Professional Documents
Culture Documents
1. Penjelasan project
Suatu penerangan ruang diperlukan oleh manusia untuk mengenali objek
secara visual. Penerangan mempunyai pengaruh terhadap fungsi sebuah ruangan.
Oleh karena itu diperlukan lampu sebagai sumber penerangan utama yang dapat
menunjang fungsi ruangan. Umumnya untuk pengaturan penerangan ruangan
digunakan prinsip on-off. Pengaturan penerangan dengan prinsip on-off hanya
berdasarkan pada kondisi gelap terang ruangan, tanpa menghiraukan kontribusi dari
luar. Hal ini sering mengakibatkan ketidaknyamanan dan ketidakefisienan
penggunaan energi listrik. Oleh karena itu diperlukan pengaturan penerangan yang
dihasilkan lampu.
Prinsip kendali yang digunakan adalah kendali fuzzy. Sistem inferensi fuzzy
yang digunakan pengendali penerangan ruangan ini adalah Metode Mamdani.
Komposisi aturan menggunakan operator OR (union), sedangkan untuk defuzzifikasi
digunakan metode MOM (Mean of Maximum). Sebagai pengendali utama pada
sistem menggunakan miktokontroller ATmega8535 dengan input dari sensor cahaya
(LDR). Output dari pendendali selanjutnya ditampilkan LCD M1632 sebagai
penampil dan sebagai input rangkaian pengatur tegangan. Sistem ini bekerja di dalam
ruangan (in door) menggunakan maket rumah dengan tiga ruangan sebagai model.
Dalam pengujian perangkat keras dan lunak, diketahui bahwa sistem
pengendalian penerangan ruangan ini dapat menghemat energi. Dari pengujian
sensor cahaya diperoleh hubungan antara luminansi dan tegangan yang mendekati
linier, sehingga pengendalian dengan mikrokontroler ATmega8535 dapat bekerja
dengan baik.
1
DASAR TEORI
cahaya (I) yang menimpa atau sampai pada permukaan bidang. Intensitas penerngan
Dengan menganggap sumber penerangan sebagai titk yang jaraknya (h) dari
bidang penerangan, maka iluminasi (E) dalam lux (lx) pada suatu titik pada bidang
penerangan adalah:
Pada skema dibawah ini X sebagai sumber cahaya, sehingga besarnya E pada
Fuzzy logic pertama kali dikenalkan kepada publik oleh Lotfi Zadeh, seorang
menyatakan hukum operasional dari suatu sistem dengan ungkapan bahasa, bukan
Dalam kasus seperti itu, ungkapan bahasa yang digunakan dalam Fuzzy logic dapat
2
membantu mendefinisikan karakteristik operasional sistem dengan lebih baik.
Pada teori himpunan klasik yang disebut juga dengan himpunan crisp
berada di luar keanggotaannya (logika 0). Namun dalam teori himpunan fuzzy tidak
memiliki derajat kenaggotaan yang nilainya antara 0 dan 1. fungsi yang menetapkan
nilai ini dinamakan fungsi keanggotaan yang disertakan dalam himpunan fuzzy. 2.7.1.
fungsi keanggotaan (membership function) |J,F yang mewakili nilai dalam interval
3
Himpunan fuzzy F dalam U biasanya dinyatakan sebagai himpunan pasangan
Jika A dan B adalah dua buah himpunan Fuzzy dalam semesta pembicaraan
U dengan fungsi keanggotaan |J,A (U) dan |J,B (U), maka pada kedua himpunan Fuzzy
1. Kesamaan (equality)
2. Gabungan (union)
3. Irisan (intersection)
Fungsi keanggotaan dari irisan dua buah himpunan Fuzzy A dan B, [IAHB,
4. Komplemen (complement)
dinyatakan sebagai :
sebagai respon dari masukan (input). Dalam kendali dengan cara klasik, melibatkan
formula-formula matematika yang cukup rumit. Hal ini berbeda dengan kendali
fuzzy. Pengendali Fuzzy merupakan suatu sistem kendali yang berdasar pada basis
matematika yang mendasari logika fuzzy sangat sederhana dan mudah dimengerti.
tidak memerlukan presisi yang tinggi serta ada toleransi untuk data yang kurang
tepat. Struktur dasar sebuah pengendali Fuzzy diperlihatkan pada Gambar 2.9
Fuzzifikasi yaitu suatu proses untuk mengubah suatu masukan dari bentuk
tegas (crisp) menjadi fuzzy (variabel linguistik) yang biasanya disajikan dalam
masing.
sistem. Aturan-aturan ini dibuat berdasarkan logika dan intuisi manusia, serta
berkaitan erat dengan jalan pikiran dan pengalaman pribadi yang membuatnya. Jadi
tidak salah bila dikatakan bahwa aturan ini bersifat subjektif, tergantung dari
Aturan ini berbentuk 'JIKA - MAKA' (IF - THEN), sebagai contoh adalah : Aturan
adalah A2 DAN y adalah B2 MAKA z adalah C2. Aturan i : JIKA x adalah Ai DAN y
(Reduced Instruction Set Computing) 8 bit, dimana semua instruksi dikemas dalam
kode 16-bit (16-bits word) dan sebagian besar instruksi dieksekusi dalam 1 siklus
clock. 2.3.1. Arsitektur ATmega8535
Gambar 2.1. Diagram Blok Fungsional ATmega8535
(diambil dari data sheet ATmega8535)
Gambar 2.1. memperlihatkan bahwa ATmega8535 memiliki bagian sebagai
berikut
1. Saluran I/O sebanyak 32 buah, yaitu Port A, Port B, Port C, dan Port D.
12. Port USART untuk komunikasi serial dengan kecepatan maksimal 2,5 Mbps.
MHz.
1. VCC merupakan pin yang berfungsi sebagai pin masukan catu daya.
3. Port A (PA0..PA7) merupakan pin I/O dua arah dan pin masukan ADC.
4. Port B (PB0..PB7) merupakan pin I/O dua arah dan pin fungsi khusus untuk
5. Port C (PC0..PC7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk TWI,
6. Port D (PD0..PD7) merupakan pin I/O dua arah dan pin khusus untuk
program yang terpisah. Memori data terbagi menjadi 3 bagian, yaitu 32 buah register
Register dengan fungsi umum menempati space data pada alamat terbawah,
yaitu $00 sampai $1F, register khusus untuk menangani I/O dan kontrol
mikrokontroller menempati 64 alamat $20 hingga $5F, sedangkan SRAM 512 byte
pada alamat $60 sampai dengan $25F. Konfigurasi memori data ditunjukkan Gambar
2.2.
Gambar 2.2. Konfigurasi Memori Data ATmega8535
Memori program yang terletak dalam Flash PEROM tersusun dalam word
karena setiap instruksi memiliki lebar 16-bit atau 32-bit. AVR ATmega8535
memiliki 4 Kbyte x 16-bit Flash PEROM dengan alamat mulai dari $000 sampai
$FFF. AVR memiliki 12-bit Program Counter (PC) sehingga mampu mengalamati
isi Flash.
Gambar 2.21. Memori Program ATmega8535
(diambil dari data sheet ATmega8535)
512 byte. Alamat EEPROM dimulai dari $000 sampai $1FF. 2.3.4. Status Register
(SREG)
Status Register merupakan register berisi status yang dihasilkan pada setiap
operasi yang dilakukan ketika suatu instruksi dieksekusi. SREG merupakan bagian
Instruksi BLD dan BST menggunakan bit-T sebagai sumber atau tujuan
dalam operasi bit. Suatu bit dalam sebuah register GPR dapat disalin ke bit T
Bit-S merupakan hasil operasi EOR antara flag-N (negative) dan flag-V
Bit akan diset bila hasil operasi yang diperoleh adalah nol.
4. LDR
LDR (Light Dependent Resistant) merupakan suatu jenis tahanan yang sangat
peka terhadap cahaya. Sifat dari tahanan LDR ini adalah nilai tahanannya akan
berubah apabila terkena sinar atau cahaya. Apabila tidak terkena cahaya nilai
tahanannya akan besar dan sebaliknya apabila terkena cahaya nilai tahanannya akan
menjadi kecil. LDR terbuat dari bahan cadmium selenoide atau cadmium sulfide.
Film cadmium sulfide mempunyai tahanan yang besar jika tidak terkena sinar dan
apabila terkena sinar tahanan tersebut akan menurun. LDR banyak digunakan karena
mempunyai ukuran kecil, murah dan sensitivitas tinggi. Simbol LDR seperti
5 Triac
efektif arus berkurang sehingga lampu menjadi redup. Pemotongan gelombang sinus
gelombang sinusoida. Prinsip dari kontrol sudut fasa untuk gelombang penuh satu
fasa dapat dijelaskan berdasarkan rangkaian pada Gambar 2.24. Energi mengalir ke
beban dikontrol dengan menunda sudut pemicuan thyristor T1 dan sudut pemicuan
thyristor T2. Selama tegangan masukan setengah siklus positif, daya yang mengalir
dikontrol oleh beberapa sudut tunda dari thyristor T1, dan thyristor T2 mengontrol
daya selama tegangan masukan setengah siklus negatif. Pulsa-pulsa yang dihasilkan
pada T1 dan T2terpisah 180°.
gelombang untuk tegangan masukan, tegangan keluaran, dan sinyal gerbang untuk
thyristor) adalah alat thyristor yang paling sering digunakan (Petruzella 2002: 264).
Triac dapat bersifat konduktif dalam dua arah. Dalam hal ini dapat dianggap
sebagai dua buah thyristor yang terhubung invers-paralel dengan koneksi gerbang
seperti ditunjukkan pada Gambar 5.1.1. Triac mempunyai tiga terminal; terminal
utama 2 (MT2), terminal utama 1 atau (MT1), dan gerbang (G). Gambar 5.1.2.
Jika terminal MT2 positif terhadap MT1, triac dapat di-on-kan dengan
memberikan sinyal gerbang positif antara G dan MT1. Jika terminal MT2 negatif
terhadap MT1 maka triac dapat di-on-kan dengan memberikan sinyalpulsa negatif
antara G dan MT1. Tidak perlu memiliki kedua sinyal gerbang positif dan negative
dan triac dapat dihidupkan baik oleh sinyal gerbang positif maupun negative.
Karakteristik v-I dari triac diberikan Gambar 5.1.1. Arus I, disebut holding current
adalah arus minimun yang dibutuhkan untuk mempertahankan triac tetap on, Triac
merupakan komponen yang simetris dan mampu memberikan perfomansi yang sama
pada daerah kerja kuadran III dari grafik dengan kerja kuadran I. Sehingga Triac
dapat dioperasikan dikuadran I (tegangan dan arua gerbang positif) atau di kuadran
PERANCANGAN ALAT
Interaksi user dengan sistem dapat dilihat dari input yang diberikan yaitu
dengan menekan switch 1. Setelah switch 1 ditekan, input dari sensor cahaya diolah
oleh pengendali dengan metode fuzzy logic. Output dari pendendali selanjutnya
ditampilkan oleh penampil dan sebagai input rangkaian pengatur tegangan. Lampu
akan menyala sesuai dengan input yang diberikan oleh rangkaian pengatur tegangan.
Variabel keluaran dari proses yaitu intensitas cahaya yang dihasilkan lampu akan
berbaur dengan cahaya dari sumber luar menghasilkan iluminasi ruang Selanjutnya
iluminasi ruang diukur oleh sensor cahaya yang kemudian menghasilkan sinyal
sebagai masukan umpan balik bagi pengendali. Pengendali akan terus mengolah
sinyal masukan dan menghasilkan suatu nilai keluaran sehingga terbentuk suatu
sistem kendali loop tertutup. Sistem akan berhenti bekerja apabila user menekan
switch 1.
Sistem ini bekerja di dalam ruangan (in door) menggunakan maket rumah
dengan tiga ruangan sebagai model , dengan sumber penerangan yang berasal dari
lampu didalam ruang dan sumber penerangan dari luar. Maket rumah tersebut terdiri
dari tiga ruangan, yaitu ruang tamu/keluarga dengan ukuran 30x60 cm, ruang tidur
yang berukuran 30x30 cm, dan ruang baca yang berukuran 30x30 cm. Masing-
disesuaikan dengan fungsi ruangan tersebut. Standar kuat penerangan dalam ruangan
untuk ruang keluarga, ruang tidur, dan ruang baca adalah 300, 50, dan 200 lux
(Muhaimin 2001: 145). Ruang keluarga menggunakan lampu dengan daya 20 watt,
ruang tidur menggunakan lampu dengan daya 5 watt, sedangkan ruang baca
menggunakan model, maka atrandar kuat penerangan tidak terpenuhi. Iluminasi yang
dihasilkan berdasar lampu yang terpasang, terukur untuk ruang keluarga, ruang ruang
tidur, dan ruang baca adalah 300, 70, dan 200 lux. Denah maket rumah ditunjukkan
rangkain Solid State Relay (SSR). Blok diagram system perangkat keras ditunjukkan
ke energi listrik yang selanjutnya akan diolah mikrokontroller. LDR 0 dan LDR 1
sensor. Sensor pertama diletakkan di dekat lampu, hal ini bertujuan supaya
iluminasi yang diukur sebagian besar bersumber dari lampu. Sedangkan sensor
modul penyaji kristal cair (LCD) dengan tingkat kecerahan tinggi. Modul ini
merupakan modul penyaji kristal cair matrik titik dengan pengendali di dalamnya.
baris dengan setiap karakternya dibentuk oleh 8 barispixel dan 5 kolompixel (1 baris
pixel terakhir adalah kursor). Gambar 3.6. menunjukkan Modul LCD M1632. Dan
Gambar 3.7. menunjukkan hubungan antara layar LCD dengan HD44780 yang
1. Nama alat
Setelah sistem dihubungkan dengan jala-jala PLN, pada baris pertama LCD akan
menampilkan " KENDALI LAMPU " dan baris kedua akan menampilkan "dgn
LOGIKA FUZZY"
2. Identitas pembuat
1,5 detik setelah menampilkan nama alat, LCD akan menampilkan " N E T I K
A " pada baris pertama dan "== U N N E S ==" pada baris kedua.
3. Hasil pengukuran iluminasi, output dari pengendali fuzzy, dan periode pemicuan
Jika switch 1 ditekan maka sistem akan berjalan sehingga LCD dapat
menampilkan hasil pembacaan iluminasi sensor pada ruang 0 (LDR 0 dan LDR
1) yang telah dikonversi menjadi bentuk digital. Baris kedua akan menampilkan
periode pemicuan PWM dari ruang 1. Namun jika switch 0 ditekan dua kali, LCD
menggunakan Zero Crossing Circuit di dalam MOC 3041 dan TRIAC. Gambar 3.9
menunjukkan gambar rangkaian SSR, sedangkan cara kerja rangkaian ini adalah
sebagai berikut:
Jika ada logika 1 pada input (IN) rangkaian ini, maka transistor BD139 akan
aktif dan sambungan Collector dan Emitter seolah-olah seperti saklar tertutup
sehingga arus akan lewat dari power suply melewati MOC kaki 1 dan 2. Hal ini akan
mengakibatkan dioda yang berada didalam MOC 3041 aktif dan transistor yang
berada di dalam MOC3041 juga aktif. Keadaan ini akan mengakibatkan arus dari
jala-jala 220VAC mengalir ke kaki Gate TRIAC dan akan memicu TRIAC tersebut.
Pemicuan ini mengakibatkan kaki MT1 dan MT2 akan terhubung dan jala-jala
220VAC akan mengalir melalui beban. Hal ini berakibat beban ON. C 10nF/400V
pada rangkaian ini berfungsi untuk mengurangi arus yang sangat besar saat beban
mulai ON.
Jika terdapat logik 0 pada input (IN) rangkaian ini, maka transistor BD139
tidak akan aktif dan sambungan kolektor emitor (CE) seolah-olah seperti saklar
tebuka. Hal ini mengakibatkan dioda dan transistor yang berada di dalam MOC3041
tidak aktif dan tidak akan ada pemicuan pada TRIAC sehingga beban tidak
terhubung ke jala-jala 220VAC atau dengan kata lain beban OFF. Pemberian logika
Rangkaian ini bekerja sebagai unit pengendali agar sistem bekerja sesuai
rangkaian solid state relay untuk mengendalikan keadaan lampu dalam keadaan
terang, agak terang, redup, agak redup, atau padam. Pin 2 Port D terhubung dengan
rangkaian zero crossing detector. Pin 3 Port D terhubung dengan rangkaian switch 0
untuk melihat keadaan di masing-masing ruangan seperti yang terlihat pada
bahasa C. Selanjutnya program ini disimpan dalam memori data dan memori
program.
pengaturan Port A sebagai input ADC, Port B sebagai output lampu, Port C sebagai
output LCD, sedangkan Port D sebagai input zero crossing detector, switch 0 dan
switch 1. Timers yang digunakan adalah Timer2 dengan mode normal top = FFh
berikut:
void r3(void)
{
GPR3=SDR3=TRR3=0;
mu_gpr3=mu_sdr3=mu_trr3=0;
// GELAP
mu=(127-ldr[x])*10;
if (ldr[x]>127) {mu=0;};
mu=mu/127;
if (mu>0) {
GPR3=1;
mu_gpr3=mu;
};
// SEDANG
if (ldr[x]<128) {
mu=(ldr[x]*10)/127;
if (mu>0) {
SDR3=1;
mu_sdr3=mu;
}
}
// TERANG
else {
mu=((255-ldr[x])*10)/128;
if (mu>0) {
SDR3=1;
mu_sdr3=mu;
}
mu=((ldr[x]-127)*10)/128;
if (mu>0) {
TRR3=1;
mu_trr=mu;
};
};
}
Sedangkan untuk membaca besarnya sinyal dari LDR 0, LDR 2, dan LDR 4 dalam
program dituliskan sebagai berikut
ldr[x+1]=read_adc(x+1);
r5();
Sinyal-sinyal tersebut selanjutnya difuzzifikasi Berikut adalah penerjemahan
derajad keanggotaan input r5 (Gambar 3.13) kedalam bahasa pemrograman
Atmega8535.
void r5(void)
{
unsigned char y;
y=x+1;
GPR5= AGR5= RRR5= ATR5= TRR5= 0;
mu_gpr5= mu_agr5= mu_rrr5= mu_atr5= mu_trr5= 0;
// GELAP
if (ldr[y]<=64) {
mu=((64-ldr[y])*10)/64;
if (mu>0) {
GP=1; mu_gp=mu;
}
// AGAK GELAP
mu=(ldr[y]*10)/64;
if (mu>0) {
AG=1; mu_ag=mu;
}
}
if (ldr[y]>64 && ldr[y]<=128) {
mu=((128-ldr[y])*10)/64;
if (mu>0) {
AG=1; mu_ag=mu;
}
// REMANG-REMANG
mu=((ldr[y]-64)*10)/64;
if (mu>0) {
RR=1; mu_rr=mu;
}
}
if (ldr[y]>128 && ldr[y]<=192) {
mu=((192-ldr[y])*10)/64;
if (mu>0) {
RR=1; mu_rr=mu;
}
// AGAK TERANG
mu=((ldr[y]-128)*10)/64;
if (mu>0) {
AT=1; mu_at=mu;
}
}
if (ldr[y]>192) {
mu=((255-ldr[y])*10)/64;
if (mu>0) {
AT=1; mu_at=mu;
}
//TERANG
mu=((ldr[y]-192)*10)/64;
if (mu>0) {
TR=1; mu_tr=mu;
}
}
}
Manfaat
sebuah rumah.
Kesimpulan
disimpulkan bahwa:
mengolah sinyal analog dari LDR menjadi suatu nilai keluaran yang berupa
waktu tundaan untuk pemicuan triac pada rancl mjgkaian solid state relay.
Ruangan ini terbatas. Hal ini disebabkan oleh kapasitas ADC internal yang