You are on page 1of 9

INTERPRETASI HASIL PERHITUNGAN RASIO

1. RASIO LIKUIDITAS TERDIRI DARI :


A. Current Ratio = Merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar
Current Ratio 2007 = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
17.568.000
6.264.000
= 2,82 atau 282%
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh Rp 2,82 aktiva lancar .
Tidak ada standar khusus berapa besarnya Current ratio yang paling baik, namun untuk prinsip
kehati hatian besarnya Current ratio sekitar 200% atau 2 : 1 di anggap baik.
Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Bagi
kreditur semakin tinggi rasio lancar semakin bagus, akan tetapi untuk perusahaan tertentu dapat
berarti lain. Apabila rasio ini tinggi dapat diartikan perusahaan kelebihan aktiva lancarnya atau
ada yang tidak optimal.
B. Quick Ratio = Merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar di kurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar.
Quick Ratio 2007 = Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
17.568.000 9.880.000
6. 264.000
= 1.23 atau 123%
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp.
1,23 atau 123% . Untuk prinsip kehati- hatian , maka besarnya Quick rasio paling rendah 100%
maksudnya hutang jangka pendek Rp 1 di jamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp 1.
C. Cash Ratio = Merupakan perbandingan kas yang tersedia dengan hutang lancar. Pengertian kas
kadang-kadang di perluas dengan setara kas meliputi surat-surat berharga yang mudah diperjual
belikan.
Cash Ratio 2007 = Kas + Surat-Surat Berharga
Hutang Lancar
1.400.000 + 1.200.000 (asumsi)
6.264.000
= 0,42 atau 42%
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas dan surat-surat berharga sebesar 0,42 atau
42%. Tidak ada standar khusus besarnya Cash rasio yang ditetapkan. Namun dari ketiga rasio
likuiditas maka yang paling jarang di gunakan adalah rasio kas karena di anggap terlalu sempit.

2. RATIO AKTIVITAS TERDIRI DARI :


A. Receivable Turnover (Perputaran Piutang) adalah untuk menghitung berapa kali
dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun.
Receivable turnover = Penjualan Kredit bersih setahun
Rata rata piutang
29.768.000
5.672.000
= 5,24 kali
Artinya tingkat perputaran piutang sebesar 5,24 kali dalam setahun, dari penjualan kredit.
Semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan semakin baik, perputaran piutang dapat
ditingkatkan dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit misalnya dengan jalan
memperpendek waktu pembayaran.
B. Inventory Turnover (Perputaran persediaan) adalah untuk menghitung harga
pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini di gunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
20.000.000
10.256.000
= 1,95 kali
Artinya perputaran persediaan sebesar 1,95 kali menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam
persediaan berputar sebanyak 1,95 kali dalam setahun. Semakin tinggi turn over yang diperoleh,
semakin efektif manejemen dalam mengelola persediaan.
C. Receivable Turnover in Days atau Average collection period (Perputaran
piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari dalam setahun dengan
perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang
dapat di katakan likuid apabila dikumpulkan relative lebih singkat waktunya.
Average collection period = jumlah hari dalam setahun
Perputaran piutang
365 hari
5,24
= 69,65 atau 70 hari
Artinya Rata-rata piutang berputar selama 70 hari, hal ini berarti secara rata-rata perusahaan
mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu 70 hari. (Asumsi apabila perusahaan
menetapkan jangka waktu kredit 60 hari kepada para langganannya maka umur rata-rata piutang
sebesar 70 hari menunjukkan kurang baiknya usaha manajemen dalam pengumpulan piutang.

Tetapi apabila sebaliknya jangka waktu kredit ditetapkan 90 hari, maka umur rata-rata piutag
sebesar 70 hari menunjukkan manajemen bagian kredit atau pengumpulan piutang yang baik).
D. Total Assets Turnover (perputaran aktiva) adalah mengukur perputaran dari
semua asset yang dimiliki perusahaan.
Total assets turnover (TATO) = Penjualan bersih
Total aktiva
29.768.000
25.184.000
= 1, 18 kali
Artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,18 kali dari total aktiva
yang dimiliki. Turn over ini akan berarti kalau di bandingkan dengan ratio rata-rata industri atau
rasi-rasio masa lalu.
3. RATIO LEVERAGE (RASIO HUTANG) TERDIRI DARI :
A. Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen asset
belanjai dengan hutang.

perusahaan yang di

Debt ratio

= Total Hutang
Total Aktiva
11. 280.000
25.184.000
= 0,45
Artinya ratio sebesar 0,45 menunjukkan bahawa aktiva sebesar 45 % di biayai dari hutang
perusahaan.
B. Total Debt Equity Ratio adalah merupakan perbandingan total hutang yang
dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).
Total Debt equity ratio = Total Hutang
Modal Sendiri
11.280.000
13.094.000
= 0,81
Artinya ratio sebesar 0,81 menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 81 % yang di miliki
perusahaan dapat melunasi hutang perusahaan.

4. RATIO PROFITABILITY (RASIO KEUNTUNGAN) TERDIRI DARI :


A. Gross Profit Margin = Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan
Penjualan Bersih
= 29.768.000 20.000.000
29.768.000
= 32,81%
Artinya ratio sebesar 32,81% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 32,81% dari volume
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah di bandingkan dengan
penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik
operasi perusahaan.
B. Net Profit Margin

= Laba bersih setelah pajak


Penjualan Bersih
= 1. 584.000
29.768.000
= 5, 32%
Artinya ratio sebesar 5,32 % berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang di capai adalah
sebesar 5,32% dari volume penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi
perusahaan.
C. Return on Investment = laba Bersih Setelah pajak
Total Aktiva
= 1.584.000
25.184.000
= 6,29%
Artinya rasio sebesar 6,29% menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh adalah
sebesar 6,29% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.
D. Return on Equity

= laba bersih setelah pajak


Total modal sendiri
= 1.584.000
13.904.000
= 11,39%
Artinya rasio sebesar 11,39 % menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang di peroleh
pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 11,39%. Semakin tinggin
return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan/posisi pemilik perusahaan.
D. Rentabilitas Ekonomi = Laba usaha atau EBIT
Total Aktiva
= 3. 040.000
25.184.000

= 12,07%
Artinya rasio sebesar 12,07% menunjukkan bahwa laba usaha yang diperoleh adalah sebesar
12,07% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio yang di peroleh, semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan laba usaha.
INTERPRETASI HASIL PERHITUNGAN RASIO
1. RASIO LIKUIDITAS TERDIRI DARI :
A. Current Ratio = Merupakan perbandingan antara aktiva lancar dengan hutang
lancar
Current Ratio 2007 = Aktiva Lancar
Hutang Lancar
17.568.000
6.264.000
= 2,82 atau 282%
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin atau di tanggung oleh Rp 2,82 aktiva lancar .
Tidak ada standar khusus berapa besarnya Current ratio yang paling baik, namun untuk prinsip
kehati hatian besarnya Current ratio sekitar 200% atau 2 : 1 di anggap baik.
Semakin tinggi rasio berarti semakin terjamin hutang-hutang perusahaan kepada kreditur. Bagi
kreditur semakin tinggi rasio lancar semakin bagus, akan tetapi untuk perusahaan tertentu dapat
berarti lain. Apabila rasio ini tinggi dapat diartikan perusahaan kelebihan aktiva lancarnya atau
ada yang tidak optimal.
B. Quick Ratio = Merupakan perimbangan antara jumlah aktiva lancar di kurangi
persediaan dengan jumlah hutang lancar.
Quick Ratio 2007 = Aktiva Lancar - Persediaan
Hutang Lancar
17.568.000 9.880.000
6. 264.000
= 1.23 atau 123%
Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh aktiva lancar selain persediaan sebesar Rp.
1,23 atau 123% . Untuk prinsip kehati- hatian , maka besarnya Quick rasio paling rendah 100%
maksudnya hutang jangka pendek Rp 1 di jamin oleh aktiva lancar selain persediaan Rp 1.
C. Cash Ratio = Merupakan perbandingan kas yang tersedia dengan hutang lancar. Pengertian kas
kadang-kadang di perluas dengan setara kas meliputi surat-surat berharga yang mudah diperjual
belikan.
Cash Ratio 2007 = Kas + Surat-Surat Berharga
Hutang Lancar
1.400.000 + 1.200.000 (asumsi)
6.264.000
= 0,42 atau 42%

Artinya Setiap Rp 1,00 hutang lancar di jamin oleh kas dan surat-surat berharga sebesar 0,42 atau
42%. Tidak ada standar khusus besarnya Cash rasio yang ditetapkan. Namun dari ketiga rasio
likuiditas maka yang paling jarang di gunakan adalah rasio kas karena di anggap terlalu sempit.

2. RATIO AKTIVITAS TERDIRI DARI :


A. Receivable Turnover (Perputaran Piutang) adalah untuk menghitung berapa kali
dana yang tertanam dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun.
Receivable turnover = Penjualan Kredit bersih setahun
Rata rata piutang
29.768.000
5.672.000
= 5,24 kali
Artinya tingkat perputaran piutang sebesar 5,24 kali dalam setahun, dari penjualan kredit.
Semakin tinggi perputaran piutang suatu perusahaan semakin baik, perputaran piutang dapat
ditingkatkan dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit misalnya dengan jalan
memperpendek waktu pembayaran.
B. Inventory Turnover (Perputaran persediaan) adalah untuk menghitung harga
pokok penjualan dengan rata-rata persediaan. Rasio ini di gunakan untuk
mengukur efektivitas manajemen perusahaan dalam mengelola persediaan.
Inventory Turnover = Harga Pokok Penjualan
Rata-rata Persediaan
20.000.000
10.256.000
= 1,95 kali
Artinya perputaran persediaan sebesar 1,95 kali menunjukkan bahwa dana yang tertanam dalam
persediaan berputar sebanyak 1,95 kali dalam setahun. Semakin tinggi turn over yang diperoleh,
semakin efektif manejemen dalam mengelola persediaan.
C. Receivable Turnover in Days atau Average collection period (Perputaran
piutang harian) adalah untuk menghitung jumlah hari dalam setahun dengan
perputaran piutang. Rasio ini di gunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan
dalam mengumpulkan jumlah piutang dalam setiap jangka waktu tertentu. Piutang
dapat di katakan likuid apabila dikumpulkan relative lebih singkat waktunya.
Average collection period = jumlah hari dalam setahun
Perputaran piutang
365 hari
5,24
= 69,65 atau 70 hari

Artinya Rata-rata piutang berputar selama 70 hari, hal ini berarti secara rata-rata perusahaan
mengumpulkan piutangnya dalam jangka waktu 70 hari. (Asumsi apabila perusahaan
menetapkan jangka waktu kredit 60 hari kepada para langganannya maka umur rata-rata piutang
sebesar 70 hari menunjukkan kurang baiknya usaha manajemen dalam pengumpulan piutang.
Tetapi apabila sebaliknya jangka waktu kredit ditetapkan 90 hari, maka umur rata-rata piutag
sebesar 70 hari menunjukkan manajemen bagian kredit atau pengumpulan piutang yang baik).
D. Total Assets Turnover (perputaran aktiva) adalah mengukur perputaran dari
semua asset yang dimiliki perusahaan.
Total assets turnover (TATO) = Penjualan bersih
Total aktiva
29.768.000
25.184.000
= 1, 18 kali
Artinya perusahaan hanya mampu menghasilkan penjualan sebesar 1,18 kali dari total aktiva
yang dimiliki. Turn over ini akan berarti kalau di bandingkan dengan ratio rata-rata industri atau
rasi-rasio masa lalu.
3. RATIO LEVERAGE (RASIO HUTANG) TERDIRI DARI :
A. Debt Ratio adalah rasio yang mengukur berapa persen asset
belanjai dengan hutang.

perusahaan yang di

Debt ratio

= Total Hutang
Total Aktiva
11. 280.000
25.184.000
= 0,45
Artinya ratio sebesar 0,45 menunjukkan bahawa aktiva sebesar 45 % di biayai dari hutang
perusahaan.
B. Total Debt Equity Ratio adalah merupakan perbandingan total hutang yang
dimiliki perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas).
Total Debt equity ratio = Total Hutang
Modal Sendiri
11.280.000
13.094.000
= 0,81
Artinya ratio sebesar 0,81 menunjukkan bahwa modal sendiri sebesar 81 % yang di miliki
perusahaan dapat melunasi hutang perusahaan.

4. RATIO PROFITABILITY (RASIO KEUNTUNGAN) TERDIRI DARI :


A. Gross Profit Margin = Penjualan Bersih Harga Pokok Penjualan
Penjualan Bersih
= 29.768.000 20.000.000
29.768.000
= 32,81%
Artinya ratio sebesar 32,81% berarti jumlah laba kotor adalah sebesar 32,81% dari volume
penjualan. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi perusahaan, karena
hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan relative lebih rendah di bandingkan dengan
penjualan. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah gross profit margin, semakin kurang baik
operasi perusahaan.
B. Net Profit Margin

= Laba bersih setelah pajak


Penjualan Bersih
= 1. 584.000
29.768.000
= 5, 32%
Artinya ratio sebesar 5,32 % berarti bahwa laba bersih sesudah pajak yang di capai adalah
sebesar 5,32% dari volume penjualan. Semakin tinggi Net Profit Margin, semakin baik operasi
perusahaan.
C. Return on Investment = laba Bersih Setelah pajak
Total Aktiva
= 1.584.000
25.184.000
= 6,29%
Artinya rasio sebesar 6,29% menunjukkan bahwa penghasilan bersih yang di peroleh adalah
sebesar 6,29% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio ini, semakin baik keadaan perusahaan.
D. Return on Equity

= laba bersih setelah pajak


Total modal sendiri
= 1.584.000
13.904.000
= 11,39%
Artinya rasio sebesar 11,39 % menunjukkan bahwa tingkat return (penghasilan) yang di peroleh
pemilik perusahaan atas modal yang di investasikan adalah sebesar 11,39%. Semakin tinggin
return atau penghasilan yang diperoleh semakin baik kedudukan/posisi pemilik perusahaan.
D. Rentabilitas Ekonomi = Laba usaha atau EBIT

Total Aktiva
= 3. 040.000
25.184.000
= 12,07%
Artinya rasio sebesar 12,07% menunjukkan bahwa laba usaha yang diperoleh adalah sebesar
12,07% dari total aktiva. Semakin tinggi rasio yang di peroleh, semakin efisien penggunaan
keseluruhan aktiva di dalam menghasilkan laba usaha.

You might also like