You are on page 1of 3

ASUHAN KEPERAWATAN EKLAMSI

1. Pengkajian
a. Data Subyektif
1) Usia: sering terjadi pada primigravida, hamil saat berusia <20 tahun
atau >30 tahun
2) Riwayat kesehatan ibu sekarang: biasanya terjadi kenaikan tekanan
darah, edema, pusing, nyeri epigastrium, mual muntah, dan penglihatan
kabur
3) Riwayat kesehatan ibu sebelumnya: ibu dengan riwayat penyakit
hipertensi, diabetes melitus, anemia, penyakit ginjal
4) Riwayat kehamilan: adanya riwayat kehamilan ganda, mola hidatidosa,
hidramnion, pre eklamsi
5) Riwayat penyakit keluarga: keluarga atau ibu atau saudara perempuan
memiliki riwayat eklamsi atau pre eklamsi
6) Pola nutrisi: jenis makanan yang dikonsumsi
b. Data Objektif
1) Inspeksi: lihat adanya edema dalam kurun waktu 24 jam
2) Palpasi: tinggi fundus uteri, letak janin, lokasi edema
3) Perkusi: refleks
4) Auskultasi: bunyi DJJ
Selain itu, pemeriksaan objektif yang lain meliputi:
1) Pemeriksaan tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
2) Kecepatan DJJ per 2-4 jam
3) Evaluasi edema pada wajah, ekstremitas, sakrum per 24 jam
4) Berat badan diukur kecuali pada tirah baring yang berat
5) Refleks tendon dievaluasi per 4 jam terhadap hiperaktivitas tendon
6) Pelepasan plasenta dikaji per jam, periksa adanya perdarahan vagina
c. Pemeriksaan penunjang
1) Laboratorium: adanya protein urin, hitung sel darah lengkap, faktor
pembekuan, enzim hati, kimia darah
2) USG untuk mengetahui keadaan janin
2. Diagnosa
1) Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubunan dengan kejang
2) Kelebihan volume cairan berhubungan dengan penurunan tekanan osmotik
3) Resiko tinggi cidera berhubungan dengan kejang tonik-klonik
4) Resiko tinggi fetal distress pada janin berhubungan dengan perubahan pada
plasenta
5) Ansietas berhubungan dengan koping tidak efektif terhadap proses persalinan
3. Intervensi
No
Diagnosa
NOC
NIC
1 Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring

TTV

bersihan

jalan keperawatan selama 1x24

(tekanan darah, suhu,

napas

jam, bersihan jalan napas

berhubungan

pasien

nadi, pernapasan)
2. Anjurkan pasien untuk

dengan kejang

dengan kriteria hasil:


1. Jalan napas paten
2. Aspirasi dapat dicegah
3. Saturasi oksigen >95%

kembali

efektif,

mengosongkan

mulut

untuk

menghindari

aspirasi
3. Hisap

benda/lender

yang ada dimulut jika


pasien tidak sadar
4. Posisikan miring pada
permukaan yang datar
5. Longgarkan pakaian
pada area leher, dada,
dan abdomen
6. Berikan O2
2

Kelebihan
volume

Setelah dilakukan tindakan


cairan keperawatan selama 1x24

berhubungan

jam,

dengan

berkurang, dengan kriteria

penurunan

hasil:
1. Tekanan darah normal

tekanan osmotik

volume

cairan

100-120/60-90 mmHg
2. Intake = ouput
3. Tidak ada pitting edema
3

Resiko

keperawatan selama 1x24

berhubungan

jam,

dengan

kejang
1. Monitoring TTV
2. Pantau intake

pasien

tidak

kejang mengalami cidera, dengan

tonik-klonik

dan

output cairan
3. Monitoring

protein

urin
4. Monitoring

adanya

edema paru
5. Kolaborasi pemberian
diuretik

tinggi Setelah dilakukan tindakan 1. Sediakan

cidera

setelah

yang
pasien
2. Kaji

lingkungan

aman

untuk

kebutuhan

keamanan pasien
kriteria hasil:
3. Pasang side rail tempat
1. Tidak ada lesi
2. Tidak ada nyeri pada
tidur
4. Anjurkan
keluarga
area tertentu
3. Tidak nampak cidera
terus menemani
5. Pindahkan
barangbaarang

yang

membahayakan pasien

You might also like