You are on page 1of 3

Cara Mudah Pahami Fungsi Komponen

Injeksi Ala Yamaha

Menurut M Abidin, GM Technical Service PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing


(YIMM), hal paling sulit adalah membuat mudah. Hal ini juga berlaku pada sosialisasi teknologi
injeksi pada masyarakat luas. "Ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Semakin tinggi
bahasa yang disampaikan, orang-orang malah semakin sulit memahami," buka M Abidin, GM
Technical PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM).
Agar lebih mudah, Yamaha punya trik jitu. Yaitu dengan menganalogikan fungsi sensor dengan
fungsi indra di tubuh manusia. "Materi ini baru kami perkenalkan di 'Workshop Injeksi & Test
Rider All New Yamaha Jupiter Z1' yang digelar oleh PT YIMM bekerja sama dengan
OTOMOTIFNET.com minggu lalu (2/8)," jelas pria ramah ini. Nah, buat yang enggak ikutan
workshop bisa dapat infonya di sini. Semoga bisa lebih memahami sistem injeksi ala Yamaha.
Komponen sistem injeksi pada sepeda motor Yamaha terdiri dari dua macam komponen, sensor
dan actuator. Sensor terdiri dari Throttle Position Sensor (TPS), Intake Air Pressure Sensor
(IAPS), Intake Air Temperature Sensor (IATS), Crankshaft Position Sensor (CPS), Coolant/Oil
Temperatur Sensor dan Oxygen Sensor. Sedang Actuator atau perangkat mekanis terdiri dari Fast
Idle Solenoid (FID), Idle Speed Control (ISC), Fuel Pump, Injector dan Ignition Coil. Mari kita
bahas satu persatu fungsinya.

Intake Air Temperature Sensor (IATS)


Seperti sistem pernafasan pada manusia yang akan menyesuaikan diri ketika suhu udara berubah.
Sensor ini membaca temperatur udara pada intake manifold. Temperatur berpengaruh pada
kerapatan udara dan kandungan oksigen yang masuk ke ruang bakar. Pada kondisi suhu udara
panas, maka kandungan oksigen di udara yang lebih sedikit dan sebaliknya.
Intake Air Pressure Sensor (IAPS)
Tekanan darah pada manusia berubah-ubah di sepanjang dinding arteri sesuai dengan beban kerja
yang sedang dilakukan tubuh. Saat diam, berlari dan berjalan santai pasti berbeda tekanannya.
Sistem injeksi juga memiliki sensor yang fungsinya membaca tekanan udara yang masuk.
"Tekanan udara di manifold menggambarkan beban kerja di mesin," jelas Bayu Astyawanto, dari
Technical Service PT YIMM sambil merinci fungsi sensor-sensor yang lain.
Throttle Position Sensor (TPS)
Pada manusia, semua gerakan tubuh diatur dan dikendalikan oleh otak, agar gerakannya sesuai
dengan perintah otak, tubuh memiliki sensor gerak yang bertugas mengawasi. Sedang pada
sistem injeksi, sensor gerak yang merupakan representasi dari kemauan pengendara, selalu
dimonitor oleh Throttle Position Sensor. TPS membaca gerakan throttle atau grip gas.
Coolant/Oil Temperatur Sensor
Tubuh manusia bisa merasakan perubahan panas ketika sedang beraktifitas, dengan sendirinya
tubuh akan beradaptasi dengan perubahan suhu tersebut. Sistem injeksi juga memiliki sensor
yang fungsinya mengukur suhu mesin, yaitu Coolant/Oil Temperatur Sensor. Informasi dari
sensor ini digunakan oleh ECU untuk mengontrol Fast Idle Solenoid (FID) yang berfungsi
seperti auto choke pada karburator, menentukan kapan kipas radiator bekerja atau tidak dan

menyalakan warning light di speedometer ketika mesin overheating.


Oxygen Sensor
Oxygen Sensor ataiu O2 Sensor memiliki fungsi mirip program diet yang sering dilakukan
manusia. Agar tidak kegendutan atau kurang asupan gizi, pola makan harus seimbang. O2 Sensor
yang terletak di saluran gas buang ini mendeteksi kandungan oksigen yang dihasilkan
pembakaran dan membandingkannya dengan oksigen di udara luar. "Jika campuran bensin dan
udara terlalu kaya maka akan dikurangi, begitu juga sebaliknya," jelas Bayu yang menjadi
pembicara pada Workshop kali ini.
Crankshaft Position Sensor (CPS)
Satu sensor yang lain adalah CPS, perangkat ini mendeteksi siklus 4 langkah mesin. Fungsinya
untuk menentukan timing pengapian dan semprotan bahan bakar dari injektor. Pada bagian luar
magnet terdapat tonjolan atau pick up yang bersentuhan langsung dengan CPS yang membaca
posisi piston sedang di atas atau di bawah.
Tapi CPS saja tidak cukup untuk menentukan langkah hisap dan langkah kerja yang sama-sama
memposisikan piston dalam keadaan turun. CPS harus dibantu oleh Intake Air Pressure Sensor
(IAPS), karena saat langkah hisap tekanan di intake manifold akan turun.
Lanjut ke perangkat pendukung lainnya. Pada injeksi Yamaha ada Fast Idle Solenoid (FID),
fungsinya seperti orang menguap untuk menambah suplay oksigen dikala mengantuk. Fungsi
FID ini sama, yaitu untuk meningkatkan putaran mesin saat mesin masih dingin, tujuannya agar
mesin cepat sampai pada temperatur bekerja yang ideal. Secara garis besar, fungsi FID ini mirip
dengan choke pada sepeda motor karburator.
Kemampuan tubuh manusia untuk menjaga keseimbangan juga dimiliki oleh sistem injeksi lewat
Idle Speed Control (ISC). Dengan ISC, keseimbangan putaran mesin saat langsam dan
deselerasi bisa dilakukan, komponen ini juga membantu meningkatkan putaran mesin ketika
suhu mesin masih dingin.
Oleh Yamaha, fuel pump diibaratkan sebagai jantung yang mendistibusikan bahan bakar ke
sistem injeksi dengan tekanan tinggi. Dari jantung, bahan bakar disemprotkan ke ruang bakar
lewat injector. Koil pengapian yang diibaratkan sebagai sel neuron pada otak yang
menghasilkan arus listik saat berfikir. Dan terakhir adalah otak dari sistem injeksi, yang
menerima data dari sensor-sensor dan memerintahkan untuk menyemprotkan serta menyalakan
pengapian adalah ECU (Engine Control Unit).

You might also like