Professional Documents
Culture Documents
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berbudaya luhur, memiliki ikatan
kekeluargaan yang mencerminkan nilai-nilai keagamaan dan budaya yang
menghargai peran serta kedudukan para lanjut usia dalam keluarga maupun
masyaraka. Sebagai warga yang telah berusia lanjut, para lanjut usia mempunyai
kearipan serta pengalaman berharga yang dapat di teladani oleh generasi penerus
dalam pembangunan nasional. Seiring dengan kemajuan teknologi dan ilmu
pengetahuan telah memicu timbulnya berbagai perubahan dalam masyarakat,
dengan meningkatkan angka harapan hidup. Dari hasil sensus penduduk yang
dilaksakan oleh BPS menunjukan pada tahun 2000 usia harapan hidup di
Indonesia mencapai 67 dari populasi lanjut usia yang di perkirakan 17 juta orang.
Pada tahun 2020 jumlah penduduk lanjut usia Indonesia diproyeksikan mencapai
28 juta orang yang berusia 71 tahun . Perubahan komposisi penduduk lanjut usia
tentunya menimbulkan berbagai kebutuhan baru yang harus dipenuhi, sehingga
dapat pula menjadi permasalahan yang komplek bagi lanjut usia, baik sebagai
individu, keluarga maupun masyarakat. Maka dari itu makalah ini akan
membahas mengenai program dan upaya-upaya yang sudah dilakukan
pemerintah demi tercapainya kesejahteraan lansia.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah :
1. Pengertian dari lansia?
2. Perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia?
3. Upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan lansia di Indonesia?
4. Fasilitas umum yang diberikan Pemerintah untuk Lansia di Indonesia?
C. Tujuan
2 | Page
Tujuan Umum
Dapat memahami bagaiamana upaya meningkatkan kesejahteraan lansia pada
Gerontik (Usia Lanjut), sehingga mampu memahami dan melakukan Asuhan
Keperawatan pada Lanjut usia.
Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui pengertian dari lansia.
2. Memahami perubahan fisiologis yang terjadi pada lansia.
3. Mengetahui upaya pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan lansia di
Indonesia.
4. Mengetahui apa saja fasilitas umum yang diberikan Pemerintah untuk Lansia
di Indonesia
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Lansia
Menurut UU No. 13 tahun 1998 tentang kesejahteraan lanjut usia yang
berbunyi sebagai berikut : BAB I pasal 1 ayat 2 berbunyi Lanjut usia adalah
seseorang yang mencapai usia 60 tahun keatas.
3 | Page
stress
Mengecilnya syaraf panca indera
Berkurangnya penglihatan, hilangnya pendengaran, mengecilnya
syaraf pencium dan perasa, lebih sensitif terhadap perubahan suhu
c.
karena
4 | Page
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa) lalu menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan
Meningkatnya ambang, pengamatan sinar, daya adaptasi terhadap
5 | Page
sensitivitas dari saraf pengecap di lidah terutama rasa manis dan asin
Esofagus melebar
Lambung : rasa lapar menurun (sensitivitas lapar menurun), asam
6 | Page
perubahan-perubahan warna
j. Sistem genitourinaria
glukosa meningkat
Vesika urinaria atau kandung kemih : otot-otot menjadi lemah,
kapasitasnya menurun sampai 200 ml atau menyebabkan frekuensi
BAK meningkat, VU susah dikosongkan pada pria usia lanjut
tahun
Atrofi vulva
Vagina : frekuensi seksual intercourse menurun secara bertahap tiap
tahun tetapi kapasitas untuk melakukan dan menikmati berjalan terus
sampai tua
k. Sistem endokrin
FSH, dan LH
Menurunnya aktivitas tiroid, menurunnya BMR = Basal Metabolic
7 | Page
vaskulerisasi
Pertumbuhan kuku lebih lambat
Kuku jari jadi keras dan rapuh
Kuku kaki tumbuh secara berlebihan dan seperti tanduk
Klenjar keringat berkurang jumlah dan fungsinya
Kuku menjadi pudar dan kurang bercahaya
m. Sistem muskuloskeletal
Tulang kehilangan density (cairan) dan makin rapuh
Kifosis
Pinggang, lutut, dan jari-jari pergelangan terbatas
Discus intervertebralis menipis dan menjadi pendek
Persendian membesar dan menjadi kaku
Tendon mengerut dan mengalami skelerosis
Atrofi serabut otot (otot-otot serabut mengecil) : serabut-serabut otot
mengecil sehingga seseorang bergerak menjadi lamban, otot-otot
2. Perubahan-Perubahan Mental
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan mental :
Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa
Kesehatan umum
Tingkat pendidikan
Keturunan atau hereditas
Lingkungan
b. Kenangan (Memory)
8 | Page
biaya pengobatan
Penyakit kronis dan ketidakmampuan.
Gangguan syaraf panca indera, timbul kebutaan dan ketulian
Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan
Rangkaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dengan teman-
9 | Page
10 | P a g e
masyarakat
11 | P a g e
Taman Lansia
Taman Lansia adalah salah satu taman kota yang berada di Citarum, Kota
Bandung, Jawa Barat. Taman yang terletak di sebelah kanan Gedung Sate ini
diresmikan pada tanggal 31 Desember 2014 oleh Walikota Bandung, Ridwan
Kamil. Taman ini pada mulanya bernama Taman Cisangkuy karena letaknya
12 | P a g e
yang berada di Jalan Cisangkuy dan Jalan Cilaki. Selanjutnya, taman ini kerap
dinamakan Taman Lansia karena banyaknya kalangan lanjut usia yang
mengunjungi taman ini. Meskipun demikian, taman ini juga dikunjungi oleh
warga dari berbagai kalangan, baik anak-anak, remaja, maupun orang dewasa.
Dengan adanya jalan refleksi dengan batu-batu yang bisa digunakan sebagai
terapi refleksi di telapak kaki, taman ini sangat mendukung para lansia yang
ingin memperlancar sirkulasi darah.
Berdasarkan fungsinya, sebuah taman kota sebetulnya merupakan sebuah
ruang terbuka yang dapat mengintegrasikan antara lingkungan, masyarakat, dan
kesehatan di lingkungan perkotaan dengan mempromosikan sebuah pendekatan
ekologis terhadap kesehatan dan kesejahteraan manusia yang didasari pada
kontak dengan alam. Selain itu, taman kota juga bermanfaat secara lingkungan,
estetis, rekreasi, psikologis, sosial, serta ekonomis bagi masyarakat perkotaan.
Nah berdasarkan pernyataan ini Taman Lansia atau Taman Cilaki memenuhi
semua fungsi tersebut. Ruang terbuka dengan lingkungan yang tertata dan
menarik, penuh dengan aktifitas secara pribadi maupun keluarga, menunjang
kesehatan di lingkungan kota. Selain itu juga, membantu peningkatan pariwisata
kota Bandung.
a Taman Kota adalah Lahan Terbuka.
Taman perkotaan yang merupakan lahan terbuka hijau, dapat berperan
dalam membantu fungsi hidroorologi dalam hal penyerapan air dan
mereduksi potensi banjir. Pepohonan melalui perakarannya yang dalam
mampu meresapkan air ke dalam tanah, sehingga pasokan air dalam tanah
(water saving) semakin meningkat dan jumlah aliran limpasan air juga
berkurang yang akan mengurangi terjadinya banjir. Diperkirakan untuk setiap
hektar ruang terbuka hijau, mampu menyimpan 900 m3 air tanah per tahun.
Sehingga kekeringan sumur penduduk di musim kemarau dapat diatasi.
Sekarang sedang digalakan pembuatan biopori di samping untuk dapat
meningkatkan air hujan yang dapat tersimpan dalam tanah, juga akan
memperbaiki kesuburan tanah. Pembuatan biopori sangat sederhana dengan
13 | P a g e
14 | P a g e
taman kota dapat berfungsi sebagai filter berbagai gas pencemar dan debu,
pengikat karbon, pengatur iklim mikro.
Pepohonan yang rimbun, dan rindang, yang terus-menerus menyerap
dan mengolah gas karbondioksida (CO2), sulfur oksida (SO2), ozon (O3),
nitrogendioksida (NO2), karbon monoksida (CO), dan timbal (Pb) yang
merupakan 80 persen pencemar udara kota, menjadi oksigen segar yang siap
dihirup warga setiap saat. Kita sadari pentingnya tanaman dan hutan sebagai
paru-paru kota yang diharapkan dapat membantu menyaring dan menjerap
polutan di udara, sehingga program penghijauan harus mulai digalakkan
kembali. Tanaman mampu menyerap CO2 hasil pernapasan, yang nantinya
dari hasil metabolisme oleh tanaman akan mengelurakan O2 yang kita
gunakan untuk bernafas. Setiap jam, satu hektar daun-daun hijau dapat
menyerap delapan kilogram CO2 yang setara dengan CO2 yang diembuskan
oleh napas manusia sekitar 200 orang dalam waktu yang sama. Dengan
tereduksinya polutan di udara maka masyarakat kota akan terhindar dari
resiko yang berupa kemandulan, infeksi saluran pernapasan atas, stres, mual,
muntah, pusing, kematian janin, keterbelakangan mental anak- anak, dan
kanker kulit. Kota sehat, warga pun sehat.
d Taman Kota Memiliki tempat untuk berolah raga dan nilai nilai
edukatif.
Taman dapat juga sebagai tempat berolah raga dan rekreasi yang
mempunyai nilai sosial, ekonomi, dan edukatif. Tersedianya lahan yang teduh
sejuk dan nyaman, mendorong warga kota dapat memanfaatkan sebagai
sarana berjalan kaki setiap pagi, olah raga dan bermain, dalam lingkungan
kota yang benar-benar asri, sejuk, dan segar sehingga dapat menghilangkan
rasa capek. Taman kota yang rindang mampu mengurangi suhu lima sampai
delapan derajat Celsius, sehingga terasa sejuk.
Tidak berlebih jika dikatakan sebagai Kampus Hijau. Sayangnya
pepohonan berbuah seperti sawo manilo walaupun banyak namun masih
kecil, sehingga belum mengundang burung tinggal di kampus. Kondisi yang
15 | P a g e
16 | P a g e
17 | P a g e
Fungsi dan Tugas pokok Posbindu yaitu membina lansia supaya tetap bisa
beraktivitas, namun sesuai kondisi usianya agar tetap sehat, poduktif dan mandiri
selama mungkin serta melakukan upaya rujukan bagi yang membutuhkan
(Depks, 2007).
18 | P a g e
yaitu
adanya
proses
kepemimpinan,
terjadinya
proses
19 | P a g e
Kader
Jumlah kader di setiap kelompok tergantung pada jumlah anggota kelompok,
volume dan jenis kegiatannya, yaitu sedikitnya 3 orang.
Pendanaan
Pendanaan bisa bersumber dari anggota kelompokPosbindu,berupa iuran atau
sumbangan anggota atau sumber lain seperti donatur atau sumber lain yang
tidak meningkat.
Pelayanan Kesehatan
Pelayanan kesehatan di Posbindu meliputi pemeriksaan kesehatan fisik dan
mental emosianal. Kartu menuju sehat (KMS) usia lanjut sebagai alat
pencatat dan pemantau untuk mengetahui lebih awal penyakit yang diderita
(deteksi dini) atau ancaman masalah kesehatan yang dihadapi dan mencatat
perkembangannya dalam Buku Pedoman Pemeliharaan Kesehatan (BPPK)
Usia Lanjut atau catatan kondisi kesehatan yang lazim digunakan di
Puskesmas
Penyebarangan Jalan khusus Lansia
20 | P a g e
21 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesejahteraan penduduk usia lanjut karena kondisi fisik dan/atau
mentalnya tidak memungkinkan lagi untuk berperan dalam pembangunan, maka
lansia perlu mendapat perhatian khusus dari pemerintah dan masyarakat.
Berbagai upaya telah dilaksanakan oleh instansi pemerintah diantaranya
pelayanan kesehatan, sosial, ketenagakerjaan dan lainnya telah dikerjakan pada
berbagai tingkatan, yaitu tingkat individu lansia, kelompok lansia, keluarga, Panti
Sosial Tresna Wreda (PSTW), Sarana pelayanan kesehatan tingkat dasar
(primer), tingkat pertama (sekunder), tingkat lanjutan, (tersier) untuk mengatasi
permasalahan yang terjadi pada lansia.
Faslitas umum yang diberikan khusus untuk lansia merupakan wadah
terpadu untuk para lansia dimasa tuanya karena pada usia lanjut seperti ini,
kondisi para lansia umumnya mempunyai fisik yang relatif lemah dan kesepian,
perlu berkumpul dan saling mengawasi sehingga tidak merasa kesepian dan
terabaikan.
22 | P a g e
Manfaat yang dirasakan dengan adanya fasilitas umum untuk lansia ini
bukan hanya dirasakan oleh lansia tetapi juga oleh keluarga dan lingkungan
dimana lansia tersebut tinggal. Fasilitas fasilitas tersebut dapat membantu
lansia untuk menyesuaikan diri dalam perubahan fase kehidupannya sehingga
menjadi pribadi yang mandiri sesuai dengan keberadaannya dan menngkatkan
kesejahteraan untuk lansia.
B. Saran
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang pembaca, terutama mahasiswa
keperawatan untuk menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan. Selain itu fasilitas umum yang diberikan untuk lansia dapat
ditambah untuk memudahkan lansia dalam memenuhi kebutuhannya serta dalam
rangka mensejahterakan orang dengan usia lanjut.
23 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta. EGC
Lanjut Usia
Subijanto, dkk. (2011). Pembinaan Posyandu Lansia Guna Pelayanan Kesehatan
Lansia. Surakarta : Fakulas Kedokeran Universitas Sebelas Maret.
http://posyandulansia.pdf.co.id. (diakses tanggal 11 Januari 2017 jam 16.20
WIB).