Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1. Tinjauan Pustaka
Vitamin memiliki banyak pengertian berdasarkan para ahli. Vitamin adalah senyawa
dengan massa molekul relatif rendah yang dibutuhkan dalam jumlah kecil oleh semua makhluk
hidup yang bergantuk pada senyawa organik sebagai sumber nutrisinya. (Pegg, 2010). Vitamin
adalah senyawa-senyawa organik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan normal dan
mempertahankan hidup hewan, termasuk manusia yang secara alami tidak mampu untuk
mensintesis senyawa-senyawa tersebut melalui proses anabolisme yang tidak tergantung faktor
lingkungan kecuali udara (Andarwulan, 1992). Vitamin-vitamin tidak dapat dibuat oleh tubuh
manusia dalam jumlah yang cukup, oleh karena itu harus diperoleh dari bahan pangan yang
dikonsumsi. Sebagai perkecualian adalah vitamin D, yang dapat dibuat dalam kulit asalkan kulit
mendapat cukup kesempatan terpapar sinar matahari (Winarno, 1991).
Walaupun struktur kimia dan fungsi biokimia vitamin sangat heterogen, vitamin dapat
digolongkan ke dalam 2 kelas yang mempunyai sifat sama: Vitamin yang larut dalam air dan
vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin yang larut air termasuk golongan B kompleks dan
asam askorbat (vitamin C). Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) berbeda
dari golongan yang larut dalam air dalam beberapa hal (Nestle, 1984).
Analisa kadar vitamin pada makanan telah menunjukkan peran yang penting dalam
penentuan kebutuhan nutrisi manusia maupun hewan. Lebih jauh lagi, analisa komposisi
makanan yang akurat dibutuhkan untuk penilaian kecukupan masukan diet mengembangkan
tingkat nutrisi manusia.
Vitamin C merupakan senyawa yang sangat mudah larut dalam air, mempunyai sifat
asam dan sifat pereduksi yang kuat. Sifat-sifat tersebut terutama disebabkan adanya struktur
enediol yang berkonyugasi dengan gugus karbonil dalam cincin lakton. Bentuk vitamin C yang
ada di alam terutama adalah L-asam askorbat (Andarwulan, 1992).
Sumber vitamin C sebagian besar berasal dari sayuran dan buah-buahan, terutama buahbuahan segar. Karena itu vitamin C sering disebut Fresh Food Vitamin. Buah jeruk, baik yang
dibekukan maupun yang dikalengkan merupakan sumber vitamin C yang tinggi (Winarno,
1991). Sementara itu jumlah vitamin C sebanyak 1 IU setara dengan 50 mikrogram L-asam
askorbat. (Pegg, 2010)
1.2. Tujuan
BAB II
MATERI DAN METODE
2.1. Materi
2.1.1. Alat
Alat alat yang digunakan dalam praktikum ini antara lain biuret dan statif, labu takar
100 ml, beaker glass, gelas ukur 50 ml, erlenmeyer 100 ml, corong, pipet ukur 5 ml, pompa
karet dan pipet tetes.
2.1.2. Bahan
Bahan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah beberapa minuman kemasan
yang mengandung vitamin C (Buavita Orange, UC1000, Nutrisari, Pulpy Orange). Bahan lain
yang digunakan dalam proses titrasi adalah larutan iodium 0,1 N, H2SO4 1%, amilum 1 % dan
akuades.
2.2. Metode
Sebanyak 10 ml sampel diencerkan dengan akuades hingga 100 ml. Dari hasil
pengenceran tersebut kemudian diambil sebanyak 5 ml masing-masing dimasukkan ke dalam
3 erlenmeyer untuk 3 kali pengulangan percobaan. Ditambahkan sebanyak 2,5 ml H 2SO4 1%
dan 2 ml amilum 1 % ke dalam masing-masing tabung, kemudian dititrasi dengan larutan
iodium hingga berubah warna menjadi biru tetap.
Kandungan vitamin C dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Rumus Pengenceran
V1 x M2 = V2 x M2
Dimana :
V1 = Volume titran yang digunakan untuk titrasi
M1 = Konsentrasi titran (0,01 N)
V2 = Volume sampel
M2 = konsentrasi sampel
M vitamin C
Faktor pengenceran
Gram vitamin C
( 100
10 )
x M2
Nutrisari
Buavita
Pulpy
Volume Titrasi
Kandungan
V1 = 2,5
Vitamin C
1232 mg
V2 = 2,6
1274 mg
V3 = 2,2
1078 mg
V rerata = 2,43
V1 = 0,3
1190 mg
211,356 mg
V2 = 0,5
352,26 mg
V3 = 0,2
140,904 mg
V rerata = 0,33
V1 = 0,4
232,4 mg
350 mg
V2 = 0,1
88 mg
V3 = 0,2
176 mg
V rerata = 0,33
V1 = 0,25
202,5 mg
308 mg
V2 = 0,25
308 mg
V3 = 0,24
295 mg
V rerata = 0,246
303 mg
Volume Kemasan
140 ml
200 ml
250 ml
350 ml
BAB IV
PEMBAHASAN
Metode analisis vitamin C dalam bahan pangan dapat dikelompokkan menjadi metode
fisik, metode kimia, metode biokimia dan metode biologis (Andarwulan, 1992). Metode yang
digunakan dalam praktikum ini adalah metode kimia, yaitu metode iodimetri atau titrasi dengan
iodin. Dasar dari metode ini adalah sifat mereduksi asam askorbat. Metode iodimetri dapat
digunakan terhadap asam askorbat murni atau larutannya. Metode ini juga dapat juga digunakan
untuk pemeriksaan harian terhadap sediaan vitamin C yang tidak mengandung senyawa
mereduksi lainnya (Rohman dan Sumantri, 2007).
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang
lebih kecil dibandingkan iodium dimana dalam hal ini potesial reduksi iodum +0,535 volt,
karena vitamin C mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil ( +0,116 volt) dibandingkan
iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium (Andarwulan, 1992).
Deteksi titik akhir titrasi pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator
amilum yang akan memberikan warna biru kehitaman pada saat tercapainya titik akhir titrasi
(Rohman dan Sumantri, 2007).
Pada penetapan kadar vitamin C secara iodimetri, terjadi reaksi:
Gambar 2. Reaksi antara vitamin C dan iodin (Rohman dan Sumanti, 2007)
Adapun perhitungan kandungan vitamin C masing-masing sampel dijabarkan sebagai
berikut:
1. Sampel UC1000
Titrasi I 2,5 x 0,01 = 5 x M2
0,025 = 5 M2
0,025
M2 =
= 0,005
5
M vitamin C =
100
10
= 0,05
Gram vitamin C =
x 0,005
0,05 x 176,13
100
100
10
= 0,052
Gram vitamin C =
x 0,0052
0,052 x 176,13
100
100
10
= 0,044
Gram vitamin C =
x 0,0044
0,044 x 176,13
100
100
10
x 0,00486
= 0,0486
0,0486 x 176,13
Gram vitamin C =
100
100
10
= 0,006
Gram vitamin C =
x 0,0006
0,006 x 176,13
100
100
10
= 0,01
Gram vitamin C =
x 0,001
0,01 x 176,13
100
100
10
= 0,004
Gram vitamin C =
x 0,0004
0,004 x 176,13
100
0,0033
= 0,00066
5
M2 =
M vitamin C =
100
10
x 0,00066
= 0,0066
0,0066 x 176,13
Gram vitamin C =
100
100
10
= 0,008
Gram vitamin C =
x 0,0008
0,008 x 176,13
100
100
10
= 0,002
Gram vitamin C =
x 0,0002
0,002 x 176,13
100
M vitamin C =
100
10
= 0,004
Gram vitamin C =
x 0,0004
0,004 x 176,13
100
100
10
x 0,00046
= 0,0046
0,0046 x 176,13
Gram vitamin C =
100
100
10
= 0,005
Gram vitamin C =
x 0,0005
0,005 x 176,13
100
100
10
= 0,005
x 0,0005
Gram vitamin C =
0,005 x 176,13
100
100
10
x 0,00048
= 0,0048
0,0048 x 176,13
Gram vitamin C =
100
100
10
x 0,000492
= 0,00492
0,00492 x 176,13
Gram vitamin C =
100
BAB V
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN