Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dislokasi yang sering terjadi pada olahragawan adalah dislokasi sendi bahu
dan sendi pinggul (paha). Karena terpeleset dari tempatnya, maka sendi itupun
menjadi macet. Selain macet, juga terasa nyeri. Sebuah sendi yang pernah mengalami
dislokasi, ligamen-ligamennya biasanya menjadi kendor. Akibatnya, sendi itu akan
gampang dislokasi lagi.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi
tugas dalam mata kuliah KMB II, juga agar pembaca seperti layaknya penyusun
askep ini mendapatkan informasi atau wawasaan mengenai Askep pada Klien
dengan Dislokasi.
1
C. Metode Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. KONSEP PENYAKIT
1. Pengertian
Patah tulang di dekat sendi atau mengenai sendi dapat menyebabkan patah
tulang di sertai luksasi sendi yang disebut fraktur dis lokasi. ( Buku Ajar Ilmu
Bedah, hal 1138).
Berdasakan defenisi para ahli diatas, maka dapat kami tarik kesimpulan
bahwa dislokasi adalah terlepasnya kompresi jaringan tulang dari kesatuan
sendi. Dislokasi ini dapat hanya komponen tulangnya saja yang bergeser atau
terlepasnya seluruh komponen tulang dari tempat yang seharusnya (dari
mangkuk sendi).
2. Klasifikasi Dislokasi
1. Dislokasi congenital
Terjadi sejak lahir akibat kesalahan pertumbuhan.
2. Dislokasi patologik
Akibat penyakit sendi dan atau jaringan sekitar sendi.
3. Dislokasi traumatic
Kedaruratan ortopedi (pasokan darah, susunan saraf rusak dan mengalami
stress berat, kematian jaringan akibat anoksia) akibat oedema (karena
mengalami pengerasan)
3. Etiologi
Etiologi tidak diketahui dengan jelas tetapi ada beberapa faktor predisposisi,
diantaranya
3
b. Trauma akibat kecelakaan
4. Patofisiologi
Penyebab terjadinya dislokasi sendi ada tiga hal yaitu karena kelainan
congenital yang mengakibatkan kekenduran pada ligamen sehingga terjadi penurunan
stabilitas sendi. Dari adanya traumatic akibat dari gerakan yang berlebih pada sendi
dan dari patologik karena adanya penyakit yang akhirnya terjadi perubahan struktur
sendi. Dari 3 hal tersebut, menyebabkan dislokasi sendi. Dislokasi mengakibatkan
timbulnya trauma jaringan dan tulang, penyempitan pembuluh darah, perubahan
panjang ekstremitas sehingga terjadi perubahan struktur. Dan yang terakhir terjadi
kekakuan pada sendi. Dari dislokasi sendi, perlu dilakukan adanya reposisi dengan
cara dibidai.
5. Manifestasi Klinis
Nyeri
Perubahan kontur sendi
Perubahan panjang ekstremitas
Kehilangan mobilitas normal
Perubahan sumbu tulang yang mengalami dislokasi
Deformitas
Kekakuan
6. Komplikasi
Dini
1). Cedera saraf : saraf aksila dapat cedera ; pasien tidak dapat
mengkerutkan otot deltoid dan mungkin terdapat daerah kecil yang
mati rasa pada otot tesebut
2).Cedera pembuluh darah : Arteri aksilla dapat rusak
3). Fraktur disloksi
4
Komplikasi lanjut
3. Kelemahan otot
7. Pemeriksaan Diagnostik
1. Foto X-ray
2. Foto rontgen
3. Pemeriksaan radiologi
4. Pemeriksaan laboratorium
8. Penatalaksanaan :
3. Sendi kemudian dimobilisasi dengan pembalut, bidai, gips atau traksi dan
dijaga agar tetap dalam posisi stabil.
5
4. Beberapa hari sampai minggu setelah reduksi dilakukan mobilisasi halus 3-
4X sehari yang berguna untuk mengembalikan kisaran sendi
B. KONSEP ASKEP
1. PENGKAJIAN
a. Biodata
P : nyeri
Q : seperti tertekan benda berat
R : pada sendi
S : 3 (0-5)
T : pada saat beraktivitas
c. Pemeriksaan Fisik
6
1. Tampak adanya perubahan kontur sendi pada ekstremitas yang mengalami
dislokasi
Klasifikasi Data
Data subjektif
Data objektif
7
Keterbatasan mobilitas
Analisa Data
Wajah Nampak
meringis
Pembengkakan local
8
terjadi kekauan pada
sendi
Nyeri
DO :
Keterbatasan mobilitas
Klien bertanya-tanya
tentang penyakitnya
Kurang pengetahuan
DO :
Analisa Data
1. Nyeri
3. Ansietas
2. Diagnosa Keperawatan
9
- Pembengkakan local
- Keterbatasan mobilitas
3. RENCANA KEPERAWATAN
No Rencana Keperawatan
1. Tupan:
Untuk mengalihkan
Setelah diberikan
Ajarkan tekhnik distraksi perhatian agar pasien tidak
tindakan keperawatan
dan relaksasi terfokus pada nyeri.
selama 3 hari nyeri
berangsur-angsur Membantu mengurangi
membaik dengan nyeri.
Berika obat analgesic
kriteria hasil:
10
Klien mengatakan sesuai indikasi
nyerinya
berkurang
Ekspresi wajah
tenang
2. Tupan:
3. Tupan:
Sebagai dasar untuk
Observasi tingkat
Setelah diberikan menentukan rencana
kecemasan keluarga
tindakan keperawatan tindakan selanjutnya
selama 5 hari ansietas
11
teratasi Membuat keluarga lebih
Beri kesempatan pada memahami tentang
Tupen:
keluarga untuk kondisi klien
Setelah diberikan mendiskusikan tentang
tindakan keperawatan penyakit klien
selama 1 hari ansietas Menambah pengetahuan
Beri penjelasan tentang
berangsur-angsur keluarga, sehingga
penyakit klien pada
teratasi mengurangi ansietas
keluarga
kriteria:
- Klien memahami
penyakitnya
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Tidak diketahui
2. Faktor predisposisi
B. Saran
12
Dalam penulisan askep ini masih kurang dari kesempurnaan karena
kurangnya referensi yang kami dapatkan. Jadi, kritik dan saran yang sifatnya
membangun khususnya dari dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan pembaca
sangat kami harapkan untuk kesempurnaan askep ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA
Kapita Selekta Kedokteran, edisi Kedua Editor Junaedi Purnawan dan Kawan-
Kawan, Penerbit Media Aesculapius Fakultas Kedokteran UI, 1982.
Nursing Care Plans: Guidelines For Planning And Documenting Patient Care,
edisiketiga, Alih Bahasa: I Made Kariasa, SKp. Dan Ni Made Sumarwati,
SKp. Penerbit Buku Kedokteran EGC, 2000.
Satriaperwira. Wordpress. com/dislokasi
13