You are on page 1of 10

LAPORAN PENDAHULUAN

DIAGNOSA MEDIS FEBRIS


A. PENGERTIAN
Menurut Nurarif & Kusuma (2012), demam adalah meningkatnya temperatur suhu
tubuh secara abnormal.
Tipe demam yang mungkin kita jumpai antara lain :
1.

Demam septik
Suhu badan berangsur naik ketingkat yang tinggi sekali pada malam hari dan turun
kembali ketingkat diatas normal pada pagi hari. Sering disertai keluhan menggigil
dan berkeringat. Bila demam yang tinggi tersebut turun ketingkat yang normal
dinamakan juga demam hektik.

2.

Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak pernah mencapai suhu badan
normal. Penyebab suhu yang mungkin tercatat dapat mencapai dua derajat dan tidak
sebesar perbedaan suhu yang dicatat demam septik.

3.

Demam intermiten
Suhu badan turun ketingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Bila
demam seperti ini terjadi dalam dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua
hari terbebas demam diantara dua serangan demam disebut kuartana.

4.

Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari satu derajat. Pada tingkat
demam yang terus menerus tinggi sekali disebut hiperpireksia.

5.

Demam siklik
Terjadi kenaikan suhu badan selama beberapa hari yang diikuti oleh beberapa
periode bebas demam untuk beberapa hari yang kemudian diikuti oleh kenaikan
suhu seperti semula.
Suatu tipe demam kadang-kadang dikaitkan dengan suatu penyakit tertentu
misalnya tipe demam intermiten untuk malaria. Seorang pasien dengan keluhan
demam mungkin dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jela seperti :
abses, pneumonia, infeksi saluran kencing, malaria, tetapi kadang sama sekali tidak
dapat dihubungkan segera dengan suatu sebab yang jelas. Dalam praktik 90% dari
para pasien dengan demam yang baru saja dialami, pada dasarnya merupakan suatu
penyakit yang self-limiting seperti influensa atau penyakit virus sejenis lainnya.

Namun hal ini tidak berarti kita tidak harus tetap waspada terhadap inveksi
bakterial.
B. ETIOLOGI
1. Penyebab demam selain infeksi juga dapat disebabkan oleh keadaan toksemia,
keganasan atau reaksi terhadap pemakaian obat, juga pada gangguan pusat regulasi
suhu sentral (misalnya: perdarahan otak, koma). Pada dasarnya untuk mencapai
ketepatan

diagnosis

penyebab

demam

diperlukan

antara

lain:

ketelitian

penggambilan riwayat penyakit pasien, pelaksanaan pemeriksaan fisik, observasi


perjalanan penyakit dan evaluasi pemeriksaan laboratorium.serta penunjang lain
secara tepat dan holistik.
2. Beberapa hal khusus perlu diperhatikan pada demam adalah cara timbul demam,
lama demam, tinggi demam serta keluhan dan gejala lain yang menyertai demam.
3. Demam belum terdiagnosa adalah suatu keadaan dimana seorang pasien mengalami
demam terus menerus selama 3 minggu dan suhu badan diatas 38,3 derajat celcius
dan tetap belum didapat penyebabnya walaupun telah diteliti selama satu minggu
secara intensif dengan menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis
lainnya (Potter & Perry, 2005).
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Sebelum meningkat ke pemeriksaan yang lebih mutakhir yang siap untuk digunakan
seperti ultrasonografi, endoskopi atau scanning, masih dapat diperiksa uji coba darah,
pembiakan kuman dari cairan tubuh atau lesi permukaan atau sinar tembus rutin. Dalam
tahap melalui biopsi pada tempat tempat yang dicurigai. Juga dapat dilakukan
pemeriksaan seperti anginografi, aortografi atau limfangiografi (Potter & Perry, 2005).
D. PATOFISIOLOGI
Demam terjadi sebagai respon tubuh terhadap peningkatan set point, tetapi ada
peningkatan suhu tubuh karena pembentukan panas berlebihan tetapi tidak disertai
peningkatan set point (Potter & Perry, 2005). Demam adalah sebagai mekanisme
pertahanan tubuh (respon imun) terhadap infeksi atau zat asing yang masuk ke dalam
tubuhnya. Bila ada infeksi atau zat asing masuk ke tubuh akan merangsang sistem
pertahanan tubuh dengan dilepaskannya pirogen. Pirogen adalah zat penyebab demam,
ada yang berasal dari dalam tubuh (pirogen endogen) dan luar tubuh (pirogen eksogen)
yang bisa berasal dari infeksi oleh mikroorganisme atau merupakan reaksi imunologik
terhadap benda asing (non infeksi). Pirogen selanjutnya membawa pesan melalui alat
penerima (reseptor) yang terdapat pada tubuh untuk disampaikan ke pusat pengatur panas

di hipotalamus. Dalam hipotalamus pirogen ini akan dirangsang pelepasan asam


arakidonat serta mengakibatkan peningkatan produksi prostaglandin (PGEZ). Ini akan
menimbulkan reaksi menaikkan suhu tubuh dengan cara menyempitkan pembuluh darah
tepi dan menghambat sekresi kelenjar keringat. Pengeluaran panas menurun, terjadilah
ketidakseimbangan pembentukan dan pengeluaran panas. Inilah yang menimbulkan
demam pada anak. Suhu yang tinggi ini akan merangsang aktivitas tentara tubuh (sel
makrofag dan sel limfosit T) untuk memerangi zat asing tersebut dengan meningkatkan
proteolisis yang menghasilkan asam amino yang berperan dalam pembentukan antibodi
atau

system

kekebalan

atau

imunologi

yang

dimiliki

tubuh

secara

umum.

Sedangkan sifat sifat demam dapat berupa menggigil atau krisis/ flush. Bila pengaturan
termostat dengan mendadak diubah dari tingkat normal ke nilai yang lebih tinggi dari
normal sebagai akibat dari kerusakan jaringan, zat pirogen atau dehidrasi. Suhu tubuh
biasanya memerlukan beberapa jam untuk mencapai suhu baru. Bila faktor yang
menyebabkan suhu tinggi dengan mendadak disingkirkan, termostat hipotalamus dengan
mendadak berada pada nilai rendah, mungkin malahan kembali ke tingkat normal (Potter
& Perry, 2005).

E. PATHWAY
Agen infeksius

Dehidrasi

Monosit/ makrofak

Tubuh
kehilangan
cairan

Sitikin progen
Penurunan
cairan intrasel

Mempengaruhi
hipotalamus
anterior

Demam

Hipertermi

Aksi antipiretik
PH berkurang
Penigkatan
evaporasi

Anoreksia

Resiko defisit
volume cairan

Intake makanan
berkurang
Ketidakseimbangan
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh

Gambar 1.1 Pathways Febris

F. MANIFESTASI KLINIS
Pada saat terjadi demam, gejala klinis yang timbul bervariasi tergantung pada fase
demam menurut Nurarif & Kusuma (2012), meliputi:
a. Fase 1 awal (awitan dingin/ menggigil)
Tanda dan gejala
-

Peningkatan denyut jantung

Peningkatan laju dan kedalaman pernapasan

Menggigil akibat tegangan dan kontraksi otot

Peningkatan suhu tubuh

Pengeluaran keringat berlebih

Rambut pada kulit berdiri

Kulit pucat dan dingin akibat vasokontriksi pembuluh darah

b. Fase 2 (proses demam)


Tanda dan gejala
-

Proses mengigil lenyap

Kulit terasa hangat / panas

Merasa tidak panas / dingin

Peningkatan nadi

Peningkatan rasa haus

Dehidrasi

Kelemahan

Kehilangan nafsu makan (jika demam meningkat)

Nyeri pada otot akibat katabolisme protein.

c. Fase 3 (pemulihan)
Tanda dan gejala
-

Kulit tampak merah dan hangat

Berkeringat

Mengigil ringan

Kemungkinan mengalami dehidrasi

G. PENATALAKSANAAN THERAPEUTIK
1. Secara Fisik
a. Anak demam ditempatkan dalam ruangan bersuhu normal
b. Pakaian anak diusahakan tidak tebal
c. Memberikan minuman yang banyak karena kebutuhan air meningkat
d. Memberikan kompres
Berikut ini cara mengkompres yang benar :

Kompres dengan menggunakan air hangat, bukan air dingin atau es

Kompres di bagian perut, dada dengan menggunakan sapu tangan yang telah
dibasahi air hangat

Gosok-gosokkan sapu tangan di bagian perut dan dada

Bila sapu tangan sudah kering, ulangi lagi dengan membasahinya dengan air
hangat

2. Obat obat Antipiretik


Antipiretik bekerja secara sentral menurunkan suhu di pusat pengatur suhu di
hipotalamus. Antipiretik berguna untuk mencegah pembentukan prostaglandin dengan
jalan menghambat enzim cyclooxygenase sehinga set point hipotalamus direndahkan
kembali menjadi normal yang mana diperintah memproduksi panas diatas normal dan
mengurangi pengeluaran panas tidak ada lagi.
Penderita tifus perlu dirawat dirumah sakit untuk isolasi (agar penyakit ini tidak
menular ke orang lain). Penderita harus istirahat total minimal 7 hari bebas panas.
Istirahat total ini untuk mencegah terjadinya komplikasi di usus. Makanan yang
dikonsumsi adalah makanan lunak dan tidak banyak berserat. Sayuran dengan serat
kasar seperti daun singkong harus dihindari, jadi harus benar-benar dijaga makanannya
untuk memberi kesempatan kepada usus menjalani upaya penyembuhan.
Pengobatan yang diberikan untuk pasien febris typoid adalah antibiotika golongan
Chloramphenicol dengan dosis 3-4 x 500 mg/hari;
Petunjuk pemberian antipiretik:

Bayi 6 12 bulan : 1 sendok the sirup parasetamol

Anak 1 6 tahun : parasetamol 500 mg atau 1 1 sendok teh sirup


parasetamol

Anak 6 12 tahun : 1 tablet parasetamol 5oo mg atau 2 sendok the sirup


parasetamol.

Tablet parasetamol dapat diberikan dengan digerus lalu dilarutkan dengan air atau
teh manis. Obat penurun panas in diberikan 3 kali sehari. Gunakan sendok takaran
obat dengan ukuran 5 ml setiap sendoknya. Pemberian obat antipiretik merupakan
pilihan pertama dalam menurunkan demam dan sangat berguna khususnya pada
pasien berisiko, yaitu anak dengan kelainan kardiopulmonal kronis kelainan
metabolik, penyakit neurologis dan pada anak yang berisiko kejang demam (Nurarif
& Kusuma, 2012).
H. KOMPLIKASI FEBRIS
Menurut Potter & Perry (2005), komplikasi febris diantaranya:
1.
2.
3.
4.

Takikardi
Insufisiensi jantung
Insufisiensi pulmonal
Kejang demam

I. PENGKAJIAN
1. Melakukan anamnesa riwayat penyakit meliputi: sejak kapan timbul demam, gejala
lain yang menyertai demam (miasalnya: mual muntah, nafsu makan, diaforesis,
eliminasi, nyeri otot dan sendi dll), apakah anak menggigil, gelisah atau lhetargi,
upaya yang harus dilakukan.
2. Melakukan pemeriksaan fisik.
3. Melakukan pemeriksaan ensepalokaudal: keadaan umum, vital sign.
4. Melakukan pemeriksaan penunjang lain seperti: pemeriksaan laboratotium, foto
rontgent ataupun USG (Nurarif & Kusuma, 2012).
J. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Hiperthermia berhubungan dengan proses infeksi.
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna makanan (mual dan muntah)
3. Defisit volume cairan berhubungan dengan ketidakseimbangan intake dan output.
K. PERNCANAAN
No.
1.

Rencana Keperawatan
Diagnosa
Keperawatan
Tujuan dan Kriteria hasil
Intervensi
Hypertermi b/d Setelah dilakukan tindakan NIC :
proses infeksi keperawatan selama .x 24 Fever treatment
jam menunjukkan temperatur Monitor suhu sesering mungkin
dalan batas normal dengan Monitor IWL
Monitor warna dan suhu kulit
kriteria:
Monitor tekanan darah, nadi dan RR
Suhu tubuh dalam rentan
Monitor
penurunan
tingkat
normal (36,5 37,5 oc)
kesadaran

Nadi dan RR dalam rentan


normal
Tidak ada perubahan
warna kulit
Akral teraba hangat

Monitor WBC, Hb, dan Hct


Monitor intake dan output
Kolaborasikan
pemberian
anti
piretik
Berikan
pengobatan
untuk
mengatasi penyebab demam
Selimuti pasien
Lakukan tapid sponge
Berikan cairan intravena
Kompres pasien pada lipat paha dan
aksila
Tingkatkan sirkulasi udara
Berikan
pengobatan
untuk
mencegah terjadinya menggigil
Temperature regulation
Monitor suhu minimal tiap 2 jam
Rencanakan monitoring suhu secara
kontinyu
Monitor TD, nadi, dan RR
Monitor warna dan suhu kulit
Monitor tanda-tanda hipertermi dan
hipotermi
Tingkatkan intake cairan dan nutrisi
Selimuti pasien untuk mencegah
hilangnya kehangatan tubuh
Ajarkan pada pasien cara mencegah
keletihan akibat panas
Diskusikan tentang pentingnya
pengaturan suhu dan kemungkinan
efek negatif dari kedinginan
Beritahukan
tentang
indikasi
terjadinya keletihan dan penanganan
emergency yang diperlukan
Ajarkan indikasi dari hipotermi dan
penanganan yang diperlukan
Berikan anti piretik jika perlu
Vital sign Monitoring
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor VS saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru

Monitor pola pernapasan abnormal


Monitor
suhu,
warna,
dan
kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab
dari
perubahan vital sign
NIC :
Nutrition Management
Kaji adanya alergi makanan
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan intake Fe
Anjurkan
pasien
untuk
meningkatkan protein dan vitamin C
Berikan substansi gula
Yakinkan diet yang dimakan
mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Berikan makanan yang terpilih
( sudah dikonsultasikan dengan ahli
gizi)
Ajarkan pasien bagaimana membuat
catatan makanan harian.
Monitor
jumlah
nutrisi
dan
kandungan kalori
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan

Ketidakseimb
angan nutrisi
k/d kebutuhan
tubuh b/d
ketidakmampu
an mencerna
makanan
(mual dan
muntah)

Setelah
dilakukan
suhan
keperawatan selama .x 24
jam, diharapkan kebutuhan
nutrisi adekuat teratasi dengan
kriteria hasil :
Ada peningkatan BB
Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Tidak ada tanda-tanda
malnutrisi
Tidak terjadi penurunan BB
yang berarti

Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor lingkungan selama makan
Jadwalkan pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan
Monitor kulit kering dan perubahan
pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor kekeringan, rambut kusam,
dan mudah patah
Monitor mual dan muntah

Monitor kadar albumin, total


protein, Hb, dan kadar Ht
Monitor makanan kesukaan
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
Catat adanya edema, hiperemik,
hipertonik papila lidah dan cavitas
oral.
Catat jika lidah berwarna magenta,
scarlet
Fluid management
Timbang
popok/pembalut
jika
diperlukan
Pertahankan catatan intake dan
output yang akurat
Monitor status hidrasi (kelembaban
membran mukosa, nadi adekuat,
tekanan darah ortostatik), jika
diperlukan
Monitor vital sign
Monitor masukan makanan / cairan
dan hitung intake kalori harian
Lakukan terapi IV
Monitor status nutrisi
Berikan cairan
Berikan cairan IV pada suhu
ruangan
Dorong masukan oral
Berikan penggantian nesogatrik
sesuai output
Dorong keluarga untuk membantu
pasien makan
Tawarkan snack (jus buah, buah
segar)
Kolaborasi dokter jika tanda cairan
berlebih muncul meburuk
Atur kemungkinan tranfusi
Persiapan untuk tranfusi

Defisit
volume cairan
b/d
ketidakseimba
ngan intake
dan output

Setelah
dilakukan
suhan
keperawatan selama .x 24
jam, diharapkan deficit volume
cairan teratasi dengan kriteria
hasil :
Mempertahankan
urin
output sesuai dengan usia
dan BB
Tidak ada tanda-tanda
dehidrasi, elastisitas turgor
kulit baik, memban mukosa
lembab, tidak ada rasa haus
yang berlebihan
Vital sign dalam batas
normal

You might also like