You are on page 1of 3

GELOMBANG

Peran Elastisitas dalam AVO

Disusun oleh :
Muhazzib

3713100041

Dosen Pengampu :
Dr. Widya Utama, DEA

JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA


FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA

1. Metode AVO (Amplitude Variation with Offset)


Merupakan metode yang mengamati variasi amplitudo gelombang P
terhadap kenampakan bright spot dan dim spot. Metode ini mulai
dikembangkan tahun 1982 oleh Ostrander, yang menunjukkan adanya
variasi koefisien refleksi pasir gas terhadap bertambahnya sudut datang
atau offset. Metode AVO dalam menentukan bright spor sebenarnya
ditemukan karena pada kenyataannya tidak semua bright spot
mengandung hidrokarbon seperti minyak dan gas, banyak kondisi-kondisi
bawah permukaan yang dapat memunculkan bright spot, misal sisipan
tipis batubara, batuan berpori, lapisan garam, konglomerat, turbidit,
ataupun efek tuning dari lapisan tipis. Sehingga dapat disimpulkan bahwa
metode bright spot bukanlah merupakan indikator langsung hidrokarbon
yang dapat dijadikan jaminan.
Secara prinsip konsep AVO berdasar kepada suatu anomali
bertambahnya amplitudo sinyal terpantul dengan bertambahnya offset
apabila gelombang seismik dipantulkan resevoir minyak dan gas bumi.
Offset mempunyai batas maksimum yang tidak boleh dilewati yaitu sudut
kritis, karena untuk offset lebih besar dari sudut kritis respon amplitudo
sinyal terpantul tidak sesuai dengan konsep AVO.
Deteksi hidrokarbon berdasarkan respon AVO lebih efektif untuk
reservoir batu pasir karena perubahan Vp/Vs ratio terhadap perubahan
kandungan fluida relatif lebih sensitif dibandingkan dengan jenis litologi
yang lain seperti batuan karbonat. Inversi AVO adalah tahapan penting
pada proses ekstraksi atribut AVO, yaitu mengubah data seismik ke dalam
reflektifitas-reflektifitas guna memperlihatkan respon amplitudo yang
jelas.

2. Sifat Elastisitas Batuan dalam Analisa AVO


Proses perambatan gelombang seismik yang merambat ke bawah
permukaan bumi yang terjadi selama akuisis data, dikontrol oleh sifat
elastisitas batuan. Hal ini menentukan bagaimana respon batuan yang
terkena gaya yang diakibatkan oleh penjalaran gelombang seismik. Setiap
batuan mempunyai sifat keelastisitasan yang berbeda, oleh karena itu
batuan yang lebih lunak akan mempunyai respon yang ditimbulkan
batuan yang lebih keras. Teori elastisitas berhubungan dengan deformasi
yang disebabkan oleh tekanan yang dikenakan pada batuan tertentu.
Tekanan atau stress adalah gaya per satuan luas sedangkan strain adalah
jumlah deformasi material per satuan luas. Jika stress diterapkan pada
batuan maka batuan tersebut akan terdeformasi yang menyebabkan
terjadinya strain.

You might also like