You are on page 1of 26

ASUHAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS BERKAITAN

DENGAN PROGRAM PEMERINTAH

Makalah
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memenuhi Tugas Asuhan Komunitas (ASKEB
5) dengan Pengampu : Tria Puspita.,SST
Oleh :
Nining Dwi Saputri (2014020332)
Oktavia R A (2014020333)
Putri Evitasari (2014020334)
Rafiqoh Novembria (2014020335)
Shabika Imany (2014020335)
Siti Hutami (2014020336)
Umaroh Dyah N (2014020337)
Verawati (2014020338)
Aulia N F (2012010268)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PKU MUHAMMADIYAH


SURAKARTA
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN
2015/2016
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.wb..`
Alhamdulillah dan segala puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah

SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga
makalah ini yang berjudul ASUHAN BAYI BALITA DI KOMUNITAS

BERKAITAN DENGAN PROGRAM PEMERINTAH dapat terselesaikan


dengan baik.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah V


(KOMUNITAS). Di samping itu, kami juga berharap makalah ini mampu

memberikan kontribusi dalam menunjang pengetahuan.


Penyusun sangat penyadari bahwa, penulisan makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengaharapkan masukan, saran dan


kritik yang menunjang untuk kesempurnan makalah ini .

Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan bagi siapa
saja yang memerlukannaya, Amin.

Wassalamalaikum Wr.wb..

Surakarta, 11 Maret 2016

Penyusun

2
DAFTAR ISI
Halaman Judul......................................................................................... i

Kata Pengantar....................................................................................... ii

Daftar Isi................................................................................................. iii

Bab I Pendahuluan.................................................................................. 4

A. Latar Belakang................................................................................. 4
B. Rumusan Masalah........................................................................... 5
C. Tujuan............................................................................................... 5
D. Manfaat ............................................................................................ 5

Bab II Tinjauan Pustaka........................................................................ 6

A. Standar Pelayanan Nifas................................................................. 6


B. Definisi Bayi dan Balita.................................................................. 7
C. Standar Minimal Pelayanan Bayi dan Balita................................ 8
D. Pelayanan Kesehatan dan Jadwal Kunjungan Bayi Balita.......... 8
E. Pemantauan Tumbang Bayi & Balita / Deteksi Dini.................. 17
F. Imunisasi......................................................................................... 19
G. Program &Kebijakan Pemerintah untuk Kesehatan Balita..... 21
Bab III Penutup..................................................................................... 25
A. Kesimpulan..................................................................................... 25
B. Saran............................................................................................... 25
Daftar Pustaka

3
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perlindungan anak di bidang kesehatan diselenggarakan melalui berbagai
upaya pelayanan kesehatan yang komprehensif bagi anak termasuk untuk bayi
baru lahir dan anak balita . Pelayanan kesehatan untuk bayi baru lahir dan ank
balita merupakan salah satu program kesehatan anak yang bertujuan untuk
menjamin kelangsungan hidup, tumbuh kembang anak secara optimal dan
perlindungan khusus dari kekerasan dan diskriminasi. Hal ini dilakukan dalam
rangka mewujudkan anak Indonesia yang sehat , cerdas ceria, berakhlq mulia dan
terlindungi sebagai modal dasar bagi pembangunan bangsa.
Undang-Undang Nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak dan
Undang-Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, menegaskan bahwa
seorang anak berhak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal,
terhindar dari kekerasan dan diskriminasi. Selain itu, Undang Undang
Perlindungan Anak juga mengamanahkan bahwa pemerintah, masyarakat,
keluarga dan orang tua berkewajiban dan bertanggung jawab terhadap
penyelenggaraan perlindungan anak; Pemerintah wajib menyediakan fasilitas dan
menyelenggarakan upaya kesehatan yang komprehensif bagi anak agar setiap
anak memperoleh derajat kesehatan yang optimal sejak dalam kandungan.
Anak merupakan harapan masa depan. oleh karena itu mereka perlu
dipersiapkan agar kelak menjadi sumber daya manusia yang berkualitas,sehat dan
cerdas. Program kesehatan anak merupakan salah satu kegiatan dari
penyelenggaraan perlindungan anak di bidang kesehatan, yang dimulai sejak bayi
berada di dalam kandungan, masa bayi, balita, usia sekolah dan remaja. Program
tersebut bertujuan untuk menjamin kelangsungan hidup bayi baru lahir ,
memelihara dan meningkatkan kesehatan anak sesuai tumbuh kembangnya, dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup anak yang akan menjadi sumber daya
pembangunan bangsa di masa mendatang.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana konsep dan pelaksanan asuhan kesehatan bayi balita di komunitas
berkaitan dengan program pemerintah ?
C. Tujuan
a) Tujuan Umum
Untuk mengetahui dan memahami lebih dalam mengenai asuhan
kesehatan bayi balita di komunitas berkaitan dengan program pemerintah.
b) Tujuan Khusus
1. Mengetahui standar pelayanan nifas
2. Mengetahui standar minimal pelayanan bayi balita
3. Mengetahui konsep bayi balita dan jadwal kunjungannya
4. Mengetahui tumbuh kembang yang terjadi pada masa balita
5. Mengetahui imunisasi
6. Mengetahui program dan kebijakan Pemerintah untuk kesehatan balita
D. Manfaat
Mahasiswa mampu memahami konsep dan proses asuhan kesehatan bayi
balita di komunitas berkaitan dengan program pemerintah sehingga dapat
melaksanakan dan menjadi bekal saat melakukan proses asuhan komunitas di
masyarakat.

5
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Standar Pelayanan Nifas


a. Standar 13 : perawatan bayi baru lahir
Tujuan : menilai kondisi bayi baru lahir dan membantu dimulainya
pernafasan serta mencegah hipotermi,hipokglikemia dan infeksi.
Pernyataan standar: Bidan memeriksa dan menilai bayi baru lahir untuk
memastikan pernafasan spontan mencegah hipoksia sekunder, menemukan
kelainan, dan melakukan tindakan atau merujuk sesuai dengan kebutuhan.
Bidan juga harus mencegah dan menangani hipotermia.
b. Standar 14: penanganan pada dua jam pertama setelah persalinan
Tujuan : mempromosikan perawatan ibu dan bayi yang bersi dan aman
selama kala 4 untuk memulihkan kesehata bayi, meningkatkan asuhan
sayang ibu dan sayang bayi,memulai pemberian IMD
Pernyataan standar: Bidan melakukan pemantauan ibu dan bayi terhadap
terjadinya komplikasi dalam dua jam setelah persalinan, serta melakukan
tindakan yang di perlukan.
c. Standar 15: pelayanan bagi ibu dan bayi pada masa nifas
Tujuan : memberikan pelayanan kepada ibu dan bayi sampai 42 hari
setelah persalinan dan penyuluhan ASI ekslusif
Pernyataan standar: Bidan memberikan pelayanan selama masa nifas
melalui kunjungan rumah pada hari ketiga, minggu ke dua dan minggu ke
enam setelah persalinan, untuk membantu proses pemulihan ibu dan bayi
melalui penanganan tali pusat yang benar, penemuan dini penanganan atau
rujukan komplikasi yang mungkin terjadi pada masa nifas, serta
memberikan penjelasan tentang kesehatan secara umum, kebersihan
perorangan, makanan bergizi, perawatan bayi baru lahir, pemberian ASI,
imunisasidanKB
B. Definisi Bayi dan Balita
1. Definisi Bayi
Menurut Dep. Kes. RI, (2005) Bayi baru lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat lahir
2500 gram sampai 4000 gram.
Menurut M. Sholeh Kosim, (2007) Bayi baru lahir normal adalah berat
lahir antara 2500 4000 gram, cukup bulan, lahir langsung menangis, dan
tidak ada kelainan congenital (cacat bawaan) yang berat
Ciri Ciri
a. Berat badan bayi 2500-4000 gram
b. Umur kehamilan 37 40 mg
c. Bayi segera menangis
d. Bergerak aktif, kulit kemerahan
e. Mengisap ASI dengan baik
f. Tidak ada cacat bawaan
2. Definisi Balita
Balita atau anak bawah umur lima tahun adalah anak usia kurang
dari lima tahun sehingga bagi usia di bawah satu tahun juga termasuk
dalam golongan ini. Namun faal (kerja alat tubuh semestinya) bagi usia di
bawah satu tahun berbeda dengan anak usia di atas satu tahun, maka anak di
bawah satu tahun tidak termasuk ke dalam golongan yang dikatakan balita.
Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas
menyusu sampai dengan pra-sekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan
dan perkembangan kecerdasannya, faal tubuhnya juga mengalami
perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus
disesuaikan dengan keadaannya. Berdasarkan karakteristiknya balita usia
1-5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak yang berumur 1-3
tahun yang dikenal dengan Batita merupakan konsumen pasif. Sedangkan usia
prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif (Uripi, 2004).
Pada masa toddler (1 s.d. 3 tahun), pertumbuhan fisik anak lebih lambat
dibandingkan dengan masa bayi, tetapi perkembangan motoriknya berjalan

7
lebih cepat. Anak sering mengalami penurunan nafsu makan sehingga tampak
langsing dan berotot, dan anak mulai berjalan jalan. Anak perlu diawasi dalam
beraktivitas karena anak tidak memperhatikan bahaya (Nursalam, 2005).
C. Standar Minimal Pelayanan Bayi dan Balita
a) Cakupan kunjungan bayi umur 1 12 bulan di sarana pelayanan kesehatan
maupun di rumah,posyandu, tempat penitipan anak, panti asuhan, dan
sebagainya melalui kunjungan petugas.
b) Pelayanan kesehatan tersebut meliputi deteksi dini kelainan tumbuh kembang
bayi (DDTK), stimulasi perkembangan bayi,MTBM,MTBS dan penyuluhan
perawatan kesehatan bayi di rumah menggunakan Buku KIA yang diberikan
oleh dokter, bidan dan perawat yang memiliki kompetensi klinis
c) Setiap bayi memperoleh pelayanan kesehatan minimal 4 kali yaitu 1 kali pada
umur 1 3 bulan, 1 kali pada umur 3 6 bulan, 1 kali pada umur 9 12 bulan.
d) Pelayanan kesehatan tersebut meliputi imunisasi dasar (BCG,DPT/HB 1-3,
Polio 1 4, Campak), stimulasi deteksi dini tumbuh kembang (SDIDTK) dan
penyuluhan perawatan kesehatan bayi
e) Penyuluhan perawatan kesehatan bayi meliputi : konseling ASI eksklusif,
pemberian makanan pendamping ASI sejak usia 6 bulan, perawatan dan tanda
bahaya bayi sakit (sesuai MTBS), pemantauan pertumbuhan dan pemberian
vitamin A kapsul biru pada usia 6 11 bulan
D. Pelayanan Kesehatan dan Jadwal Kunjungan Bayi Balita
a. Pelayanan Kesehatan dan Jadwal Kunjungan Bayi
a) Pelayanan Kesehatan Bayi
Pelayanan kesehatan sesuai standar yang diberikan oleh petugas kesehatan
yang kompeten kepada neonates/bayi baru lahir sedikit 3 kali, selama
periode 0 sampai dengan 28 hari setelah lahir ,baik di fasilitas kesehatan
maupun melalui kunjungan rumah. Pelayanan kesehatan kepada bayi
meliputi:
1. Pelayanan neonatal esensial dan tatalaksana neonatal
meliputi:
a.Pertolongan persalinan yang atraumatik, bersih dan aman
b.Menjaga tubuh bayi tetap hangat dengan kontak dini
c.Membersihkan jalan nafas, mempertahankan bayi bernafas spontan
d.Pemberian ASI dini dalam 30 menit setelah melahirkan

8
Inisiasi menyusui dini ( IMD ) adalah proses bayi menyusu segera
setelah dilahirkan dimana bayi dibiarkan mencari puting susu ibunya
sendiri. Inisiasi menyusui dini (IMD ) akan sangat membantu dalam
keberlangsungan pemberian ASI ekslusif. Pemerintah Indonesia
mendukung kebijakan WHO dan UNICEF yang merekomendasikan
inisiasi menyusui dini sebagai tindakan penyelamatan kehidupan,
karena IMD dapat menyelamatkan 22 % dari bayi yang meninggal
sebelum usia 1 bulan. Program ini dilakukan dengan cara langsung
meletakkan bayi baru lahir di dada ibunya dan membiarkan bayi
mencari untuk menemukan putting susu ibun untuk menyusu. IMD
harus dilaksanakan langsung saat lahir, tanpa boleh ditunda dangan
kegiatan menimbang atau mengukur bayi. Bayi juga tidak boleh
dibersihkan hanya dikeringkan kecuali tangannya. Proses ini harus
berlangsung skin to skin antara bayi dan ibu.
Menyusui 1 jam pertama kehidupan yang di awali dengan kontak kulit
antara ibu dan bayi dinyatakan sebagai indicator global dan Ini
merupakan hal baru bagi Indonesia, dan merupakan program
pemerintah khususnya Departemen Kesehatan RI.
e. Melakukan penilaian terhadap bayi baru lahir
Apakah bayi menangis kuat dan/atau bernafas tanpa kesulitan.
Apakah bayi bergerak dengan aktif atau lemas
Jika bayi tidak bernapas atau bernapas megap megap atau lemah
maka segera lakukan tindakan resusitasi bayi baru lahir.
f. Membebaskan Jalan Nafas.
g. Merawat tali pusat
Setelah plasenta dilahirkan dan kondisi ibu dianggap stabil, ikat
atau jepitkan klem plastik tali pusat pada puntung tali pusat.
Celupkan tangan yang masih menggunakan sarung tangan ke
dalam larutan klonin 0,5 % untuk membersihkan darah dan
sekresi tubuh lainnya.
Bilas tangan dengan air matang atau disinfeksi tingkat tinggi

9
Keringkan tangan (bersarung tangan) tersebut dengan handuk
atau kain bersih dan kering.
Ikat ujung tali pusat sekitar 1 cm dari pusat bayi dengan
menggunakan benang disinfeksi tingkat tinggi atau klem plastik
tali pusat (disinfeksi tingkat tinggi atau steril). Lakukan simpul
kunci atau jepitankan secara mantap klem tali pusat tertentu.
Jika menggunakan benang tali pusat, lingkarkan benang
sekeliling ujung tali pusat dan dilakukan pengikatan kedua
dengan simpul kunci dibagian tali pusat pada sisi yang
berlawanan.
Lepaskan klem penjepit tali pusat dan letakkan di dalam larutan
klonin 0,5%.
Selimuti ulang bayi dengan kain bersih dan kering, pastikan
bahwa bagian kepala bayi tertutup dengan baik..(Dep. Kes. RI,
2002)
h. Pencegahan Kehilangan Panas. Cegah terjadinya kehilangan panas
melalui upaya berikut:
Keringkan bayi dengan seksama. Mengeringkan dengan cara
menyeka tubuh bayi, juga merupakan rangsangan taktil untuk
membantu bayi memulai pernapasannya.
Selimuti bayi dengan selimut atau kain bersih dan hangat
Ganti handuk atau kain yang telah basah oleh cairan ketuban
dengan selimut atau kain yang baru (hanngat, bersih, dan kering).
Selimuti bagian kepala bayi. Bagian kepala bayi memiliki luas
permukaan yg relative luas dan bayi akan dengan cepat
kehilangan panas jika bagian tersebut tidak tertutup.
Anjurkan ibu untuk memeluk dan menyusui bayinya
Pelukan ibu pada tubuh bayi dapat menjaga kehangatan tubuh dan
mencegah kehilangan panas. Sebaiknya pemberian ASI harus
dimulai dalam waktu satu (1) jam pertama kelahiran.
Jangan segera menimbang atau memandikan bayi baru lahir
Karena bayi baru lahir cepat dan mudah kehilangan panas
tubuhnya, sebelum melakukan penimbangan, terlebih dahulu

10
selimuti bayi dengan kain atau selimut bersih dan kering. Berat
badan bayi dapat dinilai dari selisih berat bayi pada saat
berpakaian/diselimuti dikurangi dengan berat pakaian/selimut.
Bayi sebaiknya dimandikan sedikitnya enam jam setelah lahir.
i.Pencegahan Infeksi.
Cuci tangan dengan seksama sebelum dan setelah bersentuhan
dengan bayi.
Pakai sarung tangan bersih pada saat menangani bayi yang belum
dimandikan.
Pastikan semua peralatan dan bahan yang digunakan, terutama
klem, gunting, penghisap lendir DeLee dan benang tali pusat telah
didesinfeksi tingkat tinggi atau steril.
Pastikan semua pakaian, handuk, selimut dan kain yang
digunakan untuk bayi, sudah dalam keadaan bersih. Demikin pula
dengan timbangan, pita pengukur, termometer, stetoskop.
Memberikan vitamin K. Untuk mencegah terjadinya perdarahan
karena defisiensi vitamin K pada bayi baru lahir normal atau
cukup bulan perlu di beri vitamin K per oral 1 mg / hari selama 3
hari, dan bayi beresiko tinggi di beri vitamin K parenteral dengan
dosis 0,5 1 mg IM.
Memberikan obat tetes atau salep mata
Untuk pencegahan penyakit mata karena klamidia (penyakit
menular seksual) perlu diberikan obat mata pada jam
pertama persalinan, yaitu pemberian obat mata eritromisin 0.5 %
atau tetrasiklin 1 %, sedangkan salep mata biasanya diberikan 5
jam setelah bayi lahir.Perawatan mata harus segera dikerjakan,
tindakan ini dapat dikerjakan setelah bayi selesai dengan
perawatan tali pusat
j. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir. Kegiatan ini merupakan
pengkajian fisik yang dilakukan oleh bidan yang bertujuan untuk
memastikan normalitas & mendeteksi adanya penyimpangan dari
normal.Pengkajian ini dapat ditemukan indikasi tentang seberapa baik bayi
melakukan penyesuaian terhadap kehidupan di luar uterus dan bantuan apa

11
yang diperlukan. Dalam pelaksanaannya harus diperhatikan agar bayi tidak
kedinginan, dan dapat ditunda apabila suhu tubuh bayi rendah atau bayi
tampak tidak sehat. Prinsip pemeriksaan bayi baru lahir:
Jelaskan prosedur pada orang tua dan minta persetujuan tindakan.
Cuci dan keringkan tangan , pakai sarung tangan.
Pastikan pencahayaan baik.
Periksa apakah bayi dalam keadaan hangat, buka bagian yangg
akan diperiksa (jika bayi telanjang pemeriksaan harus dibawah
lampu pemancar) dan segera selimuti kembali dengan cepat.
Periksa bayi secara sistematis dan menyeluruh
k. Imunisasi BCG, hepatitis B dan polio oral
2. Pemeriksaan dan perawatan bayi baru lahir dilaksanakan pada 0 28 hari
(kunjungan neonatus)
3. Penyuluhan kepada ibu tentang pemberian ASI eksklusif untuk bayi
dibawah 6 bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi
diatas 6 bulan;
Petugas kesehatan sangat berperan dalam keberhasilan proses
menyusui, dengan cara memberikan konseling tentang ASI
sejak kehamilan, melaksanakan inisiasi menyusui dini (IMD) pada
saat persalinan dan mendukung pemberian ASI ekslusif setelahnya.
4. Pemantauan tumbuh kembang bayi untuk meningkatkan kualitas tumbuh
kembang
anak melalui deteksi dini dan stimulasi tumbuh kembang bayi
Deteksi dini penyimpangan tumbuh kembang mencakup
a. Aspek Pertumbuhan:
1) Timbang berat badannya (BB)
2) Ukur tinggi badan (TB) dan lingkar kepalanya (LK)
3) Lihat garis pertambahan BB, TB dan LK pada grafik
b. Aspek Perkembangan:
1) Tanyakan perkembangan anak dengan KPSP (Kuesioner Pra
Skrining Perkembangan)

12
2) Tanyakan daya pendengarannya dengan TDD (Tes Daya
Dengar)
3) tanyakan daya penglihatannya dengan TDL (Tes Daya Lihat),
c. Aspek Mental Emosional:
1) KMEE (Kuesioner Masalah Mental Emosional)
2) CHAT (Check List for Autism in Toddles = Cek Lis Deteksi
Dini Autis)
3) GPPH (Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas
5. Pemberian obat yang bersifat sementara pada penyakit ringan sepanjang
sesuai
dengan obat-obatan yang sudah ditetapkan dan keperluan segera merujuk
pada dokter. Diantaranya bisa dengan:
a. Manajemen Terpadu Bayi Sakit (MTBS):
1) melakukan kunjungan neonatal oleh bidan desa/kelurahan
2) upaya pemeriksaan kesehatan terpadu pada bayi muda dan balita
b. Pelayanan Pengobatan
1) pemeriksaan kejadian kesakitan (morbiditas)
2) perawatan kesehatan dan penanganan medis
Pemberian dosis obat pada bayi sering kali berbeda, mengingat anak
masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan. Pada anak yang
lahir premature , penetapan dosis yang diberikan sangat sulit karna fungsi
organ belum berfungsi sempurna sehingga proses absorbs,distribusi,
metabolism dan eksresi tidak maksimal yang kadang menimbulkan
efeksamping yang lebih besar dibandingkan efek terapinya. Pada
prinsipnya dosis ditentukan dengan dua standar, yakni berdasarkan
dengan luas permukaan rubuh dan berat badan.
b) Jadwal Kunjungan Bayi
Kunjungan neonatal adalah pelaksanaan pelayanan ksehatan neonatal/bayi
baru lahir sedikitnya 4 kali yaitu:
1) Kunjungan bayi satu kali pada umur 29 hari 2 bulan
2) Kunjungan bayi satu kali pada umur 3 5 bulan
3) Kunjungan bayi satu kali pada umur 6 8 bulan

13
4) Kunjungan bayi satu kali pada umur 9 11 bulan
Tujuan kunjungan bayi:
untuk meningkatkan akses bayi terhadap pelayanan kesehatan dasar,
mengetahui sedini mungkin bila terdapat kelainan pada bayi sehingga
cepat mendapat pertolongan,
pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pemantauan
pertumbuhan,
imunisasi,
serta peningkatan kualitas hidup bayi dengan stimulusi tumbuh
kembang.
b. Pelayanan Kesehatan dan Jadwal Kunjungan Balita
a) Pelayanan Kesehatan Balita
Pelayanan kesehatan anak balita sakit dan sehat yang diberikan oleh
tenaga kesehatan sesuai standar. Jenis Pelayanan Kesehatan Anak Balita :
Pemantauan pertumbuhan balita dengan KMS minimal 8 kali KMS
(Kartu Menuju Sehat) untuk balita adalah alat yang sederhana dan
murah, yang dapat digunakan untuk memantau kesehatan dan
pertumbuhan anak. Oleh karenanya KMS harus disimpan oleh ibu
balita di rumah, dan harus selalu dibawa setiap kali mengunjungi
posyandu atau fasilitas pelayanan kesehatan, termasuk bidan dan dokter.
Manfaat KMS adalah :
1) Sebagai media untuk mencatat dan memantau riwayat kesehatan
balita secara lengkap, meliputi : pertumbuhan, perkembangan,
pelaksanaan imunisasi, penanggulangan diare, pemberian kapsul
vitamin A, kondisi kesehatan pemberian ASI eksklusif, dan
Makanan Pendamping ASI.
2) Sebagai media edukasi bagi orang tua balita tentang kesehatan
anak.
3) Sebagai sarana komunikasi yang dapat digunakan oleh petugas
untuk menentukan penyuluhan dan tindakan pelayanan kesehatan
dan gizi.

14
Pemberian Kapsul Vitamin A. Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari
golongan vitamin yang sangat diperlukan oleh tubuh yang berguna
untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk
kesehatan tubuh yaitu meningkatkan daya tahan tubuh, jaringan epitel,
untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan infeksi lain.
Pelayanan Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam
penyelenggaraan pembangunan kesehatan guna memberdayakan
masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi.Adapun jenis pelayanan yang
diselenggarakan Posyandu untuk balita mencakup :
1) Penimbangan berat badan
2) Penentuan status pertumbuhan
3) Penyuluhan
4) Jika ada tenaga kesehatan Puskesmas dilakukan pemeriksaan
kesehatan, imunisasi dan deteksi dini tumbuh kembang, apabila
ditemukan kelainan, segera ditunjuk ke Puskesmas.
Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) atau Integrated Management
of Childhood Illness (IMCI) adalah suatu pendekatan yang
terintegrasi/terpadu dalam tatalaksana balita sakit dengan fokus kepada
kesehatan anak usia 0-59 bulan (balita) secara menyeluruh. MTBS
bukan merupakan suatu program kesehatan tetapi suatu pendekatan/cara
menatalaksana balita sakit. Kegiatan MTBS merupakan upaya
pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk menurunkan angka kesakitan
dan kematian sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan di
unit rawat jalan kesehatan dasar (Puskesmas dan jaringannya termasuk
Pustu, Polindes, Poskesdes, dll).
b) Jadwal Kunjungan Balita
Anak berumur sampai 5 bulan diperiksa setiap bulan

15
Kemudian pemeriksaan dilakukan setiap 2 bulan sampai anak berumur 12
bulan
Setelah itu pemeriksaan dilakukan setiap 6 bulan sampai anak berumur 24
bulan
Selanjutnya pemeriksaan dilakukan satu kali se-tahun.
Kegiatan yang dilakukan pada kunjungan balita antara lain:
Pemeriksaan fisik anak ditakukan termasuk penimbangan berat badan
Penyuluhan atau nasehat pada ibu tentang pemeliharaan kesehatan anak
dan perbaikan gizi serta hubungan psiko sosial antar anak, ibu dan
keluarga. Ibu diminta memperhatikan tumbuh kembang anak, pola
makan dan tidur serta perkembangan prilaku dan sosial anak.
Penjelasan tentang Keluarga Berencana
Dokumentasi pelayanan

E. Pemantauan Tumbang Bayi & Balita atau Deteksi Dini


a. Definisi
Pertumbuhan adalah bertambahnya ukuran tubuh anak, yaitu anak
bertambah besar, berat dan tinggi, organ-organ tubuh bertambah besar dan
berat.
Perkembangan adalah : Bertambahnya kemampuan anak sebagai hasil dari
proses pematangan organ tubuh. Termasuk juga perkembangan emosi,
intelektual dan tingkah laku sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya.
Proses tumbuh kembang berlangsung secara bersamaan dan
berkesinambungan yang mencakup aspek motorik, bahasa, kognitif,
sosialisasi, dan kemandirian.
b. Kebutuhan Dasar Anak :
a. Kebutuhan Fisik-Biomedis (Asuh)
Meliputi :
Pangan/gizi, merupakan kebutuhan terpenting
Perawatan kesehatan dasar : Imunisasi, pemberian ASI, penimbangan
bayi/anak yang teratur, pengobatan kalau sakit, dll

16
Pemukiman yang layak
Hygiene perorangan, sanitasi lingkungan
Sandang
Kesegaran jasmani/rekreasi
b. Kebutuhan emosi/kasih sayang (ASIH)
Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan
selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak
untuk menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental
maupun psikososial.
Kekurangan kasih sayang ibu pada tahun-tahun pertama kehidupan
mempunyai dampak negative pada tumbuh kembang anak baik fisik,
mental maupun sosial emosi.
Kasih sayang dari orang tuanya (Ayah-Ibu) akan menciptakan ikatan yang
erat dan kepercayaan dasar.
c. Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita
Dalam upaya menurunkan masalah tumbuh kembang seorang anak
harus dilakukan upaya pencegahan sedini mungkin, yakni sejak pembuahan,
janin di dalam kandungan Ibu, pada saat persalinan sampai dengan masa-
masa kritis proses tumbuh kembang manusia yaitu masa dibawah usia lima
tahun.
a. Deteksi dini tumbuh kembang Balita
Merupakan upaya penjaringan yang dilaksanakan secara
komprehensif untuk menemukan penyimpangan tumbuh kembang dan
mengetahui serta mengenal faktor risiko (fisik, biomedik,psikososial) pada
balita.
b. Kegunaan deteksi dini tumbuh kembang Balita
Untuk mengetahui penyimpangan tumbuh kembang balita secara
dini, sehingga upaya pencegahan, upaya stimulasi dan upaya
penyembuhan serta pemulihan dapat diberikan dengan indikasi yang jelas
sedini mungkin pada masa-masa kritis proses tumbuh kembang. Upaya-

17
upaya tersebut diberikan sesuai dengan umur perkembangan anak, dengan
demikian dapat tercapai kondisi tumbuh kembang yang optimal.
c. Pelaksanaan deteksi dini
Adalah upaya deteksi dini dilaksanakan oleh tenaga professional,
kader dan orang tua atau anggota keluarga lainnya yang mampu dan
terampil dalam melaksanakan deteksi dini. Kegiatan ini dapat dilakukan di
pusat-pusat pelayanan kesehatan, di posyandu, di sekolah-sekolah dan
dilingkungan rumah tangga
d. Alat untuk melakukan deteksi dini
Alat untuk deteksi dini berupa tes skrining yang telah distandardisasi
untuk menjaring anak yang mempunyai kelainan dari mereka yang normal.
Macam-macam tes skrining yang digunakan adalah :
1. Berat badan menurut umur
2. Pengukuran lingkaran kepala anak
3. Denver Development stress test (DDST) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak
balita yaitu :
1. Personal Social ( Kepribadian/Tingkah Laku Sosial ).
2. Fine Motor Adaptive ( Gerakan Motorik Halus )
3. Langauge ( Bahasa )
4. Gross Motor ( Perkembangan Motorik Kasar )
4. Kuisioner perilaku Anak Prasekolah (KPAP)
5. Tinggi/panjang badan (TB) terhadap umur
e. Jadwal Kegiatan Deteksi Dini

Kelompok
No. Jadwal Deteksi Dini
Umur

Pada bayi umur 0 28 hari


1. Bayi Pada bayi 1 11 bulan, deteksi dini dilakukan saat
umur 3 bulan, 6 bulan dan 9 bulan
2. Anak balita Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur 12

18
bulan, 18 bulan, 24 bulan, 30 bulan, 36 bulan, 42
bulan, 48 bulan, dan 54 bulan
Deteksi dini dilakukan setiap 6 bulan, yaitu umur 48
3. Anak prasekolah
bulan, 54 bulan, 60 bulan, 66 bulan dan 72 bulan
Catatan :
Jadwal diatas untuk balita dan anak prasekolah yang sehat. Bila
ditemukan, tanda/gejala penyakit, kelainan gizi dan penyimpangan tumbuh
kembang, jadwal pemeriksaan dilakukan lebih intensif
F. Imunisasi
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan
kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit
(Supartini, Y, 2004).
Imunisasi adalah suatu prosese untuk membuat sistem pertahanan
tubuhkebal terhadap infasi mikroorganisme (bakteri dan virus). Yang
dapatmenyebabkan infeksi sebelum mikroorganisme tersebut memiliki
kesempatanuntuk menyerang tubuh kita. Dengan imunisasi tubuh kita akan
terlindungi dariinfeksi begitu pula orang lain. Karena tidak tertular dari kita.
1. Tujuan Imunisasi
Tujuan dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka penderitaan sutu
penyakit yangsangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya.Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan
imunisasi yaitu : hepatitis, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan,
gondongan, cacar air, TBC
2. Macam Macam Imunisasi
a. Imunisasi Aktif.
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seorang karena tubuh yang secara
aktif membentuk zat antibodi, contohnya: imunisasi polio atau campak .
b. Imunisasi Pasif
Adalah kekebalan tubuh yang di dapat seseorang yang zat
kekebalantubuhnya di dapat dari luar.Contohnya Penyuntikan ATC (Anti
tetanus Serum). Pada orang yang mengalami luka kecelakaan. Contoh lain adalah:

19
Terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut menerima berbagi
jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa
kandungan.misalnya antibodi terhadap campak.
3. Kebijakan Immunisasi
Jangkauan pelayanan ditingkatkan
Semua Puskesmas dan Pustu memberikan pelayanan Immunisasi
Skrining secara ketat dilaksanakan untuk menghindarkan hilangnya
kesempatan Immunisasi.
Pelaksanaan program dilakukan secara steril digunakan untuk tiap
suntikan
Satu jarum dan satu syaringe steril digunakan untuk tiap suntikan
Penyuluhan dilakukan untuk menunjang program
Dampak program terhadap penyakit yang dapat diatasi melalui
Immunisasi
Pemantauan kegiatan Immunisasi secara lintas sektor dan lintas program
4. Jenis Jenis Imunisasi
a. BCG (Bacillus Calmatte Guerin)
Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-2 bulan pada bahu kanan. Setelah
penyuntikan imunisasi ini, akan timbul benjolan putih pada lengan bekas
suntikan yang akan membentuk luka serta reaksi panas. Jangan dipecahkan.
b.DPT + Hb (Kombo)
Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan pada paha. Anak akan
mengalami panas dan nyeri pada tempat yang diimunisasi. Beri obat penurun
panas tablet dan jangan membungkus bayi dengan selimut tebal.
c. Polio
Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan
Setelah imunisasi, tidak ada efek samping. Jika anak menderita kelumpuhan
setelah imunisasi polio, kemungkinan sebelum di vaksin sudah terkena virus
polio.
d.Campak
Dosis pemberian 1 kali usia 9 bulan pada bahu kiri.Setelah 1 minggu
imunisasi, terkadang bayi akan panas dan muncul kemerahan. Cukup beri
tablet penurun panas.

20
G. Program & Kebijakan Pemerintah untuk Kesehatan Balita
Pemerintah telah membuat berbagai kebijakan untuk mengatasi persoalan
kesehatan anak, khususnya untuk menurunkan angka kematian anak, di antaranya
sebagai berikut:
1. Meningktakan mutu pelayanan kesehatan dan pemerataan pelayanan kesehatan.
2. Meningkatkan status gizi masyarakat
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
4. Meningktakan manajemen kesehatan
Adapun kegiatan-kegiatan yang menunjang kebijakan tersebut antara lain :
1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)
Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh masyarakat dengan dukungan teknis dan petugas
Puskesmas. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat yang merupakan salah
satu wujud peran serta masyarakat dalam pembangunan kesehatan, tempat
mayarakat memperoleh pelayanan KB, Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Gizi,
Imunisasi dan Penanggulangan diare pada waktu dan tempat yang sama.
Kegiatan di posyandu merupakan kegiatan nyata yang melibatkan partisipasi
masyarakat dan untuk masyarakat, yang dlaksanakan oleh kader-kader
kesehatan, yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan dari Puskesmas
mengenai pelayanan kesehatan dasar dengan tujuan tertentu.
Tujuan penyelenggaraan posyandu yaitu
a. mempercepat penurunan angka kematian bayi, anak dan angka kelahiran,
b. mempercepat penerimaan Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera
(NKKBS) agar masyarakat dapat mengembangkan kegiatan kesehatan dan
kegiatan lain yang menunjang sesuai kebutuhan dan kemampuan,
c. meningkatkan kemandirian masyarakat,
d. meningkatkan cakupan Puskesmas,
e. mempercepat tercapainya NKKBS (Sudarono, 1989). Sasaran
penyelenggaraan Posyandu dalam hal ini adalah pada bayi usia kurang dari
1 tahun, anak Baita ()Usia 1-4 tahun, ibuhamil, melahirkan, dan menyusui,
serta wanita Pasangan Usia Subur (PUS).
Kegiatan POSYANDU bermacam-macam diantaranya
a. penyuluhan nutrisi di Posyandu sebagai bagian dari UPGK dalam langkah-
langkah kebijaksananaan perbaikan gizi merupakan kegiatan upaya
langsung yang meliputi, pemantauan tumbuh kembang anak balita dengan
Kartu Menuju Sehat KMS) melalui penimbangan oleh kader, Pemberian

21
Makananan Tambahan (PMT), pemeriksaan kesehatan anak penyuluhan
gizi ditekankan pada pentingya penggunaan Air Susu Ibu (ASI) dan
makanan pendamping ASI (MP-ASI), pemeberian kapsul vitamin A dan
pemberian oralit.
b. Selain itu juga pemberian pelayanan anak usia balita yang meliputi
pelayanan keluarga untuk ibu dan anak dengan memberikan pelayanan
imunisasi, penanggulangan diare, dan penyuluhan kesehatan.
2. BKB (Bina Keluarga Balita)
Bina keluarga balita adalah kegiatan yang khusus mengelola tentang
pembinaan tumbuh kembang anak melalui pola asuh yang benar berdasarkan
kelompok umurm yang dilaksanakan oleh sejumlah kader dan berada di tingkat
RW. (Pedoman Pembinaan Kelompok Bina Keluarga Balita Tahun 2006).
Program ini merupakan suatu program yang melengkapi program-program
pengembangan sumber daya menusia yang telah dilaksanakan seerti program-
program perbaikan kesehatan dan gizi ibu dan anak (BKKBN, 1992).
Tujuan BKB
a. Bagi orang tua:
1) Agar dapat mengurus dan merawat anak serta pandai membagi waktu
dan mengasuh anak
2) Untuk memperluas wawasan dan pengetahuan tentang pola asuh anak
yang benar
3) Untuk meningkatkan keterampilan dalam g=hal mengasuh dan
mendidik anak balita
4) Supaya lebih terarah dalam cara pembinaan anak
5) Agar mampu mencurahkan perhatian dan kasih saying terhadap anak
sehingga tercipta ikatan batin yang kuat
6) Agar mampu membentuk anak yang berkualitas
b. Bagi anak, diharapkan:
1) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2) Berkepribadian luhur
3) Tumbuh dan berkembang secara optimal
4) Cerdas, terampil, dan sehat
5) Memiliki dasar kepribadian yang kuat guna perkembangan selanjutnya.
3. Program PAUD
Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum
jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang
ditujukan bagi anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan

22
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu
bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan
dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus
dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan
spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan
komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap-tahap perkembangan yang
dilalui oleh anak usia dini.
Ada dua tujuan diselenggarakannya pendidikan anak usia dini yaitu:
a. untuk membentuk anak yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan
berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya
b. untuk membantu menyiapkan anak mencapai kesiapan belajar (akademik)
di sekolah.

23
25

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau lebih
popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Sedangkan bayi adalah bbl yang usianya 0 28 hari. Pemantauan Tumbuh
Kembang Bayi dan Balita/Deteksi Dini. Pertumbuhan (growth) berkaitan dengan
masalah perubahan dalam besar jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel, organ
maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, pound, kilogram),
ukuran panjang (cm,meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi
kalsium dan nitrogen tubuh); sedangkan perkembangan (development) adalah
bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih
kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses
pematangan.(Soetjiningsih. 1998 ). Dalam melakukan penilaian terhadap
pertumbuhan anak, terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk
mendeteksi tumbuh kembang anak, diantaranya dengan pengukuran antopometri,
pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan radiologi.
Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan
(imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y,
2004). Cara pemberian imunisasi :
a. BCG (Bacillus Calmatte Guerin), Dosis pemberian 1 kali pada usia 0-2 bulan
pada bahu kanan.
b. DPT + Hb (Kombo), Dosis pemberian 3 kali pada usia 2-11 bulan pada paha.
c. Polio, Dosis pemberian 4 kali melalui tetes mulut (2 tetes) pada usia 0-11 bulan
d. Campak, Dosis pemberian 1 kali usia 9 bulan pada bahu kiri.
B. Saran
Dengan di buatnya makalah ini diharapkn mahasiswa khususnya D III
kebidanan dapat mengerti dan lebih memahami tentang arti kebidanan komunitas
serta tugas-tugasnya diwilayah kerja mengenai,perawatan kesehatan anak balita,
pemantauan tumbuh kembang dan deteksi dini bayi dan balita, imunisasi serta
asuhan bayi balita di komunitas berkaitan dengan program pemerintah. Dan lebih
diharapkan makalah ini dapat memotivasi bidan dimasa depan untuk lebih aktif,
kreatif dan inovatif dalam memajukan pelayanan bidan komunitas sehingga
tercipta pelayanan yang berkualitas untuk menuju indonesia sehat.

26
DAFTAR PUSTAKA

Wahidayat,iskandar .2007.Buku kuliah 1 ilmu kesehatan anak.bagian ilmu


kesehatan anak fakultas kedokteran universitas Indonesia ,Jakarta
Muslihatun,nur wafi.2010.Asuhan Neonatus Bayi Dan Balita. Yogyakarta
www.google.comPDF Panduan Yankes BBL Berbasis Perlindungan Anak
http://eprints.undip.ac.id/153/1/Moeljono_Trastotenojo.pdf diakses pada tanggal
14 September 2014 pukul 08.05 WIB
http://www.gizikia.depkes.go.id/wp-content/uploads/downloads/2011/01/Materi-
Advokasi-BBL.pdf diakses pada tanggal 14 September 2014 pukul 08.09
WIB
http://badankbp.blogspot.com/ diaskses pada tanggal 13 september 2014 pukul
19.15 wib
http://arifsulistyo.wordpress.com/jurusan-pls/pengertian-paud/ diaskses pada
tanggal !3 Sepetember 2014 pukul 20.15 WIB

You might also like