Professional Documents
Culture Documents
A. Pendahuluan
Keberhasilan pembangunan di daerah khususnya di kabupaten dan kota sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia,
oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia di daerah merupakan prioritas dalam pelaksanaan pembangunan di daerah
(Departemen Kesehatan, RI, 2006)
Target indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan pada tahun 2010 salah satunya adalah sebanyak 15 % penduduk
memanfaatkan puskesmas sebagai sarana untuk mendapatkan pelayanan kesehatan dan didukung oleh pemenuhan kebutuhan tenaga
medis untuk memberikan pelayanan kesehatan dengan rasio 40 per 100.000 penduduk (Sekjen Depkes RI, 2006)
Utilization Review (UR) adalah proses baku untuk menilai frekwensi, lama dan biaya pelayanan suatu kasus yang dikeluarkan
oleh PPK maupun yang dimanfaatkan oleh masyarakat. Dengan UR dapat diketahui apakah pelayanan kesehatan yang diberikan telah
memenuhi kebutuhan atau standar yang telah ditetapkan dan informasi yang dapat digali dari menghitung angka kunjungan
(Utilization) setiap bulan atau tahun, sebaiknya dihitung perbulan untuk dapat memudahkan melihat beban kerja tenaga kesehatan
dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat (Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat Departemen Kesehatan RI, 2001)
Pelayanan kesehatan yang diberikan pada masyarakat oleh tenaga medis di tingkat puskesmas merupakan pelayanan kesehatan
dasar yang memiliki standar serta standar tersebut juga disesuaikan dengan standar beban kerja yang dihitung dalam satu tahun kerja
efektip dengan penyesuaian kerja dengan standar profesional yang telah diperhitungkan waktu kelonggaran kerja dan waktu libur kerja
(Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/KES/SK/I/2004)
Selanjutnya dijelaskan juga bahwa dengan menggunakan teknik Work Load Indikator Staff Need (WISN) sebagai indikator
yang dapat melihat dan menunjukan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan berdasarkan beban kerja sehingga alokasi atau
relokasi tenaga akan lebih mudah dan rasional
Untuk melihat beban kerja dokter maka dilakukan pengamatan pada puskesmas sukamerindu, dan dari hasil pengamatan awal
tersebut dapat di tarik kesimpulan bahwa pelayanan kesehatan dasar di puskesmas sukamerindu telah secara penuh dilayani oleh 2
orang dokter umum dan 1 orang tenaga dokter umum sebagai pengganti jika salah satu dokter umum berhalangan atau tidak dapat
memberikan pelayanan kesehatan.
2. Metode Analisis
Metode analisis beban kerja yang akan dilaksanakan dengan methode Work Indicator Load Staff Need (WISN) dengan
mengintegralkan informasi yang dibutuhkan antara lain informasi tentang unit kerja dan kategori SDM, Waktu Kerja tersedia, standar
beban kerja, standar kelonggaran, kebutuhan tenaga dan analisa kebutuhan tenaga.
Adapun langkah-langkah perhitungan beban kerja berdasarkan WISN ini meliputi 5 langkah, yaitu :
a. Menetapkan waktu kerja tersedia, dengan menghitung hari kerja yang berlaku dikurangi dengan waktu yang digunakan untuk cuti
tahunan, pendidikan dan pelatihan, hari libur nasional dan ketidakhadiran kemudian dikalikan dengan jam kerja satu hari selama
tahun 2007.
b. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM (tenaga dokter) dipoli umum dan poli KIA sebagai unit sebagai objek yang akan di teliti.
c. Menyusun standar beban kerja dengan membagi waktu kerja tersedia dengan rata-rata waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan tugas pokok dan fungsinya
d. Menyusun standar kelonggaran, waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekejaan diluar tugas pokok dan fungsinya yang
merupakan faktor-faktor kelonggaran dibagi dengan waktu kerja yang tersedia.
e. Perhitungan beban kerja per dokter yang ada selama satu tahun dengan cara membagi kegiatan pokok dengan standar beban kerja
kemudian ditambahkan dengan standar kelonggaran.
Jumlah tenaga
No Tugas Pokok dan fungsi
dokter
1 Pimpinan Puskesmas 1 orang
2 Pemberi pelayanan medis pada poli umum dan poli KIA 2 orang
Jumlah 3 orang
Dari tabel 4.1 diketahui bahwa dari 3 tenaga dokter yang ada dipuskesmas Sukamerindu 2 dokter diantaranya memberikan
pelayanan medis baik pada poli umum maupun poli KIA, sedangkan 1 tenaga dokter lainnya melakukan tugas pokok dan fungsinya
sebagai pimpinan puskesmas.
Selanjutnya menurut pimpinan puskesmas Sukamerindu, pelayanan kesehatan dasar yang diberikan oleh tenaga dokter pada
poli umum dan poli KIA selalu full time, apabila ada tenaga medis yang tidak hadir, cuti kerja, menghadiri pelatihan atau pendidikan
maka pimpinan puskesmas akan menggantikan untuk memberikan pelayanan kesehatan, selanjutnya dijelaskan juga bahwa pengaturan
tenaga dokter dalam memberikan pelayanan medis setiap bulannya dilakukan rotasi atau pertukaran pelayanan antara poli KIA
maupun poli umum. (Dessy, 2008).
Fungsi dokter sebagai pimpinan puskesmas adalah sebagai pengendali manajemen dan administrasi dalam operasional kerja
puskemas, sedangkan fungsi pimpinan puskesmas sebagai dokter adalah menjalankan fungsinya berdasarkan profesi keilmuannya.
(Hatmoko,2006)
2. Waktu Kerja
Untuk menghitung waktu kerja yang tersedia informasi serta data yang dibutuhkan antara lain :
a Jumlah hari, jumlah hari kalender per bulan dan diakumulasikan menjadi jumlah hari tahun 2007.
b Hari libur, hari libur yang digunakan adalah hari libur kerja atau hari minggu
c Hari libur nasional dan cuti bersama, adalah hari libur tahun 2007 sesuai dengan surat edaran dari Pemerintah Daerah Kota
Bengkulu dengan No :800/871/B.VIII tentang hari libur nasional dan cuti tahunan 2007
d Waktu kerja adalah waktu kerja yang tersedia per bulan dan per tahun
Sesuai dengan kriteria diatas maka dapat dilihat simulasi perhitungan hari kerja tersedia dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2
Perhitungan hari kerja tersedia berdasarkan hari kerja tahun 2007
3. Kelonggaran Kerja
Kelonggaran kerja tenaga medis di puskesmas meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu
kegiatan yang tidak terkait langsung atau dipengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok/pelayanan, adapun
penyusunan standar kelonggaran menurut jumlah waktu kerja berdasarkan menit kerja dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini :
Tabel 4
Kelonggaran kerja menurut menit per tahun tenaga medis di puskesmas sukamerindu selama tahun 2007
Jumlah Jumlah
No Faktor Frek Waktu
jam/tahun Menit/tahun
1 Rapat program di Dinkes 2 Kl/bulan 4 Jam 96 5.760
Kota
2 Rapat di Puskesmas dan 2 Kl/bulan 2 Jam 48 2.880
kecamatan
3 Pendidikan dan pelatihan, 2 Kl/tahun 3 Hari 48 2.880
seminar, simposium
4 Penyuluhan di luar 2 Kl/bulan 2 Jam 48 2.880
gedung
5 Kunjungan/pelayanan 1 Kl/minggu 0,5 26 1.560
puskesmas pembantu Jam
6 Pendampingan rujukan 2 Kl/bulan 4 Jam 96 5.760
pasien ke RS
JUMLAH 362 21.720
Dari tabel 4 diketahui jumlah total kelonggaran waktu kerja pada puskesmas sukamerindu selama tahun 2007 sebanyak 362
jam atau 21.720 menit. Informasi kelonggaran waktu kerja ini digunakan sebagai bahan perhitungan beban kerja tenaga medis dalam
memberikan pelayanan.
Menurut Keputusan menteri Kesehatan Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 menjelaskan bahwa Informasi kelonggaran digunakan
untuk menghitung waktu kerja tersedia secara utuh tenaga medis di puskesmas sukamerindu dengan cara mengurangkan hasil
perhitungan waktu kerja tersedia dengan hasil perhitungan waktu standar kelonggaran.
Selanjutnya dijelaskan juga tujuan diperolehnya informasi kelonggaran waktu kerja tiap kategori sumber daya manausia
kesehatan meliputi jenis kegiatan dan kebutuhan waktu untuk menyelesaikan suatu kegiatan yang tidak terkait langsung atau
mempengaruhi tinggi rendahnya kualitas atau jumlah kegiatan pokok pelayanan.
4. Utilisasi Pelayanan
Tingkat utilisasi (pemanfaatan) pelayanan di puskesmas sukamerindu selama tahun 2007 baik pelayanan di poli KIA maupun
poli umum berdasarkan kunjungan baru dan lama dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut :
Tabel 5
Distribusi kunjungan pelayanan kesehatan pada poli KIA dan poli umum puskesmas Sukamerindu berdasarkan kunjungan baru dan
tahun 2007
Jumla
Kunjungan Poli KIA Kunjungan Poli Umum
h
Bulan
Bar Lam Jumla Bar Jumla
% % % % Lama % %
u a h u h
Januari 22 30,5 50 69,4 72 3,02 590 30,0 1.376 69,9 1.966 7,01 2.038
6 4 1 9
Februari 46 30,0 107 69,9 153 6,41 596 30,0 1.390 69,9 1.986 7,08 2.139
7 3 1 9
Maret 108 30,0 252 70,0 360 15,0 571 29,9 1.333 70,0 1.904 6,79 2.264
0 0 8 9 1
April 88 30,1 204 69,8 292 12,2 640 30,0 1.493 70,0 2.133 7,60 2.425
4 6 3 0 0
Mei 79 30,0 184 69,9 263 11,0 755 30,0 1.761 69,9 2.516 8,97 2.779
4 6 1 1 9
Juni 59 29,8 139 70,2 198 8,29 647 30,0 1.509 69,9 2.156 7,69 2.354
0 0 1 9
Juli 35 29,6 83 70,3 118 4,94 773 30,0 1.804 70,0 2.577 9,19 2.695
6 4 0 0
Agustus 78 30,1 181 69,8 259 10,8 707 30,0 1.649 69,9 2.356 8,40 2.615
2 8 5 1 9
Septemb 34 30,0 79 69,9 113 4,73 799 30,0 1.863 69,9 2.662 9,49 2.775
er 9 1 2 8
Oktober 73 30,1 169 69,8 242 10,1 733 29,9 1.711 70,0 2.444 8,71 2.686
7 3 3 9 1
Nopemb 33 29,7 78 70,2 111 4,65 870 30,0 2.029 69,9 2.899 10,3 3.010
er 3 7 1 9 4
Desemb 62 29,9 145 70,0 207 8,67 735 29,9 1.716 70,0 2.451 8,74 2.658
er 5 5 9 1
Jumlah 717 30,0 1.67 69,9 2.388 100 8.41 30,0 19.63 70,0 28.05 100 30.43
3 1 7 6 0 4 0 0 8
Dari tabel 5 dapat dilihat bahwa tingkat kunjungan pada poli KIA dan poli umum baik kunjungan baru maupun lama selama
tahun 2007 berjumlah 30.438 kunjungan, distribusis tingkat kunjungan pelayanan kesehatan pada pasien baru dan kunjungan pasien
lama ke poli KIA selama tahun 2007 berjumlah 2.388 kunjungan, distribusi kunjungan lama lebih banyak sejumlah 1.671 (69,97%)
kunjungan dibandingkan dengan kunjungan pasien baru sejumlah 717 (30,03%) kunjungan. Dari kunjungan perbulan diketahui jumlah
tingkat kunjungan ke poli KIA terbanyak pada bulan Maret sejumlah 360 (15,08%) kunjungan sedangkan tingkat kunjungan terendah
pada bulan januari sejumlah 72 (3,02%) kunjungan.
Selanjutnya dari tabel 5 dapat dlihat bahwa tingkat kunjungan pelayanan kesehatan pada pasien baru dan kunjungan pasien
lama ke poli umum selama tahun 2007 berjumlah 28.050 kunjungan, Distribusi kunjungan lama lebih banyak sejumlah 19634 (70%)
kunjungan dibandingkan dengan kunjungan pasien baru sejumlah 8416 (30%) kunjungan. Tingkat kunjungan ke poli umum secara
umum tidak jauh berbeda menurut bulan akan tetapi kunjungan terbanyak pada bulan November sejumlah 2.899 (10,34%) kunjungan.
Perbedaan waktu pelayanan pada kunjungan baru dan lama merupakan hal penting dilakukan untuk dapat melihat secara rinci
frekwensi utilisasi atau pemanfaatan pelayanan yang telah diberikan. (Ilyas,Y, 2006)
Data utilisasi jenis retroutilisasi review atau pelayanan yang telah diberikan sanagat penting untuk dapat melihat frekwensi
pelayanan dan sebagai informasi penting dalam penyusunan strategi manajemen dan perencanaan (Ilyas,Y, 2006).
Perhitungan Waktu
Kunjungan Menurut Standar Pelayanan Waktu Selisih waktu
Bar Lam Waktu Kerja Kunjungan Kunjungan Pelayanan yang tak
Bulan u a Tersedia Baru Lama Terpakai pakai
a b c d e=b*7 menit f=c*5 menit g=e+f h=d-g
meni Meni meni meni Meni
Januari 22 50 8.280 t 154 t 250 t 404 t 7.876 t
meni Meni meni meni Meni
Februari 46 107 7.920 t 322 t 535 t 857 t 7.063 t
meni Meni 1.26 meni meni Meni
Maret 108 252 8.100 t 756 t 0 t 2.016 t 6.084 t
meni Meni 1.02 meni meni Meni
April 88 204 8.100 t 616 t 0 t 1.636 t 6.464 t
meni Meni meni meni Meni
Mei 79 184 8.820 t 553 t 920 t 1.473 t 7.347 t
meni Meni meni meni Meni
Juni 59 139 8.280 t 413 t 695 t 1.108 t 7.172 t
meni Meni meni meni Meni
Juli 35 83 8.640 t 245 t 415 t 660 t 7.980 t
meni Meni meni meni Meni
Agustus 78 181 8.280 t 546 t 905 t 1.451 t 6.829 t
Septembe meni Meni meni meni Meni
r 34 79 8.280 t 238 t 395 t 633 t 7.647 t
meni Meni meni meni Meni
Oktober 73 169 6.660 t 511 t 845 t 1.356 t 5.304 t
Nopembe meni Meni meni meni Meni
r 33 78 8.460 t 231 t 390 t 621 t 7.839 t
Desembe meni Meni meni meni Meni
r 62 145 6.660 t 434 t 725 t 1.159 t 5.501 t
1.67 96.48 meni 5.01 Meni 8.35 meni 13.37 meni 83.10 Meni
Jumlah 717 1 0 t 9 t 5 t 4 t 6 t
Dari tabel 6 dapat dilihat waktu kerja tersedia pada poli KIA selama tahun 2007 adalah 96.480 menit dan waktu yang terpakai
untuk memberikan pelayanan adalah selama 13.374 menit. Selisih waktu tersedia dengan waktu yang tak terpakai berjumlah 83.106
menit. Selanjutnya diketahui juga bahwa seluruh waktu yang tersedia untuk pemberian pelayanan di poli KIA lebih banyak
dibandingkan dengan waktu yang tak terpakai sehingga sisa waktu yang tidak terpakai sejumlah 83.106 menit.
Untuk mengetahui secara rinci beban kerja tenaga medis maka dilakukan analisis perhitungan beban kerja pada poli KIA
puskesmas sukamerindu dapat dilihat pada tabel 47 sebagai berikut :
Tabel 7
Perhituangan beban kerja tenaga medis diruang poli KIA puskesmas Sukamerndu selama tahun 2007
Tabel 9
Perhitungan beban kerja tenaga medis diruang poli umum puskesmas Sukamerindu selama tahun 2007
D. KESIMPULAN
Dari hasil analisis data dan pembahasan di bab terdahulu maka dapat ditarik beberapa kesimpulan antara lain :
1. Tenaga dokter pada puskesmas Sukamerindu diketahui berjumlah 3 dokter dan 2 tenaga memberikan pelayanan medis masing-
masing pada poli KIA dan poli umum dan 1 dokter sebagai pimpinan Puskesmas untuk mengendalikan menajemen. Apabila ada
tenaga dokter yang berhalangan maka peran dokter pimpinan puskesmas menggantikan dalam memberikan pelayanan kesehatan.
2. Dilihat dari jumlah waktu yang tersedia selama tahun 2007 diketahui berjumlah 291 hari kerja, selanjutnya setelah dilakukan
perhitungan dengan melihat secara detail hari kerja maka diketahui jumlah waktu kerja yang tersedia berdasarkan jam kerja
berjumlah 1.608 jam atau 96.480 menit..
3. Jumlah kelonggaran waktu tenaga dokter pada puskesmas Sukamerindu selama tahun 2007 berjumlah 362 jam per-tahun atau
21.720 menit per-tahun.
4. Distibusi utilisasi atau pemanfaatan pelayanan kesehatan pada poli KIA dan poli umum hampir sama baru yaitu kunjungan baru
30% dan kunjungan lama 70%.
5. Perhitungan beban kerja antara tenaga dokter pada poli KIA dan poli umum di puskesmas Sukamerindu berbeda, dimana beban
kerja 1 orang tenaga dokter pada poli umum lebih berat dibandingkan dengan beban kerja 1 orang tenaga dokter pada poli KIA.
Hasil perhitungan kebutuhan tenaga pada poli KIA dalam meberikan pelayanan kesehatan dihasilkan 0,1789 SDM yang berarti
untuk memberikan pelayanan kesehatan sesuai dengan tingkat utilisasi atau pemanfaatan tahun 2007 cukup dilakukan oleh 1
tenaga dokter saja, Sedangkan pada poli umum perhitungan kebutuhan dihasilkan 2,1012 SDM yang berarti untuk memberikan
pelayanan kesehatan selama tahun 2007 pada poli umum dibutuhkan 3 orang tenaga dokter atau dapat ditarik kesimpulan bahwa
beban kerja tenaga dokter pada poli umum sangat berat jika dilakukan oleh 1 orang tenaga dokter.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Syafii, dr. MPH, Makalah Sekretaris Jendral Departemen Kesehatan Republik Indonesia Pada Konfrensi Nasional
Perhimpunan Ahli Manajemen dan Asuransi Kesehatan Indonesia (PAMJAKI) III Jakarta 29 Agustus
2006, www.pamjaki.co.id, 2006 diakses tanggal 17 April 2008.
Depkes RI, 2001, Penyelenggaraan Puskesmas di Era Desentralisasi, Ditjen Binkesmas Depkes, RI
Depkes RI, 2004, Kepmenkes Nomor 81/MENKES/SK/I/2004 tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan di Tingkat Propinsi, Kabupaten/Kota serta Rumah Sakit, Depkes, RI, Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Bengkulu, 2006, Laporan Pelaksanaan Workshop Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia
Kesehatan Tingkat Kota Bengkulu tanggal 13 sampai dengan 14 Juli 2006, Program Sumber Daya Kesehatan.
Depkes RI, 2003, Pemantauan Utilisasi Dalam Pelayanan Kesehatan Terkendali. Direktorat Jendral Bina Kesehatan Masyarakat,
Jakarta.
www.depkes.co.id, diakses tanggal 3 Januari 2008, Konsep wilayah Kerja Puskesmas.
Depkes RI, 2004, Kepmenkes Nomor 128/Menkes/II/2004, tentang Kebijakan Dasar Puskesmas, Jakarta.
Depkes RI, 1990, Pedoman Penyuluhan Bagi Petugas Peran Serta Masyarakat.
Trihono2006, Manajemen ARIMES Puskesmas, Rineke Cipta, Jakarta.
Depkes RI, 2002, Manajemen Arrime Puskesmas.
Depkes RI, 2001, Pedoman Kedokteran Keluarga dalam JPKM, Departemen Kesehatan dan Kesejahteraan Sosial RI.
Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI dan PT. (Persero) Asuransi Kesehatan, Depok, April 2001, Health Insurance Association of
America (HIAA), Managed Care Part. A, Alih bahasa Saefuddin Fedyani dan Ilyas. Yaslis.
Ilyas. Yaslis, 2006, Mengenal Asuransi Kesehatan, Review Utilisasi Manajemen Klaim dan Fraud, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Indonesia, Maret.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2003, Teori dan Aplikasi Promosi Kesehatan, PT. Rineka Cipta, Jakarta.
Alfi Rudiman, Analisa Perencanaan Kebutuhan Tenaga Penata Radiologi di RSUD dr. M. Yunus bengkulu tahun 2005-2020, Depok
2005.
Peraturan Pemerintah RI, 1996, Tentang Tenaga Kesehatan.
Biro Kepegawaian Depkes, 2001, Daftar Susunan Pegawai.
Luknis Sabri, , Depok 1999, Modul Biostatistik & Statistik Kesehatan.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2007, Profile Kesehatan Kota Bengkulu.
Puskesmas Sukamerindu, 2007, Laporan Tahunan Puskesmas Sukamerindu.
Hatmoko, Samarinda, 2006, Sistim Pelayanan Dasar Puskesmas
Azrul. A, Jakarta 2003, Pengantar Administrasi Kesehatan, edisi ke lima Buna Rupa Aksara
www.harianrakyatbengkulu.com, diakses tanggal 28 Mei 2008, Sakit Dikit, Segeralah ke Puskesmas.
Dinas Kesehatan Kota Bengkulu, 2007, Laporan Tim Study Banding Dinas Kesehatan Kota Bengkulu ke Kota Banjar Jawa Barat.
4 komentar:
1.
Balas
2.
Ass...
Menurut saya blog Bapak sangat membantu pemerintah dalam meningkatkan pelayanan kesehatan di masyarakat, saran saya
sebaiknya di setiap tempat pelayanan kesehatan ditempatkan tenaga kesehatan dengan jumlah yang cukup yang berdasarkan
bidang masing-masing sehingga permasalahan kesehatan yang dialami masyarakat bisa dipecahkan oleh ahli kesehatan sesuai
dengan bidang masing-masing, baik di puskesmas kota, kabupaten bahkan pedesaan sehingga status kesehatan di masyarakat
dapat meningkat...