Professional Documents
Culture Documents
~1~
manusia untuk menikmati segala makanan dan minuman yang baik yang ada di muka
bumi ini, selama tidak ada batasan yang melarangnya. Firman Allah SWT : Hai orang-
orang yang beriman, janganlah kamu haramkan apa-apa yang baik yang telah Allah
halalkan bagi kamu, dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Allah tidak
menyukai orang-orang yang melampaui batas". (Ali-Imran : 147)
Rasulullah SAW adalah suri tauladan umat dalam berbagai aspek kehidupan.
Dalam hal kesehatan, ajaran-ajaran beliau sudah banyak dibuktikan oleh penelitian-
penelitian modern akan kebenaran manfaatnya yang besar.
Salah satu ajaran beliau adalah adab-adab makan yang membawa kesehatan dan
keberkahan sepanjang zaman.
1) Makanan dan minuman yang kita nikmati itu benar-benar halal dan baik.
Makanan dan minuman yang kita nikmati harus benar-benar halal dan baik. Sesuai
firman Allah SWT. Pada QS. Al-Baqarah ayat 172 yang artinya, Hai orang-orang yang
beriman, makanlah diantara rezeki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah SWT jika benar-benar hanya kepada-Nya kamu
menyembah. (QS. Al-Baqarah: 172).
~2~
tulang sulbinya.Jika tidak mungkin,maka sepertiga makanannya, sepertiga
untuk minumannya, dan sepertiga lagi untuk nafasnya.
f) Makan dan Minum dengan Tangan Kanan
Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,
Jika kalian hendak makan, maka makanlah dengan tangan kanan. Jika hendak
minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena sesungguhnya syaithan
memakan dengan tangan kiri, minum dengan tangan kiri. (HR Abu Daud n
3776, dishahihkan oleh Syaikh Al Bany dalam Shohihul Jami n 383).
~3~
e) Tidak melakukan hal-hal yang membuat orang lain merasa jijik,misalnya
mengkipas-kipaskan tangan diatas piring.
~4~
"Dahulu, aku menjadi pembantu di rumah Rasulullah sholallohu alaihi wa
sallam. Dengannya aku pernah merambah piring makanan, lalu Rasulullah
sholallohu alaihi wa sallam bersabda kepadaku: "Hai nak! Ucapkan Basmalah,
makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah apa yang dekat denganmu"
8. Hendaknya tidak mencela makanan
Abu Huroiroh rodhiallohu anhu berkata:
"
"
"Rasulullah tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika ia suka, ia
memakannya dan jika benci, ia tinggalkan". (HR. Bukhori:9/547 Muslim: 2064)
~5~
"Rasulullah sholallohu alaihi wa sallam melarang minum dari ujung botol/ teko".
KESIMPULAN
~6~
akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah
disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah
itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong oleh sesuatu. Nabi
lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda, Sesungguhnya
syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan
datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati
makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan.
Oleh karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang
bersama anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku
pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di tangan-Nya
sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak gadis
tersebut. (HR Muslim no. 2017).
Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan orang lain,
adalah perbuatan kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan
perbuatan itu.
Mengambil posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak tidak
membungkuk tidak menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke bawah
rongga dada sebagai wadah membantu pernapasan juga menjadi lebih lapang.
Perintah untuk menjilati sisa makanan yang menempel pada tangan dan piring
sebelum dibersihkan, baik dengan dilap atau dicuci, memiliki beberapa alasan. Dalam
beberapa hadits disebutkan dengan jelas, yaitu untuk meraih berkah makanan. Namun
bukan berarti hadits-hadits itu membatasi hikmah lainnya.
Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun kita
tidak mengetahui letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita
santap, ataukah yang tersisa dan melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring, ataukah
berada dalam suapan yang jatuh ke lantai. Karenanya kita harus menjaga hal ini agar
mendapat barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah, berkata, "alasan tentang hal ini
sangat jelas dalam beberapa riwayat. Yaitu, "karena dia tidak tahu pada makanan mana
terdapat barakah."
Hikmah lainnya, agar tidak tumbuh sifat sombong dalam diri dengan
meremehkan makanan yang sedikit dan menurut kebiasaan dianggap sesuatu yang
remeh. Al Qadli 'Iyadh berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
memerintahkan hal itu agar tidak meremehkan makanan yang sedikit."
~7~