You are on page 1of 15

LAPORAN PENDAHULUAN

PRE EKLAMSI BERAT(PEB)


A. DEFINISI
Masa nifas atau puerperium adalah dimulai sejak 1 jam setelah lahirnya plasenta
sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu (Hadijono, 2008)
Periode pascapartum (puerperium) ialah masa enam minggu sejak bayi lahir sampai organorgan reproduksi kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,2004)
Post partum (nifas) secara harfiah adalah sebagai masa persalinan dan segera setelah
kelahiran, masa pada waktu saluran reproduktif kembali ke keadaan semula (tidak hamil).
Puerperium / nifas adalah masa sesudah persalinan dimulai setelah kelahiran plasenta dan
berakhirnya ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama 6 minggu (Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal,2002)
Pre eklampsia adalah sekumpulan gejala yang timbul pada wanita hamil, bersalin dan
nifas yang terdiri dari hipertensi, edema dan protein uria tetapi tidak menjukkan tanda-tanda
kelainan vaskuler atau hipertensi sebelumnya, sedangkan gejalanya biasanya muncul setelah
kehamilan berumur 28 minggu atau lebih. (Nanda, 2012)
Preeklampsia adalah hipertensi yang timbul setelah 20 minggu kehamilan disertai
dengan proteinuria (Prawirohardjo, 2008).
Pre eklamsi adalah timbulanya hipertensi disertai proteinuria dan edema akibat
kehamilan setelah usia 20 minggu atau segera setelah persalinan (Mansjoer dkk, 2006).

B. Etiologi
Penyebab preeklamsi sampai sekarang belum di ketahui secara pasti,tapi pada penderita
yang meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada berbagai alat.Tapi
kelainan yang menyertai penyakit ini adalah spasmus arteriole, retensi Na dan air dan
coogulasi intravaskulaer.
Walaupun vasospasmus mungkin bukan merupakan sebab primer penyakit ini, akan

a.

tetapi vasospasmus ini yang menimbulkan berbagai gejala yang menyertai preeklamsi.
Sebab pre eklamasi belum diketahui,
Vasospasmus menyebabkan :

Hypertensi

Pada otak (sakit kepala, kejang)

Pada placenta (solution placentae, kematian janin)

Pada ginjal (oliguri, insuffisiensi)

Pada hati (icterus)

Pada retina (amourose)

b.

c.

Ada beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang penyebab preeklamsia yaitu :

Bertambahnya frekuensi pada primigravida, kehamilan ganda, hidramnion, dan


molahidatidosa

Bertambahnya frekuensi seiring makin tuanya kehamilan

Dapat terjadinya perbaikan keadaan penderita dengan kematian janin dalam uterus

Timbulnya hipertensi, edema, protein uria, kejang dan koma.


Factor Perdisposisi Preeklamsi

Molahidatidosa

Diabetes melitus

Kehamilan ganda

Hidrocepalus

Obesitas

Umur yang lebih dari 35 tahun

C. KLASIFIKASI
Masa Nifas dibagi Menjadi 3 Periode
1. Puerpurium Dini
Yaitu pulihnya ibu setelah diperbolehkan berdiri dan berjalan-jalan. Dalam agama
islam dianggap telah bersih dan boleh bekerja selama 40 hari.
2. Puerpurium Intermedial
Kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu
3. Remote Puerpurium
Adalah waktu yang diperlukan untuk pulihnya dan sehat sempurna terutama bila
selama kehamilan atau waktu persalinan mempunyai komplikasi (Synopsis Obstetri I,
2002).

Preeklamsi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :


a. Preeklamsi Ringan :
1) Tekanan darah 140/90 mmHg atau lebih yang di ukur pada posisi berbaring
terlentang, atau kenaikan diastolic 15 mmHg atau lebih, kenaikan sistolik 30
mmHg/lebih. Cara pengukuran sekurang-kurangnya pada 2 kali pemeriksaan
2)
3)

dengan jarak periksa 1 jam, dan sebaiknya 6 jam.


Edema umum (kaki, jari tangan dan muka atau BB meningkat)
Proteinuri kuwantitatif 0,3 gr atau lebih per liter, sedangkan kuwalitatif 1+ & 2+

pada urine kateter atau midstream.


b. Preeklamsi Berat
1) TD 160/110 mmHg atau lebih
2) Proteinuria 5gr atau lebih perliter
3) Oliguria (jumlah urine <500cc/24 jam)
4) Adanya gangguan serebri, gangguan visus, dan rasa nyeri pada efigastrium

5)

Terdapat edema paru dan sianosis

D. TANDA DAN GEJALA


a. penambahan berat badan yang berlebihan, terjadi kenaikan 1 kg seminggu beberapa kali.
b. Edema terjadi peningkatan berat badan, pembengkakan kaki, jari tangan dan muka.
c. Hipertensi (di ukur setelah pasien beristirahat selama 30 menit)
1) TD > 140/90 mmHg atau
2) Tekanan sistolik meningkat > 30 mmHg
3) Diastolik>15 mmHg
4) tekanan diastolic pada trimester ke II yang >85 mmHg patut di curigai sebagai
preeklamsi
d. Proteinuria
1) Terdapat protein sebanyak 0,3 g/l dalam urin 24 jam atau pemeriksaan kuwalitatif +1 /
+2.
2) Kadar protein > 1 g/l dalam urine yang di keluarkan dengan kateter atau urine porsi
tengah, di ambil 2 kali dalam waktu 6 jam.

E. PATOFISIOLOGI
Pada pre eklampsia terdapat penurunan plasma dalam sirkulasi dan terjadi
peningkatan hematokrit. Perubahan ini menyebabkan penurunan perfusi ke organ , termasuk
ke utero plasental fatal unit. Vasospasme merupakan dasar dari timbulnya proses pre
eklampsia. Konstriksi vaskuler menyebabkan resistensi aliran darah dan timbulnya hipertensi
arterial.Vasospasme dapat diakibatkan karena adanya peningkatan sensitifitas dari sirculating
pressors. Pre eklampsia yang berat dapat mengakibatkan kerusakan organ tubuh yang lain.
Gangguan perfusi plasenta dapat sebagai pemicu timbulnya gangguan pertumbuhan plasenta
sehinga dapat berakibat terjadinya Intra Uterin Growth Retardatio

PATHWAY
Pre Eklamsi

Adaptasi fisiologis normal pada kehamilan

Ekspansiplasma

ekspansi massa sel darah

Anemia fisiologis pada


kehamilan

Peningkatan volume plasma darah

Vasodilatasi

albumin serum
resistensi vasculer
sistemik /sistemik vasculer
tekanan osmotik keloid
resisten (SVR)

Hemokonsentrasi
curah jantung

hematoksit maternal
Hipertensi arterial

Perfusi organ maternal


Ketidak efektifan perfusi
termasuk perfusi ke unit janin
jaringan perifer
uretroplasma

Vasospasme siklik lanjut


menurunkan perfusi organ
dengan menghancurkan sel-sel
Edema
darah merah

Intoleransi aktivitas
Kapasitas O2 maternal
Kontraksi
jalan lahir

IUF

IUGR

aliran plasma ginjal

Laju filtrasi glomerulus

Hepatoseluler GFR
endoteliosis glumerulus

SRAA protein realease

Nyeri akut

Duka cita

Penanganan pre eklamsi

Berat
36 minggu

Konservatif
Membaik

Tunggu Aterm

Akhiri kehamilan

Gagal
(12-24 jam)

Akhiri
kehamilan

36 minggu

Aktif

Akhiri kehamilan

Ringan

Konservatif
Membaik

Tunggu aterm

Partus biasa

Memburuk

Akkhiri
pada 37
minggu

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a.

Laboratorium : protein uri dengan kateter atau midstream ( biasanya meningkat hingga
0,3 gr/lt atau +1 hingga +2 pada skala kualitatif ), kadar hematokrit menurun, BJ urine

b.
c.

meningkat, serum kreatini meningkat, uric acid biasanya > 7 mg/100 ml


USG : untuk mengetahui keadaan janin
NST : untuk mengetahui kesejahteraan janin

G. KOMPLIKASI
Tergantung derajat pre-eklampsianya, yang termasuk komplikasi antara lain atonia
uteri (uterus couvelaire), sindrom HELLP (Haemolysis Elevated Liver Enzymes, Low
Platelet Cown), ablasi retina, KID (Koagulasi Intra Vaskular Diseminata), gagal ginjal,
perdarahan otal, oedem paru, gagal jantung, syok dan kematian.
Komplikasi pada janin berhubungan dengan akut

kronisnya

insufisiensi

uteroplasental, misalnya pertumbuhan janin terhambat dan prematuritas.


H. PENATALAKSANAAN
a. Prinsip Penatalaksanaan Pre-Eklampsia
1) Melindungi ibu dari efek peningkatan tekanan darah
2) Mencegah progresifitas penyakit menjadi eklampsia
3) Mengatasi atau menurunkan risiko janin (solusio plasenta, pertumbuhan janin terhambat,
hipoksia sampai kematian janin)
4) Melahirkan janin dengan cara yang paling aman dan cepat sesegera mungkin setelah
matur, atau imatur jika diketahui bahwa risiko janin atau ibu akan lebih berat jika
b.

persalinan ditunda lebih lama.


Penatalaksanaan Pre-Eklampsia Berat
Dapat ditangani secara aktif atau konservatif. Aktif berarti : kehamilan diakhiri /
diterminasi bersama dengan pengobatan medisinal. Konservatif berarti : kehamilan
dipertahankan bersama dengan pengobatan medisinal. Prinsip : Tetap pemantauan janin
dengan klinis, USG, kardiotokografi.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian
a. Data Biografi

Umur biasanya sering terjadi pada primi gravida ,< 20 tahun atau > 35 tahun, Jenis
kelamin,
b. Riwayat Kesehatan
1) keluhan Utama : biasanya klirn dengan preeklamsia mengeluh demam, sakit
kepala,
2) Riwayat kesehatan sekarang : terjadi peningkatan tensi, oedema, pusing, nyeri
epigastrium, mual muntah, penglihatan kabur
3) Riwayat kesehatan sebelumnya : penyakit ginjal, anemia, vaskuler esensial,
hipertensi kronik, DM
4) Riwayat kehamilan : riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta
riwayat kehamilan dengan pre eklamsia atau eklamsia sebelumnya
5) Pola nutrisi : jenis makanan yang dikonsumsi baik makanan pokok maupun
selingan
6) Psiko sosial spiritual : Emosi yang tidak stabil dapat menyebabkan kecemasan,
oleh karenanya perlu kesiapan moril untuk menghadapi resikonya
c. Riwayat Kehamilan
Riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa, hidramnion serta riwayat kehamilan
dengan eklamsia sebelumnya.
d. Riwayat KB
Perlu ditanyakan pada ibu apakah pernah / tidak megikuti KB jika ibu pernah
ikut KB maka yang ditanyakan adalah jenis kontrasepsi, efek samping. Alasan
pemberhentian kontrasepsi (bila tidak memakai lagi) serta lamanya menggunakan
kontrasepsi.
e.

Pola aktivitas sehari-hari


1) Aktivitas
Gejala
:
Biasanya pada pre eklamsi terjadi kelemahan, penambahan berat badan atau
penurunan BB, reflek fisiologis +/+, reflek patologis -/-.
Tanda
:
Pembengkakan kaki, jari tangan, dan muka
2) Sirkulasi
Gejala
:
Biasanya terjadi penurunan oksegen.
3) Abdomen
Gejala :
Inspeksi :

Biasanya Perut membuncit sesuai usia kehamilan aterm, apakah adanya sikatrik
bekas operasi atau tidak ( - )
Palpasi :
Leopold I :
Biasanya teraba fundus uteri 3 jari di bawah proc. Xyphoideus teraba
massa besar, lunak, noduler
Leopold II :
Teraba tahanan terbesar di sebelah kiri, bagian bagian kecil janin di
sebelah kanan.
Leopold III :
Biasanya teraba masa keras, terfiksir
Leopold IV :
Biasanya pada bagian terbawah janin telah masuk pintu atas panggul
Auskultasi :
Biasanya terdengar BJA 142 x/1 regular
4) Eliminasi
Gejala :
Biasanya proteinuria + 5 g/24 jam atau 3 pada tes celup, oliguria
5) Makanan / cairan
Gejala :
Biasanya terjadi peningkatan berat badan dan penurunan , muntah-muntah
Tanda :
Biasanya nyeri epigastrium
6) Integritas ego
Gejala :
Perasaan takut.
Tanda :
Cemas.
7) Neurosensori
Gejala :
Biasanya terjadi hipertensi
Tanda :
Biasanya terjadi kejang atau koma
8) Nyeri / kenyamanan
Gejala :
Biasanya nyeri epigastrium, nyeri kepala, sakit kepala, ikterus, gangguan
penglihatan.
Tanda :
Biasanya klien gelisah,
9) Pernafasan
Gejala :

Biasanya terjadi suara nafas antara vesikuler, Rhonki, Whezing, sonor


Tanda :
Biasanya ada irama teratur atau tidak, apakah ada bising atau tidak.
10) Keamanan
Gejala :
Apakah adanya gangguan pengihatan, perdarahan spontan.
11) Seksualitas
Gejala :
Status Obstetrikus
PEMERIKSAAN FISIK
a.
b.
c.

Keadaan Umum : baik, cukup, lemah


Kesadaran : Composmentis (e = 4, v = 5, m = 6)
Pemeriksaan Fisik (Persistem)
Sistem pernafasan
Pemeriksaan pernapasan, biasanya pernapasan mungkin kurang, kurang dari
14x/menit, klien biasanya mengalami sesak sehabis melakukan aktifitas, krekes
mungkin ada, adanya edema paru hiper refleksia klonus pada kaki.
Sistem cardiovaskuler
Inspeksi :
Apakah Adanya sianosis, kulit pucat, konjungtiva anemis.
Palpasi :
o Tekanan darah :
Biasanya pada preeklamsia terjadi peningkatan TD, melebihi tingkat dasar
setetah 20 minggu kehamilan,
o Nadi

Biasanyanadi meningkat atau menurun


o Leher

Apakah ada bendungan atau tidak pada Pemeriksaan Vena Jugularis, jika ada
bendungan menandakan bahwa jantung ibu mengalami gangguan. Edema
periorbital yang tidak hilang dalam kurun waktu 24 jam Suhu dingin
Auskultasi :
Untuk mendengarkan detak jantung janin untuk mengetahui adanya fotal distress,
bunyi jantung janin yang tidak teratur gerakan janin melemah.
System reproduksi
a. Dada
Payudara : Dikaji apakah ada massa abnormal, nyeri tekan pada payudara.
b. Genetalia

Inspeksi : adakah pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur darah,


adakah pembesaran kelenjar bartholini / tidak.
c. Abdomen
Palpasi : untuk mengetahui tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema,
periksa bagian uterus biasanya terdapat kontraksi uterus

Sistem integument perkemihan


a. Periksa vitting udem biasanya terdapat edema pada ekstermitas akibat
gangguan filtrasi glomelurus yang meretensi garam dan natrium, (Fungsi ginjal

menurun).
b. Oliguria
c. Proteinuria
Sistem persarafan
Biasanya hiperrefleksi, klonus pada kaki
Sistem Pencernaan
Palpasi : Abdomen adanya nyeri tekan daerah epigastrium (kuadran II kiri atas),
anoreksia, mual dan muntah.
Pengelompokan Data
a. Data Subyektif
Biasanya ibu mengeluh Panas
Biasanya ibu mengeluh sakit kepala
Biasanya ibu mengeluh nyeri kepala
Biasanya a. ibu mengeluh nyeri perut akibat fotal distress pada janin
Biasanya ibu mengeluh tegang pada perutnya
Biasanya mengeluh nyeri
Skala nyeri (2-4)
Klien biasanya mengatakan kurang nafsu makan
Klien biasanya sering mual muntah
Klien biasanya sering bertanya
Klien biasanya sering mengungkapkan kecemasan
b. Data Obyektif
Biasanya teraba panas
Biasanya tampak wajah ibu meringis kesakitan
Biasanya ibu tampak kejang
Biasanya ibu tampak lemah
Biasanya penglihatan ibu kabur
Biasanya klien tampak cemas
Biasanya klien tampak gelisah
Biasanya klien tampak kurus,
biasanya klien tampak lemah, konjungtiva anemis.
Tonus otot perut tampa tegang
Biasanya ibu tampak meringis kesakitan
Biasanya tamapa cemas
Biasanya DJJ bayi cepat >160
Bisanya ibu tampak meringis kesakitan

biasanya ibu tampak cemas


Bianyasa skala nyeri 4 = nyeri berat (skala nyeri 1-5)
aktivitas janin menurun
DJJ meningkat >160
2. Keperawatan
Diagnosa Keperawatan yang bisa didapat dari pengkajian diatas yaitu:
1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi,
3. Kelebihan Volume Cairan berhubungan dengan Gangguan mekanisme regulasi.
4. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan Kognitif.
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cedera fisik
Tujuan
Setelah dilakukan perawatan tidak terjadi nyeri atau ibu dapat mengantisipasi nyerinya
Kriteria Hasil
Ibu mengerti penyebab nyerinya
Ibu mampu beradaptasi terhadap nyerinya
Intervensi
1. Kaji tingkat intensitas nyeri pasien

1.

Rasional
Ambang nyeri setiap orang berbeda
,dengan

demikian

akan

dapat

menentukan tindakan perawatan yang


2. Jelaskan penyebab nyerinya

sesuai dengan respon pasien terhadap

3. Ajarkan ibu mengantisipasi nyeri


dengan nafas dalam bila HIS timbul

nyerinya.
2.
Ibu dapat

memahami

penyebab

nyerinya sehingga bisa kooperatif


3. Dengan nafas dalam otot-otot dapat
berelaksasi

terjadi

vasodilatasi

pembuluh darah, expansi paru optimal


4. Bantu ibu dengan mengusap/massage
pada bagian yang nyeri
b.

Ketidakseimbangan

nutrisi

kurang

dari

sehingga kebutuhan 02 pada jaringan

terpenuhi
4. Untuk mengalihkan perhatian pasien
kebutuhan tubuh berhubungan dengan

Ketidakmampuan dalam memasukkan/mencerna makanan karena faktor biologi.


Tujuan
Setelah dilakukan perawatan nafsu makan meningkat atu normal
Kriteria hasil
BB meningkat atau normal
tidal ada tanda-tanda mal nutrisi
kekuatan menggenggan

Intervensi
1. Kaji adanya alergi makanan

1.

Rasional
Untuk mengetahui apakah pasien ada

alergi makanan
Anjurkan pasien untuk meningkatkan
2. intake fe dapat meningkatkan kekuatan
intake Fe
tulang
3. Berikan substansi gula
3.
substansi gula dapat meningkatkan
2.

4.

energi pasien
Berikan makanan yang terpilih (sudah
4. Untuk memenuhi status gizi pasien

dikonsultasikan dengan ahli gizi)


5. Ajarkan pasien bagaimana membuat
5.
catatan makanan harian

Catatan

harian

makanan

dapat

mengetahui asupan nutrisi pasien

c. Ketidakseimbangan volume cairan berhubungan dengan Gngguan mekanisme regulasi.


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3X24 jam diharapkan volume cairan

seimbang.
Kriteria Hasil :
Tidak terdapat tanda-tanda edema.
Hasil laboratorium hematokrit dalam batas normal.
Menggunakan pemahaman tentang kebutuhan akan pemantauan peningkatan tekanan
darah, protein dan urine.
Intervensi
1. Pantau masukan dan pengeluaran cairan
1.
setiap hari.
2. Timbang berat badan secara rutin.

2.

Rasional
Pembatasan dalam pemberian cairan
dapat mengurangi odema.
Mengetahui peningkatan berat badan

yang berlebih
Pantau tanda-tanda vital, catat waktu
3. Menjaga peningkatan vital sign berlebih.
pengisian kapiler.
4. Kesesuaian dalam pemberian informasi
4. Kaji ulang masukan diit dari protein dan
dapat mengurangi tingkat kecemasan.
kalori, berikan informasi sesuai dengan
5. Menghindari edema anasarka. Krena
3.

kebutuhan.
cairan yang tidakmampu keluar.
5. Perhatikan tanda-tanda edema berlebihan
6. Pembesaran vena jugularis merupakan
atau berlanjut.
6. Kaji distensi vena jugularis.

7.

tanda dari pembengkakan dri jantung.


Diet rendah garam akan memngurangi

asupan Na dalam tubuh.


8. Pemberian diuretik akan mengurangi
7. Kolaborasi dengan ahli gizi dalam
cairan yang tertimbun di tubuh melalui
pengaturan diet rendah garam.
urine.
8. Kolaborasi dalam pemberian antidiuretik
d. Ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan

Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan perawatan kecemasan ibu berkurang atau hilang
Kriteria Hasil :
Ibu tampak tenang
Ibu kooperatif terhadap tindakan perawatan
Ibu dapat menerima kondisi yang dialami sekarang
Intervensi
1. tingkat kecemasan ibu

Rasional
Tingkat kecemasan ringan dan sedang bisa

1.

ditoleransi

dengan pemberian

pengertian

sedangkan yang berat diperlukan tindakan


2. Jelaskan mekanisme proses
persalinan

medikamentosa
2. Pengetahuan terhadap proses persalinan
diharapkan dapat mengurangi emosional ibu

3. gali dan tingkatkan mekanisme


koping ibu yang efektif
4. Beri support system pada ibu

yang maladaptive.
3.
Kecemasan akan
4.

dapat

teratasi

jika

mekanisme koping yang dimiliki ibu efektif


ibu dapat mempunyai motivasi untuk
menghadapi keadaan yang sekarang secara
lapang dada asehingga dapat membawa
ketenangan hati

e. Ketidakefektifan Pemeliharaan Kesehatan berhubungan dengan Hambatan Kognitif.


Tujuan :
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x30 menit diharapkan pengetahuan
bertambah.
Kriteria hasil :
Mengungkapkan pemahaman tentang proses penyakit.
Klien tidak cemas.
Intervensi
Rasional
1. Berikan informasi tentang tanda dan gejala 1. Pemberian informasi dapat
yang mengindentifikasi kondisi yang
memburuk.
2. Berikan informasi tentang jaminan protein

mencegah komplikasi
2. Kliaen dapat mempertahankan

konsumsi protein yang adekuat


adekuat dalam diit klien dengan kemungkinan
3. Informasi yang diperoleh akan
atau pre-eklamsia ringan.
mempertahankan status kesehatan
3. Pertahankan agar klien dapat informasi
pasien.
tentang kondisi kesehatan, hasil tes, dan
kesejahteraan janin.

DAFTAR PUSTAKA
Chapman, Vicky. (2006). Asuhan Kebidanan Persalinan & Kelahiran.Jakarta :EGC
Himpunan Kedokteran Feto Maternal POGI. (2006). Pedoman Pengelolaan Hipertensi dalam
Kehamilan di Indonesia, edisi (2). Kelompok Kerja Penyusun
Manuaba, Ida Bagus Gede. (2010). Ilmu Penyakit Kandungan dan KB.Jakarta :EGC
Manjoer, Arif, dkk. (2009). Kapita Selekta Edisi Ketiga Jilid Ketiga.Jakarta : Media Aesculapius
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Ed rev, Jakarta: Rineka Cipta
Prawirohardjo, S. (2008). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta : YBP
Prawirohardjo, S. (2008).Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP
Robert J. M.(2007). Carl A Hubel Oxydative Stress in Preeclampsia. AJOG, 190: 117 8
Sofoewan S.(2007). Preeklampsia Eklampsia di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia, patogen.
Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran danKesehatan esis, dan kemungkinan
pencegahannya. MOGI, 27; 141 151.
Syaifudin.(2006). Anatomi Fisiologi.EGC. Jakarta.

Yusmardi.(2010). Perbandingan Kadar Asam Folat Serum MaternalPreeklampsia Berat dengan


Kehamilan Normal. Tesis Bagian Obgyn FK USU : RSUP Haji Adam Malik

You might also like