Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Badan Usaha Milik Negara merupakan badan usaha yang sebagian atau
seluruh kepemilikannya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia. Salah
satunya berupa perusahaan nirlaba yang bertujuan untuk menyediakan barang
atau jasa bagi masyarakat. Pada beberapa BUMN di Indonesia, pemerintah
telah melakukan perubahan mendasar pada kepemilikannya dengan membuat
BUMN tersebut menjadi perusahaan terbuka yang sahamnya bisa dimiliki
oleh public atau dengan kata lain tidak sepenuhnya dipegang oleh pemerintah.
BUMN sendiri terbagi dalam beberapa jenis yaitu Perusahaan Perseroan
(Persero), Perusahaan Jawatan (Perjan), Perusahaan Umum (Perum) dan
Badan Usaha Milik Daerah atau BUMD yang masing-masing memiliki fungsi,
peran, dan karakteristik tersendiri. Dalam kaitannya dengan Bulog, pada
dasarnya Bulog merupakan salah satu jenis BUMN yang termasuk dalam
kategori Perusahaan Umum. Hal ini disesuaikan dengan karakteristik, tugas
dan fungsi dari Bulog itu sendiri yang secara garis besar mengelola sarana
demi kepentingan umum atau publik.
Adanya langkah pemerintah mereformasi Bulog untuk kembali
menangani perberasan dinilai positif sebagai upaya menjaga stabilitas beras.
Bulog memiliki tugas membeli gabah atau beras produksi dalam negeri
melalui instrument pengadaan beras yang mengacu pada Harga Pembelian
Pemerintah (HPP). Pada dasarnya perubahan status Bulog pada tahun 2003
dari LPND (Lembaga Pemerintah Non Departemen) menjadi Perum telah
berdasarkan
prinsip
pengelolaan
Perusahaan.
Hal
ini
dimaksudakan untuk :
1. Menyelenggarakan usaha logistik pangan pokok yang bermutu dan
memadai bagi pemenuhan hajat hidup orang banyak;
2. Dalam hal tertentu melaksanakan tugas-tugas tertentu yang
diberikan Pemerintah dalam pengamanan harga pangan pokok,
pengelolaan cadangan pangan Pemerintah dan distribusi pangan
pokok kepada golongan masyarakat tertentu, khususnya pangan
pokok beras dan pangan pokok lainnya yang ditetapkan oleh
pemerintah dalam rangka ketahanan pangan.
Kedudukan dari LPND adalah lembaga pemerintah pusat yang dibentuk
untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari Presiden serta berada
di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden. LPND (Bulog)
mempunyai tugas melaksanakan tugas pemerintahan di bidang manajemen
logistik sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
perencanaan
tatalaksana,
umum,
kepegawaian,
ketatausahaan,
keuangan,
organisasi
kearsipan,
dan
hukum,
adalah
menciptakan
ketahanan
pangan
dan
kepentingan
petani
maupun
konsumen
sesuai
5. Kabupaten Demak
Dalam menyelenggarakan tugas, Sub Divre 1 Semarang mempunyai
fungsi sebagai berikut :
1. Pelaksanaan kegiatan di bidang pelayanan publik
2. Pelaksanaan kegiatan di bidang analisa dan harga
3. Pelaksanaan kegiatan di bidang adminstrasi
4. Pelaksanaan di bidang akuntansi
5. Pelaksanaan hubungan kerja dengan instansi pemerintah dan atau
badan usaha lain di wilayah kerja.
Pada dasarnya kinerja organisasi merupakan pencapaian keluaran
(output) pada organsasi. Perubahan status pada diri Bulog tentu saja sangat
berpengaruh pada bidang usaha dan kegiatan dalam Perum Bulog Sub Divre 1
Semarang itu sendiri. Untuk selanjutnya tidak hanya berpengaruh pada tujuan
atau visi serta misi, namun juga berpengaruh pada kinerja organisasi secara
keseluruhan. Akan tetapi, belum dapat diketahui sejauhmana pengaruh dari
perubahan status bulog terhadap kinerja Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang.
Salah satu yang mengalami perubahan akibat pengaruh dari perubahan
status pada Bulog adalah motto dari Perum Bulog itu sendiri yaitu Andalah
Ketahanan Pangan. Dimana sebelum Bulog menjadi Perum, kinerja bulog
lebih beroerientasi pada stabilitas harga. Perubahan tersebut tentu saja
menimbulkan cara baru dalam diri Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang
dalam menjalankan tugas dan perannya sebagai lembaga pangan. Sistem
kinerja organisasipun harus berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan
yang ada. Walaupun tidak diketahui seberapa besar pengaruh dari perubahan
tersebut terhadap proses kinerja organisasi, namun seiring dengan perubahan
yang ada tetap harus ada penyesuaian dalam pelaksanakan kinerja di
dalamnya. Secara umum proses transmisi (perubahan status) tidak menjadi
alasan bagi Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang untuk lalai dalam
menjalankan tugas dan perannya. Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang tetap
berjalan dengan mengemban misi untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyat.
Proses pencapaian tujuan tidaklah mudah, butuh proses kinerja yang keras
dalam mewujudkan tujuan dan cita-cita tersebut. Namun, seringkali tidak
banyak orang mengetahui bagaimana sistem kinerja yang ada didalamnya.
Sebagian besar dari mereka hanya mengetahui dari berita-berita yang ada di
media massa mengenai kinerja Perum Bulog yang mengalami permasalahan.
Sebagai contoh, masalah mengenai pembagian raskin, penentuan kriteria
warga miskin yang berhak mendapatakan raskin, harga bahan pokok terutama
beras yang melonjak di pasaran dll. Maka dari itu, dibutuhkan suatu
transparansi kepada publik mengenai kegiatan atau bagaimana proses kinerja
dalam tubuh Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang itu sendiri agar tercapai
suatu kesatuan pemahaman antara publik dan organisasi.
Selain perubahan motto, perubahan juga terjadi pada strukut intern
Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang, adapun struktur organisasi sebelum
perubahan status adalah sebagai berikut :
KEPALA
WAKIL KEPALA
Urusan Tata Usaha
Pemeriksaan bidang pengawawsan dan pengendalian
Pemeriksa
pembantu
Pemeriksa pembantu
bid.umum
barangbid.keuangan pengendalian
Gudang Dolog
10
KEPALA
WAKIL KEPALA
Seksi Administras
Seksi Per
Seksi PelayananSeksi
Publik
Akuntansi
Unit Pengol
Gudang
11
12
13
14
Bulan
Harga beras
Januari
Februri
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
Septembe
(Rp/kg)
2008
2009
6.405
6.594
6.375
6.725
6.221
6.6706
6.132
6.643
6.253
6.641
6.406
6.640
6.405
6.640
6.404
6.659
6.6436
6.697
Andil terhadap
inflasi (%)
2008
2009
0,2710
0,0607
-0,0324 0,0854
-0,1664 -0,0222
0,0880
-0,0442
0,1293
-0,0002
0,0968
0,0010
-0,0015 0,0010
-0,0009 0,0147
0,0233
0,0291
2009
-0,07
0,21
0,22
-0,31
0,04
0,11
0,45
0,56
1,05
r
Jan Sep 6.337
6.661
0,2312
0,1253
10,47
2,28
Permasalahan otuput (keluaran) pada dasarnya juga tidak dapat terlepas
dari sistem atau prosedur pada diri bulog itu sendiri. Penerapan mekanisme
atau prosedur dalam pengeluaran serta pengiriman beras kepada masyarakat
juga dapat mengakibatkan permasalahan tersendiri dalam pelaksanaan
kinerja. Selain itu, dalam pelaksnaan kinerja Perum Bulog Sub Divre 1
Semarang juga tidak dapat terlepas dari sistem atau prosedur bulog pusat.
Seperti dalam hal mekanisme penyaluran beras, dalam pelaksanaannya tetap
harus ada mekanisme yang jelas dari pusat sampai kepada masyarakat.
Mekanisme tersebut dapat menimbulkan hal positif ataupun negatif. Untuk
hal yang positif, dengan adanya mekanisme yang sudah ditentukan
sebelumnya, menjadikan proses atau prosedur kinerja jelas sehingga tidak
seenaknya sendiri dalam pelaksanaannya. Akan tetapi, sering kali proses yang
lama atau bebelit-belit menjadikan beras menjadi lebih lama tertampung, hal
ini
selain
mengakibatkan
kualitas
beras
menjadi
menurun
juga
15
Gambar 1.3
Mekanisme Penyaluran Cadangan Beras Pemerintah
Untuk Pengendalian Gejolak Harga
Menteri perdanganagan
Menteri PertanianMenteri
selaku Ketua Harian DKP
perdagangan
Perum bulog
Keterangan :
Usulan
Divre
Perintah
Koordinasi
Laporan
Sub divre
Pemerintah prov
Penyaluran
Rekomendasi
Gudang
Pedagang
konsumen
16
17
menjadi hambatan tersendiri bagi Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang dalam
rangka peningkatan kinerja terutama pasca perubahan status.
Dari fakta-fakta tersebut maka penulis mengambil judul penelitian
Analisis Kinerja Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang (Dalam
Perubahan Status Bulog)
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, maka penulis
merumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Apakah ada pengaruh positif antara variabel SDM dengan variabel kinerja
organisasi?
2. Apakah ada pengaruh positif antara variabel output (keluaran) dengan
variabel kinerja organisasi?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan faktor-faktor di atas maka tujuan dari penelitian adalah
sebagai berikut :
1. Mengetahui adanya pengaruh antara variabel SDM dengan variabel kinerja
organisasi.
2. Mengetahui adanya pengaruh antara variabel output (keluaran) dengan
kinerja organisasi .
1.4 Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna :
1. Bagi Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang, sebagai tolak ukur untuk
mengukur seberapa besar pengaruh perubahan status terhadap kinerja
organisasi,
2. Bagi masyarakat umum, memberikan gambaran dan informasi mengenai
kinerja Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang untuk mencapai ketahanan
pangan,
18
3. Bagi pihak lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi bagi
pihak-pihak yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut,
1.5 Kerangka Teori
Secara umum analisis merupakan penyelidikan terhadap suatu peristiwa
untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya (kamus besar bahasa indonesia).
Sedangkan anlisis kinerja adalah penelaahan secara mendalam dan sistematis
terhadap suatu pekerjaan, yang dapat memberikan keterangan tentang tugas,
tanggung jawab, dan sifat pekerjaan, untuk dapat melaksanakan pekerjaan
tersebut dengan baik . Secara umum suatu organisasi dapat dikatakan efektif
apabila tujuan atau nilai-nilai organisasi sebagaimana yang ditetapkan dalam
visinya tercapai. Nilai-nilai ini merupakan nilai-nilai yang ditetapkan bersama
antara stakeholders dari organisasi yang bersangkutan. Akan tetapi, seringkali
visi organisasi dapat tercapai, namun bukan secara sengaja atau sebagaimana
direncanakan. Karena itu perlu dinilai pula pengembanan misi organisasi dan
keterkaitannya dengan pencapian visi.
Ada beberapa pendekatan dalam mengukur serta melihat sampai berapa
jauh tercapainya tujuan yang ditetapkan. Salah satu pendekatan tersebut
adalah pendekatan sistem dimana pada pendekatan sistem ini perlu adanya
pengukuran sumber daya yang dibutuhkan, memelihara dirinya secara
internal sebagai suatu organisme, dan berinteraksi secara teratur dengan
lingkungan luar. Oleh karena itu, dalam pendekatan sistem dibutuhkan adanya
hubungan yang erat antara input dan output.
Menurut Prof. Dr. Yeremias T. Keban dalam Enam Dimensi Administrasi
Publik menyebutkan proses pengukuran kinerja yaitu :
19
Ekonomi
Biaya
Efisiensi
Sumberdaya
Efektivitas
Output
Outcome
Kelompok sasaran
Selanjutnya didalam proses pengukuran tersebut terdapat empat titik
yaitu dimulai dari biaya sampai dengan outcome. Dimana indikator yang
digunakan adalah biaya dengan sumber daya yang disebut dengan economy,
sedangkan idnikator output dengan outcome yang disebut dengan
effectiveness. Pada dasarnya kinerja merupakan hasil pekerjaan yang
mempunyai hubungan yang kuat dengan dengan tujuan organisasi, kepuasan
konsumen dalam memberikan kontribusi pada ekonomi. Hal ini dikarenakan
suatu organisasi dibentuk untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan
organisasi dapat berupa perbaikan pelayanan, pelanggan, pemenuhan
permintaan pasar, peningkatan kualitas produk atau jasa, meningkatnya
sumber
daya
saing,
dan
meningkatnya
kinerja
organisasi.
Dalam
20
berjalan. 2
1. Teori Kinerja Orgaisasi Menurut Moh. Pabundu Tika
Dalam rangka mengetahui tingkat pencapaian kinerja organisasi
serta faktor-faktor yang mempengaruhi, dibutuhkan suatu pengukuran
kinerja. Pengukuran kinerja merupakan alat untuk menilai kesuksesan
organisasi. Dalam sektor organisasi publik kesuksesan itu akan
digunakan untuk mendapatkan legitimasi dan dukungan publik.
Menurut Moh. Pabundu Tika dalam Kinerja organisasi dan
Peningkatan Kinerja Perusahaan
2 www.visitek.co.id/kinerja/BrosurKinerja.pdf
21
22
23
I
Bagaimana merencanakan
Perencanaan
Membangun kompetensi
Mengarahkan perilaku
Membuat rencana kerja
Kerja
II
III
IV
Pertimbangan
Kompetensi
Posisi staf
Perencanaan suksesi
Promosi
pelepasan
Penilaian kinerja
Review kinerja
Pengarahan (coaching)
Pengembangan staf
Mentoring
Perencanaan karier
Pengakuan kinerja staf
25
1.
2.
3.
4.
5.
26
yang
lebih
membutuhkan.
Walaupun
dalam
27
28
29
1.5.2
SDM (X1)
Pada dasarnya kinerja individu merupakan salah satu faktor
penting dalam perkembangan organisasi. Sering kali kinerja organisasi
secara keseluruhan sangat terkait dengan kinerja individu. Untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pencapaian kinerja individu maka
diperlukan pengukuran kinerja.
Untuk menciptakan sistem kinerja yang optimal, setiap pegawai
dalam organisasi harus secara aktif mencari umpan balik (feedback)
atas kinerja mereka. Akan tetapi, sering kali pegawai sangat susah
untuk atau tidak suka untuk dinilai. Hal tersebut pada dasarnya yang
menjadi salah satu hambatan dalam peningkatan kinerja mereka yang
kemudian berhubungan dengan kinerja organsasi.
Sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat
menentukan bagi keberhasilan atau kegagalan organisasi dalam
mencapai tujuan, baik pada organisasi publik atau private. Dalam
perspektif manajemen strategis, sumber daya manusia merupakan
human capital dan intelectual capital yang akan menentukan
efektivitas dari faktor-faktor yang lain. Untuk dapat mencapai sasaran
30
Fungsi SDM
Sitem SDM
Perilaku SDM
Profesionalisme SDM dengan
Kinerja
strategi
tinggi,
Fokus
kompetensi
kebijakan
strategi kompetensi,
dan praktik strategis
motivasi, dan perilaku yan
31
Eevaluasi kinerja
Diklat
Pengembangan karier
32
1.5.3
33
34
dibandingkan
dengan
penggunaan
kapasitas
sesungguhnya (aktual).
1.5.4
terhadap
organisasi
maka
kinerja
organisasi
secara
oleh
beberap
faktor,
antara
lain:
pengetahuan,
35
36
Faktor Kinerja
Knowledge
Skill
Motivasi
Peran
Faktor kinerja
Keeratan tim
Kepemimpinan
Kekompakan
Struktur tim
Peran tim
Norma
Faktor kinerja
Lingkungan
Kepemimpinan
Struktur organisasi
Pilihan strategi
Teknologi
Kultur
Proses organisasi
maka
terlihat
adanya
keterkaitan
erat
antara
38
Sistem tradisional :
Berdasarkan pada standar dan peraturan pada bagaimana input seharusnya di
Penekanan pada ekonomi
Input dibatasi,output tidak dibatasi
Sistem
Input
Efisiensi teknis
Proses
Output
Efektivitas
Outcome
39
1.5.5
Hipotesis
Menurut Cholid Narbuko dan Abu Achmasi dalam Metode
40
Output (X2)
SDM (X1)
Kinerja organisasi (Y)
Output
1.5.6
(X2)
Definisi Konseptual
Dalam penelitian, seorang peneliti menggunakan istilah yang
41
Definisi Operasional
Menurut Wignjosoebroto (1983) dalam Suyanto dan Sutinah
42
- Pendelegasian
- Pengarahan
3) Penilaian kinerja
Merupakan indikator yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana
tujuan organisasi telah dicapai.
- Standar penilaian kinerja
4) Review kinerja
Merupakan tahap untuk membahas hasil yang telah dicapai dan
faktor-faktor kinerja yang mendukung pencapaian prestasi.
5) Pembaharuan dan pengontrakan ulang kinerja
Merupakan penetapan kembali akuntabilitas kinerja yang harus
dipenuhi,
2. SDM (X1)
Menurut Mohamad Mahsun dalam Pengukuran Kinerja Sektor
Publik Indikator Kinerja Individu adalah sebagai berikut :
1. Produktivitas Kerja
- Tingkat capaian kerja karyawan
2. Motivasi Kerja
- Cara pimpinan dalam memberikan dukungan atau motivasi
3. Kepuasan Kerja
- Tingkat kepuasan kerja karyawan
4. Pelatihan dan pengembangan
- Pengadaan pelatihan dan pengembangan
- Intensitas pelatihan dan pengembangan
5. Gaya kepemimpinan
- Cara pemimpin mengelola perusahaan
3. Output (X2)
Menurut Mohamad Mahsun dalam Pengukuran Kinerja Sektor
Publik Indikator output (keluaran) adalah :
1. Jumlah produk atau jasa yang dihasilkan
- stok barang yang tersedia
- Kualitas barang yang tersedia
2. Jumlah program-program atau rencana yang dihasilkan
- Kesesuaian program yang dihasilkan dengan tujuan organisasi
3. Jumlah keluhan masyarakat dalam menerima barang atau jasa
- Tingkat keluhan masyarakat
4. Ketepatan dalam memproduksi barang atau jasa
- Kesesuaian produksi barang dan jasa dengan kebutuhan
masyarakat
43
1.5.8
Kerangka Pikir
Strategi Perusahaan
Pemasaran
Operasional
Sumber
Daya
Manusia
5. Keuangan 1.
Mahmudi
1. Faktor personal atau
individual, SDM
2. Faktor
gaya
SDM
kepemimpinan
Kinerja organisasi
3. Faktor tim
Faktor
sistem
I4.Gusti
Agung
Rai
5. Faktor konstekstual
Output (hasil)
1. Input
(masukan)
(situasional)
2. Process (proses)
Mohamad
3. OutputMahsun
(keluaran)
4. Outcome (hasil)
1. Kelompok masukan
(input)
2. Kelompok
proses
1.6 Metode
Penelitian
(Process)
3. Kelompok keluaran
Metode ilmiah merupakan prosedur atau langkah-langkah sistematika
(output)
4. Kelompok
hasil
dalam(outcome)
mendapatkan ilmu pengetahuan ilmiah (Muchamad Fauzi:2009). Adapun
5. Kel
metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kuantitatif
dan kualitatif.
44
1.6.1
Tipe Penelitian
Menurut Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi (1989 : 4)
penelitian dapat digolongkan menjadi 3 yaitu :
a.
Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif merupakan suatu penelitian yang
digunakan untuk mengetahui terjadinya suatu aspek variabel
sosial tertentu dan mendeskripsikan variabel sosial tersebut.
b.
Penelitian Eksploratif
Penelitian ini bersifat terbuka, masih mencari-cari
belum mempunyai hipotesis. Penelitian ini sering digunakan
sebagai langkah pertama untuk penelitian yang lebih
mendalam baik penelitian penjelasan maupun penelitian
deskriptif.
c.
Penelitian Eksplanatori
Penelitian yang menjelaskan hubungan antar variabelvariabel
penelitian
dan
menguji
hipotesis
yang
telah
dirumuskan sebelumnya.
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe
penelitian eksplanatori (penjelasan) kuantitatif karena penelitian ini
bermaksud untuk menjelaskan hubunganhubungan antar variabel penelitian
serta menguji hipotesis yang telah dirumuskan.
1.6.2
Populasi Penelitian
45
Sampel Penelitian
Pengertian sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang
Elemen Penelitian
Elemen penelitian merupakan satuan-satuan sampel yang ada
dalam populasi. Di dalam penelitian ini yang akan dijadikan elemen
penelitian unit analisis adalah staff pegawai di bagian-bagian yang
terdapat di Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang
s=
. N . P .Q
d ( N1 ) + . P . Q
2
Keterangan :
46
= jumlah sampel
dengan dk
=1
P=Q
= 0,5
= 0,05
s=
1 .42.0,5 .0,5
0,05 . ( 421 )+ 1 .0,5 .0,5
2
10,5
0,3525
= 29,78
= 30
1.6.4
2. Lokus penelitian
Lokus dalam penelitian ini adalah Perum Bulog Sub Divre I
Semarang.
1.6.5
Jenis Data
47
Data primer
Adalah sumber data utama yang diperoleh peneliti langsung
dari informan dengan kuesioner pada responden mengenai kinerja
organisasi Perum Bulog Sub Divre 1 Semarang .
b.
Data Sekunder
Adalah data yang diperoleh dengan cara membaca
buku, jurnal, catatan, dan berbagai dokumen atau sumbersumber lainnya yang berkaitan dengan penelitian ini.
1.6.6
Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini adalah peneliti sendiri dengan
menggunakan instrumen pendukung rekorder, kamera, catatan
lapangan, kuesioner, interview guide.
1.6.7
Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan
data yang
digunakan
dalam
Observasi
48
Wawancara
Yaitu mengumpulkan data dengan cara tanya jawab
langsung
dengan
pihak-pihak
yang
sekiranya
dapat
Kuesioner
Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
menggunakan daftar pertanyaan yang disusun secara tertulis
dan sistematis untuk dijawab oleh responden.
d.
Tinjauan Pustaka
Bertujuan untuk mendapatkan data yang berhubungan
dengan materi penelitian. Dilakukan dengan mempelajari
laporan dan dokumen-dokumen lainnya yang ada hubungannya
dengan penelitian ini.
1.6.8
Pengolahan Data
Setelah data dikumpulkan secara lengkap, maka dilakukan
tahapan pengolahan data yaitu sebagai berikut :
a.
Editing
49
Coding
Yaitu mengklasifikasikan jawaban responden dengan
pemberian tanda atau kode tertentu sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan dengan tujuan agar lebih memudahkan dalam
menganalisis.
c.
Tabulating
Yaitu pengelompokan data dalam tabel kerja dan
mengatur angka-angka sedemikian rupa sehingga dapat
dihitung jumlah kasus dalam berbagai kategori.
1.6.9
Skala Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini
bersifat ordinal karena peneliti mengurutkan respondennya dari
tingkatan paling rendah ke tingkatan paling tinggi. Ukuran ordinal
banyak digunakan dalam penelitian sosial terutama untuk
mengukur kepentingan, sikap, atau persepsi. Data yang diperoleh
dari jawaban responden tersebut dikodekan dalam angka-angka
kemudian diberi skor seperti halnya dalam skala likert. Untuk
memberikan skor atas jawaban responden dikategorikan menjadi 4
alternatif.
50
frekuensi bobot
N
Kemudian hasil perhitungan dari rumus di atas dibandingan
dengan
data-data
yang
dikumpulkan
berjumlah
besar
dan
51
variabel
dengan
variabel
lain
dengan
tidak
yaitu
makin
besar
nilai
variabel
yaitu
makin
kecil
nilai
variabel
52
x
y
xy
n
R x , y=
x
y
x y
n
R x , y=
Keterangan :
R x,y
x, x
= jumlah responden
r n2
1r
Keterangan :
t
= nilai signifikan
= n-k
Dimana
= jumlah responden
ini
digunakan
untuk
menguji
hipotesis
sesudah..........
Hi :
Terdapat
perbedaan.................antara
sebelum
dan
sesudah...........
Uji statistik
T terkecil
T : Jumlah jenjang bertanda
Kriteria uji
Ho ditolak : jika T hitung < T tabel
Ho diterima : jika T hitung T tabel
Bila sampel pasangan lebih besar dari 25 maka
distribusinya akan mendekati distribusi normal. Untuk itu
digunakan rumus z dalam pengujiannya yaitu :
z=
TT
n ( n+1 ) (2 n+1)
24
Kriteria Uji
Ho ditolak : jika z < z tabel
Ho diterima : jika z z tabel
c. Koefisiensi Determinasi
56
KD
= Koefisien determinasi
57