Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kejadian hipospadia saat ini cenderung muncul pada 1 diantara 500 kelahiran
bayi laki-laki (Behrman, Kliegman, & Arvin, 2000). Di Indonesia banyak terjadi
kasus hipospadia karena kurangnya pengetahuan para bidan saat menangani kelahiran
karena seharusnya anak yang lahir itu laki-laki namun karena melihat lubang kencing
di bawah maka dibilang anak itu perempuan.
Hipospadia merupakan kelainan abnormal dari perkembangan uretra anterior
dimana muara dari uretra terletak ektopik pada bagian ventral dari penis proksimal
hingga glands penis. Muara dari uretra dapat pula terletak pada skrotum atau
perineum. Semakin ke proksimal defek uretra maka penis akan semakin mengalami
pemendekan dan membentuk kurvatur yang disebut chordee. Masalah yang
ditimbulkan akibat hipospadia dapat berupa masalah fungsi reproduksi, psikologis
maupun sosial. Pada kasus ringan, meatus berada tepat di bawah ujung penis, pada
sebagian kasus yang berat meatus terletak pada perineum antara dua skrotum
(Muscari, 2005). Tatalaksana pasien dengan hipospadia adalah dengan operasi, yang
bertujuan untuk memperbaiki baik fungsi maupun kosmetik. Dari berbagai metode
operasi tersebut dikenal operasi 1 tahap (onestage) dan beberapa tahap (multistage).
1.2 Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa/mahasiswi mampu mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan
Hipospadia
2. Tujuan Khusus
a. Memahami definisi Hipospadia
b. Mengetahui etiologi, patofisiologi Hipospadia
c. Mengetahui manifestasi klinik Hipospadia
d. Mengatahui penatalaksanaan asuhan keperawatan Hipospadia
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1.1 PENGERTIAN
1. Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan congenital dimana meatus uretra externa
terletak di permukaan ventral penis dan lebih ke proksimal dari tempatnya yang
normal (ujung glans penis). (Arif Mansjoer, 2000 : 374).
2. Hipospadia adalah suatu keadaan dimana terjadi hambatan penutupan uretra penis
pada kehamilan miggu ke 10 sampai ke 14 yang mengakibatkan orifisium uretra
tertinggal disuatu tempat dibagian ventral penis antara skrotum dan glans penis. (A.H
Markum, 1991 : 257).
3. Hipospadia adalah suatu kelainan bawaan berupa lubang uretra yang terletak di
bagian bawah dekat pangkal penis. (Ngastiyah, 2005 : 288).
4. Hipospadia adalah keadaan dimana uretra bermuara pada suatu tempat lain pada
bagian belakang batang penis atau bahkan pada perineum ( daerah antara kemaluan
dan anus ). (Davis Hull, 1994 )
5. Hipospadia adalah salah satu kelainan bawaan pada anak-anak yang sering
ditemukan dan mudah untuk mendiagnosanya, hanya pengelolaannya harus dilakukan
oleh mereka yang betul-betul ahli supaya mendapatkan hasil yang memuaskan.
2.1.2 ETIOLOGI
Hipospadia dibagi menjadi beberapa tipe menurut letak orifisium uretra eksternum
yaitu :
1. Tipe sederhana adalah tipe grandular, disini meatus terletak pada pangkal glands
penis. Pada kelainan ini secara klinis umumnya bersifat asimtomatik.
3. Tipe penoskrotal dan tipe perineal, kelainan cukup besar, umumnya pertumbuhan
penis akan terganggu.
2.1.4 KLASIFIKASI
-Pancaran air kencing pada saat BAK tidak lurus, biasanya kebawah,
menyebar, mengalir melalui batang penis, sehingga anak akan jongkok pada
saat BAK.
2.1.5 PATOFISIOLOGI
Fusi dari garis tengah dari lipatan uretra tidak lengkap terjadi sehingga meatus uretra
terbuka pada sisi ventral dari penis. Ada berbagai derajat kelainan letak meatus ini,
dari yang ringan yaitu sedikit pergeseran pada glans, kemudian disepanjang batang
penis, hingga akhirnya di perineum. Prepusium tidak ada pada sisi ventral dan
menyerupai topi yang menutup sisi dorsal dari glans. Pita jaringan fibrosa yang
dikenal sebagai chordee, pada sisi ventral menyebabkan kurvatura (lengkungan)
ventral dari penis.
2.1.6 KOMPLIKASI
3. Kesukaran saat berhubungan sexsual, bila tidak segera dioperasi saat dewasa.
1. Rontgen
3. BNO-IVP
kongenital ginjal.
2.1.8 PENATALAKSANAAN
2. Operasi harus dilakukan sejak dini, dan sebelum operasi dilakukan bayi atau
anak tidak boleh disirkumsisi karena kulit depan penis digunakan untuk
pembedahan nanti.
Adalah tekhnik operasi sederhana yang sering digunakan, terutama untuk hipospadia
tipe distal. Tipe distal ini meatusnya letak anterior atau yang middle. Meskipun sering
hasilnya kurang begitu bagus untuk kelainan yang berat. Sehingga banyak dokter
lebih memilih untuk melakukan 2 tahap. Untuk tipe hipospadia proksimal yang
disertai dengan kelainan yang jauh lebih berat, maka one stage urethroplasty nyaris
dapat dilakukan. Tipe hipospadia proksimal seringkali di ikuti dengan kelainan-
kelainan yang berat seperti korda yang berat, globuler glans yan bengkok kearah
ventral ( bawah ) dengan dorsal; skin hood dan propenil bifid scrotum. Intinya tipe
hipospadia yang letak lubang air seninya lebih kearah proksimal ( jauh dari tempat
semestinya ) biasanya diikuti dengan penis yang bengkok dan kelainan lain di
scrotum atau sisa kulit yang sulit di tarik pada saat dilakukan operasi pembuatan
uretra ( saluran kencing ). Kelainan yang seperti ini biasanya harus dilakukan 2 tahap.
BAB 3
HIPOSPADIA
3.1 PENGKAJIAN
PEMERIKSAAN FISIK
INTERVENSI
Indikator :
Keterangan skala :
2 = Jarang dilakukan
3 = Kadang dilakukan
4 = Sering dilakukan
5 = Selalu dilakukan
Intervensi :
Indikator :
4. Waktu yang adekuat antara keinginan BAK dan mengeluarkan BAK ke toilet
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
Intervensi :
Indikator :
7. Tidur adekuat
Keterangan skala :
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
Intervensi :
Indikator :
Keterangan skala :
1 = Tidak pernah menunjukan
2 = Jarang menunjukan
3 = Kadang menunjukan
4 = Sering menunjukan
5 = Selalu menunjukan
Intervensi :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam diharapkan nyeri
berkurang.
Indikator :
Indikator :
Intervensi :
1. Kaji secara komperhensif mengenai lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas, dan faktor pencetus nyeri
Intervensi :
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 324 jam diharapkan tidak
terjadi infeksi.
Indikator :
Intervensi :
2. Ajarkan pada pasien & keluarga tanda gejala infeksi & kapan harus
melaporkan kepada petugas
3. Batasi pengunjung
Pre operasi
Indikator : Skala
Indikator :
Indikator :
7. Tidur adekuat 4
8. Respon cemas 4
Post operasi
Indikator :
Indikator :
Indikator :
BAB IV
PENUTUP
Hipospadia adalah suatu keadaan dimana lubang uretra terdapat di penis bagian
bawah, bukan di ujung penis.
Hipospadia merupakan kelainan bawaan yang terjadi pada 3 diantara 1.000 bayi baru
lahir.
Beratnya hipospadia bervariasi, kebanyakan lubang uretra terletak di dekat ujung
penis, yaitu pada glans penis.
Bentuk hipospadia yang lebih berat terjadi jika lubang uretra terdapat di tengah
batang penis atau pada pangkal penis, dan kadang pada skrotum (kantung zakar) atau
di bawah skrotum. Kelainan ini seringkali berhubungan dengan kordi, yaitu suatu
jaringan fibrosa yang kencang, yang menyebabkan penis melengkung ke bawah pada
saat ereksi.
Gejalanya adalah:
1. Lubang penis tidak terdapat di ujung penis, tetapi berada di bawah atau di dasar
penis
3. Penis tampak seperti berkerudung karena adanya kelainan pada kulit depan penis
Suriadi SKp, dkk. (2001). Asuhan keperawatan pada anak. Jakarta : Fajar
Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI. (1985). Buku Kuliah Ilmu Kesehatan
Anak. Jakarta : EGC
https://kumpulan0askep.wordpress.com/2011/06/02/askep-hipospadia/