You are on page 1of 2

Polisi adalah suatu pranata umum sipil yang mengatur tata tertib (orde) dan

hukum. Kadangkala pranata ini bersifat militaristis, seperti di Indonesia sebelum


Polri dilepas dari ABRI. Polisi dalam lingkungan pengadilan bertugas sebagai
penyidik. Dalam tugasnya dia mencari barang bukti, keterangan-keterangan dari
berbagai sumber, baik keterangan saksi-saksi maupun keterangan saksi ahli. [

Kejaksaan R.I. adalah lembaga negara yang melaksanakan kekuasaan negara, khususnya di
bidang penuntutan. Sebagai badan yang berwenang dalam penegakan hukum dan keadilan,
Kejaksaan dipimpin oleh Jaksa Agung yang dipilih oleh dan bertanggung jawab kepada Presiden.
Kejaksaan Agung, Kejaksaan Tinggi, dan Kejaksaan Negeri merupakan kekuasaan negara
khususnya dibidang penuntutan, dimana semuanya merupakan satu kesatuan yang utuh yang
tidak dapat dipisahkan.
Pengadilan adalah badan atau instansi resmi yang melaksanakan sistem peradilan berupa
memeriksa, mengadili, dan memutus perkara. Bentuk dari sistem Peradilan yang
dilaksanakan di Pengadilan adalah sebuah forum publik yang resmi dan dilakukan
berdasarkan hukum acara yang berlaku di Indonesia.

. Lapas) adalah tempat untuk melakukan pembinaan terhadap narapidana dan


anak didik pemasyarakatan di Indonesia.
Sistem Peradilan Pidana atau criminal justice system kini telah menjadi suatu istilah
yang menunjukan mekanisme kerja dalam penanggulangan kejahatan dengan
menggunakan pendekatan sistem.
Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan
perbuatan kejahatan sebagai gejala sosial dan mencakup proses-proses perbuatan
hukum, pelanggaran hukum dan reaksi atas pelanggaran hukum.
upaya penanggulangan kejahatan mencakup aktivitas preventif dan sekaligus berupaya untuk
memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan bersalah (sebagai seorang narapidana)
di lembaga pemasyarakatan. Dengan kata lain upaya penanggulangan kejahatan dapat
dilakukan secara preventif dan represif.
Asas persamaan di muka hukum yaitu perlakuan yang sama atas diri setiap orang di
muka hukum dengan tidak mengadakan pembedaan perlakuan ;
Asas peradilan yang cepat, sederhana dan biaya ringan, bebas, jujur dan tidak
memihak yaitu pengadilan yang harus dilakukan dengan cepat, sederhana dan
biaya ringan serta bebas, jujur dan tidak memihak harus diterapkan secara
konsekuen dalam seluruh tingkat peradilan ;
Asas memperoleh bantuan hukum seluas-luasnya yaitu setiap orang
yang tersangkut perkara wajib diberi kesempatan memperoleh bantuan
hukum yang semata-mata diberikan untuk melaksanakan kepentingan
pembelaan atas dirinya ;

Asas pemeriksaan pengadilan terbuka untuk umum yaitu sidang pemeriksaan


pengadilan adalah terbuka untuk umum kecuali dalam hal yang diatur dalam
undang-undang ;
Pelanggaran atas hak-hak warga negara (penangkapan, penahanan,
penggeledahan, dan penyitaan) harus berdasarkan pada Undang-Undang dan
dilakukan dengan surat perintah (tertulis). Asas legalitas dalam hukum pidana
berarti bahwa segala tindakan kepolisian yang mempergunakan upaya paksa
(penangkapan, penahanan, penggeledahan, penyitaan dan tindakan lainnya) harus
berdasarkan perintah tertulis oleh pejabat yang diberi wewenang oleh UndangUndang dalam hal serta dengan cara menurut Undang-undang. Asas legalitas dalam
hukum pidana ini berbeda dengan asas legalitas dalam hukum pidana materiil
(pasal 1 ayat (1) KUHP, yakni Nellum dellictum nula poena sine previa lege poenali)
Kewajiban pengadilan untuk mengendalikan pelaksanaan putusannya. Disini tugas
Hakim pengawas dan pengamat inilah untuk mengetahui sampai dimana putusan
pengadilan itu terlihat hasil baik buruknya pada diri terpidana masing-masing. Dan
Hakim tersebut harus ikut serta dalam mempertimbangkan apakah seorang
terpidana dapat diberikan pelepasan bersyarat. Kedua tugas ini bertujuan untuk
lebih mendekatkan pengadilan dengan lembaga pemasyarakatan dan menetapkan
pemasyarakatan terpidana dalam rangka proses peradilan pidana[8].

Dalam KUHAP Asas ini memang tidak dirumuskan secara tegas. akan tetapi dapat ditafsirkan
dari Pasal 66 KUHAP Tersangka atau terdakwa tidak dibebani kewajiban pembuktian yang
mengandung asas utama perlindungan hak warga negara melalui proses hukum yang adil yang
mencakup sekurang-kurangnya:
1)
Perlindungan terhadap tindakan sewenang-wenang dari pejabat negara (aparat penegak
hukum);
2)
Pengadilanlah yang berhak menentukan salah tidaknya tersangka atau terdakwa pelaku
tindak pidana serta dilakukan dalam sidang pengadilan yang harus terbuka (tidak boleh
dirahasiakan);
3)

Tersangka atau terdakwa diberikan jaminan-jaminan untuk dapat membela diri sepenuhnya

You might also like