Professional Documents
Culture Documents
DOSEN PEMBIMBING :
TENGKU SRI WAHYUNI, S.Si.T, M.Keb
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa yang Maha Pengasih lagi
Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang
telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan kasih-Nya kepada kami, sehingga kami
kemiskinan.
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan
dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk
itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena
itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan
terhadap pembaca.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................
2
BAB I
PENDAHULUAN
Korupsi tidak hanya berdampak terhadap satu aspek kehidupan saja. Korupsi
menimbulkan efek domino yang meluas terhadap eksistensi bangsa dan negara.
Meluasnya praktik korupsi telah menimbulkan krisis multi dimensional bagi
bangsa Indonesia. Bertambahnya angka kemiskinan, kualitas produk yang rendah,
akses rakyat terhadap pendidikan dan kesehatan menjadi sulit, kerusakan
lingkungan hidup, dan citra pemerintahan yang buruk semakin menambah
eskalasi dampak yang ditimbulkannya.
Berdasarkan Laporan Bank Dunia (2015), Indonesia dikategorikan sebagai
negara yang memiliki hutang luar negeri sangat besar dan tingkat kesenjangan
ekonomi yang juga sangat besar. Sehingga Indonesia sangat rawan dengan gejolak
sosial yang dapat memicu perpecahan bangsa.
Ketidakpercayaan pelaku bisnis pada birokrasi mengakibatkan investor luar
negeri sering mengalihkan modalnya (capital explow) ke luar negeri berpihak ke
negara-negara yang dianggap memiliki iklim lebih baik. Kondisi seperti ini
akhirnya merugikan perekonomian dengan segala aspeknya di negara ini.
Pemerintah Indonesia telah berusaha keras untuk memerangi korupsi dengan
berbagai cara. KPK sebagai lembaga independen yang secara khusus menangani
tindak korupsi, menjadi upaya pencegahan dan penindakan tindak korupsi.
Namun di sisi lain, upaya penindakan membutuhkan pengorbanan dan biaya yang
besar. Belum lagi jika dihitung dari dampak yang ditimbulkan bagi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Karena perlu adanya upaya memberantas korupsi
yang lebih murah dan efektif yang dapat dijadikan sebagai tindakan preventif dan
berdampak panjang. Seperti pendidikan anti-korupsi dan penanaman nilai-nilai
integritas kepada generasi muda dan CPNS (Calon Pegawai Negeri Sipil) yang
mengemban tugas birokrasi dan pelayanan kepada masyarakat .
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2. Terbatasnya Akses Bagi Masyarakat Miskin
Korupsi yang telah menggurita dan terjadi di setiap aspek kehidupan
mengakibatkan high-cost economy, di mana semua harga-harga melambung tinggi
dan semakin tidak terjangkau oleh rakyat miskin. Kondisi ini mengakibatkan
rakyat miskin semakin menjerit.
Harga bahan pokok seperti beras, gula, minyak, susu dan sebagainya saat ini
sangat tinggi. Kondisi ini mengakibatkan malnutrisi bagi anak-anak dan balita.
Untuk mendapatkan bahan pokok ini rakyat miskin harus mengalokasikan
sejumlah besar uang dari sedikit pendapatan yang dimilikinya.
Rakyat miskin tidak bisa mengakses jasa dengan mudah seperti: pendidikan,
kesehatan, rumah layak huni, informasi, hukum dsb. Rakyat miskin lebih
mendahulukan mendapatkan bahan pokok untuk hidup dari pada untuk sekolah.
Kondisi ini akan semakin menyudutkan rakyat miskin karena mengalami
kebodohan. Dengan tidak bersekolah, maka akses untuk mendapatkan pekerjaan
yang layak menjadi sangat terbatas, yang pada akhirnya rakyat miskin tidak
mempunyai pekerjaan dan selalu dalam kondisi yang miskin seumur hidup.
3
Soerjono Soekanto menyatakan bahwa penegakan hukum di suatu negara
selain tergantung dari hukum itu sendiri, profesionalisme aparat, sarana dan
prasarana, juga tergantung pada kesadaran hukum masyarakat. Memang secara
ideal, angka kejahatan akan berkurang jika timbul kesadaran masyarakat. Kondisi
ini hanya terwujud jika tingkat kesadaran hukum dan kesejahteraan masyarakat
sudah memadai.
4
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Telah menjadi suatu kenyataan bahwa korupsi memang memperparah dan
mendorong terjadinya kemiskinan, namun polanya tidak sederhana, melainkan
kompleks karena meliputi berbagai faktor dalam perekonomian dan tatakelola
pemerintahan. Dengan temuan-temuan ini, dapat dikatakan bahwa berbagai
program transparansi anggaran serta anti-korupsi yang dipersiapkan secara
matang untuk menyentuh isu-isu ekonomi, pelayanan publik dan kepercayaan
terhadap pemerintah tak hanya akan berdampak pada berkurangnya korupsi, tapi
juga kemiskinan.
Korupsi merupakan suatu bentuk patologi sosial yang bertentangan dengan
etika moral, hukum dan agama. Korupsi dapat membawa dampak negatif yang
cukup luas dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara.
Upaya penanggulangan atau pemberantasan terhadap korupsi dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu pencegahan dan penindakan. Upaya pencegahan
adalah mencakup keseluruhan usaha yang dilakukan untuk mencegah terjadinya
korupsi, baik dilakukan melalui pendidikan maupun pengawasan. Sedangkan
upaya penindakan adalah usaha yang dilakukan untuk menindak pelaku korupsi
sesuai ketentuan hukum yang berlaku serta menyelamatkan keuangan negara.
Upaya pemberantasan korupsi yang dilakukan selama ini masih cenderung
ke arah penindakan dan masih kurang pada upaya pencegahan. Untuk itu, upaya
pemberantasan korupsi hendaknya lebih banyak diarahkan pada upaya
meningkatkan kesadaran masyarakat khususnya kalangan pegawai negeri sipil,
organisasi kepemudaan dan keagamaan untuk berperilaku anti korupsi dan malu
melakukan korupsi. Sehingga dapat tercipta masyarakat (aparatur negara) yang
bebas korupsi. Upaya tersebut dapat dilakukan melalui penataran atau
penyuluhan, seminar, loka karya dan sebagainya secara berkesinambungan. Untuk
itu dukungan pemerintah dan semua pihak sangat diperlukan.
5
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/12324455/7_DAMPAK_MASIF_KORUPSI
Waluyo, Joko. Analisis Hubungan Kausalitas antara Korupsi, Pertumbuhan
Ekonomi, dan Kemiskinan : Suatu Studi Lintas Negara. Buletin Ekonomi
Vol. 8, No. 2, Agustus 2010
Tuturoong, .Wandy N. Hubungan antara Korupsi dan Kemiskinan.
Transparency International of Indonesia.