You are on page 1of 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menurut WHO (2014) sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan

yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari

penyakit atau kelemahan. Definisi WHO tentang sehat mempunyai karakteristik

berikut yang dapat meningkatkan konsep sehat yang positif (Edelman dan

Mandle, 1994) yaitu memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang

menyeluruh, memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan

eksternal, Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.

Sedangkan Sehat menurut depkes RI UU No.23,1992 tentang kesehatan

menyatakan bahwa, kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan

sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam

pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh

terdiri dari unsur unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa

merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat

merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri

dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual,spiritual

dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi) dalam

mempertahankan kesehatannya.
Ciri-ciri kesehatan fisik terwujud apabila seseorang tidak merasa dan

mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak

tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami

gangguan. Kesehatan mental (jiwa) mencakup 3 komponen, yakni pikiran,

emosional, dan spiritual. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan

pikiran. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk

1
mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan

sebagainya.
Paradigma sehat adalah cara pandang atau pola pikir pembangunan

kesehatan yang bersifat holistik, proaktif antisipatif, dengan melihat masalah

kesehatan sebagai masalah yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis

dan lintas sektoral, dalam suatu wilayah yang berorientasi kepada peningkatan

pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk agar tetap sehat dan bukan

hanya penyembuhan penduduk yang sakit. Pada intinya paradigma sehat

memberikan perhatian utama terhadap kebijakan yang bersifat pencegahan dan

promosi kesehatan, memberikan dukungan dan alokasi sumber daya untuk

menjaga agar yang sehat tetap sehat namun tetap mengupayakan yang sakit segera

sehat. Pada prinsipnya kebijakan tersebut menekankan pada masyarakat untuk

mengutamakan kegiatan kesehatan daripada mengobati penyakit.


Sesungguhnya sehat adalah suatu kondisi keseimbangan, di mana seluruh

sistem organ di tubuh kita bekerja dengan selaras. Faktor-faktor yg mempengaruhi

keselarasan tersebut berlangsung seterusnya adalah, nutrisi yang lengkap dan

seimbang, Istirahat yang cukup, olahraga yang teratur, kondisi mental, sosial dan

rohani yang seimbang dan lingkungan yang bersih. Ada beberapa faktor-faktor

yang mempengaruhi keyakinan dan tindakan kesehatan yaitu tahap

perkembangan, pendidikan atau tingkat pengetahuan, persepsi tentang fungsi


Sakit adalah keadaan dimana fisik, emosional, intelektual, sosial,

perkembangan, atau seseorang berkurang atau terganggu, bukan hanya keadaan

terjadinya proses penyakit. Oleh karena itu sakit tidak sama dengan penyakit.

Sebagai contoh klien dengan leukemia yang sedang menjalani pengobatan

mungkin akan mampu berfungsi seperti biasanya, sedangkan klien lain dengan

2
kanker payudara yang sedang mempersiapkan diri untuk menjalanaio operasi

mungkin akan merasakan akibatnya pada dimensi lain, selain dimensi fisik.

Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang

memantau tubuhnya; mendefinisikan dan menginterpretasikan gejala yang

dialami, melakukan upaya penyembuhan dan penggunaan sistem pelayanan

kesehatan. Seorang individu yang merasa dirinya sedang sakit perilaku sakit bisa

berfungsi sebagai mekanisme koping.


Seseorang dikatakan sakit apabila ia menderita penyakit menahun (kronis),

atau gangguan kesehatan lain yang menyebabkan aktivitas kerja/kegiatannya

terganggu. Walaupun seseorang sakit (istilah sehari -hari) seperti masuk angin,

pilek, tetapi bila ia tidak terganggu untuk melaksanakan kegiatannya, maka dia di

anggap tidak sakit. Pengertian sakit menurut etiologi naturalistik dapat dijelaskan

dari segi impersonal dan sistematik, yaitu bahwa sakit merupakan satu keadaan

atau satu hal yang disebabkan oleh gangguan terhadap sistem tubuh manusia.

Seseorang menggunakan tiga criteria untuk menentukan apakah mereka sakit

yaitu, adanya gejala, naiknya temperature, nyeri, Persepsi tentang bagaimana

mereka merasakan baik, buruk, sakit. Kemampuan untuk melaksanakan aktivitas

sehari-hari yaitu bekerja dan sekolah. Ada beberapa ciri-ciri sakit antara lain

Individu percaya bahwa ada kelainan dalam tubuh ; merasa dirinya tidak sehat /

merasa timbulnya berbagai gejala merasa adanya bahaya, secara fisik yaitu nyeri,

panas tinggi, interprestasi terhadap gejala, respons emosi terhadap

ketakutan/kecamasan dan asumsi terhadap peran sakit (sick Rok) penerimaan

terhadap sakit.

3
Tahapan sakit menurut Suchman terbagi menjadi 5 tahap yaitu Tahap

mengalami gejala tahap transisi yaitu individu percaya bahwa ada kelainan dalam

tubuhnya, merasa dirinya tidak sehat/merasa timbulnya berbagai gejala/merasa

ada bahaya, tahap asumsi terhadap peran sakit (sick Role), tahap kontak dengan

pelayanan kesehatan, tahap ketergantungan, tahap penyembuhan.


Di dalam kehidupan keluarga sangat dekat dengan kita semua yang diikat

oleh hubungan darah. Perkawinan dan masing-masing keluarga saling melakukan

interaksi dengan sekelompok lain atau dengan anggota keluarga lainnya.


Departement Kesehatan RI, 1998 keluarga adalah unit terkecil dari suatu

masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul

dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling

ketergantungan.
Namun didalam keluarga ada beberapa komponen tahap perkembangan

dimana perkembangan keluarga sendiri adalah proses perubahan yang terjadi pada

sistem keluarga yang meliputi perubahan pola interaksi dan hubungan antara

anggotanya disepanjang waktu. Salah satunya tahap keluarga dengan anak remaja

(families with teenagers), dimulai saat anak berusia 13 tahun dan terakhir 6

sampai 7 tahun kemudian. Tujuannnya untuk memberikan tanggung jawab serta

kebebasan yang lebih besare untuk mempersiapkan diri menjadi orang dewasa.
Setiap anggota keluarga memiliki kebutuhan dasar fisik, pribadi dan sosial.

keluarga harus berfungsi menjadi perantara bagi tuntutan-tuntutan dan harapan-

harapan semua individu yang ada didalam unit tersebut.


Di indonesia terdapat berbagai macam penyakit yang dapat mengancam di

bagian anggota keluarga, seperti Hipertensi, ISK ( Infeksi saluran kemih,

Gastroenteriti, DBD, Thypoid dan lain-lain. Masalah masalah kesehatan ini

dapat diatasi jika keluarga dapat menjalankan tugasnya dalam bidang kesehatan,

4
seperti mengenal gangguan perkembangan dan gangguan kesehatan setiap

anggotannya. Dalam interaksi keluarga dan status kesehatan anggota keluarga,

keluarga merupakan kunci utama bagi kesehatan serta perilaku sehat sakit.

( Setiadi, 2008). Sehinnga fungsi utama dari keluarga dalam hal ini adalah

pemeliharaan kesehatan keluarga dan saling memelihara.


Gastritis adalah salah satu masalah kesehatan yang saat ini banyak dihadapi

masyarakat pada umumnya. Masyarakat pada umumnya mengenal gastritis

dengan sebutan penyakit maag yaitu penyakit yang menuru mereka bukan suatu

masalah yang besar, misalnya jika merasakan nyeri perut maka mereka akan

langsung mengatasinya dengan makan naai, kemudian nyeri nya hilang. Penyakit

gastritis juka tidak disembuhkan atau tidak diatasi maka dapat menimbulkan

perdarahan (hemorha gastritis) sehingga banyak darah yang keluar dan berkumpul

di lambung, selain itu juga akan menimbulkan tukak lambung, kanker lambung

sehingga dapat menyebabkan kematian. (harison. 2000: 1550 dalam, Hasturi :

2007)
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Penulis mampu menuliskan asuhan keperawatan pada keluarga Ny.M di

jalan Panglima Polem RT/RW 02 Kelurahan Segalamider Tanjung Karang

Barat Kota Bandar Lampung secara komprehensif sesuai teori dan proses

keperawatan.
2. Tujuan Khusus
Penulis mampu menuliskan:
a. Cara pengkajian pada keluarga Ny.M
b. Rumusan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan kondisi

keluarga Ny.M
c. Rencana tindakan keperawatan yang akan diberikan pada keluarga

Ny.M

5
d. Pelaksanaaan tindakan keperawatan pada keluarga Ny.M sesuai

dengan rencana yang telah dibuat


e. Mendokumentasikan hasil dari pelaksanaan tindakan keperawatan

yang telah dilakukan pada keluarga Ny.M


f. Evaluasi asauhan keperawatan pada keluarga Ny.M

C. Metode Penulisan

Penulisan laporan kasus ini menggunakan metode deskriptif, sasaran

penelitian diarahkan pada suatu kasus dengan tujuan mendapatkan gambaran

tentang perkembangan keperawatan keluarga secara lengkap dilakukan melaui

pendekatan.

D. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan digunakan dalam pembuatan laporan kasus

ini dibagi menjadi lima BAB sebagai berikut:


BAB I : Pendahuluan, terdiri dari latar belakang, tujuan penulisan,
metode penulisan, sistematika penulisan.
BAB II : Tinjauan pustaka terdiri dari laporan pendahuluan mencakup
konsep dasar keluarga, masalah keperawatan keluarga, konsep

penyakit dan peran perawat keluarga.


BAB III : Asuhan keperawatan keluarga terdiri dari pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, implementasi dan evaluasi.
BABIV : Pembahasan terdiri dari teori keperawatan keluarga, sesuai kasus
keluarga binaan dan tahap perkembangan keluarga serta
intervensi khusus.
BAB V : Penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

You might also like