Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Indonesia telah melakukan berbagai upaya untuk meningkatkan pembangunan di bidang
kesehatan. Sejak tahun 2010, pemerintah Indonesia memiliki Rencana Pembangunan
Kesehatan Jangka Menengah (RPKJM). Salah satu program dalam RPKJM adalah
menyelenggarakan
pemeriksaan pada ibu hamil secara komprehensif dan terpadu, mencakup upaya promotif,
preventif, sekaligus kuratif dan rehabilitatif, yang meliputi pelayanan KIA, gizi,
pengendalian penyakit menular (imunisasi, HIV/AIDS, TB, Malaria, penyakit menular
seksual), penanganan penyakit kronis serta beberapa program lokal dan spesifik lainnya
sesuai dengan kebutuhan program.
Pengetahuan dan sikap adalah satu fakor yang mempengaruhi seseorang dalam
berperilaku termasuk perilaku ibu hamil dalam keteraturan kunjungan antenatal. Menurut L.
Green (1980) perilaku seseorang dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang meliputi
pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai dan motivasi.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka upaya yang bisa dilakukan adalah dengan
melakukan Antenatal Care (ANC) yang teratur oleh ibu hamil karena sesungguhnya
kematian ibu tidak perlu terjadi karena lebih dari 80% kematian ibu sebenarnya dapat
dicegah. Salah satunya melalui pemeriksaan kehamilan (Depkes RI, 2008). Disamping itu,
pelayanan/asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Karena setiap
kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi. Oleh karena itu, ibu hamil
dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau doketr sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya
hamil, minimal 4 kali selama kehamilannya yaitu satu kali pada trimester pertama, satu kali
pada trimester kedua dan dua kali pada trimester ketiga (Rukiyah,dkk. 2009)
Dalam Rencana Strategi Kementrian Kesehatan 2010 2015 target kunjungan untuk
antenatal care terpadu adalah 100% pada tahun 2015. Puskesmas Suli merupakan salah satu
puskesmas di Kabupaten Maluku Tengah yang memiliki program ANC terpadu. Berdasarkan
survey di Puskesmas Suli, didapatkan data ibu hamil di kawasan UPT Puskesmas Suli pada
1
tahun 2015 sejumlah 387 orang. Ibu hamil yang melakukan ANC terpadu hanya berjumlah
265 orang (68,4%). Angka ini masih dibawah target kerja puskesmas dimana target ibu hamil
yang melakukan ANC terpadu di puskesmas sejumlah 95%. Berdasarkan data, di dapat
rincian pasien dengan anemia menempati urutan pertama sebanyak 14 orang, ibu hamil
dengan resiko tinggi sejumlah 12 orang.
Dari uraian latar belakang di atas, didapatkan bahwa masih rendahnya angka pencapaian
kunjungan di Puskesmas Suli. Oleh karena itu, penulis ingin mengetahui apakah ada
hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil yang berdampak pada kunjungan ANC
di Puskesmas Suli. Karena keterbatasan waktu dan tenaga, maka penulis membatasi hanya
mengambil data pada satu desa saja, yaitu desa Tial Kecamatan Suli.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
Apakah Ada Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil dengan Kunjungan ANC Di Desa
Tial Wilayah Kerja Puskesmas Suli tahun 2015.
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kunjungan ANC
Di Desa Tial Wilayah Kerja Puskesmas Suli tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengidentifikasi Pengetahuan Ibu Hamil Tentang ANC Di Desa Tial Wilayah Kerja
Puskesmas Suli.
Mengidentifikasi Sikap Ibu Hamil Tentang ANC Di Desa Tial Wilayah Kerja Puskesmas
Suli.
Menganalisa Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Desa Tial
Wilayah Kerja Puskesmas Suli.
2
Menganalisa Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan ANC Di Desa Tial Wilayah
Kerja Puskesmas Suli.
1.4 Manfaat
1.4.1 Bagi Puskesmas
Mengetahui apakah yang menjadi kendala dalam menjalankan program pemeriksaan ibu
Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Internsip Dokter Indonesia.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan (Knowlegde)
Pengetahuan (knowledge) adalah hasil tahu dari manusia, yang sekedar menjawab
pertanyaan what , misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan sebagainya. Sedangkan
ilmu (science) bukan sekedar menjawab why dan how, misalnya mengapa air mendidih bila
dipanaskan, mengapa bumi berputar, mengapa manusia bernafas, dan sebagainya (Notoatmodjo,
2012). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya
tindakan seseorang (overt behavior). Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk
mengambil keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.
Pengetahuan yang dicakup di dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan, yakni :
1) Tahu (know)
Yang diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya, kata kerja
untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan,
menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dsb.
2) Memahami (comprehension)
Diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang obyek yang
diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar.
3) Aplikasi (aplication)
Diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang telah ipelajari pada situasi atau
kondisi real.
4) Analisis (analysis)
Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen,
tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja seperti menggambarkan
(membuat bagan), memisahkan, mengelompokkan, dsb.
5) Sintesis (synthesis)
Menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian
di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Misalnya dapat menyusun, dapat
merencanakan, dapat meringkaskan, dapat menyesuaikan, dsb terhadap suatu teori atau
rumusan-rumusan yang telah ada.
6) Evaluasi (evaluation)
Berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi terhadap suatu materi atau obyek
(Notoatmodjo,2012).
4
Cara-cara penemuan pengetahuan pada periode ini antara lain meliputi cara coba salah, cara
kekuasaan, berdasarkan pengalaman pribadi, melalui jalan pikiran.
1) Cara coba salah (Trial and error)
Cara ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah, dan
apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain, dan apabila
kemungkinan tidak berhasil pula dicoba kemungkinan yang lain pula sampai masalah
tersebut dapat terpecahkan. Itulah sebabnya cara ini disebut coba-salah (trial and error).
2) Cara kekuasaan (otoriter)
Sumber pengetahuan ini dapat berupa pemimpin masyarakat baik formal maupun
nonformal, ahli agama, pemegang pemerintahan, ahli ilmu pengetahuan dan sebagainya.
Dengan kata lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau
kekuasaan.
3) Berdasarkan pengalaman pribadi
Cara ini dengan mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan
permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. Apabila dengan cara yang digunakan
tersebut orang dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka untuk memecahkan
masalah lain yang sama, orang dapat pula menggunakan cara tersebut. Tetapi bila ia
gagal, ia tidak dapat mengulangi cara itu dan berusaha untuk mencari jawaban yang lain,
sehingga dapat berhasil memecahkannya.
4) Melalui jalan pikiran
Yaitu dengan menggunakan penalaran dalam memperoleh kebenaran pengetahuan.
Penalaran dengan menggunakan jalan pikiran ada 2 (dua) yaitu dengan cara induksi dan
deduksi. Penalaran Induktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berfikir untuk
menarik kesimpulan umum dari sesuatu yang bersifat khusus atau individual. Penalaran
deduktif, yaitu penalaran yang berdasar atas cara berpikir yang menarik kesimpulan yang
khusus dari sesuatu yang bersifat umum (Nursalam, 2013).
Cara baru atau modern dalam memperoleh pengetahuan disebut metode penelitian ilmiah
atau lebih popular disebut metodologi penelitian (research methodology). Metode ilmiah
adalah upaya memecahkan masalah melalui berfikir rasional dan berfikir empiris dan
merupakan prosedur untuk mendapatkan ilmu.
Metode ilmiah pada dasarnya menggabungkan berfikir rasional dengan berfikir empiris,
artinya pertanyaan yang dirumuskan disatu pihak dapat diterima oleh akal sehat dan dipihak
lain dapat dibuktikan melalui data dan fakta secara empiris (Nursalam, 2013).
penelitian
ini
cara
untuk
mengukur
pengetahuan ibu
hamil menggunakan
pedoman kuesioner yang membahas tentang kunjungan ANC yang jumlah soalnya sebanyak 10
soal di setaip soal memiliki pilihan apabila jawaban benar memiliki poin 1 (satu) dan
apabila jawaban salah memiliki poin 0 ( kosong) sehingga jumlah pertanyaan yang di jawab
benar di bagi jumlah soal dan di kali 100.
Katagori pengetahuan menurut Arikunto, (2010):
a. Baik
:76-100%
b. Cukup
:56-75%
c. Kurang : 55 %
2.2 Sikap (Attitude)
7
Menurut Ajzen (2005) sikap merupakan besarnya perasaan positif terhadap suatu
objek (favorable) atau negatif (unfavorable) terhadap suatu objek, orang, institusi, atau kegiatan.
Sikap merupakan relasi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus
atau obyek. Manifestasi sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan
terlebih dahulu dari perilaku tertutup. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan
tetapi merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih merupakan reaksi
tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah laku terbuka. Sikap merupakan kesiapan
untuk bereaksi terhadap obyek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap obyek.
Allport menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok:
1) Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek.
2) Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.
3) Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)
Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan, yakni :
1) Menerima (receiving)
Diartikan bahwa orang (subyek) mau dan memperhatikan stimlus yang diberikan (obyek)
2) Merespon (responding)
Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
3) Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah
4) Bertanggung jawab ( responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko.
Secara umum orang tidak akan memperlihatkan sikap asli mereka dihadapan orang lain untuk
beberapa hal. Satu cara untuk mengukur atau menilai sikap seseorang dapat menggunakan skala
atau kuesioner. Skala penilaian sikap mengandung serangkaian pernyataan tentang permasalahan
tertentu. Responden yang akan mengisi diharapkan menentukan sikap setuju atau tidak setuju
terhadap pernyataan tertentu (Notoatmojo, 2012).
1. Faktor intern yaitu faktor-faktor yang terdapat dalam diri orang yang bersangkutan sendiri
seperti selektivitas dan pengalaman pribadi.
2. Faktor ekstern yang merupakan faktor di luar manusia yaitu :
a. Sifat objek yang dijadikan sasaran sikap
b. Kewibawaan orang yang mengemukakan suatu sikap
c. Sifat orang-orang atau kelompok yang mendukung sikap tersebut
d. Media komunikasi yang digunakan dalam menyampaikan sikap
e. Situasi pada sikap terbentuk
f. Pengaruh kebudayaan
mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru, didalam diri orang tersebut
terjadi proses yang berurutan, yakni:
a. Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui stimulus
(obyek) terlebih dahulu.
b. Interest, yakni orang mulai tertarik kepada stimulus.
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya). Hal ini
berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.
d. Trial, orang telah memulai mencoba perilaku baru.
e. Adaption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya
terhadap stimulus.
2.3
2.3.1 Pengertian
1. Antenatal Care adalah merupakan pelayanan yang diberikan pada ibu hamil untuk
memonitor, mendukung kesehatan ibu dan mendeteksi ibu apakah ibu hamil normal atau
bermasalah ( Saifudi 2002 ).
2. Antenatal Care adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan ( Mufdlilah 2009 ).
3. Antenatal care adalah asuhan yang diberikan ibu sebelum persalinan dan prenatal care (WHO
JHPIEGO, 2003).
4. Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan yang diberikan kepada Ibu selama hamil
yang sesuai dengan pedoman pelayananantenatal yang ditentukan (Rukiyah,dkk. 2009).
5. Pelayanan antenatal adalah pelayanan yang diberikan kepada Ibu hamil secara berkala untuk
menjaga kesehatan Ibu dan janinnya. Hal ini meliputi pemeriksaan kehamilan dan upaya koreksi
terhadap penyimpangan yang ditemukan, pemberian intervensi dasar (misalnya pemberian
imunisasi TT dan tablet Fe), serta mendidik dan memotivasi Ibu agar dapat merawat
kehamilannya dan mempersiapkan persalinannya (Nurul jannah, 2009).
10
sebesar 6-7 kg. Perhatikan besar kenaikan berat badan ibu, jangan sampai ibu
2.
mengalami penurunan berat badan atau jangan sampai ibu mengalami obesitas.
Ukur (Tekanan) darah.
Tekanan darah yang normal 110/80 140/90 mmHg, bila melebihi dari 140/90 mmHg
3.
4.
(Px)
Pemberian imunisasi (Tetanus Toksoid) TT lengkap.
Selama kehamilan bila ibu hamil statusnya T0 maka hendaknya mendapatkan minimal 2
dosis (TT1 dan TT2 dengan interval 4 minggu dan bila memungkinkan untuk
mendapatkan TT3 sesudah 6 bulan berikutnya). Ibu hamil dengan status T1 diharapkan
mendapatkan suntikan TT2 dan bila memungkinkan juga diberikan TT3 dengan interval
6 bulan (bukan 4 minggu/1 bulan). Bagi ibu hamil dengan status T2 maka bisa diberikan
1 kali suntikan bila interval suntikan sebelumnya 6 bulan. Bila statusnya T3 maka
suntikan selama hamil cukup sekali dengan jarak minimal 1 tahun dari suntikan
sebelumnya. Ibu hamil dengan status T4 pun dapat diberikan sekali suntikan (TT5) bila
suntikan terakhir telah lebih dari satu tahun dan bagi ibu hamil dengan status T5 tidak
perlu disuntik TT lagi karena mendapatkan kekebalan seumur hidup (25 tahun).
Tabel 2.2 Jadwal Pemberian Imunisasi Tetanus Toxoid (Sumber: Prawirohardjo, 2006).
Antigen
TT 1
Interval
(selang
minimal)
Pada
Masa
waktu Perlindungan
kunjungan -
%
Perlindungan
-
antenatal pertama
TT 2
4 minggu setelah TT 1
3 Tahun
80
12
TT 3
6 bulan setelah TT 2
5 Tahun
95
TT 4
1 tahun setelah TT 3
10 Tahun
99
TT 5
1 tahun setelah TT 4
25
Tahun
/ 99
Seumur Hidup
5.
6.
7.
13
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) yang efektif termasuk konseling merupakan
bagian dari pelayanan antenatal terpadu yang diberikan sejak kontak pertama untuk
membantu ibu hamil dalam mengatasi masalahnya.
14
memberikan
sedikitnya
kali
pelayanan
antenatal.
Pemeriksaan
meliputi anamnesis dan pemantauan Ibu dan janin dengan seksama untuk menilai apakah
perkembangan berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan risti/kelainan,
imunisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas terkait lainnya yang diberikan oleh
Puskesmas.
3. Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdomen dengan seksama dan melakukan palpasi untuk
memperkirakan usia kehamilan. Bila umur kehamilan bertambah, memeriksa posisi, bagian
terendah, masuknya kepala janin kedalam rongga panggul, untuk mencari kelainan serta
melakukan rujukan tepat waktu.
4. Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan, penanganan atau rujukan semua
kasus anemia pada kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
5. Pengelolaan Dini Hipertensi pada Kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan darah pada kehamilan dan mengenali
tanda serta gejala preeklamsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat dan
merujuknya.
6. Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada Ibu hamil, suami/keluarganya pada trimester III
memastikan bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana yang menyenangkan
akan direncanakan dengan baik, disamping persiapan transportasi dan biaya untuk merujuk,
15
bila tiba-tiba terjadi keadaan gawat darurat. Bidan melakukan kunjungan rumah untuk hal
tersebut. (Mufdlilah, 2009)
2.4
Kunjungan ANC
2.4.1 Pengertian
Kunjungan Ibu hamil adalah kontak antara Ibu hamil dan petugas kesehatan yang memberi
pelayanan antenatal untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan. Kunjungan tidak mengandung
arti bahwa selalu Ibu hamil yang datang ke fasilitas pelayanan, tetapi dapat juga sebaliknya yaitu
Ibu hamil yang dikunjungi petugas kesehatan dirumahnya atai di Posyandu (Dikes RI, 1995).
Frekuensi Kunjungan
Sebelum 14 minggu
Satu kali
14 28 minggu
Satu kali
28 36 > 36 minggu
Dua kali
Waktu
Informasi Penting
Trimester I
Sebelum minggua.
ke 14
Trimester II
Sebelum minggu
ke 28
Antara minggu
28 36 dan
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian
Desain penelitian yang akan digunakan oleh peneliti dalam penelitian adalah analitik yaitu
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi.
Kemudian melakukan analisis dinamika korelasi antara fenomena (Notoatmodjo, 2012).
Penelitian ini menggunakan pendekatan Crossecsional artinya semua variable yang termasuk
efek akan diteliti dan dikumpulkan pada waktu yang bersamaan (Notoatmodjo, 2012)..
18
3.2
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan Januari 2017 di Wilayah Kerja Puskesmas Pembantu
Tial.
3.3
Subyek Penelitian
Besaran Sampel
11
= ____________
1 + 11 (0,01)
19
b.
Kriteria Sampel
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Profil Puskemas Suli
Kabupaten Maluku Tengah adalah salah satu kabupaten di provinsi Maluku dengan
ibukota kabupaten terletak di Masohi, sebagian besar wilayah terletak di Pulau Seram dan
terdapat 2 kecamatan yang terletak di Pulau Ambon yaitu kecamatan Leihitu dan kecamatan
Salahutu. Kabupaten Maluku Tengah letaknya diapit oleh Kabupaten Seram Bagian Barat
21
disebelah barat dan Seram Bagian Timur di sebelah timur. Kabupaten Maluku Tengah memiliki
luas wilayah kurang lebih 275.907 km2 yang terdiri dari luas laut 264.311,43 km2 dan luas
daratan 11.595,57 km2.
Dengan luas wilayah daratan mencapai 11.595,57 km 2 kepadatan penduduk cukup jarang
yaitu hanya sebesar 31 jiwa untuk setiap km 2, dengan jumlah penduduk tahun 2010 mencapai
361.698 jiwa. Kabupaten Maluku Tengah memiliki tingkat kepadatan penduduk tertinggi yaitu
844 jiwa untuk setiap km2 di Kecamatan Kota Masohi yang merupakan ibukota kabupaten.
4.2 Keadaan Geografis
Puskesmas Perawatan Suli terletak di Pulau Ambon, Kelurahan Suli, Kecamatan
Salahutu, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku. Puskesmas Perawatan Suli memiliki luas
wilayah kerja mencapai 91,5 Km2 daratan yang mencakup 3 desa yaitu: Desa Suli dengan luas
wilayah kerja mencapai 50 Km2 , Desa Tial dengan luas wilayah kerja mencapai 24 Km2, Desa
Tenga-Tenga dengan luas wilayah kerja mencapai 17,5 Km2. Batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Utara
Timur
: Selat Haruku
Barat
Berdasarkan data Profil Puskesmas Perawatan Suli Tahun 2015 jumlah penduduk
wilayah kerja Puskesmas Suli yaitu mencapai 15.981 jiwa dengan jumlah rumah tangga
mencapai 3.714 rumah tangga dengan rata-rata jiwa dalam rumah tangga mencapai 23,24 jiwa
dan kepadatan penduduk mencapai 819,53 untuk setiap km2.
Perhubungan antar kelurahan/desa ke kelurahan/desa lain, kelurahan/desa dengan ibukota
provinsi semuanya dapat melalui jalur darat yang dapat di tempuh dengan kendaraan roda dua
ataupun roda empat, sedangkan kelurahan/desa ke ibukota kecamatan melalui jalur laut yang
dapat di tempuh dengan kapal cepat dan kapal feri yang dapat mengangkut kendaraan roda dua
ataupun empat.
22
Kelurahan/Desa Suli
o Jumlah penduduk: 11.166 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki: 5.540 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin perempuan: 5.626 jiwa
o Kepadatan penduduk 1148,84 untuk setiap km2
Kelurahan/Desa Tial
o Jumlah penduduk: 2.709 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki: 1.316 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin perempuan: 1.393 jiwa
o Kepadatan penduduk 504 untuk setiap km2
Kelurahan/Desa Tengah-Tengah
o Jumlah penduduk: 2.673 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin laki-laki: 1.257 jiwa
o Dengan jumlah penduduk jenis kelamin perempuan: 1.416 jiwa
o Kepadatan penduduk 510 untuk setiap km2
Frekuensi
6
4
0
10
Presentase
60 %
40 %
0%
100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil yaitu memiliki
pengetahuan baik sebanyak 6 orang (60%), dan jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki
pengetahuan cukup sebanyak 4 orang (40%).
4.4.2 Sikap Ibu Tentang Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Untuk mengetahui distribusi responden berdasarkan sikap tentang Kunjungan Antenatal
Care (ANC) dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.2. Distribusi Responden Berdasarkan Sikap
Sikap
Frekuensi
Presentase
Favoreble
80 %
Unfavoreble
20 %
Total
10
100 %
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah tertinggi ibu hamil yaitu memiliki sikap
Favorable sebanyak 8 orang (80%), jumlah terendah ibu hamil yaitu memiliki sikap Unfavorable
sebanyak 2 orang (20%).
4.4.3. Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Untuk melihat distribusi respoden berdasarkan Kunjungan Antenatal Care (ANC) dapat di lihat
pada tabel 4.3. berikut:
Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Kunjungan Antenatal Care (ANC)
Kunjungan ANC
Frekuensi
Presentase
Teratur
80%
Tidak Teratur
20 %
Total
10
100 %
24
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa jumlah ibu hamil yang memiliki kunjungan
teratur sebanyak 8 orang (80%), sedangkan ibu hamil yang memiliki kunjungan tidak teratur
sebanyak 2 orang (20%).
4.5 Pembahasan
4.5.1 Hubungan Pengetahuan Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di
Desa Tial Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, 5 orang (50%) ibu hamil yang berpengetahuan
baik dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 1 orang (10%) ibu hamil yang
berpengetahuan baik tetapi tidak teratur melakukan kunjungan, dan 3 orang (30%) ibu hamil
berpengetahuan kurang tetapi teratur melakukan kunjungan, 1 orang (10%) ibu hamil
berpengetahuan kurang dan tidak teratur melakukan kunjungan, berdasarkan hasil penelitian
Hubungan Pengetahuan Dengan Kunjungan ANC di peroleh nilai p = 0,001.
4.5.2 Hubungan Sikap Ibu Hamil Dengan Kunjungan Antenatal Care (ANC) Di Desa Tial
Wilayah Kerja Puskesmas Suli
Berdasarkan penelitian yang dilakukan, terdapat 7 orang (70%) ibu hamil yang memiliki
sikap favorebel dan teratur melakukan kunjungan dibandingkan dengan 1 orang (10%) ibu hamil
memiliki sikap favorebel dan tidak teratur melakukan kunjungan, 1 orang (10%) ibu hamil yang
memiliki sikap unfavorabel teratur melakukan kunjungan dan 1 orang (10%) ibu hamil memiliki
sikap unfavorabel dan tidak teratur dalam melakukan kunjungan. Dari hasil penelitian didapatkan
nilai p = 0,000.
25
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik
suatu kesimpulan dari penelitian sebagai berikut :
1. Tingkat pengetahuan dari sampel atau objek penelitian terlihat tingkat pengetahuan yang
terbesar dalam kategori baik dengan jumlah 6 orang (60%).
26
2. Sikap dari sampel atau objek penelitian terlihat sikap yang favorebel dengan jumlah 8
orang (80%).
27