You are on page 1of 22

PEREKONOMIAN DI INDONESIA

RESUME MATERI :
PEREKONOMIAN DI INDONESIA

NAMA
FAK/JURUSAN
MATA KULIAH
SEMESTER

: NURLIAH
: SYARIAH/MUAMALAH A
: PEREKONOMIAN DI INDONESIA
: 4 (EMPAT)

FAKULTAS SYARIAH JURUSAN MUAMALAH


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI AMBON
2013

DAFTAR ISI
BAB I : RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PEREKONOIMAN
INDONESIA...................................................
2
BAB II : SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA....................

A. PeriodeKolonial........................................................
B. Periode Kemerdekaan............... ..........................................
BAB III : SISTEM EKONOMI INDONESIA.................................

A. Sistem Ekonomi Kapitalis....................................................


B. Sistem Ekonomi Sosialis......................................................

10

C. Sistem Ekonomi Campuran...........................................


BAB IV : PERAN DAN PELAKU EKONOMI.........................

11
12

BAB V : PERTUMBUHAN EKONOMI..........................................

13

BAB VI : STRUKTUR EKONOMI ...........................................

16

BAB VII : DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN....

18

BAB VIII : PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN....

20

BAB IX : INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA.................................


BAB X : INVESTASI ............................... .... .........................................

24
26

BAB I
RUANG LINGKUP DAN KARAKTERISTIK PEREKONOIMAN INDONESIA
A.

1)

KARAKTERISTIK PEREKONOMIAN INDONESIA

Faktor geograf

Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 13.677 pulau
besar kecil (baru 6.044 pulau memiliki nama, diantaranya 990 pulau yang dihuni
manusia); terbentang dari 60LU sampai 110LS sepanjang 61.146 km., memiliki
potensi ekonomi yang berbeda-beda karena perbedaan SDA, SDm, kesuburan
tanah, curah hujan (Sutjipto, 1975). Wilayah Indonesia seluas 5.193.250 km 2, 70
persennya ( 3,635,000 km2) terdiri dari lautan (menjadi negara bahari) letaknya
strategis karena : memiliki posisi silang (antara Benua Asia dan Benua Australia),
menjadi jalur lalulintas dunia (antara Laut Atlantik dan Laut Pasifk) dan menjadi
paru-paru dunia (memiliki hutan tropis terbesar).

2). Faktor Demograf


Indonesia negara nomor 4 di dunia karena berpenduduk lebih dari 310 juta orang.
Penyebaran penduduk tidak merata (dua per tiga tinggal di P. Jawa), sebagian besar
hidup di pedesaan (pertanian), bermata pencairan sebagai petani kecil dan burah
tani dengan upah sangat rendah. Mutu SDM rendah : 80% angkatan kerja
berpendidikan SD. Produktivitas rendah karena taraf hidup yang rendah: konsumsi
rata-rata penduduk Indonesia RP 82.226 per bulan (1993), namun 82% penduduk
berpendapatan di bawah RP 60.000 per bulan per kapita (Sjahrir, 1996).

3). Faktor sosial, budaya dan politik


Sosial : Bangsa Indonesia terdiri dari banyak suku (heterogin) dengan beraagam
budaya, adat istiadat, tata nilai, agama dan kepercayaan yang berbeda-beda.
Karena perbedaan latar belakang, pengetahuan dan kemampuan yang tidak sama,

maka visi, persepsi, interpretasi dan reaksi (aksi) mereka terhadap isu-isu yang
sama bisa berbeda-beda, yang sering kali menimbulkan konflik sosial (SARA).
Budaya : Budaya status orientation bercirikan: semangat hidupunya mengejar
pangkat, kedudukan, status (dengan simbol-simbol sosial); etos kerjanya lemah;
senang bersantai-santai; tingkat disiplinnya rendah, kurang menghargai waktu (jam
karet). Lawannya budaya barat, budaya achievement orientation dengan ciri-ciri
sebaliknya. Budaya status orientationn tidak produktif, konsumtif, suka pamer dan
mudah memicu kecemburuan sosial. Politik : sebelum kolonialis Belanda datang,
bangsa Indonesia hidup di bawah kekuasaan raja-raja. Ratusan tahun bangsa
Indonesia hidup di bawah pengaruh feodalisme dan kolonialisme. Ciri utama
feodalisme antara lain adalah kultus individu (raja selalu diagungkan). Ciri utama
kolonialisme antara lain adalah otoriter (laksana tuan terhadap budak.

Tiga potensi kerawanan yang menjadi karakteristik perekonomian Indonesia


adalah:
1.
Potensi rawann kesenjangan, terutama kesenjangan antara daerah (pulau).
Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor geograf.
2.
Potensi rawan kemiskinan, terutama kemiskinan di darah pedesaan. Hal ini
terutama sebagai akibat pengaruh faktor demograf dan faktor budaya.
3.
Potensi rawan perpecahan, terutama perpecahan antar suku, antar golongan
(elit) politik. Hal ini terutama sebagai akibat pengaruh faktor sosial-politik..

B.

PERAN DAN KEBIJAKSANAAN PEMERINTAH

1)

Memajukan kesejahteraan umum

2)

Memajukan kecerdasan kehidupan bangsa

3)

Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat

4)

Penyediaan lapangan kerja

5)

Kebijaksanaan Pemerintah

Tujuan utama atau akhir kebijakan ekonomi adalah untuk meningkatkan taraf hidup
atau tingkat kesejahteraan masyarakat. Sasaran perantara tersebut mencakup lima
hal utama :
1) Pertumbuhan ekonomi (misalnya PDB atau pendapatan nasional)
2) Distribusi pendapatan yang merata
3) Kesempatan kerja sepenuhnya
4) Stablitas harga dan nilai tukar
5) Keseimbangan neraca pembayaran

6) Lima sasaran ini erat kaitannya dengan masalah stabilitas ekonomi.

Tiga macam kebijakan Ekonomi (menurut agregasinya) :

i)

Kebijakan ekonomi mikro

Kebijakan pemerintah yang ditujukan pada semua perusahaan tanpa melihat jenis
kegiatan yang dilakukan oleh atau disektor mana dan diwilayah mana perusahaan
yang bersangkutan beroperasi.
ii) Kebijakan Ekonomi Meso
Kebijakan meso dalam arti regional adalah kebijakan ekonomi yang ditujukan pada
wilayah tertentu. Misalnya kebijakan pembangunan ekonomi di kawasan timur
Indonesia (KTI), yang mencakup kebijakan industri regonal, kebijakan investasi
regional dan sebagainya. Kebijakan ini bisa dikeluarkan pemerintah pusat maupun
pemerintah daerah.
iii) Kebijakan Ekonomi Makro
Kebijakan ini mencakup semua aspek ekonomi pada tingkat nasional, misalnya
kebijakan uang ketat (kebijakan moneter).

BAB II
SEJARAH PEREKONOMIAN INDONESIA

A. PERIODE KOLONIAL
Ciri perekonomian kolonial Pada jaman Kolonial belanda, ekonomi Indonesia
diwarnai oleh suatu strategiyang melahirkan dualisme dalam kegiatan ekonoi, yaitu
dualisme antara sektor ekspor (enclave) dan sektor tradisonal (hinterland). Sektor
ekspor diwakili dengann kehadiran perkebunan-perkebunan di daerah pedesaan
(Suroso, 1994). Pendirian perkebunan di daerah pedesaan semata-mata karena
pertimbangan lokasi yang menguntungkan (tanah subur, iklim cocok) dan bukan
untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

B. PERIODE KEMERDEKAAN
(1) Masa Demokrasi Liberal (1945 1959)

1)
Blokade laut oleh Belanda sejak Nopember 1946 sehingga kegiatan ekonomi
ekspor-impor terhenti.
2)

Agresi Belanda I tahun 1947 dan Agresi belanda II tahun 1948.

3)
Pengeluaran yang besar untuk keperluan tentara, menghadapi Agresi Belanda
dan perang gerilya. (Suroso, 1994).
(2) MASA EKONOMI TERPIMPIN ( 1959 1966 )
Selama Orde Lama telah terjadi berbagai penyimpangan, dimana ekonomi
terpimpin yang mula-mula disambut baik oleh bung Hatta, ternyata berubah
menjadi ekonomi komando yang statistik (serba negara). Selama periode 1959
1966 ini perekonomian cepat memburuk dan inflasi merajalela karena politik
dijadikan panglima dan pembangunannnn ekonoi disubordinasikan pada
pembangunan politik. (Mubyarto, 1990).

(3) MASA EKONOMI PANCASILA/ ORDER BARU (1966 1998)


I)

MASA STABILISASI DAN REHABILITASI (1966 1968)

Periode ini dikenal sebagai periode stabilisasi dan rehabilitasi sesuai dengan
masalah pokok yang dihadapi, yaitu :
1). Meingkatnya inflasi yang mencapai 650% pada tahun 1965
2). Turunnya produksi nasional di semua sektor
3). Adanya dualisme pengawas dan pembinaan perbankan.
ii)

Program Pembangunan dimulai tahun 1969/ 1970 (jangka panjang)


Skala Prioritasnya

1.

Bidang pertanian

2.

Bidang prasarana

3.

Bidang industri/ pertambangan dan minyak

Jangka waktu dan strategi pembangunan

Pembangunann jangka menengah terdiri dari pembangunan Lima Tahun (PELITA)


dan dimulai dengan PELITA I sejak tahun 1969/ 1970. Pembangunan Jangka Panjang
dimulai dengan pembangunan Jangka Panjang Tahap I (PJPT I) selama 25 tahun,
II)

MASA PEMBANGUNAN EKONOMI (1969 sekarang)

A.

MASA OIL BOOM (1973 1982)

b)

Dua kali Oil Boom dalam PJPT I :

1.

Oil Boom I (1973/1974)

Oil Boom I terjadi ketika harga minyak di pasar dunia melonjak dari US$1.67/ barrel
(1970 menjadi US$ 11.70/barrel (1973/74), karena adanya krisis minyak sebagai
akibat tindakan boikot negara-negara OPEC (timur Tengah) yang sedang konflik
dengan Israel.
2.

Oil Boom II (1979/1980)

Harga minyak yang telah menapai US$ 15.65/ barrel (1979) melonjak lagi menjadi
US$ 29.50/ barrel (1980), terus melonjak US$ 35.00 (1981 1982)
(II) MASA PEMBANGUNAN EKONOMI (1983 1987)
A. MASA PASCA OIL BOOM (1983 1987)
Harga minyak mencapai US$ 35.00/ per barrel (1981 1982), menurun lagi
menjuadi US$ 29.53/ barrel (1983 1984) dan tahun-tahun berikutnya harga
berfluktuasi tidak menentu. Sejak tahun 1983 perekonomian Indonesia memasuki
masa Pasca Oil Boom (Pasca Bonanza Minyak). Tahun 1986 terjadi goncangan
ekonomi akibat merosotnya harga minyak sampai titik terendah US$ 9,83/ barrel.
Program refromasi ekonomi (pemulihan) mulai menampakkan hasil pada tahun
1998.

B.
a.

KRISIS MONETER BULAN JULI 1997 MENJADI KRISIS EKONOMI


Faktor-faktor Internal

Fundamental ekonomi nasional yang merupakan penyebab krisis ekonomi di


Indonesia adala fundamental makro misalnya : 1) pertumbuhan ekonomi, 2)
pendapatan nasional, 3) tingkat inflasi, 4) jumlah uang beredar, 5) jumlah
pengangguran, 6) jumlah investasi, 7) keseimbangan neraca pembayaran, 8)
cadangan devisa dan 9) tingkat suku bunga.
Dilihaat dari fundamental ekonomi makro, bukan hanya sektor moneter tapi juga
sektor riil mempunyai kontribusi yang besaar terhadap terjadinya krisis ekonomi di
Indonesia, karena dua alasan:
1. Perkembangann sektor moneter sebenarnya sangat tergantung dari
perkembangan sektor riil, karena uang (valas) sudah menjadi komoditas yang
diperdagangkan seperti produk-produk dari sektor riil.
2. Perubahan cadangan valas sangat sensitif terhadap perubahan sektor riil
(perdagangan luar negeri) dan salah satu penyebab depresiasi nilai tukar rupiah
yang menciptakan krisis ekonomi di Indonesia adalah karena terbatasnya cadangan
valas di Bank Indonesia.

b.

Faktor-faktor eksternal

Jepang dan Eropa Barat mengalami kelesuan pertumbuhan ekonomi sejak awal
dekade 90-an dan tingkat suku bunga sangat rendah. Dana sangat melimpah

sehingga sebagian besar arus modal swasta mengalir ke negara-negara Asia


Tenggara dan Timur, yang akhirnya membuat krisis. Daya saing Indonesia di Asia
yang lemah, sedang nilai tukar rupiah terhadap dollar AS terlalu kuat (overvalued).
(Tulus Tambunan, 1998).
BAB III
SISTEM EKONOMI INDONESIA

a.

Sistem Ekonomi Kapitalis (Kapitalisme)

i) Ciri-ciri Kapitalisme
a)

Pengakuan yang luas atas hak-hak pribadi

Pemilikan alat-alat produksi di tangan individu. Inidividu bebas memilih pekerjaan/


usaha yang dipandang baik bagi dirinya.
b)

Perekonomian diatur oleh mekanisme pasar

Pasar berfungsi memberikan signal kepda produsen dan konsumen dalam bentuk
harga-harga. Campur tangan pemerintah diusahakan sekecil mungkin. The
Invisible Hand yang mengatur perekonomian menjadi efsien.
c)

Motif yang menggerakkan perekonomian mencari laba

Manusia dipandang sebagai mahluk homo-economicus, yang selalu mengejar


kepentingann (keuntungan) sendiri. Paham individualisme didasarkan materialisme,
warisan zaman Yunani Kuno (disebut hedonisme).

ii)

Kebaikan-kebaikan Kapitalisme

a)
Lebih efsien dalam memanfaatkan sumber-sumber daya dan distribusi
barang-barang.
b)
Kreativitas masyarakat menjadi tinggi karena adanya kebebasan melakukan
segala hal yang terbaik dirinya.
c)
Pengawasan politik dan sosial minimal, karena tenaga waktu dan biaya yang
diperlukan lebih kecil.
iii) Kelemahan-kelemahan Kapitalisme
Tidak ada persaingan sempurna. Yang ada persaingan tidak sempurna dan
persaingan monopolistik. Sistsem harga gagal mengalokasikan sumber-sumber
secara efsien, karena adanya faktor-faktor eksternalitas (tidak memperhitungkan
yang menekan upah buruh dan lain-lain).

b.

Sistem Ekonomi Sosialis (Sosialisme)

(1) Ciri-ciri Sosialisme


a) Lebih mengutamakan kebersamaan (kolektivisme)
c) Masyarakat dianggap sebagai satu-satunya kenyataan sosial, sedang individuindividu fksi belaka.
d) Tidak ada pengakuan atas hak-hak pribadi (individu) dalam sistem sosialis.
b) Peran pemerintah sangat kuat
e) Pemerintah bertindak aktif mulai dari perencanaan, pelaksanaan hingga tahap
pengawasan.
f) Alat-alat produksi dan kebijaksanaan ekonomi semuanya diatur oleh negara.
c) Sifat manusia ditentukan oleh pola produksi
g) Pola produksi (aset dikuasai masyarakat) melahirkan kesadaran kolektivisme
(masyarakat sosialis)
h)
Pola produksi (aset dikuasai individu) melahirkan kesadaran individualisme
(masyarakat kapitalis).

(2) Kelemahan-kelemahan Sosialisme


a)

Teori pertentangan kelas tidak berlaku umum

i)

Di India banyak kasta, tapi tidak pernah terjadi revolusi sosial.

b)

Tidak ada kebebasan memilih pekerjaan

j)
Maka kreativitas masyarakat tehambat, produktivitas menurun, produksi dan
perekonomian akan mandeg.
c)

Tidak ada insentive untuk kerja keras

k)
Maka tidak ada dorongan untuk bekerja lebih baik, prestasi dan produksi
menurun, ekonomi mundur.
d)

Tidak menjelaskan bagaimana mekanisme ekonomi

l)
Karl Marx hanya mengkritik keburukan kapitalisme, tapi tidak menjelaskann
mekanisme yang mengalokasikan sumber daya di bawah sosialisme.
(3) Sosialisme tidak sama dengan komunisme
m)

Sosialisme merupakan tahap persiapan ke komunisme.

n)
Komunisme merupakan tahap akhir perkembangan masyarakat (The Six Major
Historical Stages): primitive communism slaery feudalism, capitalism, sosialism dan
full communism (Grossman, Gregoary, 1967).

c.

Sistem Ekonomi Campuran (Mixed Economy)

(1) Ciri-ciri Ekonomi Campuran


a)
Kedua sektor ekonomi hidup berdampingan. Ada kegiatan ekonomi yang
dilakukan pribadi (swasta) dan sebagian lagi (yang menyangkut hidup orang
banyak) dikelola oleh negara/ pemerintah.
b)

Interaksi ekonomi terjadi di pasar

Tapi di sana sini ada campur tangan pemerintah dengan berbagai kebijaksanaan.
c)

Persaingan dalam sistem campuran diperbolehkan

Tetapi gerak-geriknya diawasi oleh pemerintah agar tidak mengarah saling


merugikan (mencegah konsentrasi ekonomi/ monopoli).

(2) Campur Tangan Pemerintah


a)

Ada yang sifatnya keras, ada yang lunak

Keras : sifat menyeluruh, merencanakan, melaksanakan, mengawasi


Lunak : melakukan perencanaan melalui mekanisme pasar untuk menjamin
pemerataan dan keadilan.
b)

Alasan perlunya campur tangann pemerintah

Mencegah perusahaan-perusahaan besar turut mempengaruhi kbijaksanaan politik


dan ekonomi
Mencegah organisasi buruh (gabungan) menekan pengusaha dalam menentukan
harga barang

BAB IV
PERAN DAN PELAKU EKONOMI

A.
a.
1.

PELAKU-PELAKU EKONOMI
Berdasarkan Kepemilikan Modal/ Aset :
Badan usaha Milik Negara (BUMN)

Badan Usaha Milik Negara (BUMN) adalah usaha yang seluruh modalnya dimiliki
negara atau badan usaha yang tidak seluruh sahamnya dimiliki negara tetapi
statusnya disamakan dengan BUMN, BUMN yang merupakan badan-badan usaha

patungan dengan swasta nasional/ asing di mana negara memiliki saham mayoritas
minimal 51%.
2.

SWASTA

Pasal 33 UU 1945 menyatakan tigas sektor kegiata perekonomian, yaitu sektor


pemerintah, swsta dan koperasi. Peran swasta dan cara kerja swasta semakin
banyak disorot karena memang ada kecenderungan sektor ini bisa bekerja lebih
efsien dari pada sektor negara yang terkekang oleh birokrasi,
3.

KOPERASI

Koperasi dari perkataan co dan operation, yang mengandung arti bekerjasama


untuk mencapai tujuan. koperasi adalah suatu perkumpulan yang memberikan
orang-orang atau badan-badan yang memberikan kebebasan untuk masuk dan
keluar sebagai anggota, dengan bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan
usaha, untuk mempertinggi kesejahteraan Jasmaniah para anggotanya A(rifnal
Chaniago, 1984).

PERUSHAAN MENENGAH (USM, ISM)

perusahaan kecil dan menengah ini sering digabung menjadi satu golongan, yaitu
golingan Usaka Skala Kecil Menengah (UKM). UKM didefnisikan sebagia usahausaha yang memiliki aset sampai dengan Rp 200 juta meskipun sebenarnya 90%
lebih berada jauh di bawah ambang batas kategori itu, yakni memiliki aset kurang
atau sama dengan Rp 50 juta.

PERUSHAAN BESAR (USB, ISB)

Baik KOPERASI, SWASTA maupun BUMN ketiganya berkewajiban melaksanakan


tugas-tugas triologi itu (Sri Edi Swasono, 1990).
a.

Peran Sebagai Penggerak Pertumbuhan Ekonomi

b.

Peran Sebagai Pencipta Lapangan Pekerjaan

c.

Fungsi Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat

d.

Daya Serap Tenaga kerja Setelah Krisis 1997

BAB V
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu
negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode
tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan
kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan
pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi
keberhasilan pembangunan ekonomi.

Cara Mengukur Pertumbuhan Ekonomi


Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan cara membandingkan,
misalnya untuk ukuran nasional,Gross National Product (GNP), tahun yang sedang
berjalan dengan tahun sebelumnya.

a.

Laju pertumbuhan Ekonomi

Rumus :
Cara tahunan =DPDBx =

PDBx PDBx 1 x 100%

PDBx-1

Cara Rata-rata
Keterangan :
r

= laju pertumbuhan ekonomi rata-rata setiap tahun

= jumlah tahun (mulai dengan sampai dengan)

tn

= tahun terakhir periode

to

= tahun awal periode

Teori Pertumbuhan Ekonomi Historis

Teori Klasik

o Adam Smith :beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya bertumpu


pada adanya pertambahan penduduk. Dengan adanya pertambahan penduduk
maka akan terdapat pertambahan output atau hasil. Teori Adam Smith ini tertuang
dalam bukunya yang berjudul An Inquiry Into the Nature and Causes of the Wealth
of Nations.
o David Ricardo: berpendapat bahwa faktor pertumbuhan penduduk yang
semakin besar sampai menjadi dua kali lipat pada suatu saat akan menyebabkan
jumlah tenaga kerja melimpah. Kelebihan tenaga kerja akan mengakibatkan upah
menjadi turun. Upah tersebut hanya dapat digunakan untuk membiayai taraf hidup
minimum sehingga perekonomian akan mengalami kemandegan (statonary state).
Teori David Ricardo ini dituangkan dalam bukunya yang berjudul The Principles of
Political and Taxation.

Teori Neoklasik : Robert Solow berpendapat bahwa pertumbuhan ekonomi


merupakan rangkaian kegiatan yang bersumber pada manusia, akumulasi modal,
pemakaian teknologi modern dan hasil atau output. Adapun pertumbuhan
penduduk dapat berdampak positif dan dapat berdampak negatif. Oleh karenanya,

menurut Robert Solow pertambahan penduduk harus dimanfaatkan sebagai sumber


daya yang positif.
Faktor-Faktor Pertumbuhan Ekonomi

Faktor Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam

Sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi,
apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud
dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan
dan kekayaan laut.

Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong


adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula
menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efsiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan
ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju
pertumbuhan perekonomian.

Faktor Budaya

Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan
kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat
proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

Sumber Daya Modal :Sumber daya modal berupa barang-barang modal


sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena
barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktivitas.

BAB VI
STRUKTUR EKONOMI INDONESIA
Struktur ekonomi dipergunakan untuk menunjukkan komposisi atau susunan sektorsektor ekonomi dalam suatu perekonomian. Dimaksudkan dengan sektor ekonomi
yang dominan atau yang diandalkan adalah sektor ekonomi yang menjadi sumber
mata pencaharian sebagian terbesar penduduk serta menjadi penyerap tenaga
kerja yang terbesar. Sektor ekonomi yang dominan atau andal dapat juga berarti
sektor yang memberikan sumbangan terbesar terhadap produk nasional dengan
laju pertumbuhan yang tinggi, yang menjadi ciri khas dari suatu perekonomian.
Dikenal dua macam struktur ekonomi, yaitu:
1. Struktur agraris, adalah struktur ekonomi didominasi oleh sektor pertanian.
Sektor pertanian menjadi sumber mata encaharian sebagian terbesar
penduduknya. Pada umumnya negara-negara berkembang (developing

countries) termasuk Indonesia disebut negara agraris dan negara-negara


yang termasuk negara-negara belum berkembang (under developed
countries) yang pertaniannya masih sangat tradisional dikategorikan negara
agraris tradisional.
2. Industri, dimana struktur ekonomi didominasi oleh sektor industri. Sebagian
terbesar produk domestik disumbangkan dan laju pertumbuhan ekonomi
yang tinggal disumbangkan oleh sektor industri. Negara-negara amerika
Serikat, Jerman, Inggris, Perancis, Italy, Jepang dan Kanada yang termasuk
negara industri maju, negara-negara Eropa dan negara-negara lainnya
termasuk negara industri.

Pembangunan Pertanian

Beberapa alasan perlunya pembangunan pertanian yang tangguh , antara lain:


1. Untuk memasarkan produk dari pabrik-pabrik yang harus memenuhi skala
produksi minimum (economies of scale), diperlukan kemampuan daya beli
(purchasing power) dari masyarakat.
2. Agar industri dapat melaksanakan efsiensi, diperlukan biaya dari faktorfaktor produksi yang dapat ditekan serendah mungkin.
3. Dengan pembangunan pertanian, dan terciptanya sektor pertanian yang
maju, efsien dan tangguh, dapat dilakukan keterkaitan dan keterpaduan
usaha antara sektor pertanian dan sektor industri.
4. Sektor pertanian yang terdiri dari sub-sektor pertanian tanaman pangan,
kehutanan, perikanan, peternakan, dan perkebunan dapat menyediakan
faktor-faktor produksi yang menjadi bahan mentah yang dibutuhkan oleh
industri-industri pertanian lanjutan, secara berkesinambungan dan dengan
harga yang stabil, sehingga sektor industri dapat menjadi kuat karena
didukung oleh sektor pertanian yang maju, efsiensi dan tangguh.
5. Dengan pembangunan pertanian dapat dilakukan proses produksi dengan
lebih efsien dengan pengguna teknologi dan keterampilan-keterampilan baru
disektor pertnian.

BAB VII
DISTRIBUSI PENDAPATAN NASIONAL DAN KEMISKINAN

Negara maju menunjukkan tingkat kesenjangan pendapatan dan angka kemiskinan


yang relative kecil dibanding negara sedang berkembang, dan untuk mengatasinya
tidak terlalu sulit mengingat GDP dan GNP mereka relative tinggi. Beberapa
lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia serta lembaga-lembaga
keuangan internasional lainnya berperan dalam hal ini. Kesalahan pengambilan
kebijakan dalam pemanfaatan bantuan dan/ atau pinjaman tersebut, justru dapat
berdampak buruk bagi struktur sosial dan perekonomian negara
bersangkutanTingginya Produk Domestik Bruto (PDB) suatu negara belum tentu
mencerminkan meratanya terhadap distribusi pendapatan.

b.
1.

Analisis Distribusi Pendapatan


Distribusi Ukuran (personal distribution of income

Distribusi pendapatan perseorangan (personal distribution of income) atau distribusi


ukuran pendapatan (size distribution of income) merupakan indikator yang paling
sering digunakan oleh para ekonom. Ukuran ini secara langsung menghitung jumlah
penghasilan yang diterima oleh setiap individu atau rumah tangga. Lokasi sumber
penghasilan (desa atau kota) maupun sektor atau bidang kegiatan yang menjadi
sumber penghasilan (pertanian, industri, perdagangan, dan jasa) juga diabaikan.

KEMISKINAN.
SPECKER (1993) mengatakan bahwa kemiskinan mencakup beberapa hal :
1. kekurangan fasilitas fsik bagi kehidupan yang normal
2. gangguan dan tingginya risiko kesehatan,
3. risiko keamanan dan kerawanan kehidupan sosial ekonomi dan lingkungannya,

4. kekurangan pendapatan yang mengakibatkan tidak bisa hidup layak, dan


kekurangan dalam kehidupan sosial yang dapat ditunjukkan oleh ketersisihan sosial,
ketersisihan dalam proses politik, dan kualitas pendidik yang rendah.

Ukuran Kemiskinan
1.

Kemiskinan Absolut

Kemiskinan dapat digolongkan dua bagian yaitu :


a)

Kemiskinan untuk memenuhi bebutuhan dasar.

b)

Kemiskinan untuk memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi.

2.

Kemiskinan Relatif

Menurut Kincaid ( 1975 ) semakin besar ketimpang antara tingkat hidup orang kaya
dan miskin maka semakin besar jumlah penduduk yang selalu miskin. Faktor-faktor
Penyebab kemiskinan :
Tingkat kemiskinan cukup banyak.
Mulai dari tingkat dan laju pertumbuhan output ( produktivitas tenaga kerja ).
Tingkat inflasi dan Tinggat Infestasi.
Alokasi serta kualitas sumber daya alam.
Tingkat dan jenis pendidikan.
Etos kerja dan motivasi pekerja.

Strategi Dalam Mengurangi kemiskinan

Pembangunan Sektor Pertanian

Pembangunan Sumber Daya manusia

Peranan Lembaga Swadaya Masyaraka

BAB VIII
PENDUDUK, TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN

1.

Pengertian Penduduk

Menurut JONNY PURBA :

Penduduk adalah orang yang matranya sebagai diri pribadi, anggota keluarga,
anggota masyarakat, warga negara, dan himpunan kuantitas yang bertempat
tinggal di suatu tempat dalam batas wilayah negara pada waktu tertentu

2.

Teori penduduk modern

Pandangan Merkantilisme, jumlah penduduk yang banyak sebagai elemen yang


penting dalam kekuatan negara yaiti merupakan faktor yang penting di dalam
kekuatan negara dan memegang peranan dalam meningkatkan pengahasilan dan
kekayaan negara.
Pandangan Cantilion (Merkantilisme), tanah merupakan faktor utama yang
dapat menentukan tinggi rendahnya kesejahteraan, selain itu, dinyatakan pula
bahwa jumlah penduduk akan terbatas karena jumlahnya akan dibatasi oleh jumlah
makanan yang dapat diproduksi oleh tanah.

3.

Factor mendorong terjadinya kependudukan

Kemajuan IPTEK.
Dorongan atau hasrat naluri manusia yang selalu memperoleh kondisi yang lebih
baik dari sebelumnya di dalam kehidupannya baik material maupun intelektual.
Keterbatasan kemampuan dukungan alam dan SDA serta dukungan lainnya yang
diperlukan.
RUMUSNYA:
Dimana ; P0 adalah jumlah penduduk awal
Pt adalah jumlah penduduk t tahun kemudian
r adalah tingkat pertumbuhan penduduk
t adalah jumlah tahun dari 0 ke t.
1.

Pengertian Tenaga kerja

Menurut UU No. 13 tahun 2003 Bab I pasal 1 ayat 2 disebutkan bahwa tenaga kerja
adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang
dan atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat.
Menurut ALAM. S : Tenaga kerja adalah penduduk yang berusia 15 tahun keatas
untuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara
maju, tenaga kerja adalah penduduk yang berumur antara 15 hingga 64 tahun.
a.

Teori Klasik Adam Smith

Menurut Mulyadi (2003), teori klasik menganggap bahwa manusialah sebagai

faktor produksi utama yang menentukan kemakmuran bangsa-bangsa. Alasannya,


alam (tanah) tidak ada artinya kalau tidak ada sumber daya manusia yang pandai
mengolahnya sehingga bermanfaat bagi kehidupan. Dalam hal ini teori klasik Adam
Smith (1729-1790) juga melihat bahwa alokasi sumber daya manusia yang efektif
adalah pemula pertumbuhan ekonomi. Setelah ekonomi tumbuh, akumulasi modal
(fsik) baru mulai dibutuhkan untuk menjaga agar ekonomi tumbuh. Dengan kata
lain, alokasi sumber daya manusia yang efektif merupakan syarat perlu (necessary
condition) bagi pertumbuhan ekonomi.

2.

Klasifkasi Tenaga Kerja

Berdasarkan penduduknya

Tenaga Kerja

Bukan Tenaga Kerja

Berdasarkan batas kerja

Angkatan kerja

Angkatan kerja adalah penduduk usia produktif yang berusia 15-64 tahun yang
sudah mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja, maupun yang sedang
aktif mencari pekerjaan.

Bukan angkatan kerja

Bukan angkatan kerja adalah mereka yang berumur 10 tahun ke atas yang
kegiatannya hanya bersekolah, mengurus rumah tangga dan sebagainya.

Berdasarkan kualitasnya

Tenaga kerja terdidik

Tenaga kerja terampil

Tenaga kerja tidak terdidik

Rumus : Jumlah Tenaga Kerja = Penduduk usia 15 + Penduduk usia 16 + Penduduk


usia 17 + dst
% Tenaga Kerja = Jumlah Penduduk usia 15 tahun atau lebih x100
Jumlah penduduk
1.

Defnisi pengangguran menurut para ahli

Selanjutnya International Labor Organization (ILO) memberikan defnisi


pengangguran yaitu:
1. Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk
usia kerja yang selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima
pekerjaan, serta sedang mencari pekerjaan.
2. Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh
karyawan dan pekerja mandiri (berusaha sendiri) yang selama periode tertentu
secara terpaksa bekerja kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari
pekerjaan lain atau masih bersedia mencari pekerjaan lain/tambahan (BPS, 2001:
4).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) menyatakan
bahwa:
1. Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35
jam per minggu yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima
pekerjaan lain.
2. Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam
per minggu namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan
lain (BPS, 2000: 14).

2. Faktor-faktor yang menyebabkan pengangguran


Berdasarkan kepada faktor-faktor yang menimbulkannya, pengangguran dibedakan
kepada tiga jenis, yaitu (Simanjuntak, 1998: 14):
1. Pengangguran friksional adalah pengangguran yang terjadi akibat kesenjangan
waktu, informasi, maupun kondisi geografs antara pencari kerja dan lowongan
kerja.
2. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena pencari
kerja tidak memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaan yang
ada.
3. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena pergantian
musim. Pengangguran berkaitan dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek,
terutama terjadi di sektor pertanian.
Cara Menghitung :
Tingkat Penganguran :

orang yang mencari pekerjaan


angkatan kerja

x 100%

BAB IX
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) / Human Development Index (HDI)


adalah pengukuran perbandingan dari harapan hidup, melek
huruf, pendidikan dan standar hidup untuk semua negara seluruh dunia. IPM
digunakan untuk mengklasifkasikan apakah sebuah negara adalah negara
maju, negara berkembang ataunegara terbelakang dan juga untuk mengukur
pengaruh dari kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup
Komponen dan Indikator IPM
Komponen IPM adalah usia hidup (longevity), pengetahuan (knowledge), dan
standar hidup layak (decent living). Usia hidup diukur dengan angka harapan hidup
atau e0 yang dihitung menggunakan metode tidak langsung (metode Brass, varian
Trussel) berdasarkan variabel rata-rata anak lahir hidup dan rata-rata anak yang
masih hidup.Rumus penghitungan IPM dapat disajikan sebagai berikut :
IPM = 1/3 [X(1) + X(2) + X(3)]

(1)

dimana : X(1) : Indeks harapan hidup


X(2) : Indeks pendidikan = 2/3(indeks melek huruf) + 1/3(indeks rata-rata lama
sekolah)
X(3) : Indeks standar hidup layak
Masing-masing indeks komponen IPM tersebut merupakan perbandingan antara
selisih suatu nilai indikator dan nilai minimumnya dengan selisih nilai maksimum
dan nilai minimum indikator yang bersangkutan. Rumusnya dapat disajikan sebagai
berikut ; Indeks X(i)= X(i) - X(i)min / [X(i)maks - X(i)min]
(2)
dimana : X(1) : Indikator ke-i (i = 1, 2, 3)
X(2)

: Nilai maksimum sekolah X(i)

X(3)

: Nilai minimum sekolah X(i)

penghitungan dapat diambil contoh Propinsi Jawa Barat Tahun 2002 (angka
sementara) yang memiliki data sebagai berikut :

Angka harapan hidup

: 64,93

Angka melek huruf

: 93,94

Rata-rata lama sekolah

Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan

: 7,04
: Rp 551.350,-

Berdasarkan data tersebut maka dapat dihitung indeks masing-masing komponen


menggunakan persamaan (2) :

Indeks angka harapan hidup

: (64,93 25) / (85 25) = 0,6655

Indeks angka melek huruf

: (93,10 0) / (100 0) = 0,9310

Indeks rata-rata lama sekolah

Indeks pendidikan : 2/3 (0,9310) + 1/3 (0,4693) = 0,7771

Indeks Konsumsi per kapita riil yang disesuaikan :

: (7,04 0) / (15 0) = 0,4693

(551,35 300) / (732,72 300) = 0,5808


Akhirnya angka IPM dapat dihitung menggunakan persamaan (1) :
IPM = 1/3 (0,6655 + 0,7771 + 0,5808) = 0,6745 (Angka sementara)
Sebagai catatan, Untuk memudahkan dalam membaca angka IPM disajikan dalam
ratusan (dikalikan 100) sehingga IPM Jawa Barat Tahun 2002 adalah 67,45.
Angka IPM Indonesia dari tahun ke tahun
1. Tahun 2007 = 0,734
2. Tahun 2008 = perhitungan baru diberlakukan
3. Tahun 2009 = 0,593
4. Tahun 2010 = 0,600
5. Tahun 2011 = 0,617
6. Tahun 2013 = 0,629
BAB X
INVESTASI
Berdasarkan teori ekonomi, investasi berarti pembelian (dan produksi)
dari modal barang yang tidak dikonsumsi tetapi digunakan untuk produksi yang
akan datang (barang produksi). Investasi adalah suatu komponen dari PDB dengan
rumus PDB = C + I + G + (X-M). Fungsi investasi pada aspek tersebut dibagi pada
investasi non-residential (seperti pabrik dan mesin) dan investasi residential (rumah
baru). Investasi adalah suatu fungsi pendapatan dan tingkat bunga, dilihat dengan

kaitannya I= (Y,i). Dasar hukum investasi di indonesia :Pengaturan tentang kegiatan


penanaman modal di Indonesia diatur dalamUU No. 25 Tahun 2007 tentang
Penanaman Modal. Dalam Pasal 3 ayat (1)huruf a, disebutkan bahwa kegiatan
penanaman modal diselenggarakanberdasarkan asas kepastian hukum.
investasi juga membawa risiko keuangan jika investasi tersebut gagal. Kegagalan
investasi disebabkan oleh banyak hal, diantaranya adalah faktor keamanan (baik
dari bencana alam atau diakibatkan faktor manusia), atau ketertiban hukum.
PRODUK INVESTASI
Beberapa produk investasi dikenal sebagai efek atau surat berharga. Defnisi efek
adalah suatu instrumen bentuk kepemilikan yang dapat dipindah tangankan dalam
bentuk surat berharga, saham/obligasi, bukti hutang (Promissory Notes), bunga
atau partisipasi dalam suatu perjanjian kolektif (Reksa dana), Hak untuk membeli
suatu saham (Rights), garansi untuk membeli saham pada masa mendatang atau
instrumen yang dapat diperjual belikan.
Bentuk INVESTASI berupa : Investasi tanah - Investasi pendidikan - Investasi
saham dan Investasi mata uang asing
Pemerintah menargetkan 10,7 juta lapangan kerja baru, serta menurunkan
tingkat kemiskinan menjadi sekitar 8-10% pada akhir tahun 2014. target itu bisa
tercapai asalkan setiap tahunnya perekonomian meningkat 30% lebih tinggi dari
pada tahun sebelumnya. Untuk mendorongnya, pemerintah harus fokus pada tiga
hal, yaitu ekspor, investasi pemerintah dan publik, serta konsumsi. Di samping itu,
investasi yang dikembangkan pun harus lebih memihak pada penciptaan lapangan
kerja..
Melihat kondisi Indonesia setidaknya ada lima alasan mendasar mengapa
Indonesia membutuhkan investasi asing saat ini:
a. Penyediaan lapangan kerja
b.Mengembangkan industri subsitusi impor untuk menghemat devisa Kehadiran
penanaman modal asing dapat dipergunakan untuk membantu mengembangkan
industri subsitusi impor dalam rangka menghemat devisa.
c. Mendorong berkembangnya industri barang-barang ekspor non-migas untuk
mendapatkan devisa.
d. Pembangunan daerah-daerah tertinggal.
e. Alih teknologi. Salah satu tujuan mengundang modal asing adalah untuk
mewujudkan alih teknologi.
Ada beberapa anggapan mengenai manfaat investasi asing terhadap
pertumbuhan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:
1.
investasi asing akan menciptakan perusahaan-perusahaan baru, memperluas
pasar atau merangsang penelitian dan pengembangan teknologi lokal yang baru.

2.
investasi asing akan meningkatkan daya saing industri ekspor, dan
merangsang ekonomi lokal melalui pasar kedua (sektor keuangan) dan ketiga
(sektor jasa/pelayanan).

You might also like