You are on page 1of 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

Topik

Promosi Kesehatan Untuk Bayi/Balita

Pokok Bahaan

Pencegahan Cacingan pada Balita

Sasaran

Ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita

Tempat

A.

Puskesmas Ohoitahit

Hari/tanggal

Rabu, 13 september 2016

Waktu

20 menit

Tujuan Instruksional Umum ( TIU )


Setelah melaksanakan penyuluhan, ibu mengetahui dan memahami pentingnya pencegahan
cacingan untuk anak-anak mereka.

B.

Tujuan Instruksional Khusus ( TIK )


1. Ibu mengetahui gambaran umum mengenai cacingan
2. Ibu mengetahui gejala yang muncul jika anak mereka mengalami cacingan dan mengatahui cara
pencegahannya.

C.

Analisa Situasi
1. Yang mendapat penyuluhan adalah ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita.

Ibu- ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Cacingan pada Balita.

Ibu-ibu antusias mengikuti penyuluhan, terbukti dengan adanya beberapa pertanyaan yang
diajukan seputar materi penyuluhan yang telah disampaikan.

2. Penyuluh adalah mahasiswa Poltekkes Prodi Kebidanan Tingkat II


Mahasiswa menguasai materi yang disampaikan

Mahasiswa mampu membuat suasana menarik saat penyuluhan berlangsung.

D.

Materi
1. Gambaran umum mengenai cacingan.
2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada tubuh manusia yang dapat membuat anak cacingan.
3. Gejala yang mucul pada anak yang cacingan dan cara pencegahannya.

E.

Metode
Ceramah dan tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai Pencegahan Cacingan pada Balita, setelah itu ibu-ibu bisa
mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan yang baru disampaikan.

F.

Media
1. LeafLet
2. Laptop
3. LCD
4. Mikrophone

G.

Kegiatan Penyuluhan
No
1.

Tahap
Pembukaan

Waktu
3 menit

Kegiatan Penyuluh
Mengucapkan salam

Kegiatan ibu
Menjawab salam

Menyampaikan tujuan
penyuluhan & topik

Media & Alat


Laptop

LCD

Mendengarkan &

yang akan disampaikan. memperhatikan

Microphone

Penyampaian

15

topik

menit

Menjelaskan gambaran

umum

mengenai memperhatikan

cacingan

Mendengarkan &

Menjelaskan gejala

yang timbul pada anak

Mendengarkan &

memperhatikan

Laptop
LCD
Microphone
Leaflet

yang cacingan dan cara


pencegahannya.

Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk

Merespon(sambil

mengajukan

mengacungkan

pertanyaan.

tangan

Penyuluh menjawab

mengajukan

pertanyaan yang telah

pertanyaan.

diajukan.

&

Mendengarkan,
memberi
masukan/sanggahan/
tanggapan

3.

Penutup

2 menit

Menyampaikan

Laptop

intisari/rangkuman dari menperhatikan.

LCD

topik

Microphone

yang

Mendengar &

telah

disampaikan.

Menutup

dengan

Merespon sambil

mengucapkan salam & menjawab salam.


terima kasih.

DASAR TEORI
PENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA
A. Gambaran Umum Mengenai Cacingan
Cacingan, salah satu penyakit tergolong tinggi kejadiannya di Indonesia. Penyebabnya
hewan parasit berukuran mikro yang mengambil makanan dari usus yang berisi banyak sari
makanan. Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva merupakan penyakit endemis dan kronis yang
bisa meningkat tajam pada waktu musim hujan dan banjir. Larva cacing biasanya menyebar ke
berbagai tempat untuk menginvasi tubuh manusia. Kedengarannya memang menyeramkan, tapi
sebenarnya kecacingan tidak mematikan.
Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita
cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak
normal. Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat
hanya keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh
parasitnya. Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan
cepat. Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih
diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga
telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.
Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak
makan makanan yang tidak higienis, seperti tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak
dihinggapi lalat yang membawa larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke saluran
pencernaan. Di sana, larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing adalah tempat
yang banyak menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk lewat pori-pori.
Bila anak tidak memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan dengan larva cacing,
sangat mungkin larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori. Selanjutnya, larva akan
masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang memungkinkannya berkembang biak: bisa
di usus, paru-paru, hati, atau di bagian tubuh lain.

B.

Klasifikasi Cacing Parasit yang Hidup pada Tubuh Manusia


Setiap jenis cacing memiliki ciri khas. Ada yang senang di dalam usus besar, di usus halus,
maupun di usus buntu. Bentuknya pun ada yang besar dan kecil. Klasifikasi cacing yang biasa
menggerogoti tubuh manusia ini menjadi 4 jenis:
1) Cacing Gelang (Ascaris lumbricoides)

Warna

Besarnya : 20 - 30 cm

Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:

: Merah muda atau putih

- Telur cacing masuk melalui mulut


- Menetas di usus kecil menjadi larva

- Larva dibawa oleh aliran darah ke paru-paru melalui ha


- Bila larva ini sampai ke tenggorokan dan tertelan, mereka masuk ke

dalam usus

kecil dan menjadi dewasa di sana. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr
karbohidrat setiap hari.
2)

Cacing Cambuk (Tricuris Trichiura)

Warna

Besarnya : 3 - 5 cm

Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:

: Merah muda atau abu-abu

- Telur cacing tertelan bersama dengan air atau makanan


- Menetas di usus kecil dan tinggal di usus besar
- Telur cacing keluar melalui kotoran dan jika telur ini tertelan, terulanglah siklus ini.
3)

Cacing Tambang (Ancylostomiasis)

Warna

Besarnya : 8 - 13 mm

Hidup di : Usus kecil

Cara Penularannya:

: Merah

- Larva menembus kulit kaki


- Melalui saluran darah larva dibawa ke paru-paru yang

menyebabkan batuk

- Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak.
Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapat
mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
4)

Cacing Kremi (Enterobius Vermicularis)

Warna

Besarnya : 1 cm

: Putih

Hidup di : Usus besar

Cara Penularannya:
- Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
- Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui
kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing keremi dibawa ke
tempat lain.
- Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh keluarga perlu

diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang
dipakai perlu dicuci.
C. Gejala Cacingan
Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi
anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang
dan cacing keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80% penduduk
Indonesia cacingan. Gejala-gejala cacingan antara lain:
1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam feses
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus
Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun sehingga kesehatan mereka
terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat, tubuh makin kurus serta perut membuncit
karena kekurangan protein. Pada kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan
pada paru yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah dan
perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara optimal. Seorang anak
yang terkena cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia, terjadi gangguan di saluran
pencernaan, mengalami penurunan daya tahan tubuh, penurunan kemampuan belajar pada anak,
dan penurunan nafsu makan.
D. Langkah Pencegahan
Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah-langkah yang dapat diterapkan pada
balita :

1. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,
gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
2. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa menjadi
tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.
3. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang
benda-benda kotor atau sebelum makan.
4. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila
berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk
berkembang biak.
5. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang
mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran dan buahbuahan agar bersih dari hama.
6. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
7. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya
akibat yang bisa terjadi.
8. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB dan BAK.
9. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.
Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit
setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balita Anda.
Selain itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi obat cacing
yang tepat sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing 'temporary', tapi bisa kebal
dengan cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).

Daftar pustaka
karinrafandhakesehatan.co.id/2013/12/satuan-acara-penyuluhan-sappencegahan_7200.html

You might also like