Professional Documents
Culture Documents
Topik
Pokok Bahaan
Sasaran
Tempat
A.
Puskesmas Ohoitahit
Hari/tanggal
Waktu
20 menit
B.
C.
Analisa Situasi
1. Yang mendapat penyuluhan adalah ibu-ibu yang memiliki anak bayi/balita.
Ibu- ibu siap mengikuti penyuluhan kesehatan tentang Pencegahan Cacingan pada Balita.
Ibu-ibu antusias mengikuti penyuluhan, terbukti dengan adanya beberapa pertanyaan yang
diajukan seputar materi penyuluhan yang telah disampaikan.
D.
Materi
1. Gambaran umum mengenai cacingan.
2. Klasifikasi cacing parasit yang hidup pada tubuh manusia yang dapat membuat anak cacingan.
3. Gejala yang mucul pada anak yang cacingan dan cara pencegahannya.
E.
Metode
Ceramah dan tanya jawab
Mahasiswa menjelaskan mengenai Pencegahan Cacingan pada Balita, setelah itu ibu-ibu bisa
mengajukan pertanyaan tentang materi penyuluhan yang baru disampaikan.
F.
Media
1. LeafLet
2. Laptop
3. LCD
4. Mikrophone
G.
Kegiatan Penyuluhan
No
1.
Tahap
Pembukaan
Waktu
3 menit
Kegiatan Penyuluh
Mengucapkan salam
Kegiatan ibu
Menjawab salam
Menyampaikan tujuan
penyuluhan & topik
LCD
Mendengarkan &
Microphone
Penyampaian
15
topik
menit
Menjelaskan gambaran
umum
mengenai memperhatikan
cacingan
Mendengarkan &
Menjelaskan gejala
Mendengarkan &
memperhatikan
Laptop
LCD
Microphone
Leaflet
Memberi kesempatan
kepada ibu-ibu untuk
Merespon(sambil
mengajukan
mengacungkan
pertanyaan.
tangan
Penyuluh menjawab
mengajukan
pertanyaan.
diajukan.
&
Mendengarkan,
memberi
masukan/sanggahan/
tanggapan
3.
Penutup
2 menit
Menyampaikan
Laptop
LCD
topik
Microphone
yang
Mendengar &
telah
disampaikan.
Menutup
dengan
Merespon sambil
DASAR TEORI
PENCEGAHAN CACINGAN PADA BALITA
A. Gambaran Umum Mengenai Cacingan
Cacingan, salah satu penyakit tergolong tinggi kejadiannya di Indonesia. Penyebabnya
hewan parasit berukuran mikro yang mengambil makanan dari usus yang berisi banyak sari
makanan. Cacing masuk ke tubuh dalam fase larva merupakan penyakit endemis dan kronis yang
bisa meningkat tajam pada waktu musim hujan dan banjir. Larva cacing biasanya menyebar ke
berbagai tempat untuk menginvasi tubuh manusia. Kedengarannya memang menyeramkan, tapi
sebenarnya kecacingan tidak mematikan.
Gangguan yang ditimbulkan lebih kepada penurunan kesehatan tubuh. Anak yang menderita
cacingan kondisi gizinya akan menurun, sehingga kondisi kesehatannya tidak sebaik anak
normal. Bila masih dalam taraf ringan, biasanya gejala kecacingan tidak tampak. Yang terlihat
hanya keterhambatan pertumbuhan fisik karena gizi yang masuk selalu diisap lebih dulu oleh
parasitnya. Bila kondisi ini didiamkan, sangat mungkin cacing akan berkembang biak dengan
cepat. Cacing biasanya berkembang lebih cepat pada daerah-daerah dimana kebersihan masih
diabaikan. Terutama bila seseorang buang air besar sembarangan tidak pada jamban. Sehingga
telur cacing pada kotoran manusia masuk ke dalam mulut orang lain.
Cacing memasuki tubuh melalui dua jalan yakni, pertama lewat mulut, yaitu ketika anak
makan makanan yang tidak higienis, seperti tidak dicuci bersih atau dimasak dan banyak
dihinggapi lalat yang membawa larva cacing. Larva tersebut selanjutnya akan masuk ke saluran
pencernaan. Di sana, larva pecah dan berkembang biak. Biasanya, sasaran cacing adalah tempat
yang banyak menyimpan sari-sari makanan, seperti usus. Kedua, cacing masuk lewat pori-pori.
Bila anak tidak memakai alas kaki saat berjalan di tanah dan bersentuhan dengan larva cacing,
sangat mungkin larva itu masuk ke dalam tubuhnya lewat pori-pori. Selanjutnya, larva akan
masuk ke pembuluh darah dan sampai di tempat yang memungkinkannya berkembang biak: bisa
di usus, paru-paru, hati, atau di bagian tubuh lain.
B.
Warna
Besarnya : 20 - 30 cm
Cara Penularannya:
dalam usus
kecil dan menjadi dewasa di sana. Cacing gelang dapat mengisap 0,14 gr
karbohidrat setiap hari.
2)
Warna
Besarnya : 3 - 5 cm
Cara Penularannya:
Warna
Besarnya : 8 - 13 mm
Cara Penularannya:
: Merah
menyebabkan batuk
- Larva yang ditelan menjadi dewasa pada usus kecil dimana mereka
menancapkan dirinya untuk mengisap darah.
Cacing tambang merupakan infeksi cacing yang paling merugikan kesehatan anak-anak.
Infeksi cacing tambang dapat menyebabkan anemia (kurang darah). Cacing tambang dapat
mengisap darah 10 - 12 mililiter setiap hari.
4)
Warna
Besarnya : 1 cm
: Putih
Cara Penularannya:
- Cacing betina bertelur pada malam hari di anus
- Anus menjadi gatal, garukan pada anus membawa telur cacing ini menyebar. Melalui
kontak dengan tempat tidur, bantal, sprei, pakaian, telur cacing keremi dibawa ke
tempat lain.
- Jika telur-telur ini termakan, terunglah siklus ini.
Cacing keremi mudah sekali menular dan jika seorang terkena, seluruh keluarga perlu
diobati. Pada saat pengobatan, sprei, sarung bantal dan pakaian yang
dipakai perlu dicuci.
C. Gejala Cacingan
Parasit adalah tumbuhan atau binatang yang hidup pada tubuh, dimana mereka
merampas makanan yang kita perlukan. Ayng tentunya dapat menghambat pertumbuhan bagi
anak-anak. Parasit yang sering dijumpai ialah: cacing gelang, cacing cambuk, cacing tambang
dan cacing keremi. Penelitian DepartemenKesehatan RI menunjukkan lebih dari 80% penduduk
Indonesia cacingan. Gejala-gejala cacingan antara lain:
1. Perut buncit
2. Gatal-gatal sekitar anus
3. Muntah ada cacing
4. Cacing dalam feses
5. Anemia atau kurang darah
6. Penyumbatan usus
Anak yang cacingan biasanya kondisi gizi mulai menurun sehingga kesehatan mereka
terganggu. Bila dibiarkan terlihat kulit anak pucat, tubuh makin kurus serta perut membuncit
karena kekurangan protein. Pada kondisi sangat berat, cacingan bisa menimbulkan peradangan
pada paru yang ditandai dengan batuk dan sesak, sumbatan di usus, gangguan hati, kaki gajah dan
perforasi usus. Pada keadaan ini obat cacing tak lagi membantu secara optimal. Seorang anak
yang terkena cacingan akan mengalami kurang gizi, anemia, terjadi gangguan di saluran
pencernaan, mengalami penurunan daya tahan tubuh, penurunan kemampuan belajar pada anak,
dan penurunan nafsu makan.
D. Langkah Pencegahan
Tak sulit mencegah kecacingan pada anak. Inilah langkah-langkah yang dapat diterapkan pada
balita :
1. Mandikan anak setiap hari. Gunakan air bersih yang bebas dari larva cacing. Kalau perlu,
gunakan sabun yang bisa membasmi larva cacing.
2. Jangan biarkan kuku anak memanjang. Guntinglah kuku anak secara teratur. Kuku bisa menjadi
tempat mengendap kotoran yang mengandung telur atau larva cacing.
3. Biasakan anak untuk cuci tangan dengan sabun. Lakukan setiap kali setelah anak memegang
benda-benda kotor atau sebelum makan.
4. Biasakan anak untuk selalu menggunakan sandal atau sepatu bila keluar rumah, terutama bila
berjalan di tanah. Tanah, terutama yang lembab, merupakan tempat favorit cacing untuk
berkembang biak.
5. Bila ingin makan sayuran mentah (lalapan) atau buah-buahan, cucilah dengan air bersih yang
mengalir. Bila perlu gunakan sabun yang bisa digunakan untuk mencuci sayuran dan buahbuahan agar bersih dari hama.
6. Gunakan air yang sudah dimasak untuk minum dan menyikat gigi.
7. Beri anak pengertian agar tidak memasukkan jarinya ke dalam mulut. Terangkan kepadanya
akibat yang bisa terjadi.
8. Lakukan toilet training pada waktunya dan ajarkan cara menjaga kebersihan saat BAB dan BAK.
9. Pelihara kebersihan lingkungan, baik di dalam maupun halaman rumah.
Pengobatan 6 bulan sekali sangat dianjurkan apalagi bagi anak-anak atau paling sedikit
setahun sekali. Dokter Anda akan memberikan obat yang cocok untuk kebutuhan balita Anda.
Selain itu teratur menjalani test feses di lab. Hasil lab. membantu dokter memberi obat cacing
yang tepat sesuai jenis cacingnya, jadi anak tidak hanya 'bebas' cacing 'temporary', tapi bisa kebal
dengan cacing (plus jaga kebersihan diri dan lingkungan).
Daftar pustaka
karinrafandhakesehatan.co.id/2013/12/satuan-acara-penyuluhan-sappencegahan_7200.html