Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
hanya atas rahmat dan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan makalah ini sesuai
dengan apa yang kami harapkan.
Makalah Asuhan Keperawatan HIV merupakan bahasan yang akan
kami uraikan selanjutnya. Kegiatan ini merupakan salah satu tugas mata kuliah
ilmu Keperawatan, yang menjadi pembelajaran bagi kami agar bertambahnya
wawasan kami mengenai kesehatan, terutama pada kesehatan manusia.
Semoga apa yang kami persembahkan dapat menjadi motivasi dalam
meningkatkan prestasi belajar para mahasiswa khususnya, dan masyarakat pada
umumnya. Kami mohon maaf bila ada kesalahan, olah karena itu saran yang baik
sangat kami harapkan bagi para mahasiswa guna meningkatkan kualitas makalah
selanjutnya.
Serang,
(Penulis)
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
....................................................................................
KATA PENGANTAR
.................................................................................
ii
.................................................................................................
iii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
..........................................................................
B. Rumusan Masalah
.....................................................................
C. Tujuan
.......................................................................................
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
1
2
2
4
4
4
5
6
8
9
11
11
13
14
14
18
19
TINJAUAN KASUS
Pengkajian
...........................................................................
Analisa data
..............................................................................
Diagnosa keperawatan
...........................................................
Intervensi
..............................................................................
Implementasi
..........................................................................
Evaluasi
....................................................................................
24
27
29
30
34
34
BAB IV PEMBAHASAN
A.
B.
C.
D.
Pengkajian
...........................................................................
Diagnosa keperawatan ..................................................................
Intervensi
.................................................................................
Implementasi
..........................................................................
iii
39
39
39
39
E. Evaluasi
..................................................................................
39
A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran
..............................................................................................
40
40
BAB V
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
..............................................................................
iv
41
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) adalah sekumpulan
gejala dan infeksi atau sindrom yang timbul karena rusaknya sistem kekebalan
tubuh manusia akibat infeksi virus HIV. Virusnya Human Immunodeficiency
Virus HIV yaitu virus yang memperlemah kekebalan pada tubuh manusia. Orang
yang terkena virus ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun
mudah
terkena
yang
telah
ada
dapat
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
C. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan HIV ?
2. Apa saja etiologi dari HIV ?
3. Bagaimana klasifikasi HIV ?
4. Bagaimana patofisiologi dari HIV ?
5. Bagaimana WOC HIV ?
6. Apa saja manifestasi klinis HIV ?
7. Apa saja pemeriksaan penunjang HIV ?
8. Apa saja penatalaksanaan HIV ?
9. Apa saja komplikasi HIV ?
10. Apa saja asuhan keperawatan HIV
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
seksual
b. Melalui darah, yaitu:
1) Transfusi darah yang mengandung HIV, risiko penularan 902) Tertusuk jarum yang mengandung HIV, risiko penularan
3) Terpapar mukosa yang mengandung HIV,risiko penularan
4) Transmisi dari ibu ke anak :
a) Selama kehamilan
b) Saat persalinan, risiko penularan 50%
c) Melalui air susu ibu(ASI)14%
3. Klasifikasi
Pada
tahun
1990,
World
Health
Organization
(WHO)
b.
c.
Stadium III: termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama
lebih dari sebulan, infeksi bakteri parah, dan tuberkulosis.
d.
Sistem
tahapan
infeksi
HIV
AIDS
menurut
WHO
4. Patofsiologi
Setelah terinfeksi HIV, 50-70% penderita akan mengalami gejala yang
disebut sindrom HIV akut. Gejala ini serupa dengan gejala infeksi virus pada
umumnya yaitu berupa demam, sakit kepala, sakit tenggorok, mialgia (pegalpegal di badan), pembesaran kelenjar dan rasa lemah. Pada sebagian orang,
infeksi dapat berat disertai kesadaran menurun. Sindrom ini biasanya akan
5. WOC
Virus
HIV
Menyerang T
Limfosit, sel saraf,
makrofag, monosit,
limfosit B
Merusak
seluler
HIV- positif
?
Invasi kuman
patogen
Flora normal
patogen
Organ target
Infe
ksi
Gatal,
sepsis,
nyeri
Sensori
Gangguan
penglihatan
dan
pendengara
n
Gangguan sensori
Penyakit
anorekt
al
Dermatolo
gi
Gangguan body
imageapas
Nutrisi inadekuat
Disfungsi
biliari
Hepatiti
s
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Diare
Cairan berkurang
Ensepalopati
akut
Respiratori
Gastrointestinal
hipertermi
Aktivitas intolerans
Kompleks
demensia
Gangguan
mobilisasi
Cairan berkurang
Nutrisi inadekuat
Manifestasi
saraf
Gangguan rasa
nyaman : nyeri
Manifestasi oral
Tidak efektf
bersihan jalan
napas
Reaksi
psikologis
Lesi mulut
Immunocompromis
6. Manisfetasi Klinis
Klasifikasi klinis infeksi HIV pada orang dewasa menurut WHO
Stadium Gambaran Klinis
I
1. Asimptomatik
Skala Aktivitas
Asimptomatik ,
aktifitas normal
II
2. Limfadenopati generalisata
1. 1. Berat badan menurun < 10 %
Simptomatik , aktifitas
normal
,ulkus
oral
yang
,sinusitis bakterialis
1. Berat badan menurun < 10%
2. Diare kronis yang berlangsung
pneumonia, piomiositis
1. HIV wasting syndrome seperti yang Pada umumnya sangat
didefinisikan oleh CDC
lemah , aktivitas
3. Toksoplasmosis otak
4. Diare kriptosporidiosis lebih dari 1
bulan
5. Kriptokokosis ekstrapulmonal
6. Retinitis virus situmegalo
7. Herpes simpleks mukokutan >1 bulan
8. Leukoensefalopati multifocal progresif
9. Mikosis
diseminata
seperti
histoplasmosis
10. Kandidiasis di esophagus ,trakea ,
bronkus , dan paru
11. Mikobakterisosis atipikal diseminata
12. Septisemia salmonelosis non tifoid
13. Tuberkulosis diluar paru
14. Limfoma
15. Sarkoma Kaposi
16. Ensefalopati HIV
7. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
Tes laboratorium untuk menetapkan diagnosis infeksi HIV dapat
dibagi dalam dua kelompok yaitu tes yang mencari adanya virus tersebut
dalam tubuh penderita :
1) Tes untuk diagnosa infeksi HIV :
10
a) ELISA
b) Western blot
c) P24 antigen test
d) Kultur HIV
2) Tes untuk deteksi gangguan system imun.
a) Hematokrit.
b) LED
c) CD4 limfosit
d) Rasio CD4/CD limfosit
e) Serum mikroglobulin B2
f) Hemoglobulin
b. Diagnostik
Pemeriksaan diagnostic untuk penderita AIDS (Arif Mansjoer, 2000)
adalah :
1) Lakukan anamnesi gejala infeksi oportunistik dan kanker yang terkait
dengan AIDS.
2) Telusuri perilaku berisiko yang memmungkinkan penularan.
3) Pemeriksaan fisik untuk mencari tanda infeksi oportunistik dan
kanker terkait. Jangan lupa perubahan kelenjar, pemeriksaan mulut,
kulit, dan funduskopi.
4) Dalam pemeriksaan penunjang dicari jumlah limfosot total, antibodi
HIV, dan pemeriksaan Rontgen.
8. Penatalaksanaan
a. Medis
Apabila terinfeksi Human Immunodeficiency Virus (HIV), maka
terapinya yaitu (Endah Istiqomah : 2009) :
1) Pengendalian Infeksi Opurtunistik
Bertujuan menghilangkan,mengendalikan, dan pemulihan infeksi
opurtunistik, nasokomial, atau sepsis. Tidakan pengendalian infeksi
yang aman untuk mencegah kontaminasi bakteri dan komplikasi
11
Human
Immunodeficiency
Virus
(HIV)
positif
keahlian
dibidang
proses
keperawatan
dan
dengan
penyakitnya,
12
antara
lain
bagaimana
9. Komplikasi
a. Oral Lesi
Karena kandidia, herpes simplek, sarcoma Kaposi, HPV oral,
gingivitis,
peridonitis
Human
Immunodeficiency
Virus
(HIV),
13
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
b. Riwayat Penyakit
1) Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu, flu,
pusing, dan diare
2) Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat kesehatan menunjukkan terjadinya panas, merasa capek,
mudah lelah, letih, lesu, flu, pusing, dan diare
3) Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
4) Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
5) Keluhan waktu di data
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 7 Desember 2011
ditemukan benjolan pada leher.
c. Pemeriksaan fisik
14
1) Aktivitas/istirahat
a) Gejala : mudah lelah, berkurangnya toleransi terhadap aktivitas
biasanya, progresi kelelaha/malaise. Perubahan pola tidur.
b) Tanda : kelelahan otot, menurunya masa otot. Respon fisiologis
terhadap aktivitas seperti perubahan dalam TD, frekuensi
jantung, pernafasan.
2) Sirkulasi
a) Gejala : proses penyembuhan luka yang lambat; perdarahan lama
pada cedera.
b) Tanda : takikardia, perubahan TD postural, menurunnya volume
nadi perifer, pucat atau sianosis; parpanjangan pengisian kapiler.
3) Integritas ego
a) Gejala : faktor stress yang berhubungan dengan kehilangan
(keluarga, pekerjan, gaya hidup,dll), mengkuatirkan penampilan
(menurunyya berat badan,dd), mengingkari diagnosa, merasa
tidak berdaya,putus asa, tidak berguna, rasa bersalah, dan
depresi.
b) Tanda : mengingkari, cemas, depresi, takut, menarik diri.perilaku
marah, menangis, kontak mata yang kurang.
4) Eliminasi
a) Gejala : diare yang intermiten, terus menerus, sering atau tanpa
disertai kram abdominal. Nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi.
b) Tanda : feses enter atau tanpa disertai mucus atau darah. Diare
pekat yang sering, nyeri tekan abdominal, lesi atau abses rectal,
perianal. Perubahan dalam jumlah, warna, sdan karakteristik
urine.
5) Makanan/cairan
a) Gejala : tidak nafsu makan, perubahan dalam mengenali makanan,
mual/muntah. Disfagia, nyeri retrosternal saat menelan. penurunan
berat badan yang progresif.
b) Tanda : Penurunan berat badan, dapat menunjukkan adanya bising
usus hiperaktif, turgor kulit buruk, lesi pada rongga mulut, adanya
selaput puih dan perubahan warna, edema.
6) Hygiene
a) Gejala :tidak dapat menyelesaikan AKS
b) Tanda :memperlihatkan penampilan yang tidak rapih. Kekurangan
dalam banyak atau semua perawatan diri, aktivitas perawatan diri.
7) Neurosensori
15
9) Pernapasan
a) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
b) Tanda : takipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
10) Keamanan
a. Gejala : riwayat jatuh, terbakar, pingsan, luka yang lambat
penyembuhannya. Riwayat menjalani tranfusi darah yang sering
atau berulang. Riwayat penyakit defisiensi imun, yakni kanker
tahap lanjut. Demam berulang: suhu rendah, peningkatan suhu
intermitetn/memuncak; berkeringat malam.
b. Tanda : perubahan integritas kulit : terpotong, ram, mis. Eczema,
eksantem, psoriasis, perubahan warna, perubahan ukuran/ mola
warna mla,; mudah terjadi memar yang tidak dapat dijelaskan
16
sebabnya. Rectum, luka-luka perianal/abses,.timbulnya nodulnodul, pelebaran kelenjar linfe pada dua area tubuh/lebih (leher,
ketiak,
paha).menurunnya
kekebalan
imim,
tekanan
otot,
pada
orang
lain,
takut
akan
pemulangan:
obat-obatan/tindakan,
memerlukan
perawatan
bantuan
kulit/luka,
2. Dianosa Keperawatan
a. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunosupresi, malnutrisi dan
pola hidup yang beresiko.
17
yang
kurang,
meningkatnya
kebutuhan
metabolic,
dan
18
No
1
Diagnosa
Keperawatan
Resiko
Perencanaan Keperawatan
Tujuan dan criteria hasil
infeksi
oportunistik
berhubungan
komplikasinya
dengan
imunosupresi,
Intervensi
1.
dan 2.
dengan
oportunis,
meberikan tindakan.
3.
tanda
terpapar
patogen.
Rasional
4.
terhadap
lingkungan yang
5.
4. Meyakinkan
diagnosis
akurat
dan
pengobatan
5. Mempertahankan kadar darah yang
terapeutik
Resiko
infeksi
tinggi Infeksi
HIV
(kontak ditransmisikan,
pasien)
kesehatan
berhubungan
universal
tidak 1.
tim
memperhatikan
precautions 2.
19
1. Pasien
dan
keluarga
mau
dan
precaution
patogen
dyspnea
dan 2.
malnutrisi,
kelelahan.
kebutuhan
orang lain
lain
kurang
pasien.
Perubahan
merawat
seperti TBC.
berhubungan
bial
dapat terinfeksi
ditransmisikan.
kontak
nonopportunisitik
yang
kriteriaa
Jadwalkan
perawatan
pasien
2.
3.
berhubungan
kebutuhan
kurang,
20
meningkatnya
makan
kebutuhan
metabolic,
dan batas
TKTP,
n
serum
ormal,
BB
menurunnya
sakit.
mengnontrol
1.
diare,
efektif Keluarga
3.
dengan
tentang
atau
sistem
orang 1.
lain
mempertahankan
cemas
dan
suport 2.
adaptasi
keluarga penting
berhubungan
frekuensi
hilang,
koping
dan
Tidak
konsistensi
Kaji
kebutuhannya
dengan
21
1. Memulai
suatu
hubungan
dalam
22
BAB. III
TINJAUAN KASUS
: Tn Y
: 38 th
: HIV - AIDS
: 7 November 2014
: Jl Delima No. 05 Panam. Pekanbaru
: Batak
: Islam
: Guru
: Duda
: Sarjana Pendidikan
2. Riwayat Penyakit
a. Keluhan Utama
Klien mengeluh demam, merasa capek, mudah lelah, letih, lesu,
flu, pusing, dan diare. Pasien mengalami berat badan menurun derastis
dari 60 kg menjadi 54 kg
b. Riwayat Penyakit Terdahulu
Klien mengatakan tidak pernah mengalami penyakit yang di
alaminya saat ini.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Menurut pengakuan keluarga, dalam keluarganya tidak ada yang
mengalami penyakit yang sedang di derita pasien.
d. Keluhan waktu di data
24
h. Pernapasan
1) Gejala : ISK sering, menetap. Napas pendek yang progresif. Batuk
(mulai dari sedang sampai parah), produktif/non-produktif sputum.
Bendungan atau sesak pada dada.
2) Tanda : Tacipneu, disters pernapasan. Perubahan bunyi npas/bunyi
napas adventius. Sputum :kuning
i. Interaksi social
1) Gejala : masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,mis. Kehilangan
karabat/orang
terdekat,
mengungkapkannya
teman,
pada
pendukung.rasa
orang
lain,
takut
takut
untuk
akan
25
B. Analisa data
No
1
Sumber Data
Etiologi
Objektif :
Pasien mengatakan diare
Pasien mengatakan demam
Pasien mengatakan capek
Pasien mengatakan mudah
Virus HIV
lelah
Pasien mengatakan letih
Pasien mengatakan lesu
pasien
mengatakan
berkeringat malam hari
Subjektif :
TTV :
TD : 130/80
N : 80x/menit
S : 39 C
RR : 26x/menit
Pasien tampak lesu
Pasien tampak tidak segar
Pasien mengalami berat badan
Merusak seluler
Menyerang T Limfosit, sel
saraf, makrofag, monosit,
limfosit B
Immunocompromise
Invasi kuman pathogen
Organ target
Gastrointestinal
menjadi 54 kg
Pasien tampak sering BAB /
terlihat
Keperawatan
Resiko tinggi terhadap
kekurangan
diare
Pasien
Masalah
Diare
perubahan
Cairan berkurang
26
cairan
volume
pasien anoreksia
turgor kulit pasien terlihat
buruk
Subjektif : :
Virus HIV
Perubahan
tubuh
Objektif
limfosit B
Immunocompromise
Invasi kuman pathogen
Organ target
otot
Pasien terlihat pucat
Pasien terlihat sianosis
Pasien anoreksia
Gastrointestinal
anoreksia
Subjektif :
Pasien mengatakan
Virus HIV
mudah
sakit-sakitan
Pasien mengatakan demam
Pasien mengatakan gampang
Merusak seluler
terserang flu
Pasien mengatakan pusing
Pasien mengatakan pusing,
sakit kepala
Pasien
mengatakan
rasa
Immunocompromise
nutrisi
Organ target
27
Infeksi
TD: 130/80
N: 80x/menit
S: 39 C
RR : 26x/menit
Pasien teraba benjolan di
daerah leher
Hasil
pemeriksaan
Infeksi
fisik
nyeri
abdomen
C. Diagnosa
1. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b.d output yang
berlebihan
2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d intake yang tidak
adekuat
3. Infeksi b.d adanya virus HIV-AIDS
28
Diagnosa
Keperawatan
Resiko
Tujuan
Diare (-)
Demam (-)
Pasien tidak mudah lelah
TTV :
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 37 C
RR : 20x/menit
berat badan pasien naik dari 54 kg
Intervensi
Mandiri :
1. Pantau
cairan b.d
output
yang
berlebihan
menjadi 54+ kg
BAB / diare (-)
pasien tidak terlihat pucat
sianosis (-)
pasien tidak pingsan
umlah dan warna urin normal
anoreksia (-)
Turgor kulit baik / lembab
Rasional
TTV, termasuk
CVP
bila
keseimbangan
memperbesar
volume
sirkulasi,
29
Kolaborasi :
1. Berikan cairan / elektrolit melalui selang
pemberi makanan / IV
hiper
metabolism,
kasat mata.
mis.. : HB/HT
3. Antipiretik, mis.. : asetaminofen
Perubahan
kurang
adekuat
makan habis
Pasien dapat menverna makanan
dengan baik
Berat badan naik dari 54 kg menjadi
54+ kg
pasien tidak terlihat pucat
pasien tidak sianosis
pasien tidak anoreksia
Mandiri :
1. Kaji kemampuan untuk mengunyah,
merasakan, dan menelan.
menyebabkan
disfagia,
30
nutrisi
1. Pertahankan
status
puasa
jika
di
indikasikan
untuk
menurunkan muntah
2. Kekurangan vitamin terjadi akibat
penurunan
2. Suplemen vitamin.
diperlukan
pemasukan
makanan
Mandiri :
virus HIV-AIDS
Demam (-)
Pusing (-)
rasa terbakar pada kaki hilang
nyeri dada pleuritis (-)
TTV
TD: 120/80
N: 80x/menit
S: 37 C
RR : 20x/menit
terhadap
tanda
infeksi
dan
31
Lesi (-)
Kejang (-)
Dipsnea (-)
nyeri panggul (-)
nyeri abdomen (-)
tremor (-)
Kolaborasi :
1. Dilakukan
untuk
mengidentifikasi
missal
trimetroprim
pentamidin
atau
obatan
lainnya
meningkatkan
ditargetkan
fungsi
untuk
imun.
enzim
virus
yang
memasuki
perkembangan
penyakit
Tanggal
7 November
2014
No
Dx
1
Implementasi
Evaluasi (SOAP)
hipertensi,
termasuk
perubahan
postural.
32
S:
Pasien mengatakan sudah tidak diare lagi.
Pasien mengatakan sudah tidak demam
Tanda
Tangan
normal
lelah
O:
pakaian
tetap
kering.
Diare (-)
Demam (-)
Pasien tidak mudah lelah
Pasien tidak berkeringat malam hari
TTV :
TD : 120/80
3. Mengkaji turgor kulit, membrane mukosa, dan
rasa haus.
Hasil : turgor kulit dan membrane mukosa baik /
S : 37 C
RR : 20x/menit
berat badan pasien naik dari 54 kg menjadi 54.5
lembab
3. Memantau pemasukan oral dan memasukka
cairan sedikitnya 2500 ml/hari.
Hasil : mempertahankan keseimbangan cairan,
mengurangi
N : 80x/menit
rasa
haus,
dan
melembabkan
membrane mukosa.
4. Memberikan cairan / elektrolit melalui selang
pemberi makanan / IV
33
kg
BAB /diare (-)
pasien tidak terlihat pucat
sianosis (-)
pasien tidak pingsan
umlah dan warna urin normal
anoreksia (-)
Turgor kulit baik / lembab
P : intervensi dihentikan
tidak anoreksia
5. Memantau hasil pem. LAB sesuai indikasi,
mis.. : HB/HT
hasil : kebutuhan cairan adekuat
6. Memberikan Antipiretik, mis.. : asetaminofen
hasil : membantu mengurangi demam dan
respons
hiper
metabolism,
menurunkan
8 November
2014
1. Mengkaji
kemampuan
untuk
mengunyah,
34
S:
Pasien tidak mengeluh lemah lagi
O:
3. Mendorong
aktivitas
fisik
sebanyak
fisik
mungkin
Hasil : nafsu makan meningkat, dan pasien
9 November
2014
35
O:
Demam (-)
Pusing (-)
Rasa terbakar pada kaki hilang
Nyeri dada pleuritis (-)
Pasien sudah tidak berkeringat malam hari
3. Memberikan
lingkungan
yang
bersih
dan
TTV :
terhadap
TD: 120/80
tanda
infeksi
dan
pertahankan
5. Memberikan
antibiotic
antijamur
agen
N: 80x/menit
S: 370 C
RR : 20x/menit
septra),
P : intervensi dihentikan
nistatin
(mycostatin),
ketokonazol,
36
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian
Dalam penyelesaian kasus, kelompok memecahkan kasus berdasarkan
terori dan askep yang ada di bab II dan bab III. Tingkat kesenjangannya sangat
baik.
B. Diagnosa keperawatan
Dalam diagnosa keperawatan di kasus sesuai dengan diagnosa teori yang
ada di bab III. Tingkat kesenjangan sangat baik.
C. Intervensi
Intervensi dalam kasus sesuai dengan teori yang ada di bab III. Tingkat
kesenjangannyapun sangat baik. Dalam melakukan intervensi kelompok
menjadikan teori sebagai landasan dalam pemecahan kasus.
D. Implementasi
Implementasi dalam kasus ini sesuai dengan intervensi yang direncanakan.
Hasil yang diharapkan dalam implementasi akan terjawab di evaluasi.
E. Evaluasi
Evaluasi dalam kasus sesuai dengan harapan kelompok pada saat
melakukan intervensi.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
39