homoseksual. Hal ini dimungkinkan oleh
karena cairan sekret vagina dapat mengandung HBsAg. c. Penularan perinatal (transmisi
vertikal) Penularan perinatal ini disebut juga sebagai penularan maternal neonatal dan
merupakan cara penularan yang unik. Penularan infeksi virus hepatitis B terjadi dalam
kandungan, sewaktu persalinan, pasca persalinan. 2.7 Pengertian HbsAg Antigen permukaan
virus hepatitis B (hepatitis B surface antigen, HBsAg) merupakan material permukaan dari virus
hepatitis B. Pada awalnya antigen ini dinamakan antigen Australia karena pertama kalinya
diisolasi oleh seorang dokter peneliti Amerika, Baruch S. Blumberg dari serum orang Australia.
HBsAg merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam
serum dan mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi, mendahului munculnya
gejala klinik serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg merupakan satu-satunya petanda
serologik selama 3 5 minggu. Pada kasus yang sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6
bulan pasca infeksi sedangkan pada kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari
6 bulan dan tidak adanya anti-HBc IgM. Beberapa kasus menunjukkan peningkatan menjadi
hepatitis kronis berhubungan dengan adanya penyakit kronis yang diderita, misalnya kegagalan
ginjal, infeksi HIV, dan diabetes..HBsAg positif yang persisten lebih dari 6 bulan didefinisikan
sebagai pembawa (carrier). Sekitar 10% penderita yang memiliki HBsAg positif adalah carrier,
dan hasil uji dapat tetap positif selam bertahun-tahun. Page 9

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg Gambaran HbsAg 2.8 Pemeriksaan HbsAg


Pemeriksaan HBsAg berguna untuk diagnosa infeksi virus hepatitis B, baik untuk keperluan
klinis maupun epidemiologik, skrining darah di unit-unit transfusi darah, serta digunakan pada
evaluasi terapi hepatitis B kronis. Pemeriksaan ini juga bermanfaat untuk menetapkan bahwa
hepatitis akut yang diderita disebabkan oleh virus B atau superinfeksi dengan virus lain. HBsAg
positif dengan IgM anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B akut.
HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan HBeAg positif menunjukkan infeksi virus hepatitis B
kronis dengan replikasi aktif. HBsAg positif dengan IgG anti HBc dan anti-HBe positif
menunjukkan infeksi virus hepatitis B kronis dengan replikasi rendah. Pemeriksaan HbsAg
secara rutin dilakukan pada pendonor darah untuk mengidentifikasi antigen hepatitis B.
Transmisi hepatitis B melalui transfusi sudah hampir tidak terdapat lagi berkat screening HbsAg
pada darah pendonor. Namun, meskipun insiden hepatitis B terkait transfusi sudah menurun,
angka kejadian hepatitis B tetap tinggi. Hal ini terkait dengan transmisi virus hepatitis B melalui
beberapa jalur, yaitu parenteral, perinatal, atau kontak seksual. Orang yang berisiko tinggi
terkena infeksi hepatitis B adalah orang yang bekerja di sarana kesehatan, ketergatungan obat,
suka berganti-ganti pasangan seksual, sering mendapat transfusi, hemodialisa, bayi baru lahir
yang tertular dari ibunya yang menderita hepatitis B. Page 10

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg Ada tiga pemeriksaan standar yang biasa digunakan
untuk menegakkan diagnosa infeksi hepatitis B yaitu: 1. HBsAg (hepatitis B surface antigen):
adalah satu dari penanda yang muncul dalam serum selama infeksi dan dapat dideteksi 2 -8
minggu sebelum munculnya kelainan kimiawi dalam hati atau terjadinya jaundice (penyakit
kuning). Jika HBsAg berada dalam darah lebih dari 6 bulan berarti terjadi infeksi kronis.
Pemeriksaan HBsAg bisa mendeteksi 90% infeksi akut. 2. Fungsi dari pemeriksaan HBsAg
diantaranya : - Indikator paling penting adanya infeksi virus hepatitis B - Mendiagnosa infeksi
hepatitis akut dan kronik - Tes penapisan (skrining) darah dan produk darah (serum, platelet dll) Skrining kehamilan 3. Anti HBs (antobodi terhadap hepatitis B surface antigen): jika hasilnya
reaktif/positif menunjukkan adanya kekebalan terhadap infeksi virus hepatitis B yang berasal
dari vaksinasi ataupun proses penyembuhan masa lampau. 4. Anti HBc (antibodi terhadap
antigen inti hepatitis B): terdiri dari 2 tipe yaitu Anti HBc IgM dan Anti HBc IgG. Anti HBc
IgM: - Muncul 2 minggu setelah HBsAg terdeteksi dan bertahan hingga 6 bulan. - Berperan pada
core window(fase jendela) yaitu saat dimana HBsAg sudah hilang tetapi anti-HBs belum muncul
Anti HBc IgG: - Muncul sebelum anti HBcIgM hilang - Terdeteksi pada hepatitis akut dan
kronik - Tidak mempunyai efek protektif Interpretasi hasil positif anti-HBc tergantung hasil
pemeriksaan HBsAg dan AntiHBs. Page 11

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg 2.8.1 Metode : HBsAg Test a. Alat dan bahan : 1.
Serum atau plasma 2. New Spot HBsAg Test Device b. Prinsip : Ketika serum/plasma
ditambahkan dalam sampel pad, serum akan bergerak menuju pada konjugat yang dilapisi
dengan gold-monoclonal antibody sebagai anti HBs konjugat. Campuran tersebut bergerak di
sepanjang membran oleh aksi kapiler dan bereaksi dengan cocktail monoclonal dan polyclonal
antibody anti HBs yang melapisi area test. Apabila terdapat HBsAg pada tingkat minimal
0,5ng/ml, hasilnya terbentuk warna pada tes tersebut. Jika tidak ada HBsAg dalam sampel,
warna pada area tidak akan nampak. Selanjutnya sampel akan menuju ke kontrol area dan
membentuk warna merah / ungu mengindikasikan bahwa tes bekerja dan hasilnya valid. c. Cara
kerja : 1. Semua spesimen dan test device harus dipersiapkan dalam kondisi yang sesuai dengan
suhu ruang sebelum digunakan kirakira 20-30 menit. 2. Masukkan serum kedalam lubang sampel
sebanyak 100 3. Tunggu hingga muncul garis warna merah atau ungu pada test. 4. Baca
Interpretasi dalam 20-30 menit. d. Interpretasi hasil : Positif (+) : Adanya dua garis warna
pada tanda T dan C Negatif (- ) : Hanya ada satu garis warna pada kontrol (C) Invalid : Tidak ada
garis warna pada kontrol (C) Page 12

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg 2.8.2 Metode : pasif aglutinasi latex a. Prinsip : HbsAg
dalam serum akan berekasi dengan antibodi HbsAg yang reaktif yang dilekatkan pada latex yang
ditandai dengan aglutinasi yang jelas. b. Alat dan bahan: Paper slide Reagen latex HbsAg
Stick Rotator c. Cara kerja: 1. Disiapkan paper slide yang bersih dan baru 2. Dipipet masingmasing Kontrol (+) Kontrol (+) Kontrol (-) Serum Reagen latex 1 tetes 1 tetes Kontrol (-) 1 tetes
1 tetes Sampel 50 mikro 1 tetes 3. Diaduk menggunakan stik membentuk lingkaran 4 Diletakkan
dan digoyang diatas rotator 200 rpm selama 5 menit dan dibaca hasilnya 4. Hasil postif terdapat
aglutinasi Page 13

Page 15 Makalah Imunologi


pemeriksaan HBsAg 2.8.3 Pemeriksaan Hepatitis B metode ELISA
a. Prinsip : Pencucian untuk menghilangkan pembungkus antigen terbentuk kompleksbiotin dan
streptolisin menghubungkan alkalin fosfat mengkatalisis hidrolis dan substrat menghasilkan
fluoresensi, diukur pada panjang gelombang 450 nm. Intensitas dari fluoresensi sebanding
dengan kualitas Anti-HBs pada serum.
b. Alat : 1. Mikropipet 2. Yellow tape dan blue tape 3. Mini vidas 4. Tabung reaksi 5. Tissue c.
Reagensia : 1. Reagen standart (S1) 2. Reagen Kontrol 1 dan 2 (C1 dan C2) d.
Cara kerja
a) persiapan reagen semua reagen disimpan pada suhu kamar sebelum pemeriksaan
b) larutan pencuci konsentrat diencerkan 1 : 10 dengan aquadesr (50 ml larutan konsentrat
dengan 450 ml aquadest). Larutan pencuci yang telah diencerkan dapat disimpan sampai 2
minggu pada suhu 2-8 C)
c) perbandingan antara jumlah strip, pelarut konjugat dan konjugasi konsentrat : Jumlah strip
Pelarut konjugat (ml) Konjugat konsentrat (l) 1 1,0 20 2 3 4 6,0 120 2,0 4,0 40 80 Page 14

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg


a) prosedur pemeriksaan : Dipipet masing-masing 100 l serum control (+), serum control (-),
dan sample yang akan dianalisa, kemudian dimasukkan ke dalam tiap sumur yang telah ditandai,
kecuali blanko
b) Plate ditutup dengan kertas pelekatdan diinkubasi pada suhu 37 40 C selama 1 jam
c) Plate diangkat lalu kertas perekat dibuang. Kemudian diisap dengan aspirator lalu diisi dengan
larutan pencuci. Teknik penghisapan dan pencucian diulangi sebanyak 4 kali. Setelah pencucian
terakhir, larutan yang teersisa dalam sumur tersebut diserap dengan tisu (tahap 3)
d) Ditambahkan 100 l larutan konjugat kedalam masingmasing sumur kecuali sumur untuk
blanko
e) Palate ditutup dengan kertas perekat dan diinkubasi pada suhu 37-40 C selama 30 menit.
f) Menjelang 5-10 menit inkubasi kedua berkhir, encerkan larutan kromogen dengan buffer
substrat, larutan ini dibuang jika memberikan warna biru
g) Plate tersebut diangkat dan kertas perekatnya dibuang. Lakuakan teknik pencucian plate
seperti tahap III h) Ditambahkan 100 l substart-TMB kedala masingmasing sumur
i) j) Diinkubasi pada suhu kamar selama 30 menit Reaksi dihentikan dengan menambahkan 100
l H2SO4 dalam masing-masing sumur
k) Pembacaan sumur blano dilakukan pada panjang gelombang 450 nm, dilanjutkan dengan
pembacaan masing-masing absorban sumur yang tidak lebih dari 30 menit

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg


e. Pembacaan Hasil : - Negative control [NC] < 0,200 Hitung negative control rata-rata
[NCx] Negative control harus berada pada range 0,6 1,4 kali dari NCx Tes validatif PC-NCx
Cut Off Value (COV) = NCx + 0,050 f.
Interpretasi Hasil : Ada atau tidaknya HBsAg dalam sample yang diperiksa ditentukan oleh
hubungan nilai absorban dari setiap sample dengan nilai Cut Off (NCO).
Sample positif bila absorban Cut Off Value (COV)
Sample negative bila absorban sample < Cut Off Value (COV) 2.8.4 Pemeriksaan HBsAg
metode EIA (Enzime-linked Immunoassay)
Langkah Kerja :
a) Antibodi yang spesifik terhadap antigen dilekatkan pada suatu permukaan fase padat (a solidphase surface) atau suatu manik-manik plastik.
b) Ditambahkan serum pasien yang mungkin mengandung atau tidak mengandung antigen.
c) Ditambahkan suatu antibodi yang spesifik terhadap antigen tertentu yang berlabel enzim
(conjugate).
d) Ditambahkan substrat kromogenik, dan terjadi perubahan warna jika terdapat enzim. Warna
yang terbentuk sesuai dengan jumlah antigen yang terdapat pada sampel pasien.

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg Gambar prinsip pemeriksaan Page 17

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan HBsAg
merupakan petanda serologik infeksi virus hepatitis B pertama yang muncul di dalam serum dan
mulai terdeteksi antara 1 sampai 12 minggu pasca infeksi, mendahului munculnya gejala klinik
serta meningkatnya SGPT. Selanjutnya HBsAg merupakan satu-satunya petanda serologik
selama 3 5 minggu. Pada kasus yang sembuh, HBsAg akan hilang antara 3 sampai 6 bulan
pasca infeksi sedangkan pada kasus kronis, HBsAg akan tetap terdeteksi sampai lebih dari 6
bulan dan tidak adanya anti-HBc IgM. Page 18

Makalah Imunologi pemeriksaan HBsAg DAFTAR PUSTAKA 1. Boediana Kresno, S.


Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium, edisi ketiga : Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia. Jakarta. 2. Boediana Kresno, S. Imunologi Diagnosis dan Prosedur Laboratorium,
edisi

keempat

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Indonesia.

Jakarta.

3.

http://puskesmasmojoagung.wordpress.com/.../jumlah-pasien-dengan-hbsag-positifdipuskesmas-mojoagung/ 4. www.labtestsonline.org/understanding/analytes/hepatitis_b/test.html
5. http://www.infeksi.com/articles.php?lng=in&pg=37Review of Medical Microbiology, edisi
16

Fakultas

Kedokteran

UI.

6.

http://www.mediasehat.com

http://www.pppl.depkes.go.id/catalogcdc/Wcb7dc3af72c1e.htm Page 19
X

7.

You might also like