You are on page 1of 11

Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN KECEMASAN ( ANSIETAS )

A. PENGERTIAN KECEMASAN
Ansietas sangat berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki obyek yang spesifik. Kondisi dialami secara
subyektif dan dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Ansietas berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap sesuatu yang
berbahaya. Ansietas adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut.
Kapasitas untuk menjadi cemas diperlukan untuk bertahan hidup, tetapi tingkat
ansietas yang parah tidak sejalan dengan kehidupan ( Stuart dan Sundeen, 1990 ).
Kecemasan adalah suatu perasaan tidak santai yang samar-samar karena
ketidaknyamanan atau rasa takut yang disertai suatu respons (penyebab tidak
spesifik atau tidak diketahui oleh individu). Perasaan takut dan tidak menentu
sebagai sinyal yang menyadarkan bahwa peringatan tentang bahaya akan datang
dan memperkuat individu mengambil tindakan menghadapi ancaman.
Kejadian dalam hidup seperti menghadapi tuntutan, persaingan, serta bencana
dapat membawa dampak terhadap kesehatan fisik dan psikologis. Salah satu
contoh dampak psikologis adalah timbulnya kecemasan atau ansietas.

RENTANG RESPONS TINGKAT KECEMASAN

1. Ansietas ringan berhubungan dengan ketegangan dalam kehidupan sehari-


hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada dan meningkatkan lahan
persepsinya. Ansietas menumbuhkan motivasi belajar serta menghasilkan
pertumbuhan dan kreativitas.
2. Ansietas sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan perhatian
pada hal yang penting dan mengesampingkan yang lain, sehingga seseorang

HORI SETIADI Page 1


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

mengalami perhatian yang selektif tetapi dapat melakukan sesuatu yang


lebih terarah.
3. Ansietas berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang. Adanya
kecenderungan untuk memusatkan pada sesuatu yang terinci dan spesifik
dan tidak dapat berpikir tentang hal lain. Semua perilaku ditujukan untuk
mengurangi ketegangan. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan
untuk dapat memusatkan pada suatu area lain.
4. Tingkat panik dari ansietas berhubungan dengan ketakutan dan merasa
diteror, serta tidak mampu melakukan apapun walaupun dengan pengarahan.
Panik meningkatkan aktivitas motorik, menurunkan kemampuan
berhubungan dengan orang lain, persepsi menyimpang, serta kehilangan
pemikiran rasional.
B. PENGKAJIAN
1. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Laraia (1998) terdapat beberapa teori yang dapat
menjelaskan ansietas, di antaranya sebagai berikut.
Faktor biologis.
Otak mengandung reseptor khusus untuk benzodiazepine. Reseptor ini
membantu mengatur ansietas. Penghambat GABA juga berperan utama
dalam mekanisme biologis berhubungan dengan ansietas sebagaimana
halnya dengan endorfin. Ansietas mungkin disertai dengan gangguan
fisik dan selanjutnya menurunkan kapasitas seseorang untuk mengatasi
stresor.
2. Faktor psikologis
Pandangan psikoanalitik.
Ansietas adalah konflik emosional yang terjadi antara antara dua elemen
kepribadian id dan superego. Id mewakili dorongan insting dan impuls
primitif, sedangkan superego mencerminkan hati nurani seseorang dan
dikendalikan oleh norma-norma budaya seseorang. Ego atau aku berfungsi
menengahi tuntutan dari dua elemen yang bertentangan dan fungsi ansietas
adalah mengingatkan ego bahwa ada bahaya.

Pandangan interpersonal.
Ansietas timbul dari perasaan takut terhadap tidak adanya penerimaan dan
penolakan interpersonal. Ansietas berhubungan dengan perkembangan

HORI SETIADI Page 2


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

trauma, seperti perpisahan dan kehilangan, yang menimbulkan kelemahan


spesifik. Orang yang mengalami harga diri rendah terutama mudah
mengalami perkembangan ansietas yang berat.
Pandangan perilaku
Ansietas merupakan produk frustasi yaitu segala sesuatu yang
mengganggu kemampuan seseorang untuk mencapai tujuan yang
diinginkan. Pakar perilaku menganggap sebagai dorongan belajar
berdasarkan keinginan dari dalam untuk menghindari kepedihan. Individu
yang terbiasa dengan kehidupan dini dihadapkan pada ketakutan
berlebihan lebih sering menunjukkan ansietas dalam kehidupan
selanjutnya.
Sosial budaya
Ansietas merupakan hal yang biasa ditemui dalam keluarga. Ada tumpang
tindih dalam gangguan ansietas dan antara gangguan ansietas dengan
depresi. Faktor ekonomi dan latar belakang pendidikan berpengaruh
terhadap terjadinya ansietas.
3. Faktor Presipitasi
Faktor presipitasi dibedakan menjadi berikut.
Ancaman terhadap integritas seseorang meliputi ketidakmampuan
fisiologis yang akan datang atau menurunnya kapasitas untuk melakukan
aktivitas hidup sehari-hari.
Ancaman terhadap sistem diri seseorang dapat membahayakan identitas,
harga diri, dan fungsi sosial yang terintegrasi seseorang.
Mekanisme Koping
Tingkat ansietas sedang dan berat menimbulkan dua jenis mekanisme koping
yaitu sebagai berikut.
a. Reaksi yang berorientasi pada tugas yaitu upaya yang disadari dan berorientasi
pada tindakan untuk memenuhi secara realistik tuntutan situasi stres, misalnya
perilaku menyerang untuk mengubah atau mengatasi hambatan pemenuhan
kebutuhan. Menarik diri untuk memindahkan dari sumber stres. Kompromi
untuk mengganti tujuan atau mengorbankan kebutuhan personal.
b. Mekanisme pertahanan ego membantu mengatasi ansietas ringan dan sedang,
tetapi berlangsung tidak sadar, melibatkan penipuan diri, distorsi realitas, dan
bersifat maladaptif.
C. DIAGNOSA

HORI SETIADI Page 3


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

Adapun diagnisa yang biasanya muncul apada kecemasan adalah:


1. Penyelesaian kerusakan
2. Kecemasan
3. Pola nafas tidak efektif
4. Koping indivindu tidak efektif
5. Diam
6. Gangguan pembagian bidang energy
7. Ketakutan
8. Inkontenensial
9. Stress
10. Cidera resiko terhadap...
11. Perubahan nutrisi
12. Respon pasca trauma
13. Ketidakberdayaan
14. Gangguan harga diri
15. Gangguan pola tidur
16. Isolasi sosial
17. Perubahan proses berfikir
18. Gangguan eliminasi urine
D. RENCANA INTERVENSI
Tindakan Keperawatan untuk Pasien
1. Tujuan
a. Pasien mampu mengenal ansietas.
b. Pasien mampu mengatasi ansietas melalui teknik relaksasi.
c. Pasien mampu memperagakan dan menggunakan teknik relaksasi untuk
mengatasi ansietas.
2. Tindakan Keperawatan
a. Bina hubungan saling percaya
Dalam membina hubungan saling percaya perlu dipertimbangkan agar
pasien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus
dilakukan dalam membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut.
Mengucapkan salam terapeutik
Berjabat tangan
Menjelaskan tujuan interaksi
Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu pasien
b. Bantu pasien mengenal ansietas
Bantu pasien untuk mengidentifikasi dan menguraikan perasaannya
Bantu pasien menjelaskan situasi yang menimbulkan ansietas
Bantu pasien mengenal penyebab ansietas
Bantu pasien menyadari perilaku akibat ansietas
c. Ajarkan pasien teknik relaksasi untuk meningkatkan kontrol dan rasa
percaya diri
Pengalihan situasi.

HORI SETIADI Page 4


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

Latihan relaksasi dengan tarik napas dalam, mengerutkan, dan


mengendurkan otot-otot.
Hipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
d. Motivasi pasien melakukan teknik relaksasi setiap kali ansietas muncul.

Tindakan Keperawatan untuk Keluarga


1. Tujuan:
a. Keluarga mampu mengenal masalah ansietas pada anggota keluarganya
b. Keluarga mampu memahami proses terjadinya masalah ansietas
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami ansietas
d. Keluarga mampu mempraktikkan cara merawat pasien dengan ansietas
e. Keluarga mampu merujuk anggota keluarga yang mengalami ansietas

2. Tindakan keperawatan
a. Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien.
b. Diskusikan tentang proses terjadinya ansietas serta tanda dan gejala.
c. Diskusikan tentang penyebab dan akibat dari ansietas.
d. Diskusikan cara merawat pasien dengan ansietas dengan cara mengajarkan
teknik relaksasi.
Mengalihkan situasi.
Latihan relaksasi dengan napas dalam, mengerutkan, dan mengendurkan
otot.
Menghipnotis diri sendiri (latihan lima jari).
e. Diskusikan dengan keluarga perilaku pasien yang perlu dirujuk dan
bagaimana merujuk pasien.
E. EVALUASI
1) Menyebutkan penyebab ansietas.
2) Menyebutkan situasi yang menyertai ansietas.
3) Menyebutkan perilaku terkait ansietas.
4) Melakukan teknik pengalihan situasi, yaitu tarik napas dalam, relaksasi
otot, dan teknik lima jari.
5) Keluarga menyebutkan pengertian ansietas.
6) Keluarga menyebutkan tanda dan gejala ansietas.
7) Keluarga mengajarkan ke pasien teknik pengalihan situasi, tarik napas
dalam, relaksasi otot, dan teknik lima jari.

HORI SETIADI Page 5


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

STRATEGI PELAKSANAAN PASIEN DENGAN ANSIETAS


Masalah Tindakan Keperawatan Pada Tindakan Keperawatan Pada
Keperawatan Pasien Keluarga

HORI SETIADI Page 6


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

Ansietas SP 1 SP 1
Membina hubungan saling percaya Membina hubungan saling
Membantu pasien mengenal percaya
ansietas Menjelaskan pengertian ansietas
Membantu pasien menjelaskan Menjelaskan penyebab ansietas
situasi yang menimbulkan cemas Menjelaskan tanda dan gejala
ansietas
SP 2 SP 2
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal Mengajarkan cara merawat pasien
kegiatan harian ansietas: pengalihan situasi
Melatih teknik relakssasi dengan Mengajarkan cara merawat pasien
tarik nafas dalam ansietas: tarik nafas dalam
Memasukkan kedalam jadwal Mengajarkan cara merawat pasien
kegiatan harian ansietas: mengerutkan dan
mengendurkan otot
Mengajarkan cara merawat pasien
ansietas: hipnotis diri sendiri
SP 3 SP 3
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal Mengajarkan keluarga melatih
kegiatan harian pasien mengatasi ansietas:
Mengajarkan teknik relaksasi pengalihan situasi
dengan mengerutkan dan Mengajarkan keluarga melatih
mengendurkan otot pasien mengatasi ansietas: tarik
Memasukkan kedalam jadwal nafas dalam
kegiatan harian Mengajarkan keluarga melatih
pasien mengatasi ansietas:
mengerutkan dan mengendurkan
otot
Mengajarkan keluarga melatih
pasien mengatasi ansietas:
SP 4 hipnotis diri sendiri
Mengevaluasi pelaksanaan jadwal SP 4
kegiatan harian Mengajarkan keluarga merujuk
Mengajarkan teknik relaksasi pasien dengan ansietas
dengan hipnotis diri
Memasukkan ke jadwal kegitatan
harian

STRATEGI PELAKSANAAN (SP) TINDAKAN KEPERAWATAN KLIEN


DENGAN ANSIETAS

HORI SETIADI Page 7


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

PERTEMUAN KE-1
1. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
Assalamualaikum, Selamat pagi Bu! Saya perawat yang bertugas pada
pagi ini, nama saya HORI SETIADI, senang dipanggil Ori. Saya adalah
mahasiswa dari Akper Poltekkes Banda Aceh.
Nama Ibu siapa?
Ibu senangnya dipanggil apa?
b. Evaluasi/validasi
Bagaimana perasaan Ibu hari ini? semalam tidurnya nyenyak?
c. Kontrak :
Topik
Bagaimana jika sekarang kita berbincang-bincang tentang
kecemasan dan latihan cara mengontrol cemas dengan latihan relaksasi
Waktu
Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-bincang dengan saya?
Bagaimana kalau 15 menit saja
Tempat
Dimana ibu mau berbincang-bincang dengan saya? Ya
sudah, Bagaimana jikadiruangan ini saja kita berbincang-bincang
Tujuan
Agar ibu dapat mengetahui kecemasan yang ibu rasakan serta cara
mengatasinya
2. Fase Kerja

Sekarang coba ibu ceritakan apa yang ibu rasakan saat ini
Coba Ibu ceritakan pada saya
Ouw jadi ibu merasa takut jika tetangga ibu melakukan tindakan kejahatan
kepada ibu. Jika boleh saya tahu, bagaimana cara Ibu mengatasinya
Saya mengerti bagaimana perasaan Ibu. Setiap orang akan memiliki perasaan
yang sama jika diposisi Ibu. Tapi saya sangat kagum sama Ibu Karena Ibu
mampu menahan semua cobaan ini. Ibu adalah orang yang luar biasa. Yang
perlu Ibu ketahui adalah Ibu saat ini berada pada tingkat kecemasan yang

HORI SETIADI Page 8


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

sedang. Untuk itu, Ibu perlu melakukan terapi disaat ibu merasakan perasaan
cemas yang berat. Terapi ini akan membantu menurunkan tingkat kecemasan
Ibu. Bagaimana kalau sekarang kita coba mengatasi kecemasan ibu dengan
latihan relaksasi dengan cara tarik nafas dalam, ini merupakan salah satu
cara untuk mengurangi kecemasan yang ibu rasakan
Bagaimana kalau kita latihan sekarang, Saya akan lakukan, ibu perhatikan
saya, lalu ibu bisa mengikuti cara yang sudah saya ajarkan. Kita mulai ya
bu. Ibu silakan duduk dengan posisi seperti saya. Pertama-tama, ibu tarik nafas
dalam perlahan-lahan, setelah itu tahan nafas dalam hitungan tiga setelah itu
ibu hembuskan udara melalui mulut dengan meniup udara perlahan-
lahan. Sekarang coba ibu praktikkan
Bagus sekali, ibu sudah mampu melakukannya. ibu bisa melakukan latihan ini
selama 5 sampai 10 kali sampai ibu merasa relaks atau santai. Selain cara
tersebut untuk mengatasi kecemasan ibu, ibu bisa melakukan dengan metode
pengalihan yaitu dengan ibu melepas kecemasan dengan tertawa, berolahraga,
menulis kecemasan ibu disebuah kertas,bersantai seperti jalan-jalan atau ibu
juga bisa mengatasinya dengan mendengarkan musik.
3. Fase Terminasi
a. Evaluasi
Subyektif
Bagaimana perasaan ibu setelah kita ngobrol tentang masalah yang ibu
rasakan dan latihan relaksasi?
Obyektif
Coba ibu ulangi lagi cara yang sudah kita pelajari.
b. Rencana Tindak Lanjut (RTL)
Jam berapa ibu akan berlatih lagi melakukan cara ini?
Mari, kita masukkan dalam jadwal harian ibu. Jadi, setiap ibu merasa
cemas, ibu bisa langsung pra

ktikkan cara ini

c. Kontrak yang akan datang


Topik

HORI SETIADI Page 9


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

Cara yang kita praktikkan tadi baru mengurangi sedikit kecemasan yang
ibu rasakan, bagamana jika kita latihan kembali besok bu? Jangan lupa ibu
mencoba teknik yang lain untuk mengurangi kecemasan ibu ya
Waktu
Bagaimana kalau kita latihan cara yang kedua ini besok, dengan jam yang
sama seperti hari ini. Berapa lama ibu punya waktu untuk berbincang-
bincang dengan saya besok? Bagaimana kalau 20 menit saja
Tempat
Dimana ibu akan latihan dengan saya besok? Ya sudah, bagaimana kalau
besok kita melakukannya disini saja
Terima kasih ibuk sampai jumpah besok, Assalamualaikum.

REFERENSI

HORI SETIADI Page 10


Buku Ajar Keperawatan Jiwa I February 8, 2017

Keliat, B.A., Helena, N.C.D., dan Farida, P. 2007. Manajemen Keperawatan


Psikosisial dan Kader Kesehatan Jiwa: CMHN (Intermediate Courese).
Jakarta: EGC.
Stuart dan Laraia. 2005. Principles and Pratice of Psychiatric Nursing, 8 th
Edition. St. Louis: Mosby.
Stuart, G. W, dan Sundeen, S. J. 2002.Buku Saku Keperawatan Jiwa Edisi 3.
Jakarta: EGC.
Suliswati, dkk. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC.
Varcarolis. 2006. Fundamentalis of Psychiatric Nursing Edisi 5. St.Louis; Elsevier.

HORI SETIADI Page 11

You might also like