You are on page 1of 17

Batuan Sedimen

Pengertian
Batuan sedimen adalah suatu akumulasi atau kempulan material batuan terlapukkan atau terurai
dari batuan induk yang terbentuk di permukaan bumi kemudian diendapkan pada suatu cekungan
dibawah kondisi temperatur dan tekanan rendah serta mempunyai karakteristik tentang
lingkungan pengendapannya (Pettijohn,1974). Definisi ini meliputi material batuan sedimen
dengan beberapa akumulasi, seperti material frakmental yang berasal dari kegiatan vulkano,
disertai terbang di udara dan terdeposisi di dalam kondisi padat mungkin terbentuk pada
temperatur dan tekanan yang tinggi. Seperti deposisi yang terbentuk di lantai samudera dengan
tekanan yang sangat besar dari pada normal.
Mempelajari batuan sedimen tdak lepas keterkaitannya dari disiplin ilmu geologi lainnya, seperti
: mineralogi, geokimia, dan geologi kelautan dengan kontribusinya terhadap pengendapan batuan
sedimen (Pettijohn,1974). Secara genetiknya, batuan sedimen dibagi menjadi dua golongan
(Pettjohn.1975) yaitu:
1.

Batuan Sedimen Klastik.

Yaitu batuan sedimen yang terbentuknya berasal dari hancuran batuan lain. Kemudian
tertransportasi dan terdeposisi, yang selanjutnya mengalami diagenesa.
2.

Batuan Sedimen nonKlastik.

Yaitu batuan sedimen yang tidak mengalami proses transportasi. Proses pembentukannya adalah
kimiawi dan organis.

Sifat-sifat utama batuan sedimen :

1. Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.
2. Sifat klastik / fragmen yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada
golongan detritus.
3. Sifat jejak atau adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
4. Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, klasit, dolomit dan rijing.

Ciri-ciri Batuan Sedimen :

Pada umumnya batuan sedimen dapat dikenali dengan mudah dilapangan dengan adanya
perlapisan. Perlapisan pada batuan sedimen disebabkan oleh (1) perbedaan besar butir, seperti

misalnya antara batupasir dan batulempung; (2) Perbedaan warna batuan, antara batupasir yang
berwarna abu-abu terang dengan batulempung yang berwarna abu-abu kehitaman. Disamping
itu, struktur sedimen juga menjadi penciri dari batuan sedimen, seperti struktur silang siur atau
struktur gelembur gelombang. Ciri lainnya adalah sifat klastik, yaitu yang tersusun dari fragmenfragmen lepas hasil pelapukan batuan yang kemudian tersemenkan menjadi batuan sedimen
klastik. Disamping itu kandungan fosil juga menjadi penciri dari batuan sedimen, mengingat
fosil terbentuk sebagai akibat dari organisme yang terperangkap ketika batuan tersebut
diendapkan.

A. Sedimen Klastik
1. Struktur
Struktur sedimen merupakan suatu kelainan dari perlapisan normal dari batuan sedimen yang
diakibatkan oleh proses pengendapan dan keadaan energy pembentuknya. Studi struktur paling
baik dilakukan dilapangan (Pettijohn, 1975). Berdasarkan asalnya, struktur sedimen yang
terbentuk dapat dibagi menjai tiga macam yaitu :
Struktur Sedimen Primer : Terbentuk karena proses sedimentasi, dapat merefleksikan mekanisme
pengendapannya, antara lain : perlapisan, gelembur-gelombang, perlapisan silang-siur, konvolut,
perlapisan bersusun, dll.
Struktur Sedimen Sekunder : Terbentuk setelah proses sedimentasi, sebelum atau setelah
diagenesa. Menunjukkan keadaan lingkungan pengendapannya, misal : cetak suling, cetak beban,
dll.
Struktur Sedimen Organik : Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme seperti molusca,
cacing, dan binatang lainnya, misal : kerangka, laminasi pertumbuhan, dll.

Contoh Struktur Batuan Sedimen Klastik :


- Masif : Batuan masif bila tidak menunjukan struktur dalam (Pittijohn & Potter, 1964) atau
ketebalan lebih dari 120 cm ( Mc.Keee & Weir, 1953)
- Graded Bedding (perlapisan pilihan) : Lapisan yang dicirikan oleh perubahan yang granual
dari ukuran butir penyusunnya bila bagian bawah kasar dan ke atas semakin halus disebutnormal
grading. Sebaliknya apabila dari halus ke atas makin kasar disebut Inverse grading.
- Laminasi : Perlapisan dan struktur sedimen yang mempunyai ketebalan kurang dari 1 cm
terbentuk bila pola pengendapannya dengan energi yang konstan (homogen).

- Cross Lamination : Secara umum dipakai untuk lapisan miring dengan ketebalan kurang dari 5
cm, dengan fareset ketebalannya lebih dari 5 cm, merupakan struktur sedimentasi tunggal yang
terdiri dari urut-urutan sistematik, perlapisan dalam disebut fereset bedding yang miring terhadap
permukaan umum sedimentasi.
- Cross Bedding : Secara umum bentuk fisik dari cross bedding sama seperti bentuk fisik cross
lamination, yang membedakan hanyalah ketebalannya, yaitu lebih dari 5 cm untuk cross
bedding.
- Clastic Imbrication : Adalah suatu struktur sedimentasi yang dicirikan oleh fragmen-fragmen
tabular yang overlaping dan menunjukkan arus ke atas pada daerah yang berbatu-batu atau pada
daerah yang miring. Kenampakan penjajaran material seperti susunan genting, disebabkan
pengulangan energi transportasi. Biasanya pada daerah fluvial.
- Primary Current Kineation : Adalah struktur sedimentasi yang berbentuk gars pada di dalam
batuan yang terbentuk oleh arus utama, sering diterapkan pada batuan sedimen yang biasanya
menunjukkan pelusuran suatu garis tunggal dari kumpulan cangkang atau fosil.
- Fosil Orientation : Adalah struktur sedimen yang menunjukkan orientasi tertentu dari
kumpulan fosil yang menunjukkan arah arus sedimentasi yang diakibatkan oleh pengenangan
yang energi transportasinya berkurang, sedangkan fosilnya sendiri mempunyai bentuk-bentuk
yang dapat berorientasi.
- Load Cast : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat tubuh sedimen yang mengalami
pembebanan oleh material sedimen lain di atasnya.
- Flute cast : Adalah struktur sedimen yang berupa celah dan terputus-putus serta berbentuk
kantong, dengan ukuran 2 10 cm, struktur ini terbentuk pada batua dasar akibat pengaruh aliran
turbulen dari air merupakan gerusan dari media transportasi yang membawa material kemudian
material-material tersebut mengisinya yang biasa berupa pasir, atau scour yang telah terisi oleh
lapisan pori di atasnya.
- Mud Cracks : Adalah struktur sedimen yang brupa retakan-retakan pada tubuh sedimen bagian
permukaan, biasanya pada tubuh campur yang berkembang sifat kohesinnya. Hal ini akibat
perubahan suhu (pengeringan) dan pengerutan.
- Tool Marks : Adalah material-material pasir yang terbawa arus mengerus permukaan lumpur
dan meninggalkan jejak menjadi tempat berkumpul material pasir tersebut dan gerakan
merupakan tonjolan lapsan pasir ke bawah.
- Rain Print : Adalah suatu lubang lingkaran atau elips kecil yang terbentuk di atas lumpur yang
masih basah oleh air hujan yang kemudian setelah lumpur itu kering diatasnya terendapkan
lapisan batu pasir atau silstone.

- Flame Structure : Adalah struktur sedimen yang berupa bentukan dari lumpur yang licin dan
memisahkan ke bawah membesar membentuk load cast dari pasir pada kontak antara lempung
dan pasir.
- Ball, Pillow, or Pseudonodule Structure : Adalah suatu bentukan akibat gaya beban dari
atas pada shate oleh batu pasir dimana shale tersebut belum dapat benar. Bila bentukan tersebut
masih menyambung disebut Pillow atau bantal dan bila sudah lepas disebut Ball Structure.
- Convolute Bedding : Adalah structure devormasi dari suatu lapisan yang membentuk
perlapisan meliuk-liuk dengan ketebalan lapisan 2 25 cm.
- Channels : Adalah Struktur sedimen yg mempunyai ciri erosional yang kelal-kelok atau
bercabang dan merupakan bagian dari sistem transportasi terpadu akibat erosi permukaan dari
media transportasi yang mempunyai energi penggerusan cukup besar.
- Dish and Pillow Structure : Adalah struktur sedimen yang terbentuk oleh bantal dan mangkok
yang terbentuk oleh sedimen pasir yang belum terkonsolidasi telah tertimbun sedimen lain di
atasnya sehingga mengalami penekanan ke bawah.
- Low Relief Erosion Surface : Adalah struktur sedimen yang terbentuk relief rendah pada
permukaan tubuh sedimen akibat proses erosi.
- Hard Ground Mass : Adalah struktur sedimen yang terbentuk akibat dari akumulasi material
sedimen yang khas di dalam tubuh sedimen lain yang relatif lebih lunak.
Struktur batuan sedimen yang penting adalah perlapisan. Struktur ini umum terdapat pada batuan
sedimen klastik yang terbentuknya disebabkan beberapa faktor, antara lain:
a. Adanya perbedaan warna mineral.
b. Adanya perbedaan ukuran butir.
c. Adanya perbedaan komposisi mineral.
d. Adanya perbedaan macam batuan.
e. Adanya perbedaan struktur sedimen.
f. Adanya perbedaan perubahan kekompakan.
Table. Pembagian lapisan menurut ketebalannya ( Mc. Kee & Weir, 1953 )
Nama Lapisan Sedimen

Ketebalan ( cm )

Lapisan sangat tebal

> 120

Lapisan tebal

60 120

Lapisan tipis

5 60

Lapisan sangat tipis

15

Laminasi

0,2 1

Laminasi tipis

< 0,2

2. Tekstur
Tekstur adalah suatu kenampakan yang berhubungan dengan ukuran dan bentuk butir serta
susunannya (Pittijohn, 1975). Butiran tersusun dan terikat oleh semen dan masih adanya rongga
di antaranya butirnya. Pembahasan tekstur meliputi :
a. Ukuran Butir (Grain Size)
Table. Skala Wentworth
NAMA BUTIR

Ukuran Butir (mm)

Bongkah (boulder)

256

Brangkal (couble)

256 64

Krakal (pcebble)

64 4

Pasir sangat kasar (very coarse sand)

42

Pasir kasar (coarse sand)

21

Pasir sedang (medium sand)

Pasir halus (fine sand)

Pasir sangat halus (very fine sand)

- 1/8

Lanau (silt)

1/16 1/256

Lempung (clay)

1/256

b. Pemilahan (Sorting)

Pemilahan adalah keseragaman dari ukuran besar butir penyusun batuan sedimen, artinya bila
semakin seragam ukurannya dan besar butirnya maka pemilahan semakin baik. Pemilahan yaitu
keseragaman butir didalam batuan sedimen klastik. Beberapa istilah yang biasa dipergunakan
dalam pemilahan batuan, adalah:
- Well sorted

: terpilah baik

- Medium sorted

: terpilah sedang

- Poor sorted

: terpilah buruk

c.

Kebundaran (Bentuk Butir)

Kebundaran adalah nilai membulat atau meruncingnya butiran dimana sifat ini hanya bisa
diamati pada batuan sedimen klastik kasar.
- Wellrounded (membundar baik) : Semua permukaan konveks, hampir equidimensional,
sferoidal.
- Rounded (membundar) : Pada umumnya permukaan-permukaan bundar, ujung-ujung dan tepitepi butiran bundar.
- Subrounded (membundar tanggung) : Permukaan umumnya datar dengan ujung-ujungnya
yang membundar.
- Subangular (menyudut tanggung) : Permukaan pada umumnya datar dengan ujung-ujung
tajam.
- Angular (menyudut) : Permukaan konkaf dengan ujungnya tajam.
d. Kemas (Fabric)
- Kemas terbuka : Butiran tidak saling bersentuhan.
- Kemas tertutup : Butiran saling bersentuhan satu dengan yang lainnya.
e. Shape
Shape adalah bentuk daripada butiran tersebut, dapat dibedakan menjadi empat macam.
- Golongan pertama (I) oblate/labular
- Golongan kedua (II) equent/equiaxial
- Golongan ketiga (III) bladed/triaxial

- Golongan keempat (IV) prolate/ rod shaped


f. Porositas
Porositas suatu batuan adalah perbandingan seluruh permukaan pori dengan volume dari batuan.
Pembagian porositas biasa dipergunakan sebagai berkut:
- Negligible

: 0-5%

- Poor

: 5-10%

- Fair

: 10-15%

- Good

: 15-20%

- Very good

: 20-25%

- Exellent

: 25-40%

g. Permeabilitas
Permeabilitas sukar ditentukan d bawah mikroskop, tetapi dapat dikira-kira melalui porositas.
Salah satu metoda pendekatan untuk mengetahui permeabilitas adalah dengan menempatkan
setetes air pada sekeping yang kering dan mengamati kecepatan ar merembes. Istilah yang biasa
digunakan adalah:
- Fair

: 1,0 10 md

- Good

: 10 100 md

- Very good

: 100 1.000 md

3.

Komposisi Batuan Sedimen Klastik

Komposisi pada batuan sedimen klastik bisa dikelompokkan berdasarkan kandungan mineral dan
fungsinya dalam batuan sedimen di bagi menjadi 3 jenis, yaitu :
a. Fragmen
Yaitu butiran yang berukuran lebih besar, dapat berupa mineral, pecahan batuan, cangkang fosil
dan zat organik.
b. Matriks (massa dasar)
Yaitu butiran yang lebih kecil dari fragmen, terendapkan bersama sama dengan fragmen,
terdapat di sela sela fragmen sebagai massa dasar. Seperti fragmen, matrik dapat berupa
mineral, pecahan batuan maupun fosil. Matrik sangat halus sehingga aspek geometri tak begitu
penting, terdapat di antara butiran sebagai massa dasar.

c.

Semen

Yaitu material yang sangat halus ( hanya dapat dilihat menggunakan mikroskop ) diendapkan
setelah fragmen dan matrik, sebagai pengisi rongga serta pengikat antar butir sedimen, dapat
berbentuk amorf maupun kristalin. Semen umumnya terdiri dari :
-

Semen karbonat ( kalsit, dolomit )

Semen silika ( calsedon, kuarsit )

Semen oksida ( limonit, hematit, dan siderit )

Pada sedimen berbutir halus ( lanau atau lempung ) tidak terdapat semen, karena tidak adanya
rongga atau ruang antar butir.

B. Sedimen Nonklastik
1. Struktur
Reksi kimia, aktifitas gunung berapi dam organisme adalah faktor-faktor yang mempengaruhi
terbentuknya batuan sedimen berstruktur nonklastik. Macam-macam struktur nonklastik:
a. Fossiliferous, struktur yang menunjukan adanya fosil.
b. Oolitik, struktur dimana fragmen klastik diselubungi oleh mineral non klastik, bersifat
konsentris dengan diameter kurang dari 2 mm.
c. Pisolitik, sama dengan oolitik tetapi ukuran diameternya lebih dari 2 mm.
d. Konkresi, sama dengan oolitik namun tidak konsentris.
e. Cone in cone, struktur pada batu gamping kristalin berupa pertumbuhan kerucut per kerucut.
f. Bioherm, tersusun oleh organism murni insitu.
g. Biostorm, seperti bioherm namun bersifat klastik.
h. Septaria, sejenis konkresi tapi memiliki komposisi lempungan. Cirri khasnya adalh memiliki
rekahan-rekahan tak teratur akibat penyusutan bahan lempungan tersebut karena proses dehidrasi
yang kemudian celah-celahnya terisi oleh mineral karbonat.
i. Goode, banyak dijumpai pada batugamping, berupa rongga-rongga yang terisi oleh Kristalkristal yang tumbuh kearah pusat rongga tersebut. Kristal dapat berupa kalsit maupun kuarsa.
j.

Styolit, kenampakan bergerigi pada batugamping sebagai hasil pelarutan.

2. Tekstur
Tekstur dalam batuan sedimen nonklastik dibedakan menjadi dua macam :
a. Kristalin : Tekstur ini terdiri dari kristal-kristal yang interlocking, yaitu kristal-kristal yang
saling mengunci satu dengan yang lain.
b. Amorf : Tekstur ini terdiri dari mineral yang tidak membentuk kristal-kristal atau amorf
(nonklastik), umumnya berukuran lempung atau koloid, contoh : rijang masif.

3. Komposisi Batuan Sedimen Nonklastik


Komposisi mineral pada batuan sedimen nonklastik biasanya sederhana terdiri dari satu atau dua
mineral contoh :
-

Batugamping " kalsit, dolomite


Chert " kalsedon
Gypsum " gypsum
Anhidrit " anhidrit

Klasifikasi Batuan Sedimen


A.

Sedimen Klastik

Batuan sedimen klastik terbentuk sebagai akibat pengendapan kembali batuan rombakan asal,
baik batuan beku, metamorf, ataupun betuan sedimen yang lebih tua. Adapun fragmentasi batuan
asal dimulai dari pelapukan, baik mekanik maupun kimiawi, lalu tererosi, tertransportasi lalu
terendapkan pada sebuah cekungan pengendapan lalu mengalami proses diagenesa yaitu proses
perubahan-perubahan pada temperature rendah yang meliputi kompaksi, sementasi, rekristalisasi,
autogenesis, dan metasomatisme.
B.

Sedimen Non Klastik

Batuan sedimen non klastik terbentuk karena proses pengendapan secara kimiawi dari larutan
maupun hasil aktivitas organik dan umumnya tersusu oleh authigenic minerals.Authigenic
minerals adalah mineral yang terbentuk pada lingkungan sedimentasi. Misal : Gypsum,
Anhydrite, Kalsit, Halit.
Batuan Sedimen Karbonat : Batuan karbonat adalah batuan sedimen dengan komposisi yang
domonan (lebih dari 50%) terdiri dari mineral-mineral atau garam-garam karbonat, yang dalam
praktek secara umum meliputi batugamping dan dolomite.

Karbonat Klastik : Batugamping klastik adalah batugamping yang terbentuk dari


pengendapankembali detritus batugamping asal. Contoh : Kalsirudit, Kalkarenit, Kalsilutit.
Tabel 7. Klasifikasi batuan sedimen tekstur karbonat klastik
Nama Butir

Ukuran butir

Nama Batuan

Rudite

>1

Kalsirudit

Arenit

0,062 - 1

Kalkarenit

Lutite

< 0,062

Kalsilutit

Komposisi Mineral : Terdapat pemerian fragmen, matrik dan semen hanya terdapat perbedaan
istilah (Folk, 1954), meliputi :
a.

Allochem : sama seperti fragmen pada batuan sedimen klastik. Macam-macam Allochem :

- Kerangka organisme (skeletal), berupa cangkang binatang atau kerangka hasil pertumbuhan.
- Interclass, merupakan butiran-butiran dari hasil abrasi yang telah ada.
- Pisolit, merupakan butiran-butiran oolit berukuran lebih dari 2mm.
- Pellet, fragmen menyerupai oolit tetapi tidak menunjukan struktur konsentris.
b. Mikrit : Merupakan agregat halus berukuran 1-4 mikro, berupa Kristal-kristal karbonat
terbentuk secara biokimia atau kimia langsung dari presipitisasi dari air laut dan mengisi rongga
antar butir.
c. Sparit : Merupakan semen yang mengisi ruang antar butir dan rekahan, berukuran halus
(0,02-0,1 mm), dapat terbentuk langsung dari sedimentasi secara insitu atau rekristalisasi dari
mikrit.
Karbonat nonklastik : Pemeriannya sama dengan pemerian pada batuan sedimen non klastik
lainnya hanya saja dalam jenis batuan memakai karbonat non klastik.
Batugamping non klastik : Terbentuk dari proses kimia maupun aktifitas organisme dan umum
monomineralik. Dapat dibedakan menjadi :
- Hasil biokimia

bioherm, biostorm

- Hasil larutan kimia

: travertine, tufa

- Hasil replacement
silikat, dll.

: batugamping fosfat, batugamping dolomite, batugamping


Struktur Batuan Sedimen

Struktur sedimen merupakan pengertian yang sangat luas, meliputi penampakan dari perlapisan
normal termasuk kenampakan kofigurasi perlapisan dan/atau juga modifikasi dari perlapisan
yang disebabkan proses baik selama pengendapan berlangsung maupun setelah pengendapan
berhenti. Oleh sebab itu perlu kiranya dijelaskan dulu apakah sebenarnya yang dimaksud dengan
perlapisan (bedding) itu, sehingga selanjutnya akan memperjelas batasan struktur sedimen.
Sebenarnya belum ada difinisi perlapisan yang memuaskan semua fihak, walaupun sebenarnya
istilah perlapisan sudah luas sekali digunakan dalam pemerian runtunan sedimen. Difinisi yang
paling luas digunakan adalah yang diusulkan Otto (1938), suatu perlapisan tunggal adalah satuan
sedimentasi yang diendapkan pada kondisi fisik yang tetap konstan. Sejalan dengan itu
mengartikan perlapisan sendiri sebagai bidang-bidang permukaan pengendapan yang disebabkan
oleh suatu perubahan rezim sedimentasi dari waktu ke waktu. Perubahan ini meliputi:

A. Perubahan Fisik

perubahan butir, termasuk bentuk, ukuran, orientasi, kemasan dan komposisinya. perubahan
ragam batuan, misalnya dari batu gamping kemudian napal. Perubahan warna walaupun masih
mempunyai komposisi yang sama.
B. Perubahan kimia. Pada cairan yang membawa larutan sedimen perubahan temperatur,
tekanan, dan konsentrasi ion akan menyebabkan perlapisan juga.
C. Proses biologi. Perbedaan populasi organisme dari waktu ke waktu akan menyebabkan
perlapisan. Walaupun organisme yang mati tidak tersisa sebagai fosil
(cacing misalnya) tetapi jejaknya kemungkinan akan ditemukan.
Perlapisan yang tebalnya >1 cm disebut lapisan (layer, bed atau strata), sedangkan yang <1
disebut laminasi (lamination)

Studi struktur Sedimen paling baik dilakukan di lapangan ( Pettijohn, 1975 ), dapat
dikelompokkan menjadi tiga macam struktur, yaitu :
1. Struktur Sedimen Primer
Struktur ini merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses sedimentasi dapat
merefleksikan mekanisasi pengendapannya. Contohnya seperti perlapisan, gelembur gelombang,
perlapisan silang siur, konvolut, perlapisan bersusun, dan lain-lain. (Suhartono, 1996 : 47)
Struktur Primer adalah struktur yang terbentuk ketika proses pengendapan dan ketika batuan
beku mengalir atau mendingin dan tidak ada singkapan yang terlihat. Struktur primer ini penting
sebagai penentu kedudukan atau orientasi asal suatu
batuan yang tersingkap, terutama dalam batuan sedimen.
Struktur yang terbentuk sewaktu proses pengendapan sedang berlangsung termasuk lapisan
mendatar (flat bedding), lapisan silang, laminasi, dan laminasi silang yang mikro (microcrosslamination), yaitu adanya kesan riak. (Mohamed, 2007).

A. Cross Bedding ( Perlapisan Silang )


Cross bedding merupakan struktur primer yang membentuk srutur penyilangan suatu lapisan
batuan terhadap lapisan batuan yang lainya, atau lapisan batuan yang lebih muda memotong
lapisan batuan yang lebih tua. Cross bedding didefinisikan oleh Pettijohn (1972) sebagao struktur
yang membatasi suatu unit sedimentasi dari jenis yang lain dan dicirikan dengan perlapisan

dalam atau laminasi disebut juga dengan foreset bedding miring ke permukaan bidang akumulasi
(deposisi).

B. Graded Bedding ( Perlapisan Bersusun )


Graded bedding merupakan struktur perlapisan sedimen yang menunjukan perbedaan fragmen
atau ukuran butir sedimen yang membentuk suatu lapisan batuan. Perbedaan ini terbentuk karena
adanya gaya gravitasi yang mempengaruhi saat terjadinya pengendapan pada sedimen tersebut.
sedimen yang memiliki ukuran butir lebih besar akan lebih dahulu mengendap dibandingkan
dengan sedimen yang memiliki ukuran lebih kecil sehingga struktur graded bending akan selalu
menunjukan sturktur perlapisan yang semakin keatas lapisan tersebut ukuran butir yang dijumpai
akan semakin keci.

C. Parallel Laminasi ( Perlapisan Sejajar )


Struktur primer lapisan sedimen yang sejajar. Seperti gambar di bawah ini.

D. Riple Mark ( Gelembur Gelombang )

Ripple mark merupakan struktur primer perlapisan sedimen yang menunjukan adanya
permukaan seperti ombak atau begelombang yang disebabkan adanya pengikiran oleh kerja air,
dan angin. Pada awalnya lapisan batuan sedimen tersebut datar dan horizontal karena adanya
pengaruh kerja air dan angin menyebabkan bagian-bagian lemah terbawa air atau angin sehingg
menyisahkan cekungan-cekungan yang membentuk seperti gelombang.

2. Struktur Sedimen Sekunder


Struktur yang terbentuk sesudah proses sedimentasi, sebelum atau pada waktu diagenesa. Juga
merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan
organisnya. Antara lain : beban, rekah kerut, jejak binatang.
3. Struktur Sedimen Organik
Struktur yang terbentuk oleh kegiatan organisme, seperti molusca, cacing atau binatang lainnya.
Antara lain : kerangka, laminasi pertumbuhan
Struktur Pengendapan Batuan Sedimen (Syn-sedimentary structure)
Struktur Pengendapan merupakan struktur sedimen yang terbentuk karena proses pengendapan
sedimen, sehingga merupakan struktur syn-depositional sedimentary. Struktur yang umum
dijumpai dilapangan dan yang termasuk kedalam sturktur ini adalah perlapisan, masif, laminasi,
dan perlapisan silang siur (cross stratification), current ripples, graded badding, dune,
antidune, perlapisanantidune, humocky cross statification, dan lain lain. Yang termasuk kedalam
struktur sedimen pengendapan antara lain :
Perlapisan dan Laminasi merupakan karakteristik utama dari batuan sedimen, menjadi penciri
dasar batuan sedimen dibandingkan batuan lain. Struktur terbentuk dikarenakan adanya
perubahan pada pola sedimentasi meliputi perubahan komposisi, ukuran butir, bentuk, orientasi,
dan kemas sedimen. Perlapisan dan laminasi sendiri dapat dibedakan lagi berdasarkan ketebalan
yang lebih rinci. Perlapisan yang terdiri dari layer atau penjajaran partikel lebih tipis dalam tubuh
batuan sedimen disebut perlapisan datar / planar stratified. Sekumpulan planar stratified sendiri
yang memiliki kemiripan disebut dengan bedsets. Jika bedsets saling memiliki kemiripan
struktur internal (komposisi, tekstur, struktur) disebut dengan simple bedsets, apabila terdiri dari
kumpulan layeryang memiliki karakteristik yang berbeda tetapi masih berhubungan secara
genetis disebutcomposite bedsets.

Kenampakan 3 dimensi struktur perlapisan silang jenis planar (a) dan through cross
stratification (b) (Lewis dan McConchie, 1994).

Cross stratification adalah struktur perlapisan sedimen dimana terdapat adanya sudut yang jelas
antar layer- layer internalnya dengan bidang batas perlapisan. Dalam struktur ini apabila yang
bersilangan berukuran perlapisan disebut cross-bediing sedangkan bila berukuran laminasi
disebut cross-lamination (Lewis dan McConchie,1994). Berdasarkan bentuk lapisan yang
bersilang struktur ini dapat dibedankan menjadi 2 yaitu planar cross stratification jika perlapisan
dominan adalah perlapisan yang planar, dan through cross stratification jika yang dominan
adalah perlapisan yang berbentuk lengkung (palung) .

Gambar 3. Penentuan unit unit sedimen dalam suatu perlapisan (Collinson dan Thompson,
1982, dengan modifikasi).
Graded Bedding adalah struktur sedimen dimana perlapisan dicirikan dengan perubahan ukuran
butir secara vertikal dengan bergradasi/ bertahap. Terbagi menjadi Gradasi normal (normal

gradding) dan gradasi terbalik reverse grading. Normal gradding itu sendiri adalah gradasi
ukuran butir pada bagian bawah kasar semakin keatas semakin halus. Perlapisan yg
menunjukkan kenampakan sebaliknya dimana pada bagian bawah suatu lapisan memiliki ukuran
butir yang halus kemudian semakin keatas memiliki ukuran butir yang lebih kasar disebut
dengan reverse grading.

Massive bedding adalah perlapisan yang tidak menunjukkan struktur dalam tubuh
perlapisannya, akan tetapi mungkin juga pada perlapisan masif itu sendiri dapat dijumpai
struktur sedimen yang lain akan tetapi mungkin tidak begitu jelas (Tucker, 1991) perlapisan
masif ini mengindikasikan adalanya perngendapan yang cepat, gelontoran endapan densitas
tinggi atau endapah hasil aliran gravitasi seperti lahar.
Sumber :
Boggs, Sam, 2006, Principles of Sedimentology and Stratigraphy 4th ed., Pearson Education,
Inc., New Jersey.
Nichols, Gary, 2009, Sedimentology and Stratigraphy 2nd ed., John Willey & Sons Ltd.,
Chinchester.
Surjono, Sugeng S., et al., 2010, Analisis Sedimentologi, Pustaka Geo, Yogyakarta.
Tucker, Maurice E., 2003, Sedimentary Rocks in the Field 3rd ed., John Willey & Sons Ltd.,
Chinchester.

You might also like