Professional Documents
Culture Documents
Ainun Sayyidah Zakiyah, Etis Prasila Utami2, Made Dewi Saraningsih3, Maya Azalia
M4, Muhammad Fajar D.F5.
Abstrak: Abstrak ditulis dalam satu paragraf dengan spasi tunggal dan
huruf Times New Roman 10 pt. Panjang abstrak maksimum 300 kata berisi
tujuan, metode yang digunakan, penelitian, dan kesimpulan
PENDAHULUAN
Enzim dihasilkan oleh semua makhluk hidup untuk mengkatalisis reaksi
biokimia dalam tubuh makhluk hidup tersebut sehingga reaksi-reaksi itu dapat berlangsung
lebih cepat (Sianturi, 2008). Menurut Sutiamiharja (2008) kemampuan enzim yang unik dalam
melaksanakan transformasi kimia yang khas dapat meningkatkan penggunaan enzim dalam
berbagai proses industri. Salah satu enzim yang sangat dibutuhkan adalah amilase (-amilase,
-amilase, dan -amilase atau glukoamilase). Enzim amilase banyak terdapat pada
kecambah kacang-kacangan. Enzim -amilase dalam biji dibentuk pada waktu awal
perkecambahan oleh asam giberilik. Asam giberilik adalah suatu senyawa organik
yang sangat penting dalam proses perkecambahan suatu biji karena bersifat sebagai
pengontrol perkecambahan tersebut (Suhtanry,2006). Amilase adalah enzim hidrolase
glikosida yang mengkatalisis pemecahan pati menjadi gula. Amilase merupakan salah
satu enzim yang paling penting dalam bioteknologi saat ini (Murrey R K, et al, 2000)
HASIL
Tabel 1. Pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase
Waktu Sebelum ditetesi Netral Basa Asam
5 menit Putih keruh Coklat Hijau Coklat kehijauan
kekuningan kemerahan kehitaman
10 menit Putih keruh Coklat kehijauan Kuning Kuning kecoklatan
kekuningan kehijauan
15 menit Putih keruh Coklat Hijau pudar Orange kemerahan
kekuningan kekuningan
Hasil penelitian pengaruh pH terhadap aktivitas enzim menunjukkan hasil yang
berbeda pada tiap perlakuannya. Pada perlakuan menggunakan waktu 5 menit untuk
pH netral warna berubah ketika ditetesi benedict menjadi coklat kemerahan, dan pada
menit ke 10 menit warnanya berubah menjadi coklat kehijauan,sedangkan yang menit
ke 15 warna berubah menjadi coklat kekuningan. Pada pH basa menit ke 10 ketika
ditetesi benedict warnanya berubah menjadi kuning kehijauan, dan untuk pH asam
pada menit ke 10 warnanya berubah menjadi kuning kecoklatan. Kesalahan terjadi
pada larutan netral untuk menit ke 10, karena perbedaan volume yang mempengarui
warnanya.
(A) (B)
Gambar 1. (A) Larutan indikator . (B) Larutan enzim dan amilum setelah diberikan indikator
benedict dengan perlakuan waktu yang berbeda
Perubahan warna
Waktu
Konsentrasi enzim 100% Konsentrasi enzim 50%
Biru tua Biru tua
5 menit
(kemudian pudar menjadi bening)
Ungu pudar Biru tua
10 menit
(kemudian pudar menjadi bening)
Ungu pudar Biru tua
15 menit
(kemudian pudar menjadi bening)
Coklat Biru tua
25 menit (kemudian pudar menjadi bening) (kemudian pudar menjadi ungu muda
pada menit ke 30)
Coklat Biru tua
30 menit
(kemudian pudar menjadi bening) (kemudian pudar menjadi ungu muda)
Gambar 2. (A) Larutan amilum dan larutan enzim sebelum diberikan indicator IKI. (B) Larutan
A B
enzim dan amilum setelah diberikan indikator IKI
PEMBAHASAN
Pada praktikum uji pengaruh pH terhadap aktivitas enzim amilase larutan pengamatan
yang digunakan adat 3 jenis pH, yaitu pH netral, pH basa yakni dengan menambahkan
NaOH dan pH asam dengan menambahkan HCl. Sampel perlakuan tersebut dibagi
menjadi 3 tabung reaksi dengan volume yang sama yaitu sebanyak 0,25 ml. Pada pH
asam larutan berwarna Putih keruh kekuningan setelah ditetesi larutan benedict dan
dipanaskan larutan mengalami perubahan warna menjadi Kuning kecoklatan. Pada pH
netral larutan berwarna Putih keruh kekuningan setelah ditetesi larutan benedict dan
dipanaskan mengalami perubahan warna menjadi Coklat kehijauan. Dan pada pH basa
larutan berwarna Putih keruh kekuningan setelah ditetesi larutan benedict dan
dipanaskan larutan mengalami perubahan warna menjadi kuning kehijauan. Hasil
pengamatan tersebut sesuai dengan teori yang ada, aktivitas amilase terjadi pada
daerah dengan pH asam rendah (nilai pH berkisar antara 5,5 dan 6,5), walaupun
aktivitas amilase total juga kemungkinan dapat terjadi pada nilai pH dengan interval
yang lebih luas (5,5 7,0) (Ciornea, 2008). Ini dibuktikan pada pH asam mengalami
perubahan warna menjadi kuning kemerahan yang menunjukan aktivitas enzim lebih
optimal daripada pH netral dan pH basa .
Pada percobaan waktu dari enzim amilase dengan pH netral. Masing-masing tabung
diberi perlakuan dengan menggunakan waktu 5 menit, 10 menit, dan 15 menit. Pada
waktu 5 menit larutan berwarna Putih keruh kekuningan setelah ditetesi larutan
benedict dan dipanaskan larutan mengalami perubahan warna menjadi coklat
kemerahan. Pada waktu 10 menit larutan berwarna Putih keruh kekuningan setelah
ditetesi larutan benedict dan dipanaskan larutan mengalami perubahan warna menjadi
coklat kehijauan. Pada waktu 15 menit larutan berwarna Putih keruh kekuningan
setelah ditetesi larutan benedict dan dipanaskan larutan mengalami perubahan warna
menjadi coklat kekuningan. Hasil pengamatan ini sesuai dengan teori dimana semakin
lama waktu suatu enzim dapat bekerja dengan baik , namun pada saat praktikum
(menit ke-10) hasil pengamatan tidak sesuai (warna tidak sesuai)dengan teori
dikarenakan pada saat meneteskan benedict volumenya berlebih.
Pada uji Pengaruh konsentrasi enzim terhadap aktivitas enzim amilase , konsentrasi enzim
berpengaruh terhadap aktivitas enzim amilase. Semakin besar konsentrasi enzim
amilase maka aktivitas enzim semakin meningkat. Fungsi enzim amilase disini adalah
mengubah amilum menjadi maltose (Poedjiati,2006). Berdasarkan hasil penelitian
yang diperoleh konsentrasi enzim 100% lebih efektif mengubah kandungan amilum
menjadi glukosa apabila dibandingkan dengan konsentrasi enzim 50%. Konsentrasi
enzim 50% memerlukan waktu 30 menit untuk mengubah amilum menjadi glukosa
sedangkan dalam waktu 5 menit amilum dapat diubah seluruhnya menjadi glukosa
oleh enzim amilase dengan konsentrasi 100%. Berdasarkan teori yang diungkapkan
oleh Dwidjosaputro (1992) apabila konsentrasi enzim ditambahakan maka kecepatan
reaksi atara enzim dan subsatrat untuk membentuk produk akan semakin cepat pula.
Pernyataan tersebut juga didukung dengan pengamatan langsung pada penelitian yang
telah dilakukan. Larutan amilum 1% dan larutan enzim dengan konsentrasi 50% yang
telah ditetesi dengan indikator IKI akan berubah warna menjadi biru kehitaman hingga
perlakuan menit ke 15. Sehingga dapat disimpulkan pada menit tersebut larutan
amilum belum diubah menjadi maltosa oleh enzim amilase. Hal ini dapat diketahui
karena indikator IKI merupakan indikator yang digunakan untuk mengidentifikasi ada
tidaknya amilum pada suatu zat makanan (Dwidjosaputro,1992)
DAFTAR RUJUKAN
Ciornea, E., Vasile, G., Cojocaru, D., 2008, On The Influence Of The Temperature And
pH Of The Incubation Medium On The Activity Of Total Amylase In Some
Spontaneous And Cultivated poaceae,(online).
(https://www.researchgate.net/publication/265281609_ON_THE_INFLUE
NCE_OF_THE_TEMPERATURE_AND_PH_OF_THE_INCUBATION_
MEDIUM_ON_THE_ACTIVITY_OF_TOTAL_AMYLASE_IN_SOME_
SPONTANEOUS_AND_CULTIVATED_POACEAE,diakses 25 oktober
2016)