Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembiayaan kesehatan semakin meningkat dari waktu ke waktu dan dirasakan
berat baik oleh pemerintah, dunia usaha terlebih-lebih masyarakat pada
umumnya. Untuk itu berbagai Negara memilih model sistem pembiayaan
kesehatan bagi rakyatnya, yang diberlakukan secara nasional. Berbagai model
yang dominan yang implementasinya disesuaikan dengan keadaan di Negara
masing-masing.
Untuk mempermudah pelayanan, pemerintah telah menyediakan sistem
pelayanan kesehatan berbasis Jaminan Kesehatan berupa sistem pelayanan dan
proses administrasi yang mempermudah masyarakat menanggung sebagian
masalah administrasinya di rumah sakit melalui jaminan kesehatan milik
pemerintah.
Asuransi kesehatan merupakan suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit) dari
resiko perorangan menjadi resiko kelompok. Mekanisme asuransi memberikan
perlindungan pada tertanggung apabila terjadi resiko di masa mendatang. Jika
resiko itu terjadi maka pihak tertanggung akan mendapat ganti rugi sebesar nilai
perjanjian antara kedua belah pihak (penanggung dan tertanggung). Oleh karena
itu pembiayaan kesehatan bersumber dari asuransi kesehatan merupakan salah
satu solusi yang terbaik untuk mendapatkan jaminan dan perlindungan dari
resiko yang terjadi serta mengantisipasi biaya pelayanan kesehatan yang mahal.
Secara umum perkembangan industri asuransi di Indonesia dimulai dengan
semakin banyaknya perusahaan asuransi yang berdiri di pertengahan tahun 1980an, dengan adanya kebijakan asuransi, pemerintah Indonesia juga semakin
tanggap dengan kebutuhan perlindungan masyarakat Indonesia dengan semakin
meningkatnya industri asuransi di beberapa tahun terakhir ini, tak hanya itu
badan penyelenggara jaminan sosial (BPJS) dan juga jamsostek (jaminan sosial
ketenagakerjaan) juga kian berkembang berkat andil pemerintah indonesia pada
tahun ini.
B. Tujuan Penulisan
1. Memahami pengertian, konsep, dan jenis asuransi kesehatan di Indonesia.
2. Memenuhi tugas kepaniteraan klinik ilmu kedokteran komunitas fakultas
kedokteran universitas lampung.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Asuransi
Menurut Ketentuan Pasal 246 KUHD, Asuransi atau Pertanggungan adalah
Perjanjian dengan mana penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung
dengan menerima premi untuk memberikan penggantian kepadanya karena
kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
dideritanya akibat dari suatu evenemen (peristiwa tidak pasti).
1. Kontrak
Kontrak asuransi adalah kontrak yang mana satu pihak (insurer) menerima
risiko asuransi signikan dari pihak lain (pemegang polis) dengan menyetujui
untuk mengkompensasi pemegang polis jika kejadian masa depan tidak pasti
spesik (kejadian yang diasuransikan) secara buruk mempengaruhi pemegang
polis.
1) Syarat-Syarat Kontrak Asuransi
a)
Pasal 1320 KUH Perdata menentukan bahwa perjanjian harus
meliputi :
(1) Kesepakatan mereka yang mengikatkan diri;
(2) Kecakapan untuk membuat suatu perikatan;
(3) Suatu hal tertentu;
(4) Suatu sebab yang halal.
b)
Pasal 1321 KUH Perdata menetapkan :
Tiada sepakat yang sah apabila sepakat itu diberikan karena
kekhilafan atau diperolehnya dengan paksaan atau penipuan.
c)
Pasal 1338 KUH Perdata :
Perjanjian asuransi merupakan perjanjian pertanggungan dapat terjadi
sesudah ada unsur kesepakatan antara para pihak.
2. Uncertainty
Uncertainty adalah peristiwa tidak pasti adalah peristiwa terhadap mana
asuransi diadakan, tidak dapat dipastikan terjadi dan tidak diharapkan akan
terjadi.
3. Keadilan
Akses pelayanan kesehatan yang adil menggunakan prinsip keadilan vertikal.
Prinsip keadilan vertikal menegaskan, kontribusi warga dalam pembiayaan
kesehatan ditentukan berdasarkan kemampuan membayar (ability to pay),
bukan berdasarkan kondisi kesehatan/ kesakitan seorang.
4. Konsep The Law Of Large Numbers (Konsep Bilangan Besar)
Asuransi membutuhkan peserta dalam jumlah yang besar, agar risiko dapat
didistribusikan secara merata dan luas serta dikurangi secara efektif.
5. Pengelompokan Resiko
Pengelompokan resiko atau biasa disebut berbagi kerugian dilakukan dengan
cara menyebar resiko atau berbagi kemungkinan kerugian, sekelompok besar
orang dapat mengganti biaya yang kecil untuk mengganti resiko yang tidak
diketahui pasti.
6. Insurable interest (Prinsip kepentingan).
Prinsip kepentingan menegaskan bahwa orang yang menutup asuransi harus
mempunyai kepentingan (interest) atas harta benda yang dapat diasuransikan
(insurable). Jadi pada hakekatnya yang diasurnsikan bukanlah harta benda itu,
tetapi kepentingan tertanggung atas harta benda tersebut.
Selain itu, agar kepentingan itu dapat diasuransikan (insurable interest),
kepentingan itu harus legal dan patut (legal and equitable). Untuk
membuktikan legal atau tidak, dibuktikan dengan surat-surat resmi (otentik)
dari harta yang bersangkutan.
7. Utmost good faith (Prinsip Itikad baik)
Utmost good faith secara sederhana bisa diterjemahkan sebagai niatan baik.
Dalam hal ini, hal yang dimaksud adalah dalam menetapkan kontrak atau
persetujuan, sudah seharusnya dilakukan semata-mata berlandaskan dengan
niatan baik. Dengan demikian, tidak dibenarkan jika kemudahan baik dari
pihak tertanggung maupun penanggung menyembunyikan suatu fakta yang
bisa mengakibatkan timbulnya kerugian bagi salah satu pihak diantara
8.
keduanya.
Indemnity (Prinsip Jaminan)
Dengan adanya insurable interest yang legal dan patut, maka sebagai
konsekuensinya adalah jaminan (indemnity) dari pihak penanggung bahwa
penanggung akan memberikan ganti rugi bila tertanggung benar-benar
menderita kerugian atas insurable interest itu, yang disebabkan oleh peristiwa
yang tidak diduga sebelumnya.
Prinsip indemnity atau ganti rugi terdiri dari subrogation (subrogasi) dan
contribution (kontribusi). Berikut ini penjelasan kedua hal tersebut.
a. Surogation (Subrogasi)
Subrogation atau subrogasi, pada prinsipnya, merupakan hak
penanggung selaku pihak yang telah memberikan ganti rugi kepada
pihak tertanggung, dimana dalam hal ini penanggung memiliki hak
untuk menuntut pihak lain yang mengakibatkan kepentingan
asuransinya mengalami suatu peristiwa yang tidak diinginkan sehingga
meskipun
jumlah
tanggungan
masing-masing
Ada pembayaran
Dalam
istilah
ekonomi
pembayaran
merupakan
suatu
transaksi
Ada biaya
Biaya yang diharapkan harus dikeluarkan karena penggunaan pelayanan
medik.
Pelayanan medik didasarkan pada bencana yang mungkin terjadi, yaitu sakit.
Keadaan sakit merupakan sesuatu yang tidak pasti (uncertainty), tidak
teratur dan mungkin jarang terjadi. Tetapi jika peristiwa tersebut benar benar
terjadi, implikasi biaya pengobatan besar dan membebani ekonomi
rumah tangga.
mengakibatkan
bencana ekonomi
Pihak
Yang
dipertanggungkan
Asuransi
Asuransi Kesehatan
Ganti rugi atas kerugian Jaminan ketersediaan layanan
yang ditanggung
kesehatan
pemegang polis
Dua
pihak,
yaitu 3 pihak, yaitu :
penanggung
dan
a Peserta asuransi
b Institusi
pemberi
tertanggung
pelayanan kesehatan
c Perusahaan asuransi
Barang
Kesehatan
Sumber:
Sulastomo
dalam
bukunya
Manajemen
Kesehatan,
Jakarta,
2000
Konsep asuransi kesehatan sosial ini dipelopori oleh Otto Von Bismarck (Jerman)
pada tahun 1883.
Prinsip asuransi kesehatan sosial adalah keikutsertaan bersifat sukarela, iuran atau
premi berdasarkan persentase pendapatan/gaji, iuran ditanggung bersama oleh
tempat kerja atau perusahaan dan tenaga kerja (50% - 50%), peserta dan
keluarganya memperoleh jaminan pemeliharaan kesehatan, peserta memperoleh
kompensasi selama sakit peran pemerintah sangat besar. Dengan prinsip
sebagaiman dikemukakan di atas, maka mekanisme asuransi kesehatan
berdasarkan suatu kelompok tenaga kerja, sehingga tidak tergantung pada risiko
sakit perorangan. Prinsip-prinsip asuransi kesehatan sosial ini berkembang di
berbagai negara Eropa, Jepang, Korea, Philipina, Thailand, Vietnam, India, dan
lain-lain.
Perkembangan kebutuhan pelayanan kesehatan pada kelompok-kelompok
masyarakat tumbuh secara bertahap. Masyarakat pekerja, khususnya lingkungan
tempat kerja yang mempunyai risiko tinggi terhadap kesehatannya atau
mempunyai nilai ekonomi yang tinggi untuk tetap sehat, memerlukan
pemeliharaan kesehatan yang berkelanjutan. Dengan dimulainya di lingkungan
tempat kerja, masalah pengumpulan dana yang menjadi sumber pembiayaan
program askes sosial juga terjamin. Dengan memulai pada kelompok-kelompok
tenaga kerja yang sejenis, diperhitungkan risiko sakit perorangan pada kelompok
itu hampir sama, sehingga rasa keadilan dan risiko sakit dapat dipadukan.
Perhitungan iuran atau premi dilakukan berdasarkan kelompok sesuai dengan
kebutuhan anggaran yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan medik
kelompok tersebut.
2. Private Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Komersial)
Private Voluntary Health Insurance (Asuransi Kesehatan Komersial) adalah
prinsip asuransi kesehatan yang diterapkan di Amerika Serikat. Amerika Serikat
satu-satunya negara di dunia yang asuransinya bersifat komersial. Prinsip-prinsip
10
Kelompok
11
Ketidakpastian
Pasti
Prinsip :
1. Membayar Premi/Iuran(Kecil)
tetapi
jumlah
tersebut
semakin
menurun.
Dimulai
dengan
sehingga
akhirnya
menjadi
satu
badan
penyelenggara
yang
12
Aspek
Asuransi Kesehatan
A suransi Kesehatan Asuransi Kesehatan
Komersial dengan
Sosial
Komersial
regulasi
(Social Health
(Commercial/ Private
(Regulated Health
Insurance)
Health Insurance)
Insurance)
1. Kepesertaan
wajib /pokok
Sukarela/ Perorangan/
Sukarela/ kelompok
kelompok
Rating by class, sex,
Community rating
age dll
group rating/
community rating
Menyeluruh/
3.Santunan / Benefit
komprehensif
4. Premi/ iuran
Persentasi gaji
2. Perhitungan premi
- Kaya - miskin
- Sehat - sakit
5. Kegotongroyongan (solidaritas - Tua - muda
- High risk - low
sosial)
risk
6. Kenaikan biaya
7. Peran pemerintah
8. Pengelolaan
+
+++
Not for profit /
nirlaba
Sesuai kontrak
Sesuai kontrak
Angka absolute
Angka absolut
Sehat sakit
- Sehat sakit
- High risk - low risk
- Tua - muda
+++
+
For profit / laba
++
++
For profit /laba
13
14
15
16
KarakteristikJKN
a. PrinsipprinsipJKN
Jaminan KesehatanNasional diselenggarakansecaranasional berdasarkan
prinsipasuransisosialdanprinsipekuitas(UUNo.40Tahun2004Pasal19
ayat 1). Asuransi sosial merupakan mekanisme pengumpulan iuran yang
bersifatwajibdaripeserta,gunamemberikanperlindungankepadapeserta
atas risiko sosial ekonomi yang menimpa mereka dan atau anggota
keluarganya(UUSJSNNo.40tahun2004).Prinsipasuransisocialdalam
programJaminanKesehatanNasionalmeliputi(UUNo.40Tahun2004
Penjelasan Pasal 19 ayat 1 dalam buku Pegangan Sosialisasi Jaminan
17
18
19
Prinsipekuitas(UUNo.40Tahun2004PenjelasanPasal19ayat1)yaitu
kesamaandalammemperolehpelayanansesuaidengankebutuhanmedis
yangtidakterkaitdenganbesaraniuranyangtelahdibayarkan.Prinsipini
diwujudkan dengan pembayaran iuran sebesar prosentase tertentu dari
upahbagiyangmemilikipenghasilan(UUNo.40Tahun2004Pasal17
ayat 1) dan pemerintah membayarkan iuran bagi mereka yang tidak
mampu(UUNo.40Tahun2004Pasal17ayat4).(AsihdanOka,2014)
Kelebihan sistem asuransi sosial dalam Program Jaminan Kesehatan
NasionaldibandingkandenganasuransikomersialmenurutSupriyantoro
(2013)dalambukuPegangan Sosialisasi Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) dalam Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN))antaralain:
AsuransiSosial(JKN)
AsuransiKomersial
1.Kepesertaanbersifatwajib
(untuksemuapenduduk)
1.Kepesertaanbersifat
**
2. NonProfit
3. Manfaatkomprehensif
sukarela
2.Profit
3.Manfaatsesuaidengan
premiyangdibayarkan.
Sumber:KementerianKesehatanRepublikIndonesia,2013
**
)berpotensimencakup100%penduduk(universalcoverage)danrelatif
dapatmenekanpeningkatanbiayapelayanankesehatan.
PerbedaanasuransiSosialdenganasuransikomersialdapatdilihatdari3sisi,
yaitu:
1.
2.
20
21
imbalandalambentuklainnya.
BaganKepesertaan
PESERTA
WAJIB
IURAN
PenerimaUpah
Pekerja&Pemberi
Kerja
NonPenerima
Upah
Kelompok/
Keluarga/Individu
PenerimaBantuan
Iuran(PBI)
Pemerintah
Sumber:Supriyantoro,2013
KelompokPesertaJKN
22
Sumber:AndayaniBudiLestari,SE,MM,AAK,2013
KetentuanKepesertaanJKN
Menurut Perpres Jaminan Kesehatan no 12/2013, jumlah peserta dan anggota
keluarga yang ditanggung oleh Jaminan Kesehatan paling banyak 5 orang
(Keluarga Inti) dan peserta yang memiliki jumlah keluarga lebih dari 5 orang
termasukpeserta,dapatmengikutsertakananggotakeluargalaindenganmembayar
iurantambahan.
Anggotakeluargasebagaimanadimaksuddalampasal4ayat(1)hurufameliputi:
1)
Istriatausuamiyangsahdaripeserta
2)
Anakkandung,anaktiridan/atauanakangkatyangsahdaripeserta,dengan
kriteria:
a.
Tidakataubelumpernahmenikahatautidakmempunyaipenghasilan
sendiri
b.
Belumberusia21(Duapuluhsatu)tahunataubelumberusia25(Dua
puluhlima)tahunyangmasihmelanjutkanpendidikanformal
23
MasaBerlakuKepesertaan
a.
Selamapesertamembayariuransesuaidengankelompokpeserta.
b.
Bilapesertatidakmembayariuranataumeninggalduniamakastatus
kepesertaannyaakanhilang.
c.
KetentuanlebihlanjutakandiaturolehPeraturanBPJS
d. HakdanKewajibanPesertaBPJS
MenurutUUNo.24tahun2011danPeraturanBPJSNo.1Tahun2014,termuat
HakdanKewajibanPesertaBPJSsebagaiberikut:
HakPeserta
1) Mendapatkan kartu peserta sebagai bukti sah untuk memperoleh pelayanan
kesehatan;
2)Memperolehmanfaatdaninformasitentanghakdankewajibansertaprosedur
pelayanankesehatansesuaidenganketentuanyangberlaku;
3) Mendapatkan pelayanan kesehatan di fasilitas kesehatan yang bekerjasama
denganBPJSKesehatan
4)
Menyampaikankeluhan/pengaduan,kritikdansaransecaralisanatautertulis
keKantorBPJSKesehatan(Supriyanto, 2013)
TataCaraMendapatkanPelayananKesehatan
1) PelayananKesehatanTingkatPertama
a. Setiappesertaharusterdaftarpadasatufasilitaskesehatan
tingkat pertama yang telah bekerja sama dengan BPJS
Kesehatan.
b. Peserta memperoleh pelayanan kesehatan pada Fasilitas
KesehatantingkatpertamatempatPesertaterdaftar.
c. PesertadapatmemperolehpelayananrawatinapdiFasilitas
Kesehatantingkatpertamasesuaidenganindikasimedis.
2) PelayananKesehatanTingkatLanjutan
a. Peserta datang ke BPJS Center Rumah Sakit dengan
menunjukkanKartuPesertadanmenyerahkansuratrujukan
24
25
4. BesarnyaiuranjaminankesehatanditetapkanmelaluiPeraturanPresiden.
5. Setiappesertawajibmembayariuranyangbesarnyaditetapkanberdasarkan
persentase dari upah (untuk pekerja penerima upah) atau suatu jumlah
nominaltertentu(bukanpenerimaupahdanPBI)(Supriyantoro,2013).
ManajemenFasilitasKesehatan
1. FasilitasKesehatan
FasilitaskesehatanyangbekerjasamadenganBPJSKesehatanterdiridari:
FasilitasKesehatanTingkatPertama:
1. Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Non Perawatan dan
PuskesmasPerawatan(PuskesmasdenganTempatTidur).
2. FasilitasKesehatanmilikTentaraNasionalIndonesia(TNI)
a. TNIAngkatanDarat:PoliklinikkesehatandanPosKesehatan.
b. TNIAngkatanLaut:BalaikesehatanAdanD,BalaiPengobatan
A, B, dan C, Lembaga Kesehatan Kelautan dan Lembaga
KedokteranGigi.
TNI Angkatan Udara : Seksi kesehatan TNI AU, Lembaga
KesehatanPenerbangandanAntariksa(Laksepra)danLembaga
KesehatanGigi&Mulut(Lakesgilut).
3. FasilitasKesehatanmilikPolisiRepublikIndonesia(POLRI),terdiri
dari Poliklinik Induk POLRI, Poliklinik Umum POLRI, Poliklinik
LainmilikPOLRIdanTempatPerawatanSementara(TPS)POLRI.
4. Praktek Dokter Umum / Klinik Umum, terdiri dari Praktek Dokter
UmumPerseorangan,PraktekDokterUmumBersama,KlinikDokter
Umum / Klinik 24 Jam, Praktek Dokter Gigi, Klinik Pratama, RS
Pratama.
FasilitasKesehatanTingkatLanjutan:
1. RumahSakit,terdiridariRSUmum(RSU),RSUmumPemerintah
Pusat (RSUP), RS Umum Pemerintah Daerah (RSUD), RS Umum
26
CaraPembayaranFasilitasKesehatan
Khairil Anwar (2014) memaparkan mengenai Cara Pembayaran Fasilitas
Kesehatan,yaitu:
BPJS Kesehatan akan membayar kepada Fasilitas Kesehatan tingkat pertama
dengan Kapitasi. Untuk Fasilitas Kesehatan rujukan tingkat lanjutan, BPJS
Kesehatan membayar dengan sistem paket INA CBGs. Mengingat kondisi
geografis Indonesia, tidak semua Fasilitas Kesehatan dapat dijangkau dengan
mudah. Maka, jika di suatu daerah tidak memungkinkan pembayaran
berdasarkan Kapitasi, BPJS Kesehatan diberi wewenang untuk melakukan
pembayarandenganmekanismelainyanglebihberhasilguna.SemuaFasilitas
KesehatanmeskipuntidakmenjalinkerjasamadenganBPJSKesehatanwajib
27
melayanipasiendalamkeadaangawatdarurat,setelahkeadaangawatdaruratnya
teratasidanpasiendapatdipindahkan,makafasilitaskesehatantersebutwajib
merujukkefasilitaskesehatanyangbekerjasamadenganBPJSKesehatan.BPJS
Kesehatan akan membayar kepada fasilitas kesehatan yang tidak menjalin
kerjasamasetelahmemberikanpelayanangawatdaruratsetaradengantarifyang
berlakudiwilayahtersebut.(KemenkesRIdalamAnwar,2014)
Secarakeseluruhan,tatacarapembayaranfasilitaskesehatanmeliputi:
1.
28
8. AsosiasifasilitiaskesehatanditetapkanolehMenteri.
(Supriyantoro,2014).
PertanggungjawabanBPJS
BPJS Kesehatan wajib membayar Fasilitas Kesehatan atas pelayanan yang
diberikankepadaPesertapalinglambat15(limabelas)harisejakdokumenklaim
diterima lengkap. Besaran pembayaran kepada Fasilitas Kesehatan diten tukan
berdasarkankesepakatanantaraBPJSKesehatandanasosiasiFasilitasKesehatan
di wilayah tersebut dengan mengacu pada standar tarif yang ditetapkan oleh
MenteriKesehatan.Dalamhaltidakadakesepakatanatasbesaranpembayaran,
Menteri Kesehatan memutuskan besaran pembayaran atas program JKN yang
diberikan.(Supriyantoro,2013)
Asosiasi Fasilitas Kesehatan ditetapkan oleh Menteri Kesehatan. Dalam JKN,
pesertadapatmemintamanfaattambahanberupamanfaatyangbersifatnonmedis
berupaakomodasi.Misalnya:Pesertayangmenginginkankelasperawatanyang
lebih tinggi daripada haknya, dapat meningkatkan haknya denganmengikuti
asuransi kesehatan tambahan, atau membayar sendiri selisih antara biaya yang
dijaminolehBPJSKesehatandanbiayayangharusdibayarakibatpeningkatan
kelasperawatan,yangdisebutdenganiurbiaya(additionalcharge).Ketentuan
tersebuttidakberlakubagipesertaPenerimaBantuanIuran(PBI).
Sebagaibentukpertanggungjawabanataspelaksanaantugasnya,BPJSKesehatan
wajib menyampaikan pertanggungjawaban dalam bentuk laporan pengelolaan
program dan laporan keuangan tahunan (periode 1 Januari sampai dengan 31
Desember).Laporanyangtelahdiauditolehakuntanpublikdikirimkankepada
Presiden dengan tembusan kepada DJSN paling lambat tanggal 30 Juni tahun
29
30
jasa pelayanan, yaitu para pegawai puskesmas dan pustu. Sebanyak 30% dana
kapitasi dikelola untuk biaya operasional, yaitu biaya untuk obat-obatan (5%),
alat habis pakai (5%), dukungan kegiatan operasional pelayanan kesehatan
(20%).
Untuk bulan Januari jumlah peserta yang terdaftar di Puskesmas Karang Anyar
adalah 32.022 peserta. Maka dana kapitasi yang diterima oleh Puskesmas Karang
Anyar adalah Rp. 6.000 x 32.022 = Rp. 192.132.000,00.
BAB III
KESIMPULAN
1. Asuransi kesehatan adalah suatu mekanisme pengalihan resiko (sakit)
dari resiko perorangan menjadi resiko kelompok.
31
DAFTAR PUSTAKA
Info BPJS Kesehata Edisi VIII Tahun 2014 dikutip dari http://www.bpjskesehatan.net/2015/11/apa-ayang-dimaksud-dengan-ina-cbgs.html
Murti, Bhisma.2000. Dasar-Dasar Asuransi Kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 2014 Tentang
Standar Tarif Pelayanan Kesehatan Dalam Penyelenggaraan Program Jaminan
Kesehatan
Thabrany H. 2009. Asuransi Kesehatan di Indonesia. Universitas Indonesia : Depok.
32
LAMPIRAN