Professional Documents
Culture Documents
Assalamualaikum Wr.Wb.
Segala puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang
Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya saya dapat menyelesaikan presentasi
kasus dengan judul Kehamilan Sungsang sebagai tugas kepanitraan Kebidanan
RSUD Arjawinangun. Tidak lupa shalawat serta salam kami panjatkan kepada Nabi
Besar Muhammad SAW.
Pada kesempatan ini, izinkan kami selaku penulis untuk mengucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami untuk menyelesaikan
presentasi kasus ini, terima-kasih kepada dr. K.A. Halim Lutfi, Sp.OG, MH.Kes
selaku kepala kepamitraan Kebidanan yang telah meluangkan waktu dalam
membimbing dan memberi masukan-masukan kepada penulis mengenai presentasi
kasus ini dan kepada dr. Isnaena Perwira, Sp.OG dan dr. Husny B. Sismawan, Sp.OG
dan dr. Trubus Priyoko, Sp.OG yang turut membantu dan membimbing penulis, dan
juga kepada seluruh dokter, staf bagian kebidanan, orang tua kami yang telah
mendukung secara moril maupun materil demi terwujudnya cita-cita kami, dan
teman-teman sejawat lainnya yang turut membantu penyusun selama kepanitraan di
bagian Ilmu Kebidanan. Semoga Allah SWT memberikan balasan yang sebesarbesarnya atas bantuan yang diberikan selama ini.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan presentasi kasus ini masuh banyak
terdapat kekurangan. Oleh sebab itu kami mengharapkan saran serta kritik yang dapat
membangun dalam laporan presentasi kasus ini untuk perbaikan di kemudian hari.
Semoga presentasi kasus ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua baik
sekarang maupun dihari yang akan datang. Amin.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Arjawinangun, Januari 2017
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Dekat dengan persalinan, janin biasanya secara spontan berubah menjadi
presentasi kepala karena sebagian besar bokong berada di fundus. Namun jika bokong
janin atau kaki memasuki panggul terlebih dahulu sebelum kepala. Presentasinya
menjadi sungsang.
Dengan terbentuknya segmen bawah rahim, maka pada akhir kehamilan
bentuk uterus menjadi lonjong dengan ukran atas bawah lebih panjang dibanding
dengan ukuran melintang dan fundus uteri lebih lebar dibanding dengan bagian bawah
uterus. Sampai kehamilan kira kira 32 minggu kavum amnii relatif lebih besar dan
air ketuban relatif lebih banyak dibanding dengan besarnya janin sehingga dinding
uterus tidak mendekati janin.
Selanjutnya karena air ketuban mulai berkurang pada akhir kehamilan
sehingga airr ketuban relatif sedikit maka dinding uterus mendekati badan janin.
Bentuk uterus yang lonjong dan bagian atas yang lebih luas akan mempengaruhi
kedudukan janin untuk mengakomodasikan diri dengan bentuk uterus, sehingga
ukuran memanjang janun akan mempengaruhi ukuran panjang uterus. Karena bokong
dan tungkai bawah lebih besar ukurannya dibandingkan dengan kepala akan
menempati bagian yang lebih luas yaitu di fundus uteri, sehingga presenrasi kepala
merupakan frekuensi terbanyak dibandingkan dengan presentasi lainnya. Proses
akomodasi bergantung pada banyaknya air ketuban sehingga kalau air ketuban banyak
maka gerakan janin sangat leluasa, dan sebaliknya bila air ketuban sedikit akan
menyulitkan gerakan janin.
Letak sungsang merupakan keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala
di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri
(2)
. Tipe letak
sungsang yaitu: Frank breech (50-70%) yaitu kedua tungkai fleksi ; Complete breech
(5-10%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah ekstensi ; Footling (10-30%)
yaitu satu atau kedua tungkai atas ekstensi, presentasi kaki (1).
Kematian perinatal langsung yang disebabkan karena persalinan presentasi
bokong sebesar 4-5 kali dibanding presentasi kepala. Sebab kematian perinatal pada
BAB II
LAPORAN KASUS
2.1. Identitas Pasien
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan terakhir
Pekerjaan
Alamat
Tanggal masuk RS
: Ny. R
: 37 th
: Perempuan
: SMP
: Wiraswasta
: Gegunung
: 23 Desember2016
2.2. Anamnesis
Keluhan utama :
Pasien datang ke IGD Kebidanan RSUD Arjawinangun dengan keluhan
mules keluhan dirasakan sejak 1 hari SMRS.
Keluhan nyeri pada bagian perut bawah juga dirasakan oleh pasien,
pasien juga mengeluh keluar lendir dan darah bewarna kuning kecokelatan dari
vagina pasien. Keluhan keluar air air disangkal oleh pasien.
Pasien tidak memiliki riwayat hipertensi, diabetes, ataupun asma.
Keluarga pasien juga tidak memiliki keluhan serupa Riwayat alergi obat obatan
disangkal pasien.
Pertama kali pasien menstruasi saat pasien berusia 11 tahun, lama haid
sekitar 5 7 hari setiap bulannya dan menggantu 2 pembalut setiap harinya.
Pasien mengaku pernah menggunakan kontrasepsi suntik (3 bulan). Hari pertama
haid terakhir kehamilan sekarang sekitar tanggal 6 Maret 2016 dan taksiran
persalinan tanggal 13 Desember 2016
Pasien rutin melakukan pemeriksaan setiap bulannya di puskesmas,
sebanyak 14 x selama kehamilan. Pasien sudah melakukan imunisasi tetanus
toxoid (TT) 1x , dan pernah USG oleh dokter kandungan sebanyak 3 x.
Pasien mengaku menikah satu kali pada usia 16 tahun dan sudah
memiliki 2 anak. Anak pertama lahir pada tahun 1996, laki laki dengan berat
badan 3000 g, spontan, ditolong bidan di rumah. Anak kedua tahun 2003, laki
laki dengan berat badan 3000 g, ditolong bidan dirumah.
2.3. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
Tanda Vital
Tekanan Darah
Nadi
Respirasi
Suhu
= 140/90
= 86x/menit
= 25x/menit
= 36,50
Mata
Jantung
Paru
Abdomen
: Status Obstetrikus
Genitalia
: Status Obstetrikus
Ekstremitas
: Edema -/-
Status Obstetrikus
Abdomen
Inspeksi :
nigra (+),
Striae gravidarum (+), sikatrik (-)
Palpasi :
LI = Teraba masa bulat dan berkonsistensi keras
LII = Tahanan terbesar di kiri, bagian terkecil di kanan
LIII= Teraba masa besar dan lunak
LIV= Bagian terbawah sudah memasuki Pintaliau Atas
Panggul (PAP)
TFU = 28 cm
Lingkar Abdomen =
TBJ = (TFU 12) x 155
= (28 12) x 155
= 2.480 g
His = (-)
Auskultasi
Bising usus (+), DJJ : 152 x/ menit, reguler.
Genitalia
PD :
8 cm
Ketuban (-), sisa jernih
Teraba kaki H II-III
Tidak teraba bagian kecil/ tali pusat.
FLAGS
UNIT
NORMAL
Darah Lengkap
Hemoglobin
13,5
gr/dl
11.5 16.5
Hematokrit
37,2
35.0 49.0
Lekosit
15,82
10 /uL
4000 11000
Trombosit
295
Eritrosit
4,30
103/uL
150000 450000
mm3
4.1 5.8
Fl
79 99
Index Eritrosit
MCV
86,5
MCH
31,5
Pg
27 31
MCHC
36,5
g/dL
33-37
RDW
13,5
33 47
MPV
8,6
Fl
7.9 11.1
PDW
Hitung Jenis (DIFF)
Eosinofil
Basofil
Segmen
36,4
9.0-13.0
0,5
0,6
79,0
H
H
H
%
%
%
03
01
50 70
Limfosit
15,1
20 40
Monosit
3,8
28
Stab
1,0
36
Golongan darah
AB
Negatif
Negatif <0,13
Non Reaktif
mg/dL
U/L
U/L
Negatif
Hasil USG
2.5. Diagnosis Klinis
G3 P2 A0 gravida 40 - 41 minggu dengan letak sungsang + Oligo
2.6. Pemantauan
70 140
8 37
8 40
Tang
CATATAN
INSTRUKSI
gal
23/12/ S : perdarahan pervaginam (+), post Konsul dokter Jaga ruang VK :
16
RL 20 tts/mnt
O:
TD : 110/70
S : 36,8
Cefadroxil 2 dd 1 Tab PO
N : 84
R : 22
Livron 2 dd 1 Tab PO
16
Terapi :
Cefadroxil 2x1
O:
TD : 120/70
S : 36,3
B complex 2x1
N : 80
R : 20
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Malpresentasi adalah bagian terendab janin yang berada du segmen bawah
rahum, bukan belakang kepala. Malposisi adalah penunjuk (presenting part) tidak
berada di anterior.
3.2. Epidemiologi
Variasi
Pada 5% janin sungsang aterm, dan kepala mungkin berada pada hiperekstensi
ekstrim. Presentasi ini telah dikenal sebagai stargazer foetus. Dengan hiperekstensi,
kelahiran per vaginal mungkin menyebabkan trauma pada tulang belakang servikal.
Oleh karena itu, apabila persalinan telah dimulai, ini merupakan indikasi persalinan
sesar. (WILLIAMS)
DIAGNOSIS
MANAGEMEN PERSALINAN
Metode Persalinan Vaginal
Ada perbedaan mendasar diantara persalinan dengan presentasi kepala dan sungsang.
Dengan presentasi kepala, saat kepala sudah dilahirkan, sisa tubuh biasanya mengikuti
tanpa adanya kesulitan. Dengan presentasi sungsang, meskipun bagian yang besar dan
kecil sudah dilahirkan. Pengeluaran janin spontan dengan presentasi sungsang, tidak
seluruhnya berhasil. Oleh karena itu, persalinan per vaginal dibutuhkan keahlian
untuk hasil yang lebih baik.
Ada 3 metode umum untuk persalinan per vagina :
1. Persalinan sungsang sponyal. Perut dikeluarkan seluruhnya
tanpa adanya traksi atau manipulasi selain bantuan untuk
bayi baru lahir.
2. Ekstraksi sungsang parsial. Janin dilahirkan secara spontan
sejauh umbilicus, tetapu badan di ekstraksi atau dilahirkan
Seiring janin terus turun, kaki secara berurutan lahir dengan merubah aspek
medial dari masing masing jari operator diposisikan parallel dengan femur, dan
dengan memberikan tekanan pada lateral agar kaki jauh dari midline.
Setelah kelahiran kaki, genggam bagian tulang panggul janin dengan kedua
tangan, gunakan handuk. Jari berada pada krista iliaka superior anterior dan ibu jari
pada sacrum, untuk meminimalisasi kemungkinan cedera jaringan lunak pada perut
janin. (Gambar 3)
Faktor Resiko
Presentasi Dahi
Peresentasi dahi terjadi manakala kepala kanin dalam sikap ekstensi sedang.
Pada pemeriksaan dalam dapat diraba daerah sinsiput yang berada di antara ubun
ubun besar dan pangkal hidung. Bisa menetao, janin dengan presentasi ini tidak
dapat dilahirkan oleh karena besarnya diameter oksipitomental yang harus
melalui panggul. Janun dengan ukuran kecil punggungnya berada di posterior
atau ukuran panggul yang sedemikian luas mungkin masih dapat dilahirkan
pervaginam. Kejadian presentasi dahi meningkat bila didapatkan adanya
polihidramnion (0,4 %), berat badan lahir < 1500 g (0,19 %), prematuritas (0,16
%), dan postmaturitas (0,1 %). (hal. 582)
Diagnosis
Diagnosis presentasi dahi dapat ditegakkan aoabila pada pemeriksaan vaginal
diraba oangkal hidung, tepi atas orbita, sutura frontalism dan ubun ubun besar,
tetapi tidak dapat teraba dagu dan mulut janin. Apabila mulut dan dagu janin
dapat teraba, maka diagnosisnya adalah presentasi muka. Sebanyak 24%
presentasu dahi tidak terdiagnosis sebelum kala II. Pada palpasi abdomen dapat
teraba oksiput dan dagu janin di atas simfisis dengan mudah.
Mekanisme Persalinan
Pada umumnya presentasi dahi bersifat sementara untuk kemudian dahi
bersifat sementara kemudian dapat berubah menjadi oresentasi belakang kepala,
presentasi muka, atau tetap presentasi dahi. Oleh karena itu, apabila tidak ada
gawat janin, menunggu kemajuan persalinan dapat dilakukan. Perubahan
presentasi dapatr terjadi terutama pada janin kecil atau janin mati yang dudah
mengakanu naserasi. Pada janin dengan ukuran normal, terutama apabila selaput
ketuban sudah pecah, biasanya tidak terjadi perubahan presentasi. Mekanisme
persalinan pada presentasi dahi menyerupai persalinan dengan mekanisme muka.
Oleh karenanya, janin kecil mungkin dapat dilahirkan vaginal bila punggungnya
berada di posterior.
Apabila presentasi dahi yang menetap dibiarkan berlanjut, maka daoat terjadi
molase yang hebat sehingga diameter oksipitomental akan berkurang dan
terbentuk caput succedaneum di daerah dahi. Persalinan dapat berlangsung hanya
bila molase tersebut membuat kepala bisa masuk panggul. Saat lahir melalui
pintu bawah panggul, kepala akan fleksi sehingga lahirlah dahi, sinsiput, oksiput.
Prosas selanjutnya terjadi ekstensi sehingga lahirlah wajah.
Penanganan
Sebagian besar presentasi dahi memerlukan pertolongan persalinin secara
bedah sesar untuk menghindari manipulasi vaginal yang sangat meningkatkan
mortalitas perinatal. Apabila presentasi dahi di diagnosis pada persalinan awal
dengan selaput ketuban yang utuh, observasi ketat dilakukan. Observasi ini
dimaksudkan untuk menunggu kemungkinan perubahan presentasi secara
spontan. Pemberian stimulasi oksitosin pada kontraksi uterus lemah harus
dilakukan dengan sangat hati hati dan tidak boleh dilakukan apabila tidak
terjadi penurunan kepala atau dicurigai adanya disproporsi kepala panggul.
Presentasi dahi yang menetap atau dengan selaput ketuban yang sudah pecah
sebaiknya dilakukan bedah sesar untuk melahirkannya. Jangam ,elahirkan
menggunakan bantuan ekstraksi vakum, forceps atau simpisiotomi karena hanya
akan meningkatkan morbiditas dan mortalitas.
Presentasi Muka
Presentasi muka terjadi apabila sikap janin ekstensi maksimal sehingga
oksiput mendekat kearah punggung janin dan dagu menjadi bagian presentasinya.
Faktor predisposisi yang meningkatkan kejadian presentasi dahi adalah
malformasi janin (0,9%), berat badan lahir <1500 g (0,71%), polihidramnion
(0,63%), postmaturitas (0,18%), dan multiparias (0,16%). Berbeda dengan
presetasi dahi, janin dengan presentasi muka masih bisa dilahirkan vaginal
apabila posisi dagunya anterior.
Diagnosis
Diagnosis presentasi muka ditegakkan apabila pemeriksaan vaginal dapat
diraba mulut, hidung, tepi orrbita, dan dagu. Penunjuk presentasi muka adalah
dagu. Pada palpasi abdomen kadang dapat diraba tonjolan kepala janin di dekat
punggung janin. Pada waktu persalinan,seringkali muka menjadi edena, sehingga
diagnosis dapat keliru sebagai presentasi bokong. Pada kejadian tersebut
perabaan pada mulut mirip dengan perabaan pada anus. Sebanyak 49% kasus
presentasi muka tidak terdiagosis sebelum kala II.
Mekanisme Persalinan
Mekanisme persalinan presentasi muka serupa dengan persalinan presentasi
belakang kepala. Secara berurutan akan terjadi proses kepala mengalami
penurunan (descent), rotasi internal, fleksi, ekstensi, dan rotasi eksternal.
Sebelum masuk panggul biasanya kepala janin belum dalam sikap ekstensi
maksimal, sehingga masih presentasi dahi. Ketika terjadi penurunan kepala,
tahanan dari pannggul akan menyebabkan kepala lebih ekstensi sehingga terjadi
perubahan menjadi presentasi muka. Ketika masuk pintu atas panggul dagu
dalam posisi transversal atau oblik.
Pada pintu tengah panggul, rotasi internal terjadi. Tujuan rotasi internal ini
adalah membuat kepala agar dapat semakin memasuki panggul dengan cara
merubah posisi dagu ke arah anterior. Apabila dagu berputar kea rag posterior,
maka kepala akan tertahan oleh sakrum sehingga kepala tidak mungkin turun
lebih lanjut., dan terjadilah persalinan macet. Pada janin yang sangat kecil atau
sudah terjadi maserasi bahu, dan kepala dapat secara bersamaan masuk ke dalam
panggul sehingga meskupun dagu di posterior kepala tetap dapat mengalami
penurunan. Keadaan di temukuan ridak bisa terjadi pada janin seukuran cukup
bulan. Perputaran dagu kea rah anterior akan membuat kepala memasuki pintu
tengah panggul dan dagu serta mulut muncul di vulva. Pada keadaan demikian
dagu bawah tepat berada di bawah simfisis.
Sesuai dengan arah sumbu panggul, gerakan selanjutnya adalah fleksi kepala
sehingga berturut turut lahirlah hidung, mata, dahi, dan oksiput. Setelah kepala
lahir, karena gaya beratnya akan terjadu ekstensi kepala sehingga oksiput
menekan ke arah anus. Proses selanjutnya adalah terjadi putaran eksternal pada
kepala menyesuaikan kembali dengan arah punggung janin.
Penanganan
Posisi dagu di anterior adalah syarat yang harus dipenuhi apabila janin
presentasi muka hendak dilahirkan vaginal. Apabila tidak adagawat janin dan
persalinan berlangsung dengan kecepatan normal, maka cukup dilakukan
observasi terlebih dahulu sehingga terjadi pembukaan lengkap. Apabila setelah
pembukaan lengkap dagu berada di anterior, maka persalinan pervaginal
dilanjutkan seperti persalinan dengan presentasi belakang kepala. Bedah sesar
dilakukan apabila setelah pembukaan lengkap posisi dagu masih posterior,
didapatkan tanda tanda disproporsi, atau atas indikasi obstetri lainnya.
Stimulasi oksitosin gabta duperkenankan pada posisi dagu anterior dan tidak
ada tanda tanda disproporsi. Melakukan perubahan posisi dagu secara manual
ke arah anterior atau mengubah presentasi muka menjadi presentasi belakang
kepala sebaiknya tidak dilakukan karena dapat menimbulkan bahaya. Melahirkan
bayi presentasi muka dengan menggunakan ekstraksi vakum tidak
diperkenankan. Pada janin yang meninggal, kegagalan melahirkan vaginal secara
spontan, dapat diatasi dengan kraniotomi atau bedah sesar.
GAMBAR.
Presentasi Majemuk
Presentasi majemuk adalah terjadinya prolaps satu atau lebih ekstrenitas pada
presentasi kepala ataupun bokong. Kepala memasuki panggul bersamaan dengan
jaju dab atau tangan. Presentasi majemuk juga dapat terjadi manakala bikong
memasuki panggul bersamaan dengan tangan. Dalam pengertian presentasi
majemuk tidak termasuk presentasi bokong-kaki, presentasi bahu, atau prolapse
tali pusat. Apabila bagian terendah janin tidak menutupi dengan sempurna pintu
atas panggul, maka presentasi majemuk dapat terjadi.
Faktor yang meningkatkan kejadian presentasi majemuk adalah prematuritas,
multiparitas, panggul sempit, kehamilan ganda, atau pecahnya selaput ketuban
dengan bagian janin yang masih tinggi
GAMBAR
Diagnosis
Kemungkinan adanya presentasi majemuk dapat dipikirkan apabilas terjadi
keterlambatan kemajuan persalinan pada persalinan fase aktif, bagian terendah
janin (kepala atau bokong) tidak dapat masuk panggul terutama setelah terjadi
pecah ketuban. Diagnosis presentasi majemuk dibuat melalui periksa dalam
vagina. Apabila pada presentasi kepala teraba juga tangan/ lengan dan atau kaki
atau apabila pada presentasi bokong teraba juga tangan/lengan, maka diagnosis
presentasi majemuk dapat ditegakkan. Kesulitan menegakkan diagnosis tersebut
oleh karena seringkali terjadi koreksi spontan terutama pada derajat ringan
prolaps ekstremitas.
Mekanisme Perslainan
Kelahiran spontan pada persalinan dengan presentasi majemuk hanya dapat
terjadi apabila janunnya sangat kecil (sedemikian sehingga panggul dapat dilalui
bagian terendah janin bersamaan dengan ekstremitas yang menyertainya), atau
apabila janin mati yang sudah mengalami maserasi. Mekanisme persalinan
presentasi kepala atau presentasi bokong apabila terjadi reposisi baik secara
spontan maupun melalui upaya.
Penanganan
Penanganan presentasi majemuk dimulai dengan menetapkan adanya prolaps
tali pusat atau tidak. Adanya prolaps tali pusat menimbulkan keadaan emergensi
bagi janin, dan penanganan dengan melakukan bedah sesar ditunjukan untutk
mengatasi akibat prolaps tali pusat tersebut daripada presentasi majemuknya. Hal
hal yang perlu dipertimbangkan adalah presentasi janin, ada tidaknya prolaps
tali pusat, pembukaan serviks, keadaan selaput ketuban, kondisi dan ukuran janin.
Serta ada tidaknya kehamilan kembar. Bergantung pada keadaan keadaan
tersebut persakunan dapat berlangsung vaginal ataupun abdominal.
Apabila tidak ada prolaps tali pusat, maka dilakukan pengamatan kemajuan
persalinan dengan seksama. Pada kasus kasus presentasi majemuk dengan
kemajuan [ersalinan yang baik (pada fase aktif pembukaan serviks minimal 1 cm/
jam, atau pada kala 2 terjadi penurunan kepala), umumnya terjadi reposisi
spontan. Setelah pembukaan lengkap, dengan semakin turunnya kepala, maka
ekstremitas yang prolaps akan tertinggal dan tidak memasuki panggul.
Selanjutnya pertolongan persalinan dilakukan sebagaimana biasanya.
Pada keadaan terjadinya kemajuan persalinan lambat atau macet (biasanya
pada pembukaan serviks praktis lengkap), dilakukan upaya reposisi ekstremitas
yang prolaps. Tekanan ekstremitas yang prolaps oleh bagian terendah janin
(kepala atau bokong) dilonggarkan dulu dengan cara membuat ibu dalam posisi
dada lutut (knee-chest position). Apabila ketuban masih utuh dilakukan
amniotomi terlebih dahulu. Dorong rkkstremitas yang prolaps ke arah kranial,
tahan hingga timbul his yang akan menekan kepala atau bokong memasuki
panggul. Seiring dengan turunnya bagian terendah janin, jari penolong
dikeluarkan perlahan lahan. Keberhasilan upaya ini ditunjukkan dengan tidak
teraba lagi ekstremitas yang prolaps. Apabila tindakan reposisi tersebut gagal,
maka dilakukan bedah sesar untuk melahirkannya.
Presentasi Bokong
Presentasi bokong adalah janin letak memanjang dengan bagian terendahnya
bokong, kaki, atau kombinasi keduanya. Dengan insidensi 3 4 % dari seluruh
kehamilan tunggal pada umur kehamilan cukup bulan ( 37 minggu), presentasi
bokong merupakan malpresentasi yang sering dijumpai. Sebelum umur
kehamilan 34 minggu. Penyebab terjadinya presentasi bokong tidak diketahui,
tetapi terdapat beberapa faktor resiko selain prematuritas, yaitu abnormalitas
structural uterus, poli hidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,
kehamilan multiple, anomali janin (anensefaali, hidrosefalus), dan riwayat
presentasi bokong sebelumnya.
Managemen presentasi bokong mengalami perubahan mengarah kepada
semakin dipilihnya cara persalinan bedah sesar dibandingkan vaginal. Pada tahun
1990 sebanyak 90% kasus dilahirkan dengan bedah sesar, sedangkan pada tahun
1970 hanya sebanyak 11,6%. Kecenderungan tersebut sangat berkaitan dengan
bukti bukti yang menunjukkan hubungan cara persalinan dengan resiko
kematian atau morbiditas perinatal.
Diagnosis
Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi abdomen.
Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan perawatan antenatal bila
umur kehamilannya 34 minggu. Untuk memastikan apabila masih terdapat
keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat dilakukan periksa dalam vagina
dan/atau pemeriiksaan ultrasonografi. Keberhasilan untuk meneukan adanya
presentasi bokong pada masa kehamilan sangat penting oleh karena adanya
prosedur versi luar yang di rekomendasikan guna menurunkan insidensi
persalinan dengan presentasi selain kepala dan persalinan bedah sesar.
akupuntur, dan posisi dada-lutut ibu. Bukti bukti tentang manfaat dan keamanan
tindakan versi luar sudah cukup tetapi masih belum bagi tindakan moksibusi
dan/atau akupuntur, dan posisi dada-lutut. Dengan demikian, baru tindakan versi
luar yang direkomendasikan.
Perubahan spontan menjadi presentasi kepala sebagian besar akan terjadi pada
umur kehamilan 34 minggu, sehingga penemuan adanya presentasi bokong mulai
umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat untuk pertimbangan melakukan
tindakan versi luar. Versi luar adalah prosedur yang dilakukan dengan
menggunakan tekanan dan maneuver tertentu pada perut ibu untuk mengubah
presentasi janin menjadi presentasi kepala.
Prosedur versi luar cukup aman dan efektif. Komplikasi yang mungkin dapat
terjadi adalah bradikardia janin yang bersifat sementara, solusio plasenta,
komplikasi pada tali pusat, perdarahan feto-maternal dengan kemungkinan
sensitisasi dan ketuban pecah atau solusio plasenta setelah versi luar < 1%.
Tingkat keberhasilannya 50 70% (semakin meningkat pada multiparitas,
presentasi selain bokong murni, volume air luar, 40%-nya akan berhasil
melahirkan secara vaginal. Jika dibandingkan dengan kelompok yang tidak
dilakukan versi luar, terjadi pengurangan 62 % persalinan bukan presentasi
kepala dan penurunan 45 % bedah sesar pada kelompok yang dilakukan versi
luar. Oleh karena keamanan dan efektivitasnya, dianjurkan agar semua
perempuan dengan presentasi selain kepala yang memenuhi persyaratan pada
umur kehamilan mendekati atau saat cukup bulan diberi tawaran untuk
melakukan versi luar. Keadaan yang harus diketahui sebelum menawarkan versi
luar adalah perkiraan berat janin, volume air keruban, letak plasenta, dan
morfologi janin normal.
Indikasi kontra dilakukannya versi luar adalah semua keadaan indikasi kontra
persalinan vaginal. Terdapat pula indikasi kontra yang sifatnya relatif, yaitu
ketuban pecah dini, oligohidramnion, perdarahan uterus yang tidak diketahui
sebabnya, atau dalam persalinan kala I fase aktif. Meskipun memiliki tingkat
keberhasilan yang setara dengan perempuan tanpa riwayat bedah sesar, keamanan
versi luar pada perempuan dengan riwayat bedah sesar masih belum cukup
didukung bukti.
Umur kehamilan terbaik untuk melakukan versi luar belum begitu jelas. Pada
dasarnya semakin tua umur kehamilan, akan semakin kecil tingkat
keberhasilannya. Pada umumnya versi luar efektif dilakkukan pada umur
krhamilan 34 36 minggu. Versi luar dapat dilakukan sebelum umur kehamilan
34 minggu, tetapi kemungkinan untuk kembali lagi menjadi presentasi bokong
cukup besar, dan apabila terjadi komplikasi yang mengharuskan dilahirkannya
dengan segera, maka mordibitas karena prematuritasnya masih tinggi. Versi luar
dapat dipertimbangkan untuk diulang bila sebelumnya gagal atau sudah berhasil,
tetapi kembali menjadi presentasi bokong. Proses versi luar dapat dipermudah
dan rasa tidak nyaman bagi pasien dapat dikurangi dengan penggunaan tokolitik
(tetrabutalin 0,125 0,250 mg subkutan)
Dianjurkan melakukan versi luar di tempat yang memiliki fasilitas melakukan
bedah sesar emergensi. Informed concent diperoleh setelah memberikan
konseling yang berisi informasi tentang kemungkinan komplikasi, pilihan lain
(bedah sesar), prognosis, dan bagaimana prosedur dilakukan. Pemeriksaan NST
(non-stress test) perlu dilakukan sebelum dan sesudah prosedur dilakukan.
Untuk melakukan versi luar, mula mula bokong dikeluarkan dari pelvis dan
diarahkan lateral sedikitnya sebesar 90o. Dengan langkah ini biasanya kepala
akan bergerak 90o kea rah yang berlawanan dengan bokong. Setelah itu
dilakukan maneuver bersamaan pada kepala dan bokong untuk mengarahkan
kepala kea rah kaudal dan bokong ke arah kranial. Apabila digunakan tokolitik
(pastikan tidak ada indikasi kontra penggunanya), pemberian antara 5 10 menit
sebelum prosedur dilakukan. Dalam satu kali sesi versi luar direkomendasikan
dilakukan tidak lebih dari dua kali upaya versi luar. Apabila belum berhasil dapat
diulang pada sesi berikutnya, tergantung umur kehamilan dan keadaan persalinan
pada waktu itu.
SKEMA PENGELOLAAN PRESENTASI BOKONG PD KEHAMILAN
Persalinan Pada Presentasi Bokong
Persalinan vaginal pada presentasi bokong
Laporan penelitian multisenter Term Breech Trial menunjukkan manfaat
bedahsesar elektif dalam menurunkan resiko kematian perinatal atau
morbiditas neonatal yang serius dibandingkan persalinan vaginal (1,5 vs
5,0%; RR 0,33; CI 0,19 0,56). Meskipun demikian, persalinan vaginal
masih memiliki tempat sepanjang dipenuhi persyaratan untuk
dilakukannya.
Terdapat situasi situasi tertentu yang membuat persalinan vaginal tidak
dapat dihindarkan yaitu ibu memilih persalinan vaginal, direncanakan
bedah sesar tetapi terjadi proses persalinan yang sedemikian cepat,
persalinan terjadi di fasilitas yang tidak memungkinkan dilakukan bedah
sesar, presentasi bokong yang tidak terdiagnosis hingga kala II, dan
kelahiran janin kedua presentasi bokong pada kehamilan kembar. Dengan
semakin banyaknya kasus presentasi bokong yang dilakukan bedah sesar,
maka keterampilan petugas akan semakin berkurang. Dalam keadaan
demikian, persalinan vaginal menjadi kurang aman.
Menentukan cara persalinan
untuk menentukan cara persalinan pada presentasi bokong diperlukan
pertimbangan besaran ada tidaknya kontraindikasi persalinan vaginal, umur
kehamilan, taksiran berat janin, dan persetujuan pasien. Percobaan
persalinan vaginal tidak dilakukan apabila didapatkan kontraindikasi
persalinan bagunal bagi ibu atau janin, presentasi kaki (dan variannya),
hiperekstensi kepala janin, berat bayi >3.600 gram, tidak adanya informed
concent, dan tidak adanya petugas yang berpengalaman melakukan
pertolongan.
Luaran yang buruk pada persalinan vaginal bergantung pada beberapa hal
yaitu stimulasi persalinan, kala II > 60 menit, keterampilan penolong,
persalinan kala I fase aktif yang lambat (nuligraviida <1,2 cm/ jam,
multigravida <1,5 cm/ jam). Luaran tidak dipengaruhi oleh induksi
persalinan, paritas, penggunaan CTG, dan anastesi epidural.
Melahirkan bayi presentasi bokong
Pada persalinan kala I perlu digunakan patograf untuk mendeteksi secara
dini adanya kelambatan kemajuan persalinan. Dalam hal terjadi
keterlambayan kemajuan persalinan, stimulasi sebaiknya tidak dilakukan.
Pengamatan terhadap terjadinya prolaps tali pusat atau kegawatan pada
janin perlu dilakukan dengan seksama. Meskipun pengeluaran mekonium
sering dijumpai pada presentasi bokong, mekonium yang keluar sebelum
janin memasuki panggul dapat merupakan indikasi terjadinya kegawatan
Tidak
Ya
Bersedia vaginal
TBJ <2 kg
TBJ <2 kg
TBJ <2 kg
Gagal
Berhasil
Versi Luar
Versi Luar
Ya
Bedah Sesar
Bedah Sesar
Tidak
Percobaan
persalinan
vaginal
Persalinan lambat
atau gambaran
CTG abnormal
Lanjutkan
persalinan
vaginal
BAB IV
PEMBAHASAN
Telah dilaporkan suatu kasus wanita 21 tahun yang kemudian didiagnosa
dengan diagnosa G1P0A0 dengan letak sungsang bokong H I-II + inpartu kala I, Anak
aterm, tunggal, hidup, intrauterin, dengan riwayat mulas dan keluar air. Selanjutnya
akan dibahas:
1. Apakah diagnosa dan pemeriksaan pada kasus ini sudah tepat.
Pasien ini didiagnosa dengan G1P0A0 dengan letak sungsang bokong H I-II +
inpartu kala I, Anak aterm, tunggal, hidup, intrauterin, dengan riwayat mulas dan
keluar air. Usia kehamilan yang aterm pada kasus ini dapat dibuktikan. Pemeriksaan
tinggi fundus uteri 30 cm dan lingkar abdomen 96 cm serta taksiran berat anak 2790
gr.
Letak sungsang bokong pada kasus ini ditentukan dari hasil pemeriksaan
Leopold, auskultasi denyut jantung janin di atas umbilikus serta pemeriksaan dalam.
Pada pemeriksaaan Leopold I ditemukan teraba masa bulat dan keras pada bagian
teratas fundus uteri yang mengesankan kepala janin. Leopold III juga menunjukkan
teraba masa besar dan lunak pada bagian bawah fundus uteri yang mengesankan
bokong janin.
2. Apakah penatalaksanaan kasus ini sudah tepat
Pasien diberikan antibiotik injeksi. Berdasarkan kepustakaan hal ini sudah
tepat sebagai profilaksis terjadinya infeksi.
Selanjutnya pasien direncanakan untuk persalinan pervaginam secara manual
aid dengan manuver Louvset. Manual aid (partial breech axtraction; assisted breech
delivery) adalah janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan kekuatan ibu dan
sebagian lagi dengan tenaga penolong. Di Negara Amerika sebagian besar ahli
kebidanan cenderung untuk melahirkan letak sungsang secara manual aid, karena
mereka menganggap bahwa sejak tali pusat lahir adalah fase yang sangat berbahaya
bagi janin, karena pada saat itulah kepala masuk ke dalam pintu atas panggul, dan
kemungkinan besar tali pusat terjepit diantara kepala janin dan pintu atas panggul.
Keuntungan manuver Louvset sebagai teknik yang dipergunakan dalam menolong
persalinan sungsang pada kasus ini antara lain teknik ini merupakan teknik yang
sederhana dan jarang gagal, dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa
memperhatikan posisi lengan serta meminimalisir bahaya infeksi karena tangan
penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir. Zatucni dan Andros memberikan panduan
untuk menentukan jenis persalinan pada letak sungsang. Pada kasus ini didapatkan
skor 5, artinya boleh dilahirkan pervaginam.
ALARM memberikan panduan persalinan untuk letak sungsang yaitu bukan
footlink breech, taksiran berat anak antara 2500-3600 gram serta tidak adanya
hiperekstensi kepala. Kasus ini dapat memenuhi 2 dari 3 kriteria yang diberikan
ALARM, dimana jenis sungsang bukan footlink, dan taksiran berat anak 2790 gram.
Adanya hiperekstensi kepala pada kasus ini belum dapat disingkirkan, karena untuk
menentukan adanya hiperekstensi kepala memerlukan pemeriksaan USG atau
Rontgen
(1,12)
fundal
(1)
BAB V
KESIMPULAN
1. Pemeriksaan dan diagnosis kasus ini dapat diterima dan sesuai dengan literatur
yang ada.
2. Pada kasus ini pasien direncanakan untuk persalinan pervaginam secara
manual aid dengan manuver Louvset.
3. Sebaiknya dilakukan pemeriksaan USG untuk menyingkirkan adanya
hiperekstensi kepala sebelum diputuskan persalinan pervaginam pada kasus
sungsang.
4. Faktor predisposisi sungsang pada kasus ini belum diketahui.
DAFTAR PUSTAKA