Professional Documents
Culture Documents
ASUHAN KEPERAWATAN
GASTROENTERITIS AKUT
A. TINJAUAN UMUM
1. DEFENISI
a. Gastroenteritis (diare akut) adalah inflamasi lambung dan
A.
Sowden, 2002)
3. PATOFISIOLOGI
Diare sekresi biasanya diare dengan volume banyak disebabkan oleh
peningkatan produksi dan sekresi air, serta elektrolit oleh mukosa usus, kedalam lumen
usus.
Diare osmotic terjadi bila air terdorong kedalam usus oleh tekanan osmotic dari
partikel yang tidak dapat diabsorbsi sehingga reabsorbsi air menjadi lambat.
Diare osmotic campuran disebabkan oleh peningkatan kerja peristaltic dari usus,
(biasanya karena penyakit usus implamasi dari kombinasi peningkatan sekresi atau
penurunan absorbsi dalam usus. (Sylvia A. Price, 2005).
4. MANIFESTASI KLINIK
Frekuensi defekasi meningkat bersamaan dengan meningkatnya kandungan
cairan dalam feses. Pasien mengeluh kram perut, distensi, gemuruh usus
(borboringus), anoreksia, dan haus. Kontraksi spasmosik yang nyeri dan peregangan
yang tidak efektif pada anus dapat terjadi pada setiap defekasi.
Gastroenteroitis dapat eksploratif atau bertahap dalam sifat dan awitan. Gejala
yang berkaitan langsung dalam diare diantaranya adalah dehidrasi dan kelemahan.
Feses berair adalah karateristik dari penyakit usus halus dan adanya mucus dan pus
dalam feses menunjukkan adanya ebteritis inflamasi atau colitis. (Sylvia A. Price, 2005).
5. EVALUASI DIAGNOSTIK
Apabila penyebab Gastroenteritis tidak terbukti maka tes diagnostic berikut harus
dilakukan yaitu :
a. Hitung darah lengkap.
b. Sifat kimia
c. Urinalisis
d. Pemeriksaan feses rutin
e. Pemeriksaan feses untuk infeksi atau parasit. (Sylvia A. Price, 2005).
6. PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan medis utama diarahkan pada pengendalian atau pengobatan
penyakit dasar. Obat-obatan tertentu misalnya prednisone dapat mengurangi beratnya
diare dan penyakit.
Untuk diare ringan cairan oral dengan segera ditingkatkan dan glikosa serta elektrolit
dapat diberikan untuk rehidrasi ringan. (Sylvia A. Price, 2005).
7. KOMPLIKASI
a. Cardiac Dysritmia
b. Asidosis metabolic
c. Dehidrasi
d. Hipotensi
e. Kematian
f. Kontraksi ventrikel premature. (Sylvia A. Price, 2005).
sebagai berikut.
a. Pengumpulan data
1) Aktifitas / Istirahat
Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, perasaan gelisah,
ansietas.
2) Integritas ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, kesal, perasaan tak berdaya/ tak ada
harapan.Faktor
: hubungan keluarga/pekerjaan,
Episode diare yang tak dapat diperkirakan, hilang timbul, sering, tak
terkontrol, flatus lembut dan semiciar, bau busuk dan berlemak (steatore), melena.
4) Makanan/cairan
Gejala : Anoreksia : mual/muntah , penurunan berat badan, tak toleran pada diet,
produk susu, makanan berlemak.
Tanda :Penurunan lemak subkutan/massa otot. Kelemahan,tonus otot buruk dan
turgor kulit buruk, membran mukosa pucat.
5) Hygiene
Tanda :
6) Nyeri/Kenyamanan
Gejala :
Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada kuadran kanan bawah ;
nyeri abdomen tengah bawah (keterlibatan jejunum), nyeri tekan menyebar kebagian
periumbilikal, Titik nyeri berpindah, nyeri tekan (erthritis).
Tanda : Nyeri tekan abdomen/distensi.
7) Keamanan
Gejala
Tanda : Lesi kulit mungkin ada, misalnya eritema nodusum (meningkat,nyeri tekan,
kemerahan dan membengkak) pada tangan, muka, pioderma gangrenosa (lesi tekan
purulen/lepuh dengan batas keunguan) pada paha, kaki dan mata kanan. Ankilosa
spondalitis. Uveitis, konjungtivitis/iritasi.
8) Interaksi social
Gejala : Masalah berhubungan / peran sehubungan dengan kondisi .
Ketidakmampuan aktif secara social.
9) Penyuluhan/pembelajaran
Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi usus.
2. Analisa data
Dengan melihat data subyektif dan data obyektif dapat menentukan permasalahan
yang dihadapai klien dengan memperlihatkan masalah dapat di ketahui penyebab efek
dari masalah tersebut. Dari analisa data di tentukan diagnosa keperawatan yang
muncul. (Doenges, 2000)
4. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang dapat muncul pada pasien diare anak :
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus
b. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan
banyak cairan (diare berat dan muntah).
c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan absorbsi
nutrient.
d. Ansietas berhubungan dengan factor psikologis / rangsang simpatis (proses inflamasi).
e. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik, diare lama, iritasi kulit, akskoreasi fisura
oerirektal.
f. Koping indivudu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga.
g. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang mengingat informasi atau tidak
mengenal sumber. (Brunner dan Suddarth, 2000)
5. Intervensi Keperawatan
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, atau malabsorbsi usus.
Tujuan:Melaporkan penurunan frekuensi defekasi,konsistensi kembali normal.
Intervensi
1. Observasi dan catat frekwensi
devekasi, karakteristi, jumlah dan
Rasional
1. Membantu membedakan penyakit
individu dan mengkaji beratnya.
factor pencetus
2 . Tingkatkan tirah baring
kehilangan banyak
Rasional
Keseimbangan cairan
2. Hipotensi (termasuk postoral),
takikardia demam dapat
menunjukkan terhadap Efek /
kehilangan cairan
Elektrolit
5. Mempertahankan istirahat usus akan
memerlukan penggantian cairan untuk
memeperbaiki kehilanngan /anemia
Intervensi
1. Timbang berat badan tiap hari
Rasional
1. Memberikan informasi tentang
simpanan energi.
3.
Menenangkan
peristaltic
dan
dan
diare
dimana
menyebabkan
malabsorbsi
/ kehilangan nutrient.
6. Berikan nutrisi parenteral total, terapi IV6. Program ini mengistirahatkan saluran
sesuai indikasi.
GI sementara memberikan,
ditangani.
Intervensi
1. Dorong menyatakan perasaan,
berikan umpan balik
Rasional
1. Membuat hubungan teraupetik,
Membantu pasien / orang terdekat
dalam mengidentifikasi masalah yang
menyebabkan stress.
2. Akui bahwa ansietas dan masalah mirip2. Validasi bahwa perasaan normal dapat
dengan yang diekspresikan orang lain
3. Bantu klien belajar mekanisme koping 3. Belajar cara baru untuk mengatasi
baru misalnya tekhnik mengatasi
4. Berikan lingkungan tenang dan istirahat 4. Memindahkan klien dari stress luar,
meningkatkan relaksasi, membantu
5. Rujuk pada perawat spesialis psikiatri,
pelayanan social, penasehat agama.
menurunkan ansietas.
5. Di butuhkan bantuan tambahan untuk
meningkatkan control dan mengatasi
episode akut.
catat
lokasi,
perubahan
nyeri.
suhu,
tekanan darah.
Analgesik.
fisura
f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan proses penyakit yang tidak diduga
Tujuan : Menunjukkan perubahan pola hidup yang perlu untuk membatasi / mencegah
Intervensi
Rasional
1. Kaji pemahaman klien / orang1. Perawat mampu untuk menerima
terdekat dan metode sebelumnya lebih nyata tentang masalah saat ini.
dalam menerima proses penyakit.
2. Berikan kesempatan pada klien2. Stressor penyakit mempengaruhi
untuk
mendiskusikan
penyakit
telah
bagaimana semua
arah
mempengaruhi mengalami
hubungan.
hidup
dank
kesulitan
lien
mengatasi
3.Bantu
klien
tim
pertemuan
sebagai
untuk perendanaan
dan
bagian
meningkatkan
Rasional
1.Membuat
pengetahuan
memberikan
kesadaran
dasar
dan
kebutuhan
belajar individu.
2. Faktor pencetus/ pemberat individu
2. Kaji ulang proses penyakit, penyebab / sehungga kebutuhan klien untuk
efek
hubungan
factor
menimbulkan
mengidentifikasi
gejala
cara
menurunkan gejala.
factor pendukung.
3. Kaji ulang obat, tujuan, frekuensi,
program kesehatan.
4. Menurunkan penyebaran bakteri dan
resiko iritasi kulit / kerusakan infeksi
5. Implementasi Keperawatan
Implementasi
telah ditentukan
kemudain disesuaikan dengan respond dan kondisi klien saat itu. Implementasi
dilakukan dengan mengacu pada tujuan intervensi pada setiap diagnosa yaitu :
6. Evaluasi
Hasil yang diharapkan
a. Konsistensi feses kembali normal
b. Klien memperlihatkan volume cairan yang seimbang
c. Kebutuhan nutrisi terpenuhi
d. Klien dan keluarga tidak mengalami kecemasan
e. Klien tidak mengalami nyeri
f. Koping individu efektif dan dapat merubah pola hidup
g. Klien dan keluarga tahu tentang kondisi kesehatan dan penanganannya .