Professional Documents
Culture Documents
BURUK
(Memenuhi Tugas Dasar Kesehatan Lingkungan)
Dosen pengampuh :
Rahayu Sri Pujiati, S.KM, M.Kes
Anita Dewi Moelyaningrum, S.KM, M.Kes
Ellyke, S.KM, M.Kes
Prehatin Trirahayu Ningrum, S.KM, M.Kes
Disusun oleh :
Nama : Susmita Zulfatur Rahmah
NIM : 152110101159
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
Latar Belakang................................................................................................................4
1.2
Rumusan Masalah...........................................................................................................5
BAB 2..............................................................................................................................................6
TOPIK BERITA............................................................................................................................6
PEMBAHASAN.............................................................................................................................8
BAB 4............................................................................................................................................10
PENUTUP....................................................................................................................................10
4.1 Kesimpulan.........................................................................................................................10
4.2 Saran...................................................................................................................................10
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sanitasi adalah upaya pencegahan terhadap kemungkinan tumbuh dan berkembangnya jasad
renik pembusukan dan patogen yang dapat membahayakan manusia. Tempat-tempat umum
adalah suatu tempat dimana orang banyak berkumpul untuk melakukan kegiatan baik secara
insidentil maupun terus-menerus, secara membayar maupun tidak tidak membayar. Sedangkan
sanitasi tempat-tempat umum (STTU) merupakan usaha untuk mengawasi kegiatan yang
berlangsung di tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau
menularnya suatu penyakit, sehingga kerugian yang ditimbulkan oleh kegiatan tersebut dapat
dicegah.
Tempat-tempat umum memiliki potensi sebagai tempat terjadinya penularan penyakit,
pencemaran lingkungan, ataupun gangguan kesehatan lainnya. Pengawasan atau pemeriksaan
sanitasi terhadap tempat-tempat umum dilakukan untuk mewujudkan lingkungan tempat-tempat
umum yang bersih guna melindungi kesehatan masyarakat dari kemungkinan penularan
penyakit. Mengingat tempat-tempat umum merupakan tempat berkumpul atau melakukan
kegiatan orang banyak berarti akan meningkat hubungan atau kontak antara orang yang satu
dengan yang lainnya, yang berarti pula kemungkinan terjadinya penularan penyakit baik secara
langsung maupun tidak langsung akan semakin meningkat.
Tempat-tempat umum meliputi hotel, pasar, terminal, stasiun, kolam renang, rumah sakit,
tempat ibadah, pondok pesantren dan sekolah. Sekolah merupakan tempat umum yang
berhubungan dengan sarana sosial. Tujuan penyehatan tempat-tempat umum adalah mewujudkan
kondisi tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan agar masyarakat pengunjung
terhindar dari kemungkinan bahaya penularan penyakit terhadap kesehatan masyarakat
sekitarnya. Untuk mencegah penularan penyakit di tempat-tempat umum perlu dilakukan
pengawasan terhadap: manusianya (sebagai pelaksana kegiatan), alat-alat atau bahan-bahan yang
4
diperlukan, tempat atau lingkungan dimana kegiatan dilakukan. Kondisi lingkungan yang telah
tercemar dapat menimbulkan gangguan kesehatan oleh karena itu sanitasi tempat umum
sangatlah penting dijaga sanitasinya agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan.
BAB 2
TOPIK BERITA
FASILITAS TOILET SEKOLAH DASAR di SEMARANG BURUK
Banyak sekolah di Kabupaten Semarang dinilai memiliki persoalan sanitasi yang buruk karena
minimnya kualitas dan kuantitas toilet atau WC di masing-masing fasilitas pendidikan di
kabupaten ini. Setidaknya, ada 1.000 toilet yang harus dibangun segera.
Pemerhati Pendidikan Kabupaten Semarang, Zainal Abidin mengatakan, hampir seluruh sekolah
di Kabupaten Semarang kekurangan toilet. Jumlah toilet sangat tidak seimbang dengan jumlah
siswa yang ada.
"Seperti yang saya lihat langsung di Getasan ada sekolah yang jumlah siswanya 250, sementara
toiletnya hanya 2. Bayangkan kalau istirahat lalu mereka berebut untuk ke belakang. Kondisi itu
hampir merata dan tidak hanya SD saja tetapi juga SMP dan lainnya. Paling tidak untuk SD di
sini butuh sekitar 1000 WC atau toilet," kata Zainal yang juga mantan Ketua Dewan Pendidikan
Kabupaten Semarang, Jumat (22/8) siang.
Menurut Zainal, masalah sanitasi masih belum mendapatkan porsi yang cukup dalam
membangun fasilitas pendidikan. Semestinya membangun sekolah itu juga sama seperti
membangun mal, yakni memikirkan tempat parkir, toilet dan fasilitas pendukung lainnya.
"Saya dengar tahun ini sudah dianggarkan. Tetapi memang pemerintah anggarannya terbatas.
Jadi memang peran masyarakat untuk masalah sanitasi sangat penting," pungkas Zainal.
Sebelumnya, Kasi Sarana dan Prasarana (Sarpras) SD Dinas Pendidikan Kabupaten Semarang,
Riyadi, menyebutkan, kondisi toilet di 530 SD di Kabupaten Semarang belum seluruhnya
memenuhi standar kesehatan. Sebab saat ini rata-rata satu SD baru memiliki 2 toilet.
"Itu pun masih ada yang belum sesuai standar kualitas, misalnya kebersihannya, bahannya dan
ada sekat pemisah antar WC laki-laki dan perempuan," kata Riyadi.
Secara bertahap, kata Riyadi, sedikitnya tiap tahun pihaknya mengusulkan pembangunan toilet di
106 SD yang ada.
SUMBER :
http://nationalgeographic.co.id/berita/2014/08/fasilitas-toilet-sekolah-dasar-di-semarangburuk
BAB 3
PEMBAHASAN
Lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental dan sosial dari
sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat mendukung proses belajar
mengajar dengan baik dan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan murid secara
optimal. Sekolah adalah kegiatan di waktu luang bagi anak-anak di tengah kegiatan mereka
yang utama, yaitu bermain dan menghabiskan waktu menikmati masa anak-anak dan remaja.
Peraturan mengenai sanitasi sekolah diatur di Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1429/Menkes/Sk/X11/2006 Tentang Pedoman Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan
Sekolah dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 17
sering dijadikan tempat berkumpul oleh warga sekolah seperti: ruang kelas, kantin, toilet, taman,
dan perpustakaan, yang paling utama dijaga sanitasinya adalah toilet karena seperti kita ketahui
toilet adalah tempat yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran (air seni dan
feses) dimana disitu tempat berkembangnya kuman-kuman. Namun di sekolah-sekolah negara
Indonesia hal tersebut tidak terlalu diperhatikan, mereka tidak perduli apakah toilet yang mereka
gunakan sudah terjamin sanitasinya atau tidak hal itu dikarenakan kurangya pengetahuan pihak
sekolah mengenai pentingnya mendesain, membangun, dan memelihara kebersihan toilet.
Banyak hal yang menyebabkan toilet dikatakan jorok seperti bak penampungan air dapat menjadi
tempat berkembang biaknya nyamuk, demikian juga kamar mandi yang pencahayaannya kurang
memenuhi syarat kesehatan akan menjadi tempat bersarang dan beristirahatnya nyamuk, WC dan
urinoir : Tinja dan urine merupakan sumber penularan penyakit perut. Dimana penyakit ini
ditularkan melalui air, tangan, makanan dan lalat. Ada beberapa kondisi memprihatinkan yang
sering ditemui pada toilet sekolah antara lain jumlah toilet tidak mencukupi sesuai dengan
jumlah murid di sekolah, tidak tersedianya air bersih dalam jumlah yang cukup di dalam bak air,
jamban atau kloset yang tidak bersih, berbau, dan dapat dijamah oleh serangga, tidak adanya
tempat cuci tangan yang memadai, ventilasi dan pencahayaan toilet yang masih kurang, belum
tercukupinya fasilitas pendukung kebersihan toilet, seperti pembersih toilet yang mampu
membunuh kuman dengan maksimal, dan lain-lain.
Toilet yang kotor adalah salah satu ruangan yang rawan menjadi sarang kuman, terlebih
lagi jika bersifat umum dan jarang dibersihkan, namun meskipun terlihat bersih, toilet sekolah
masih menyimpan kuman sumber penyakit yang tersembunyi karena digunakan oleh banyak
orang. Penyakit yang ditimbulkan yaitu sakit perut atau diare, hepatitis A, cacingan, tifus. Oleh
karena itu pihak sekolah harus memperhatikan hal itu karena toilet bersih merupakan indikator
baik dan tentunya sangat memengaruhi kesehatan dan kemampuan anak untuk mengikuti
kegiatan belajar mengajar dengan baik,
10
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Lingkungan sekolah adalah salah satu kesatuan lingkungan fisik, mental dan sosial dari
sekolah yang memenuhi syarat-syarat kesehatan sehingga dapat mendukung proses belajar
mengajar dengan baik dan menunjang proses pertumbuhan dan perkembangan murid secara
optimal. Tempat yang harus di jaga sanitasinya di sekolah adalah tempat yang sering dijadikan
tempat berkumpul oleh warga sekolah seperti: ruang kelas, kantin, toilet, taman, dan
perpustakaan, yang paling utama dijaga sanitasinya adalah toilet karena seperti kita ketahui toilet
adalah tempat yang kegunaan utamanya sebagai tempat pembuangan kotoran (air seni dan feses)
dimana disitu tempat berkembangnya kuman-kuman. Toilet yang kotor adalah salah satu ruangan
yang rawan menjadi sarang kuman, terlebih lagi jika bersifat umum dan jarang dibersihkan,
namun meskipun terlihat bersih, toilet sekolah masih menyimpan kuman sumber penyakit yang
tersembunyi karena digunakan oleh banyak orang. Penyakit yang ditimbulkan yaitu sakit perut
atau diare, hepatitis A, cacingan, tifus.
4.2 Saran
Melihat masalah toilet yang ada, pihak sekolah perlu meningkatkan kesadaran akan
pentingnya toilet bersih dan sanitasi sehat, perlu adanya gerakan kebersihan yang dilakukan,
yaitu:
12
DAFTAR PUSTAKA
Chandra, Budiman. 2014. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran
EGC.
Sumantri, Arif. 2015. Kesehatan Lingkungan: Edisi Ketiga. Jakarta: Kencana.
Khoiron, dkk. 2014. Dasar Kesehatan Lingkungan. Jember: UPT Penerbitan UNEJ.
Notoadmodjo, S. 2007. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.
Kusnoputranto, H. 2000. Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia.
Mukono. 2011. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya: Pusat Penerbitan dan
Percetakan Unair Mulia.
http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1816
http://www.fasilitatorsanitasi.org/artikel/meningkatkan-kualitas-sanitasi-sekolah
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37703/4/Chapter%20II.pdf
http://eprints.ung.ac.id/5976/5/2012-1-13201-811408104-bab2-14082012113425.pdf
13