Professional Documents
Culture Documents
B. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada penderita
yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi
kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan
coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan
a.
tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
Vasospasmus menyebabkan :
Hypertensi
b.
c.
Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu :
Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus
Molahidatidosa
Diabetes melitus
Kehamilan ganda
Hidrocepalus
Obesitas
C. KLASIFIKASI
Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode
1. Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila
selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Synopsis Obstetri I,
2002).
5)
E. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk
ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre
eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi
arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating
pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain.
Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta
sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardatio
PATHWAY
Pre Eklamsi
Ekspansiplasma
Vasodilatasi
albumin serum
resistensi vasculer
sistemik /sistemik vasculer
tekanan osmotik keloid
resisten (SVR)
Hemokonsentrasi
curah jantung
hematoksit maternal
Hipertensi arterial
Intoleransi aktivitas
Kapasitas O2 maternal
Kontraksi
jalan lahir
IUF
IUGR
Hepatoseluler GFR
endoteliosis glumerulus
Nyeri akut
Duka cita
Berat
36 minggu
Konservatif
Membaik
Tunggu Aterm
Akhiri kehamilan
Gagal
(12-24 jam)
Akhiri
kehamilan
36 minggu
Aktif
Akhiri kehamilan
Ringan
Konservatif
Membaik
Tunggu aterm
Partus biasa
Memburuk
Akkhiri
pada 37
minggu
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.
Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine
b.
c.
G. KOMPLIKASI
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia
uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low
Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut
kronisnya
insufisiensi
Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun, Jenis
kelamin,
b. Riwayat Kesehatan
1) keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit
kepala,
2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
c. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan eklamsia sebelumnya.
d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi.
e.
Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya sikatrik
bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I :
Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba
massa besar, lunak, noduler
Leopold II :
Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di
sebelah kanan.
Leopold III :
Biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
Auskultasi :
Biasanya terdengar BJA 142 x/1 regular
4) Eliminasi
Gejala :
Biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
5) Makanan / cairan
Gejala :
Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah
Tanda :
Biasanya nyeri epigastrium
6) Integritas ego
Gejala :
Perasaan takut.
Tanda :
Cemas.
7) Neurosensori
Gejala :
Biasanya terjadi hipertensi
Tanda :
Biasanya terjadi kejang atau koma
8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :
Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda :
Biasanya klien gelisah,
9) Pernafasan
Gejala :
Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika ada
bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal distress,
bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
System reproduksi
a. Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
b. Genetalia
menurun).
b. Oliguria
c. Proteinuria
Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas),
anoreksia, mual dan muntah.
Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas
Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya a. ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
b. Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan
1.
Rasional
Ambang nyeri setiap orang berbeda
,dengan
demikian
akan
dapat
nyerinya.
2.
Ibu dapat
memahami
penyebab
terjadi
vasodilatasi
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
terpenuhi
4. Untuk mengalihkan perhatian pasien
kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan
1.
Rasional
Untuk mengetahui apakah pasien ada
alergi makanan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
2. intake fe dapat meningkatkan kekuatan
intake Fe
tulang
3. Berikan substansi gula
3.
substansi gula dapat meningkatkan
2.
4.
energi pasien
Berikan makanan yang terpilih (sudah
4. Untuk memenuhi status gizi pasien
Catatan
harian
makanan
dapat
seimbang.
Kriteria Hasil :
Tidak terdapat tanda-tanda edema.
Hasil laboratorium hematokrit dalam batas normal.
Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan akan pemantauan peningkatan tekanan
darah, protein dan urine.
Intervensi
1. Pantau masukan dan pengeluaran cairan
1.
setiap hari.
2. Timbang berat badan secara rutin.
2.
Rasional
Pembatasan dalam pemberian cairan
dapat mengurangi odema.
Mengetahui peningkatan berat badan
yang berlebih
Pantau tanda-tanda vital, catat waktu
3. Menjaga peningkatan vital sign berlebih.
pengisian kapiler.
4. Kesesuaian dalam pemberian informasi
4. Kaji ulang masukan diit dari protein dan
dapat mengurangi tingkat kecemasan.
kalori, berikan informasi sesuai dengan
5. Menghindari edema anasarka. Krena
3.
kebutuhan.
cairan yang tidakmampu keluar.
5. Perhatikan tanda-tanda edema berlebihan
6. Pembesaran vena jugularis merupakan
atau berlanjut.
6. Kaji distensi vena jugularis.
7.
Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
Ibu tampak tenang
Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi
1. tingkat kecemasan ibu
Rasional
Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa
1.
ditoleransi
dengan pemberian
pengertian
medikamentosa
2. Pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional ibu
yang maladaptive.
3.
Kecemasan akan
4.
dapat
teratasi
jika
mencegah komplikasi
2. Kliaen dapat mempertahankan
DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, patogen.
Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan kemungkinan
pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.