You are on page 1of 14

LAPORAN KASUS KELOLAAN INDIVIDU

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN


VENTRIKEL SEPTAL DEFEK (VSD), BRONKHOPNEUMONIA (BP),
HIPERTENSI PULMONAL (HP) DAN MALNUTRISI BERAT
DI RUANG KENANGA LANTAI 2 RS. HASAN SADIKIN BANDUNG

DISUSUN OLEH :

HININ WASILAH 220112130007

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS PADJADJARAN

BANDUNG

2013
PENGKAJIAN

A. Biodata Pasien
Nama : An. A
No. Medrek : 13035690
Usia : 3 bulan 12 hari
Tanggal lahir : 26 Agustus 2013
Jenis kelamin : Laki laki
Alamat : Jln. Ters. Neglasari II RT06/ RW06 Ujung Berung
Agama : Islam
Suku : Sunda
Tanggal masuk RS : 30 November 2013
Tanggal pengkajian : 9 Desember 2013
Diagnosa Medis : VSD, BP, Malnutrisi Berat, HP

B. Biodata Penanggung Jawab


Nama : Ny. A
Usia : 37 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Alamat : Jln. Ters. Neglasari II RT06/ RW06 Ujung Berung
Pendidikan :-
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Hubungan dengan klien : Ibu

C. Keluhan utama : Klien mengalami sesak


D. Riwayat kesehatan sekarang : Klien mengalami sesak yang dirasakan terus menerus,
sesak terlihat saat klien melakukan aktifitas ringan seperti diajak bermain, posisi
tengkurap dan diberi minum susu. Sesak disertai menangis terus, menolak minum
susu, dan BB dan TB yang tidak mengalami peningkatan signifikan sejak klien
dilahirkan.
E. Riwayat kesehatan masa lalu : Sejak 2 minggu SMRS klien mengalami sesak napas
tanpa demam, dibawa berobat ke dokter anak di diagnose infeksi pada paru.
Pemeriksaan lanjutan mengatakan bahwa klien mengalami kebocoran jantung. Dan
satu hari SMRS klien mengalami sesak yang dirasakan semakin berat, keluhan tidak
disertai mengi, mengorok, kebiruan sekitar mulut, ujung jari. Bengkak disertai
muntah, mencret, mata kemerahan, kejang, dan penurunan kesadaran. BAK tidak ada
keluhan.
F. Riwayat kesehatan keluarga : Riwayat penyakit jantung dalam keluarga ada,
yakni paman klien, riwayat batuk dari ayah klien, sedangkan nenek klien mengalami
Diabetes Melitus sejak lama
G. Riwayat Kehamilan : Klien mengaku jarang kontrol ke pelayanan
kesehatan pada saat hamil. Pada usia kehamilan 1-5 bulan klien hanya kontrol 1 kali,
baru kontrol rutin pada saat usia kehamilan 6 bulan. Selama hamil klien sering
mengkonsumsi Redoxon.
H. Genogram :

4 thn 2 thn 3bln

Keterangan :

= Perempuan

= Laki laki

I. Antropometri
Tinggi Badan lahir : 59 cm Tinggi Badan sekarang : 60 cm
Berat Badan lahir: 3,7 kg Berat Badan sekarang : 3,8 kg
Lingkar Kepala : 37 cm
Lingkar lengan : 9 cm
J. TTV
TD : Tidak terkaji
S : 35,3 0 celcius
HR : 120 kali/ menit
RR : 42 kali/menit
K. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)
Keadaan umum : tampak sakit sedang, kesadaran compos mentis
Kepala : rambut tampak jarang, kulit kepala bersih, wajah tampak
pucat, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan normal,
penggunaan alat bantu (-), lapang pandang normal, penciuman baik, pernafasan
cuping hidung (-), secret (-), hidung terpasang NGT, terpasang O2 nasal canule
0,5 liter, bibir lembab dan pucat, lidah bersih, pergerakan leher bebas, KGB tidak
teraba
Thoraks : Retraksi intercostae (+), bentuk dan gerak dada simetris, tidak
teraba pembesaran jantung, bunyi jantung normal, bunyi napas normal
Abdomen : Retraksi epigastrium (+), nyeri tekan (-), Bising usus
menurun, teraba lembut dan datar, ascites (-)
Ekstremitas : Akral teraba hangat, CRT < 2 detik, gerak dan bentuk normal,
kuku kuku tampak bersih, edema (-)
Refleks pada bayi : Moro (+), sucking (+), grasping (+), rooting (+)
L. Pengkajian psikososial
Support system : Keluarga klien mendukung semua pengobatan yang dijalani
klien dan selalu memberi support pada klien.
M. Riwayat Imunisasi
Klien baru diberikan imunisasi Hepatitis B dan BCG 1
N. Aktivitas Sehari-hari (Activity Daily Living)
Pola makan : Terpasang NGT hanya untuk pemberian obat. Klien
mengkonsumsi susu formula, pemberian susu formula sudah diperbolehkan lewat
mulut sebanyak +/- 65 cc untuk satu kali pemberian, diberikan setiap 3 jam sekali
Toileting : tidak terpasang kateter, BAK dalam jumlah normal,
menggunakan pampers
Pola aktivitas : klien sering menangis, sulit tidur dalam waktu yang lama,
terbangun untuk mengkonsumsi susu dan bermain dengan nenek
Pola Tidur : Gelisah, sulit tidur
O. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tertanggal : 30/11/2013
- Hb 12,1 gr/dl
- Ht 35,3 %
- Leukosit 8.900/mm3
- Trombosit 303.000/mm3
- MCV 83,1 +/- l
- MCH 28,5 pg
- MCHC 34,3 %
Pemeriksaan Radiologi
Klien telah menjalani pemeriksaan Foto Thorax, dengan hasil :
Klinis :
- Cor membesar ke lateral kiri dengan apeks membulat diatas diafragma, pinggang
jantung menonjol (CTR 63%)
- Sinuses dan diafragma normal
- Pulmo : hili normal, corakan bronkhovaskular normal, tampak perbercakan di
parakardia kanan dan lapang atas paru kiri

Kesan : Bronkhopneumonia dan kardiomegali

P. Terapi
- O2 lembab 1 liter/m/nasal canule
- Pasang NGT
- Ampicilin Sulbaktam 4x200 mg IV
- Gentamicin 1x30 mg IV
- Captopril pulvus 3x2 mg per sonde
- Furosemid pulvus 2x2 mg per sonde
- Parasetamol syrup 2x cth apabila terjadi demam
- Diet 400 kkal (ASI 8X 65 cc per sonde)
- Vitamin A 100.000 IV hari 1,2,14
- Vitamin B komplek 1x1 tab p.o
- Vitamin C 1x1 tab p.o
- Asam folat tab 5 mg selanjutnya 1x1 mg p.o

Q. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Gangguan perfusi jaringan (kardiopulmonal) berhubungan dengan gangguan
transport oksigen ditandai dengan klien mengeluh sesak napas (RR meningkat),
retraksi intercostae, retrasksi epigastrium
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan memasukkan atau mencerna makanan ditandai dengan
kurangnya nafsu makan, tidak ada peningkatan BB dan TB yang signifikan
3. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kurangnya informasi mengenai kondisi
klien ditandai dengan orang tua terlihat bingung dan meminta perawat untuk
menjelaskan mengenai kondisi klien
4. Resiko tinggi jatuh

R. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DO : Kien dengan VSD, BP, HP Gangguan perfusi jaringan
- Sesak napas (RR 42
x/menit) Terdapat kebocoran pada
- Retraksi intercostae (+) ventrikel kiri
- Retraksi epigastrium
(+) Transport oksigen ke
- Tampak lelah saat
jaringan menurun
melakukan aktifitas
ringan
Gangguan perfusi jaringan
DS : -
DO : Kien dengan VSD, BP, HP Ketidakseimbangan nutrisi
- Nafsu makan dan malnutrisi berat kurang dari kebutuhan
menurun (malas
menyusu) Klien mudah lelah
- BB kurang dari
normal (3,8 kg) Nafsu makan menurun,
(normal 5,1 kg) malas menyusu
- Bising usus
meningkat Berlangsung terus menerus
DS : -
BB dan TB < normal
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan

DO : Kien dengan VSD, BP, HP Kecemasan


- Bingung dan malnutrisi berat
- Meminta perawat
untuk menjelaskan Membutuhkan perawatan dan
kondisi klien pengobatan
DS : -
Kurang informasi

Kecemasan
DO : Klien dengan VSD, BP, HP Resiko tinggi jatuh
- Skor humpty dan malnutrisi berat
dumpty 12 (resiko
tinggi jatuh_ Pengukuran skala humpty
- Klien dipasang dumpty (komponen : usia,
gelang kuning jenis kelamin, penyakit yang
- Klien gelisah dan dialami, faktor lingkungan
menangis terus dan penggunaan obat)

DS : - Hasil pengukuran skor 12


(resiko tinggi jatuh)

Resiko tinggi jatuh


RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional

1. Gangguan perfusi Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan auskultasi suara jantung 1. Mengetahui suara jantung dan
jaringan keperawatan selama 3 x 24 dan suara paru suara paru apakah normal atau
2. Ukur tanda tanda vital dan irama
(kardiopulmonal) jam, ketidakefektifan perfusi tidak
denyut jantung 1. Observasi status klien
berhubungan dengan jaringan kardiopulmonal
3. Monitor angkat PT, PTT dan AT 2. Patokan masalah pada perfusi
gangguan transport teratasi dengan kriteria hasil : 4. Monitor status cairan dan memonitor
jaringan jantung
oksigen ditandai dengan - TTV dalam rentang adanya edema 3. Memantau status cairan klien
5. Monitor adanya peningkatan 4. Indikasi memburuknya status
klien mengeluh sesak normal
- Tidak ada edema kelemahan dan kelalahan klien
napas (RR meningkat),
6. Monitor adanya penggunaan otot 5. Salah satu indikasi masalah
perifer dan ascites
retraksi intercostae,
- Bunyi jantung tambahan pada perfusi
retrasksi epigastrium 7. Tingkatkan istirahat 6. Menciptakan suasana nyaman
abnormal tidak ada
8. Kolaborasi : kelola pemberian obat
- Nyeri dada dan dan tenang
obatan 7. Mengatasi masalah yang timbul
kelelahan ekstrem tidak
ada

2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Hitung dan catat berat badan dan 1. Untuk mengetahui BB dan TB
nutrisi kurang dari keperawatan, status nutrisi tinggi badan klien secara berkala klien saat ini
kebutuhan b.d klien adekuat ditandai dengan: (misal : dua hari sekali)
2. Mengetahui status nutrisi klien
2. Tentukan status nutrisi klien
ketidakmampuan - Nafsu makan
menggunakan penilaian status nutrisi 3. Untuk memenuhi kebutuhan
memasukkan atau meningkat
- BB klien meningkat dari WHO nutrisi klien secara tepat
mencerna makanan - Nilai laboratorium 3. Tentukandalam kolaborasi dengan
ditandai dengan (misal, albumin serum, ahli gizi, secara tepatjumlah kalori
kurangnya nafsu makan, Hb, Ht, dan jumlah dan tipe nutrisi yang dibutuhkan
tidak ada peningkatan limfosit) dalam batas untuk memenuhi kebutuhan nutrisi
BB dan TB yang normal klien
4. Berikan informasi kepada orang tua 4. Agar orang tua klien dapat
signifikan
klien tentang kebutuhan nutrisi dan memenuhi nutrisi klien dengan

bagaimana cara memenuhinya cara pemberian yang tepat


5. Berikan klien makanan sesuai 5. Memenuhi kebutuhan nutrisi

jumlah kebutuhan yang sudah klien

ditetapkan yaitu 8 x 65 cc
6. Ciptakan lingkungan yang 6. Meningkatkan nafsu makan
menyenangkan untuk makan klien
(misalnya : penggunaan tempat
makan dengan aksen lucu dan
pemberian makanan yang interaktif)
7. Monitor turgor kulit
8. Monitor mual muntah 7. Indikasi kekurangan cairan
9. Berikan informasi kepada keluarga 8. Indikasi masalah pada sistem
mengenai pentingnya memberi pencernaan
9. Meningkatkan efektifitas
makan tepat waktu, cara
pemberian makanan untuk
penyimpanan dan pemberian makan
memenuhi kebutuhan nutrisi
yang baik
10. Catat adanya edema klien
10. Indikasi penumpukan cairan
3. Kecemasan orang tua Setelah dilakukan tindakan 1. Lakukan pendekatan yang 1. Untuk menumbuhkan
berhubungan dengan keperawatan selama 2x24 jam, menenangkan kepada orang tua kepercayaan orang tua klien
kurangnya informasi klien dapat mengontrol klien terhadap perawat
2. Dorong agar orang tua klien dapat 2. Untuk mengetahui kondisi
mengenai kondisi klien kecemasan yang dirasakannya
mengungkapkan apa yang orang tua klien dan
ditandai dengan orang dengan kriteria hasil sbb:
dirasakannya mengidentifikasi intervensi
tua terlihat bingung dan - Postur tubuh, ekspresi
3. Dengarkan apa yang diungkapkan
yang tepat
meminta perawat untuk wajah, bahasa tubuh, dan
oleh orang tua klien dengan penuh 3. Meningkatkan rasa aman dan
menjelaskan mengenai tingkat aktivitas
perhatian nyaman
kondisi klien menunjukkan berkurangnya 4. Identifikasi skala kecemasan yang 4. Mengetahui sejauh mana
kecemasan dirasakan oleh orang tua klien kecemasan yang dirasakan oleh
- TTV dalam batas normal 5. Bantu orang tua klien mengenali
klien
- Klien mengatakan bahwa
situasi yang dapat menimbulkan 5. Mengenali hal hal apa saja
dirinya memahami
kecemasan yang dapat membuat orang tua
penjelasan perawat 6. Berikan penjelasan kepada orang tua
klien merasa cemas
mengenai k klien secara tepat dan rinci mengenai 6. Meningkatkan pemahaman
- ondisi klien
kondisi klien, prognosis penyakit orang tua klien mengenai
dan tindakan yang diberikan kondisi klien, prognosis
penyakit dan tujuan dari
tindakan yang diberikan
7. Menciptakan perasaan rileks
dan tenang
7. Ajarkan tekhnik relaksasi seperti
tarik nafas dalam 8. Membangun rasa optimis dan
8. Berikan dorongan positif kepada
meningkatkan harapan
orang tua klien dan keluarga
mengenai kesembuhkan klien
4. Resiko tinggi jatuh Setelah dilakukan tindakan 1. Ciptakan lingkungan yang aman 1. Mencegah klien terjatuh
keperawatan selama 1x24 jam bagi klien dengan memberitahukan
resiko jatuh terkontrol, klien orang tua klien untuk tidak
tidak mengalami injuri, dengan memposisikan klien terlalu pinggir
kriteria hasil : dengan penyangga bed terbuka 2. Indikasi adanya resiko jatuh,
2. Gunakan gelang kuning sebagai
- Klien terbebas dari resiko meningkatkan kewaspadaan
identitas resiko jatuh
cedera petugas kesehatan dan keluarga
3. Berikan penerangan lingkungan
- Orang tua klien mampu 3. Lingkungan yang terang
yang cukup
menjelaskan bagaimana meminimalkan resiko jatuh
4. Anjurkan keluarga untuk selalu
4. Mengontrol klien
cara mencegah cedera
menemani klien
5. Jelaskan kepada orang tua bahwa
5. Meningkatkan kewaspadaan
klien beresiko jatuh
6. Jauhkan klien dari benda berbahaya orang tua
6. Terhindar dari benda berbahaya

EVALUASI ASUHAN KEPERAWATAN

No. Diagnosa Implementasi Evaluasi


Keperawatan
1. Gangguan perfusi 1. Melakukan auskultasi suara jantung dan suara paru S= Klien menyatakan perutnya sakit
2. Mengukur tanda tanda vital dan irama denyut jantung
jaringan dan seperti mau pecah
3. Monitor angkat PT, PTT dan AT
(kardiopulmonal) 4. Memonitor status cairan dan memonitor adanya edema O = Meringis, menangis, tampak
5. Memonitor adanya peningkatan kelemahan
berhubungan dengan gelisah dan nyeri berat
6. Meningkatkan istirahat
gangguan transport 7. Kolaborasi : mengelola pemberian obat obatan A = masalah belum teratasi
oksigen ditandai P = Lanjutkan intervensi, konfirmasi
dengan klien mengeluh ulang kemungkinan operasi
sesak napas (RR laparotomi
meningkat), retraksi
intercostae, retrasksi
epigastrium
2. Ketidakseimbangan 1. Menghitung dan mencatat berat badan dan tinggi badan klien S = orang tua menyatakan klien
2. Menentukan status nutrisi klien menggunakan penilaian status
nutrisi kurang dari meminum susu tepat waktu
nutrisi dari WHO
kebutuhan berhubungan O = BB klien belum ideal, malnutrisi
3. Menentukandalam kolaborasi dengan ahli gizi, secara tepat
dengan berat
jumlah kalori dan tipe nutrisi yang dibutuhkan untuk memenuhi
ketidakmampuan A = masalah belum teratasi
kebutuhan nutrisi klien
memasukkan atau 4. Memberikan informasi kepada orang tua klien tentang P = lanjutkan intervensi
mencerna makanan kebutuhan nutrisi dan bagaimana cara memenuhinya
5. Memberikan klien makanan sesuai jumlah kebutuhan yang
ditandai dengan
sudah ditetapkan yaitu 8 x 65 cc
kurangnya nafsu
6. Menciptakan lingkungan yang menyenangkan untuk makan
makan, tidak ada
(misalnya : penggunaan tempat makan dengan aksen lucu dan
peningkatan BB dan TB
pemberian makanan yang interaktif)
yang signifikan 7. Memonitor turgor kulit
8. Memonitor mual muntah
9. Memberikan informasi kepada keluarga mengenai pentingnya
memberi makan tepat waktu, cara penyimpanan dan pemberian
makan yang baik
10. Mencatat adanya edema
3. Kecemasan orang tua 1. Melakukan pendekatan yang menenangkan kepada orang tua S = orang tua tampak antusias
berhubungan dengan klien mendengarkan penjelasan dari
2. Mendorong agar orang tua klien dapat mengungkapkan apa
kurangnya informasi perawat, mengatakan sudah cukup
yang dirasakannya
mengenai kondisi klien mengerti
3. Mendengarkan apa yang diungkapkan oleh orang tua klien
ditandai dengan orang O = bingung (-)
dengan penuh perhatian
tua terlihat bingung dan 4. Mengidentifikasi skala kecemasan yang dirasakan oleh orang tua A = masalah teratasi
meminta perawat untuk klien P = pertahankan intervensi
5. Membantu orang tua klien mengenali situasi yang dapat
menjelaskan mengenai
menimbulkan kecemasan
kondisi klien
6. Memberikan penjelasan kepada orang tua klien secara tepat dan
rinci mengenai kondisi klien, prognosis penyakit dan tindakan
yang diberikan
7. Memberikan dorongan positif kepada orang tua klien dan
keluarga
4. Resiko tinggi jatuh 1. Menciptakan lingkungan yang aman bagi klien dengan S = orang tua menyatakan paham
memberitahukan orang tua klien untuk tidak memposisikan klien mengenai penjelsan perawat ttg
terlalu pinggir dengan penyangga bed terbuka resiko jatuh
2. Menggunakan gelang kuning sebagai idebtitas resiko jatuh
O = patuh penggunaan gelang kuning
3. Memberikan penerangan lingkungan yang cukup
4. Menganjurkan keluarga untuk selalu menemani klien A = masalah teratasi sebagian
5. Menjelaskan kepada orang tua bahwa klien beresiko jatuh
P = lanjutkan intervensi
6. Menjauhkan klien dari benda berbahaya

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily and Linda A. Sowden. 2002. Buku Saku Keperawatan Pediatri (Mosbys Pediatrics Nursing Reference). Jakarta; EGC

Doengoes, Moorhouse. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta; EGC

NANDA. (2005). Nursing Diagnoses: Definitions & Classification 2005-2006. Philadelphia: NANDA International

You might also like