You are on page 1of 14

LAPORAN TAK STIMULASI PERSEPSI HALUSINASI SESI 5

DI RUANG SADEWA RSMM BOGOR

Pembimbing Ruangan

: 1. Edi Waluyo
: 2. Yayah Rahmatiah

Disusun oleh:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

I Gede Ngurah Arta Dana


Nandha Gustian Pratama
Ana Farikhah
Dian Eka Septiana
Dwi Aulia
Risty Ambarwati
Prasasti Pebrina
Ummu Aniskurlillah
Yunian R.O.P

Akademi Keperawatan Keris Husada


Jalan Yos Sudarso Komplek Marinir Cilandak
Jakarta Selatan
2013
LEMBAR PENGESAHAN

Terapi aktivitas kelompok (TAK) dianjurkan untuk memenuhi salah satu


tugas proses keperawatan jiwa di RS.DR.H.Marzoeki Mahdi Bogor dengan judul
stimulasi persepsi halusinasi sesi 5 mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat, telah disahkan dan disetujui oleh:

Laporan ini disahkan dan disetujui oleh


Pembimbing Ruang Sadewa RS.DR.H.Marzoeki Mahdi Bogor

Bogor, 14 Maret 2013


Pembimbing I

Pembimbing II

Edi Waluyo

Yayah Rahmatiah

Pembimbing Akademik

Ns. Henny Kusumawati, SKep

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Manusia sebagai makhluk sosial yang hidup berkelompok dimana satu
dengan yang lainnya sangat saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhan
sosial. Kebutuhan sosial yang dimaksud antara lain: rasa menjadi milik orang
lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang lain, kebutuhan penghargaan
orang lain, dan kebutuhan pernyataan diri.
Penggunaan kelompok dalam praktek keperawatan jiwa memberikan
dampak positif dalam upaya dalam pencegahan, pengobatan atau terapi serta
pemulihan kesehatan seseorang. Meningkatnya penggunaan kelompok
terapeutik, modalitas, merupakan bagian dan memberikan hasil yang positif
terhadap perubahan perilaku pasien atau klien, dan meningkatkan perilaku
adaptif dan mengurangi perilaku maadaptif.
Beberapa keuntungan yang dapat diperoleh individu atauklien melalui
terapi aktifitas kelompok meliputi dukungan (support), pendidikan
meningkatkan pemecahan masalah, meningkatkan hubungan interpersonal dan
meningkatkan uji realitas (realitytesting) pada klien dengan gangguan
orientasi realitas (Birckhead, 1989). Terapi aktifitas kelompok sering
digunakan dalam praktek kesehatan jiwa. Bahkan merupakan hal yang penting
dari keterampilan terapeutik dalam keperawatan. Terapi kelompok telah
diterima profesi kesehatan.
Pimpinan kelompok dapat menggunakan keunikan individu untuk
mendorong anggota kelompok untuk mengungkapkan masalah dan
mendapatkan bantuan penyelesaian masalahnya dari kelompok, perawat
menilai respon klien selama berada dalam kelompok.
B. Definisi
Terapi aktifitas adalah terapi modalitas yang dilakukan perawat kepada
sekelompok klien yang mempunyai masalah keperawatan yang sama.
Aktifitas yang digunakan sebagai terapi, dan kelompok digunakan sebagai
target asuhan. Didalam kelompok terjadi dinamika interaksi yang saling
bergantung.saling membutuhkan dan menjadi laboratorium tempat klien
berlatih perilaku baru yang adaptif untuk memperbaiki perilaku lama yang
maladaptif.
`
C. Manfaat Terapi Aktifitas Kelompok
a. Umum
b. Khusus
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Definisi Halusinasi
Menurut Varacoris, halusinasi dapat didefinisikan sebagai terganggunya
persepsi sensori seseorang dimana tidak terdapat stimulus. Halusinasi adalah
ketidakmampuan klien untuk menilai dan berespon terhadap realita. Klien
tidak dapat membedakan rangsangan internal dan eksternal dan tidak dapat
membedakan antara lamunan dan kenyataan. Tidak mampu berespon secara
akurat sehingga tampak perilau yang sukar dimengerti dan mungkin
menakutkan.
Dapat diambil kesimpulam bahwa halusinasi merupakan respon seseorang
terdapat rangsangan yang tidak nyata (stuart dan sundeen, 1998). Halusinasi
adalah satu persepsi yang salah oleh panca indera tanpa adanya rangsang
(stimulus) eksternal (Cook & Fontain, Essentials of Mental Health Nursing,
1987).
B. Klasifikasi Halusinasi
Pada klien dengan gangguan jiwa ada beberapa jenis halusinasi dengan
karakteristik tertentu, diantaranya :
1) Halusinasi pendengaran
Karakteristik ditandai dengan mendengar suara, teruatama suara suara
orang, biasanya klien mendengar suara orang yang sedang membicarakan
apa yang sedang dipikirkannya dan memerintahkan untuk melakukan
sesuatu.
2) Halusinasi penglihatan
Karakteristik dengan adanya stimulus penglihatan dalam bentuk pancaran
cahaya, gambaran geometrik, gambar kartun dan/atau panorama yang luas
dan kompleks. Penglihatan bisa menyenangkan atau menakutkan.
3) Halusinasi penghidu
Karakteristik ditandai dengan adanya bau busuk, amis dan bau yang
menjijikkan seperti: darah, urine atau feses. Kadangkadang terhirup bau
harum. Biasanya berhubungan dengan stroke, tumor, kejang dan dementia.
4) Halusinasi peraba
Karakteristik ditandai dengan adanya rasa sakit atau tidak enak tanpa
stimulus yang terlihat. Contoh: merasakan sensasi listrik datang dari tanah,
benda mati atau orang lain.
5) Halusinasi pengecap
Karakteristik ditandai dengan merasakan sesuatu yang busuk, amis dan
menjijikkan.
6) Halusinasi sinestetik
Karakteristik ditandai dengan merasakan fungsi tubuh seperti darah
mengalir melalui vena atau arteri, makanan dicerna atau pembentukan
urine.
C. Tahapan halusinasi, karakteristik, dan perilakuyang ditampilkan

TAHAP
Tahap I
Memberi rasa
nyaman tingkat
ansietas sedang
secara umum,
halusinasi
merupakan suatu
kesenangan

Mengalami ansietas, kesepian, rasa


bersalah dan ketakutan.
Mencoba berfokus pada pikiran
yang dapat menghilangkan ansietas
Fikiran dan pengalaman sensori
masih ada dalam kontol kesadaran,
nonpsikotik.

Tersenyum, tertawa
sendiri
Menggerakkan bibir
tanpa suara
Pergerakkan mata
yang cepat
Respon verbal yang
lambat
Diam dan
berkonsentrasi

Tahap II
Menyalahkan
Tingkat kecemasan
berat secara umum
halusinasi
menyebabkan
perasaan antipati

Pengalaman sensori menakutkan


Merasa dilecehkan oleh
pengalaman sensori tersebut
Mulai merasa kehilangan kontrol
Menarik diri dari orang lain non
psikotik.

Terjadi peningkatan
denyut
jantung, pernafasan
dan
tekanan darah
Perhatian dengan
lingkungan berkurang
Konsentrasi terhadap
pengalaman sensori
kerja
Kehilangan
kemampuan
membedakan
halusinasi
dengan realitas

Klien menyerah dan menerima


pengalaman sensori (halusinasi).
Isi halusinasi menjadi atraktif.
Kesepian bila pengalaman sensori
berakhir psikotik.

Perintah halusinasi
ditaati.
Sulit berhubungan
dengan
orang lain.
Perhatian terhadap
lingkungan berkurang
hanya beberapa detik.
Tidak mampu
mengikuti
perintah dari perawat,
tremor dan

Tahap III
Mengontrol
Tingkat kecemasan
berat
Pengalaman
halusinasi tidak
dapat ditolak lagi

KARAKTERISTIK

PERILAKU KLIEN

berkeringat
Tahap IV
Klien sudah
dikuasai oleh
Halusinasi.
Klien panik.

Pengalaman sensori mungkin


menakutkan jika individu tidak
mengikuti perintah halusinasi, bisa
berlangsung dalam beberapa jam
atau hari apabila tidak ada
intervensi terapeutik.

Perilaku panik.
Resiko tinggi
mencederai.
Agitasi atau kataton.
Tidak mampu
berespon
terhadap lingkungan.

D. Penyebab terjadinya halusinasi


Faktor Predisposisi
1. Biologis
Abnormalitas perkembangan sistem saraf yang berhubungan dengan
respon neurobilogis yang maladaptif baru mulai dipahami.
2. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon
dan kondisi psikologis klien. Salah satu sikap atau keadaan yang dapat
mempengaruhi gangguan orientasi realitas adalah penolakan atau tindakan
kekerasan dalam rentang hidup klien.
3. Sosial budaya
Mempengaruhi gangguan orientasi realita seperti: kemiskinan, konflik
sosial budaya.
Faktor Presipitasi
Secara umum klien dengan gangguan halusinasi timbul gangguan setelah
adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak berguna,
putus asa dan tidak berdaya. Penilaian individu terhadap stressor dan masalah
koping dapat mengindikasikan kemungkinan kekambuhan (Keliat,
2006).faktor presipitasi terjadinya gangguan halusinasi adalah:
1. Biologis
2. Stress lingkungan
3. Sumber koping
E. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering digunakan klien dengan halusinasi adalah:
Register
: menjadi malas beraktifitas sehari-hari
Proyeksi
: mencoba menjelaskan gangguan persepsi dengan mengalihkan
tanggung jawab kepada orang lain atau sesuatu benda.
Menarik diri : sulit mempercayai orang lain dan asyik dengan stimulus internal
Keluarga
: mengingkari masalah yang dialami klien

BAB III
PROPOSAL KEGIATAN TAK
(TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK)
STIMULASI SENSORI PERSEPSI HALUSINASI SESI 5

1. TOPIK
Mengenal manfaat obat

2. TUJUAN
a. Umum
Klien dapat mengontrol halusinasinya
b. Khusus
1) Klien dapat mengontrol halusinasinya
2) Klien dapat memaparkan dengan baik
3. PERAN PERAWAT
a. Leader
1) Menyusun rencana terapi aktivitas kelompok
2) Mengarahkan kelompok sesuai tujuan
3) Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok dengan tertib
4) Memotivasi anggota untuk aktif selama kegiatan terapi aktivitas
kelompok
5) Menetralisir masalah yang mungkin timbul pada saat pelaksanaan
b. Co-leader
1) Membuka acara
2) Mendampingi leader
3) Mengambi alih posisi leader jika leader blocking
4) Menyerahkan kembali posisi kepada leader
5) Menutup acara diskusi
c. Fasilotator
1) Memfasilitasi media dalam kegiatan terapi aktivitas kelompok
2) Mengatur jalannya aktivitas kelompok
3) Membantu kelompok berperan aktif
4) Berperan sebagai role model bagi klien selama proses aktivitas
kelompok
5) Mengantisipasi masalah yang akan terjadi
6) Mmberikan stimulus dan motivator pada anggota kelompok untuk aktif
mengikuti jalannya TAK
c. Observer
1) Mengobservasi respon klien
2) Mencatat perilaku klien selama dinamika kelompok
3) Mencatat semua proses yang terjadi dan melaporkannya
4. PERSIAPAN
a. Kriteria peserta kelompok
1) Klien yang mengalami halusinasi
2) Klien halusinasi yang sudah terkontrol
3) Klien yang dapat diajak kerjasama
4) Klien dapat mengidentifikasi halusinasinya
b. Proses seleksi
1) Berdasarkan observasi dan wawancara
2) Menindak lanjuti asuhan keperawatan
3) Informasi dan keterangan dari klien sendiri dan perawatan

4) Penyelesaian masalah berdasarkan masalah keperawatan


5) Klien cukup kooperatif dan dapat memahami pertanyaan yang
diberikan
6) Mengadakan kontrak dengan klien
c. Jumlah anggota kelompok dan nama anggota kelompok:
1) I Gede Ngurah Arta Dana
2) Nandha Gustian Pratama
3) Ana Farikhah
4) Dian Eka Septiana
5) Dwi Aulia
6) Risty Ambarwati
7) Prasasti Pebrina
8) Ummu Aniskurlillah
9) Yunian R.O.P
d. Nama klien
Klien yang mengikuti kegiatan berjumlah 9 orang, Adapun nama-nama
klien yang akan mengikuti TAK yaitu:
1) Tn.I
2) Tn.D
3) Tn.R
4) Tn.A
5) Tn.H
6) Ny.SH
7) Ny.SJ
8) Ny.R
9) Ny.A
e. Susunan pelaksanaan
Yang bertugas dalam TAK kali ini disesuaikan dengan petugas setiap
Sesi yang telah disepakati. Sebagai berikut:
1) Leader
: I Gede Ngurah Artadana
2) Co-Leader
: Nanda Gustian P
3) Fasilitator 1
: Dian Eka Septiana
4) Fasilitator 2
: Dwi Aulia
5) Fasilitator 3
: Risty Ambarwati
6) Fasilitator 4
: Prasasti pebriana
7) Fasilitator 5
: Yunian R.O.P
8) Observer
: Ana Farikhah
f. Media dan alat yang digunakan
1) Spidol
2) Papan tulis/white board
3) Beberapa contoh obat
4) Leaflet
5) Flip chart

g. Waktu dan tempat pelaksanaan


Terapy Aktifitas Kelompok ini dilaksanakan pada:
Hari, Tanggal
: Selasa, 19 Maret 2013
Waktu
: 10:00 11:00 WIB
Tempat
: Ruang Sadewa, RSMM Bogor
h. Setting
Ket:
: Leader
: Co-leader
: Observer
: Klien
:Fasilitator
i. Tata tertib dan program antisipasi
a. Tata tertib
1) Peserta bersedia mengikuti kegiatan TAK.
2) Peserta wajib hadir 5 menit sebelum acara dimulai.
3) Peserta berpakaian rapih, bersih dan sudah mandi.
4) Tidak diperkenankan makan, minum, merokok selama kegiatan
(TAK) berlangsung.
5) Jika ingin mengajukan/menjawab pertanyaan, peserta mengangkat
tangan kanan dan berbicara setelah dipersilahkan oleh pemimpin.
6) Peserta yang mengacaukan jalannya acara akan dikeluarkan.
7) Peserta dilarang keluar sebelum acara TAK selesai.
8) Apabila waktu TAK sesuai kesepakatan telah habis, namun Tak
belum selesai, maka pemimpin akan meminta persetujuan anggota
untuk memperpanjang waktu TAK kepada anggota.
b. Program antisipasi
Ada beberapa langkah yanga dapat diambil dalam mengantisipasi
kemungkinan yang akan terjadi pada pelaksanaan TAK. Langkahlangkah yang diambil dalam program antisipasi masalah adalah:
1) Apabila ada klien yang telah bersedia untuk mengikuti TAK, namun
pada saat pelaksanaan TAK tidak bersedia, maka langkah yang
diambil adalah: mempersiapkan klien cadangan yang telah diseleksi
sesuai dengan kriteria dan telah disepakati oleh anggota kelompok
lainnya.
2) Apabila dalam pelaksanaan ada anggota kelompok yang tidak
mentaati tata tertib yang telah disepakati, maka berdasarkan

kesepakatan ditegur terlebih dahulu dan bila masih tidak


cooperative maka dikeluarkan dari kegiatan.
3) Bila ada anggota kelompok yang melakukan kekerasan, leader
memberitahukan kepada anggota TAK bahwa perilaku kekerasan
tidak boleh dilakukan.
j. Metode
1) Dinamika kelompok
2) Diskusi tanya jawab
3) Role play/bermain peran/simulasi
k. Mekanisme Kegiatan
Persiapan
1) Mengingatkan kontrak pada klien yang telah mengikuti sesi 4.
2) Mempersiapkan alat dan tempat pertemuan.
Orientasi
1) Salam tarapeutik
a) Salam dari terapis kepada klien.
b) Terapis dan klien memakai papan nama.
2) Evaluasi / validasi
a) Menanyakan perasaan klien saat ini.
b) Terapis menanyakan pengalaman klien mengontrol halusinasi
setelah menggunakan tiga cara yang telah dipelajari (menghardik,
menyibukkan diri dengan kegiatan, dan bercakap-cakap).
3) Kontrak
a) Terapis menjelaskan tujuan, yaitu mengontrol halusinasi dengan
patuh minum obat.
b) Menjelaskan aturan main berikut:
c) Jika ada klien yang ingin meninggalkan kelompok, harus minta izin
kepada terapis.
d) Lama kegiatan 1 jam.
e) Setiap klien mengikuti kegiatan dari awal sampai selesai.
Tahap Kerja
1) Terapis menjelaskan untungnya patuh minum obat, yaitu mencegah
kambuh karena obat memberi perasaan tenang, dan memperlambat
kambuh.
2) Terapis menjelaskan kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
penyebab kambuh.
3) Terapis meminta klien menyampaikan obat yang dimakan dan
waktu memakannya. Buat daftar di whiteboard.

4) Menjelaskan lima benar minum obat, yaitu benar obat, benar


waktu minum obat, benar orang yang minum obat, benar dosis
obat.
5) Minta klien menyebutkan lima benar cara minum obat, secara
bergiliran.
6) Berikan pujian pada klien yang benar.
7) Mendiskusikan perasaan klien sebelum minum obat (catat di
whiteboard).
8) Mendiskusikan perasaan klien setelah teratur minum obat (catat di
whiteboard).
9) Menjelaskan keuntungan patuh minum obat, yaitu salah satu cara
mencegah halusinasi / kambuh.
10) Menjelaskan akibat / kerugian tidak patuh minum obat, yaitu
kejadian halusinasi / kambuh.
11) Minta klien menyebutkan kembali keuntungan patuh minum obat
dan kerugian tidak patuh minum obat.
12) Member pujian tiap kali klien benar
Tahap Terminasi
Evalusi
a) Terapis menanyakan perasan klien setelah mengikuti TAK.
b) Terapis menanyakan jumlah cara mengontrol halusinasi yang sudah
dipelajari.
c) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok.
2)
Tindak lanjut
Menganjurkan klien menggunakan empat cara mengontol
halusinasi, yaitu menghardik, melakukan kegiatan harian, bercakapcakap, dan patuh minum obat.
3)
Kontrak yang akan datang
a) Terapis mengakhiri sesi TAK stimulasi persepsi untuk mengontrol
halusinasi.
b) Buat kesepakatan baru untuk TAK yang lain sesuai dengan indikasi
klien.
1)

Evaluasi dan dokumentasi


a. Evaluasi
Evalusi dilakukan saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja. Aspek yang dievaluasi adalah kemampuan halusinasi Sesi
5, kemampuan klien yang diharapkan adalah menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh
minum obat. Gunakan formulir evaluasi yang ada.
b. Dokumentasi

Dokumentasi kemampuan yang dimiliki klien pada catatan proses


keperawatan tiap klien. Contoh: klien mengikuti Sesi 5 benar cara
minum obat, manfaat minum obat, dan akibat tidak patuh minum obat
(kambuh). Anjurkan klien minum obat dengan cara yang benar.
5. KESIMPULAN
Evaluasi dilakukan pada saat proses TAK berlangsung, khususnya pada
tahap kerja untuk menilai kemampuan klien melakukan TAK. Aspek evaluasi
adalah kemampuan klien sesuai dengan tujuan TAK. Untuk TAK stimulasi
persepsihalusinasi sesi 1, kemampuan yang diharapkan adalah mengenal isi
halusinasi, waktu terjadinya halusinasi, situasi terjadinya halusinasi dan
perasaan saat terjadinya halusinasi. Formulir evaluasi kemampuan pasien
sebagai berikut:

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9

Nama klien

Menyebutkan lima
benar cara minum
obat

Menyebutkan
keuntungan
minum obat

Menyebutkan
akibat tidak patuh
minum obat

Tn.I
Tn.D
Tn.R
Tn.A
Tn.H
Ny.SH
Ny.SJ
Ny.R
Ny. A

Petunjuk:
1. Tulis nama panggilan klien yang ikut TAK pada kolom nama klien.
2. Untuk tiap klien, beri penilaian tentang kemampuan menyebutkan lima benar
cara minum obat, keuntungan minum obat, dan akibat tidak patuh minum
obat. Beri tanda (V) jika klien mampu dan beri tanda (X) jika klien tidak
mampu.

You might also like