You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Aborsi merupakan cara menggugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah abortus yang berarti mengeluarkan hasil konsepsi (pertemuan sel
telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa Abortus adalah suatu proses pengakhiran hidup dari janin sebelum
diberi kesempatan untuk bertumbuh.
Pada tahun 2000 di Indonesia diperkirakan bahwa sekitar dua juta aborsi terjadi
setiap tahunnya,hal ini terjadi karena berjuta-juta perempuan mengalami kehamilan yang
tidak direncanakan, dan sebagian besar dari perempuan tersebut memilih untuk mengakhiri
kehamilan mereka, walaupun dalam kenyataanya aborsi secara umum adalah illegal.
Seperti di negara-negara berkembang lainnya dimana terdapat stigma dan pembatasan yang
ketat terhadap aborsi, perempuan Indonesia sering kali mencari bantuan untuk aborsi
melalui tenaga-tenaga nonmedis yang menggunakan cara-cara antara lain dengan
meminum ramuan-ramuan yang berbahaya dan melakukan pemijatan penguguran
kandungan yang membahayakan.
Hukum tentang aborsi didasarkan pada UU kesehatan tahun 1992, walaupun bahasa
yang digunakan untuk aborsi adalah samarsamar, secara umum hukum tersebut
mengizinkan aborsi bila perempuan yang akan melakukan aborsi mempunyai surat dokter
yang mengatakan bahwa kehamilannya membahayakan kehidupannya, surat dari suami
atau anggota keluarga yang mengijinkan penguguran kandungannya, test laboratorium yang
menyatakan perempuan tersebut positif dan pernyataan yang menjamin bahwa setelah
melakukan aborsi perempuan tersebut akan menggunakan kontrasepsi. Namun sejak tahun
2009 UU tersebut diganti dengan UUK no.36 Tahun 2009 tentang kesehatan reproduksi.
Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan
yang belum tentu kebenarannya , serta membutuhkan pembuktian. Isu merupakan topic
yang menarik untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan orang untuk
mengemukakan pendapat yang bervariasi. Sedangkan Etik merupakan bagian dari filosofi
yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalm menghargai suatu tindakan, apakah
benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik atau buruk.
1
2

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Mahasiswa mampu memahami tentang isu etik: Aborsi
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui tentang aborsi
b. Mahasiswa mampu mengetahui tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur
tentang aborsi

BAB II
LANDASAN TEORITIS

A. ISU ETIK
Isu adalah masalah pokok yang berkembang di masyarakat atau suatu lingkungan
yang belum tentu benar, serta membutuhkan pembuktian. Isu adalah topic yang menarik
untuk didiskusikan dan sesuatu yang memungkinkan orang untuk mengemukakan pendapat
yang bervariasi dan muncul dikarenakan adanya perbedaan nilai.
Etik atau ethics berasal dari kata yunani, yaitu etos yang artinya adat, kebiasaaan,
perilaku, atau karakter. Sedangkan menurut kamus webster, etik adalah suatu ilmu yang
mempelajari tentang apa yang baik dan buruk secara moral. Etika adalah kebiasaan, model
perilaku, atau standar yang diharapkan, dan kriteria tertentu untuk suatu tindakan.
3

Etika adalah peraturan atau norma yang dapat digunakan sebagai acuan bagi
perlaku seseorang yang berkaitan dengan tindakan yang baik dan buruk yang dilakukan
seseorang dan merupakan suatu kewajiban dan tanggungjawanb moral.(Nila Ismani, 2001).
Issue etik dalam pelayanan keperawatan merupakan topik yang penting yang
berkembang di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang
berhubungan dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.

Tipe-Tipe Etik
a. Bioetik
Bioetik adalah cabang etik yang mengkaji masalah etika dalam dunia kesehatan atau
medis (pelayanan kesehatan, penelitian kesehatan dll) yang sering disebut etika medis
atau etika biomedik. Bioetik mulai berkembang pada awal tahun 1960an,karena pada
saat itu banyak bermunculan teknologi medis sebagai upaya untuk memperpanjang
atau meningkatakan kualitas hidup manusia. Bioetik lebih berfokus pada dilema yang
menyangkut perawatan kesehatan modern, aplikasi teori etik dan prinsip etik terhadap
masalah-masalah pelayanan kesehatan.
b. Clinical ethics/Etik klinik
Etik klinik merupakan bagian dari bioetik yang lebih memperhatikan pada masalah
etik selama pemberian pelayanan pada klien.Contoh clinical ethics : adanya
persetujuan atau penolakan, dan bagaimana seseorang sebaiknya merespon
permintaan medis yang kurang bermanfaat (sia-sia).
c. Nursing ethics/Etik Perawatan
Bagian dari bioetik, yang merupakan studi formal tentang isu etik dan dikembangkan
dalam tindakan keperawatan serta dianalisis untuk mendapatkan keputusan etik.

B. Aborsi
Aborsi atau dalam bahasa latinnya disebut abortus adalah pengguguran kandungan
yang dilakukan secara sengaja sebelum janin berusia 20 minggu dengan suatu alasan dan
bertentangan dengan undang- undang yang berlaku
Menurut Fact Abortion, Info Kit on Womens Health oleh Institute For Social,
Studies and Action, Maret 1991, dalam istilah kesehatan aborsi didefenisikan sebagai
4

penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi rahim (uterus),
sebelum janin (fetus) mencapai 20 minggu.
1. Jenis Aborsi
Dalam dunia kedokteran dikenal tiga macam aborsi (Hawari, 2006), yaitu sebagai
berikut:
a. Aborsi spontan (spontanueous aborsi) merupakan aborsi yang terjadi secara alami,
tanpa intervensi tindakan medis, biasanya disebabkan karena kurang baiknya kualitas
sel telur dan sperma
b. Aborsi yang direncanakan (aborsi provocatus) merupakan aborsi yang dilakukan
melalui tindakan medis dengan obat-obatan, tindakan bedah, atau tindakan lain yang
menyebabkan pendarahan lewat vagina. Dilakukan sebelum usia kandungan 28
minggu (7 bulan).
c. Aborsi Teurapeutik / Medis: pengguguran kandungan buatan yang dilakukan atas
indikasi medik. Sebagai contoh, calon ibu yang sedang hamil tetapi mempunyai
penyakit darah tinggi menahun atau penyakit jantung yang parah yang dapat
membahayakan baik calon ibu maupun janin yang dikandungnya. Tetapi ini semua
atas pertimbangan medis yang matang dan tidak tergesa-gesa

meskipun secara terminologi banyak macam aborsi yang bisa dijelaskan (C. B.
Kusmaryanto, 2002), menguraikan berbagai macam aborsi, yang terdiri dari:

a. Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured Abortion/ Aborsi Prvocatus/ Induced


Abortion, yaitu penghentian hasil kehamilan dari rahim sebelum janin bisa hidup
diluar kandungan.
b. Miscarringe/ Keguguran, yaitu terhentinya kehamilan sebelum bayi hidup di luar
kandungan (viabilty).
c. Aborsi Therapeutic/ Medicalis, adalah penghentian kehamilan dengan indikasi
medis untuk menyelamatkan nyawa ibu, atau tubuhnya yang tidak bisa
dikembalikan.
d. Aborsi Kriminalis, adalah penghentian kehamilan sebelum janin bisa hidup di luar
kandungan dengan alasan-alasan lain, selain therapeutik, dan dilarang oleh hukum.
e. Aborsi Eugenetik, adalah penghentian kehamilan untuk meghindari kelahiran bayi
yang cacat atau bayi yang mempunyai penyakit ginetis. Eugenisme adalah ideologi
yang diterapkan untuk mendapatkan keturunan hanya yang unggul saja.
5

f. Aborsi langsung tak langsung, adalah tindakan (intervensi medis) yang tujuannya
secara langsung ingin membunuh janin yang ada dalam rahim sang ibu. Sedangkan
aborsi tak langsung ialah suatu tindakan (intervensi medis) yang mengakibatkan
aborsi, meskipun aborsinya sendiri tidak dimaksudkan dan bukan jadi tujuan dalam
tindakan itu.
g. Selective Abortion. Adalah penghentian kehamilan karena janin yang dikandung
tidak memenuhi kriteria yang diiginkan. Aborsi ini banyak dilakukan wanita yang
mengadakan Pre natal diagnosis yakni diagnosis janin ketika ia masih ada di
dalam kandungan.
h. Embryo reduction (pengurangan embrio), pengguguran janin dengan menyisahkan
satu atau dua janin saja, karena dikhawatirkan mengalami hambatan perkembangan,
atau bahkan tidak sehat perkembanganya.
i. Partia Birth Abortion, merupakan istilah politis/hukum yang dalam istilah medis
dikenal dengan nama dilation and extaction. Cara ini pertama-tama adalah dengan
cara memberikan obat-obatan kepada wanita hamil, tujuan agar leher rahim terbuka
secara prematur.

Aborsi tetap menjadi masalah kontroversial, tidak saja dari sudut pandang kesehatan,
tetapi juga sudut pandang hukum, agama dan masyarakat.
1. Aborsi dari sudut pandang Kesehatan
a. Dilegalkan
Dinegara yang melegalkan tindakan aborsi, negara tersebut beralasan karena
sudah mempunyai tenaga kesehatan dan teknologi kesehatan yang sudah lebih baik.
Sehingga resiko untuk terkena komplikasi lebih kecil., sekaligus mereka dapat
memanfaatkan kemajuan teknologi kedokteran.
Selain itu tidakan aborsi ini akan dilakukan karena telah melalui syarat-syarat,
seperti tindakan ini memang harus dilakukan untuk menyelamatkan nyawa ibu yang
kritis. Tapi tetap saja tenaga kesehatan tetap harus meminimalkan intervensi untuk
melakukan tidakan aborsi, selagi hal yang menjadi penyebab aborsi dapat dicegah
dan diatasi.
b. Ilegal
Di negara yang pengakhiran kehamilnya belum legal, karena mereka masih
menggunakan tenaga penolong persalinan yang masih tradisional seperti dukun yang
6

memakai alat-alat yang yang sangat primitif dan tidak bersih. Sehingga resiko
komplikasi yang akan didapatkan lebih besar. Selain itu diseluruh dunia, di negara-
negara yang pengakhiran kehamilannya masih illegal, pengakhiran kehamilan ini
merupakan penyebab utama kematian ibu.
Apabila aborsi tersebut sudah dilakukan, dari petugas kesehatan tetap harus
memberikan konseling kontrasepsi yang pada intinya memberikan informasi kepada
klien untuk mencegah kehamilan yang tidak diinginkan berikutnya yang pada
akhirnya akan mencegah aborsi sehingga tindakan aborsi semakin menurun.

2. Aborsi dari sudut pandang hukum


Sebagai upaya untuk mengatasi masalah aborsi yang tidak aman, dalam pelayanan
kebidanan, pemerintah mengeluarkan Undang Undang tentang aborsi yaitu:
a. Pasal 299 KUHP diatur untuk menjaring orang orang yang mengobati
perempuan/melakukan sesuatu terhadap perempuan dengan memberitahukan atau
menimbulkan harapan bahwa oleh karena perbuatan itu dapat terjadi pengguguran
kandungan. Jika seseorang melakukan pengguguran kandungan dengan
mengharapkan keuntungan, dan bila melakukan kejahatan dalam jabatannya, maka ia
bisa dipecat.
b. Pasal 346 KUHP mengatur pidana 4 tahun dapat dikenakan pada perempuan yang
mencari pertolongan aborsi.
c. Pasal 347 KUHP mengatur pidana dikenakan kepada siapa saja yang dengan sengaja
menyebabkan gugur kandungan tanpa seijin perempuan tersebut. Dan bila
perempuan tersebut meninggal dunia, maka hukumnya akan lebih berat lagi
(maksimal 12 tahun).
d. Pasal 348 KUHP, mengatur pihak pihak yang dapat terkena sanksi pidana
maksimal 5-6 tahun bila melakukan pengguguran kandungan dengan seijin
perempuan tersebut. Tambahan hukuman dikenakan bila pengguguran kandungan
menyebabkan kematian perempuan tersebut.
e. Undang Undang No.23/1992 pasal 15 ayat 1 sebagai berikut:
Dalam keadaan darurat sebagai upaya untuk menyelamatkan jiwa ibu hamil dan
atau janinnya dapat dilakukan tindakan medis tertentu. Tindakan medis tertentu
inipun juga disertai dengan prosedur khususnya yang diatur dalam ayat 2 pasal ini,
seperti indikasi medis, oleh tenaga kesehatan, dengan persetujuan ibu hamil dan
7

sarana kesehatan tertentu.Undang undang diatas memberikan hukuman pidana


yang lebih berat terhadap pelaku aborsi ( maksimal 15 tahun penjara dan denda
sebesar 500 juta rupiah).
f. Undang undang No 36 tahun 2009
Pasal 75
1) Setiap orang dilarang melakukan aborsi.
2) Larangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dikecualikan berdasarkan:
i. Indikasi kedaruratan medis yang dideteksi sejak usia dini kehamilan, baik
yang mengancam nyawa ibu dan/atau janin, yang menderita penyakit genetic
berat dan/atau cacat bawaan, maupun yang tidak dapat diperbaiki sehingga
menyulitkan bayi tersebut hidup di luar kandungan; atau
ii. Kehamilan akibat perkosaan yang dapat menyebabkan trauma psikologis bagi
korban perkosaan.
iii. Tindakan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hanya dapat dilakukan setelah
melalui konseling dan/atau penasehatan pra tindakan dan diakhiri dengan
konseling pasca tindakan yang dilakukan oleh konselor yang kompeten dan
berwenang.
iv. Ketentuan lebih lanjut mengenai indikasi kedaruratan medis dan perkosaan,
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Pasal 76
1) Aborsi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 75 hanya dapat dilakukan:
Sebelum kehamilan berumur 6 (enam) minggu dihitung dari hari pertama haid
terakhir, kecuali dalam hal kedaruratan medis;
2) Oleh tenaga kesehatan yang memiliki keterampilan dan kewenangan yang
memiliki sertifikat yang ditetapkan oleh menteri;
3) Dengan persetujuan ibu hamil yang bersangkutan;
4) Dengan izin suami, kecuali korban perkosaan; dan
5) Penyedia layanan kesehatan yang memenuhi syarat yang ditetapkan oleh menteri.

Pasal 77
Pemerintah wajib melindungi dan mencegah perempuan dari aborsi sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 75 ayat (2) dan ayat (3) yang tidak bermutu, tidak aman, dan
tidak bertanggung jawab serta bertentangan dengan norma agama dan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
8

Namun dalam keadaan darurat sebagi upaya menyelamatkan jiwa ibu dan
janinnya dapat diambil tidakan medis tertentu . Dengan demikian dapat diambil
kesimpulan bahwa dasar hukum tindakan aborsi yang cacat hukum dan tidak jelas itu
menjadikan tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan aborsi rentan dimata
hukum.

3. Aborsi dari sudut pandang agama islam


Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman : Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu (QS 16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-Quran terhadap
masalah Aborsi.
1) Manusia berapapun kecilnya adalah ciptaan Allah yang mulia.
Agama Islam sangat menjunjung tinggi kesucian kehidupan. Banyak sekali ayat-ayat
dalam Al-Quran yang bersaksi akan hal ini. Salah satunya, Allah berfirman: Dan
sesungguhnya Kami telah memuliakan umat manusia.(QS 17:70)
2) Aborsi adalah membunuh. Membunuh berarti melawan terhadap perintah Allah.
Membunuh berarti melakukan tindakan kriminal. Jenis aborsi yang dilakukan dengan
tujuan menghentikan kehidupan bayi dalamkandungan tanpa alasan medis dikenal
dengan istilah abortus provokatuskriminalis yang merupakan tindakan kriminal
tindakan yang melawan Allah (QS 5:36).
3) Sejak kitamasih berupa janin, Allah sudah mengenal kita. Sejak kita masih sangat
kecild alam kandungan ibu, Allah sudah mengenal kita. Al Quran menyatakan:Dia
lebih mengetahui keadaanmu, sejak mulai diciptakaNya unsur tanah dan sejak kamu
masih dalam kandungan ibumu.(QS: 53:32).
4) Tidak ada kehamilan yang merupakan kecelakaan atau kebetulan. Setiap janin yang
terbentuk adalah merupakan rencana Allah. Allah menciptakan manusia dari tanah, k
emudian menjadi segumpal darah dan menjadi janin. Semua ini tidak terjadi secara
kebetulan. Al-Quran mencatat firman Allah: Selanjutnya Kami dudukan janin itu
dalam rahim menurut kehendak Kami selama umur kandungan. Kemudian kami
keluarkan kamu dari rahim ibumu sebagai bayi. (QS 22:5).
5) Nabi Muhammad SAW tidak pernah menganjurkan aborsi. Bahkan dalam kasus
hamil diluar nikah sekalipun, Nabi sangat menjunjung tinggi kehidupan. Hamil diluar
nikah berarti hasil perbuatan zinah. Hukum Islam sangat tegas terhadap para pelaku
zinah. Akan tetapi Nabi Muhammad SAW, seperti dikisahkan dalam Kitab Al-Hudud
9

tidak memerintahkan seorang wanita yang hamil diluar nikah untuk menggugurkan
kandungannya.
Menurut pandangan islam, apabila abortus dilakukan setelah janin berumur 4
bulan,maka telah ada kesepakatan ulama tentang keharaman abortus tersebut, karena
diaanggap sebagai pembunuhan terhadap manusia. Tetapi apabila pembunuhan dilakukan
sebelum usia kehamilan 4 bulan ada beberapa pendapat, yaitu :
a. Muhammad Ramli dalam kitab An-Nihayah, membolahkan abortus dengan alasan
belum bernyawa. setiap oranng yang belum diberi nyawa tidak akan dibengkitkan
Allah dihari kiamat. Setiap Sesautu yang tidak dibangkitkan berarti keberadaannya
tidak diperhitungkan dengan demikian tidak ada larangan untuk menggugurkannya.
(Muhammad Ramli dalam kitabnya Al-Nihayah).
b. Adapula ulama yang mengatakan makruh karena janin masih mengalami
pertumbuhan.
c. Ibnu Hajar dalam kitabnya At-Tuhfah dan Al-Ghazali dalam kitabnya Ihya
ulumuddin mengharamkan abortus dalam tahap ini.
d. Mahmud Syaltut mengatakan behwa sejak bertemunya ovum dan sperma maka
pengguguran adalah suatu kejahatan dan haram hukumnya, sekalipun si janin belum
diberi nyawa, sebab sudah ada kehidupan pada kandungan yang sedang mengalami
pertumbuhan dan pdersiapan untuk menjadi manusia. Tetapi apabila abortus
dilakukan benar-benar terpaksa demi menyelamatkan nyawa ibu maka islam
membolehkan, karena islam mempunyai prinsip menempuh salah satu tindakan yang
lebih riongan dari 2 hal yang berbahaya, iru wajib hukumnya.

4. Aborsi dari sudut pandang masyarakat


Aborsi dipandang sebagai tindakan yang tidak sesuai dengan norma dan etika
budaya ketimuran, karena budaya timur masih memegang kuat agamanya. Saat ini,
masalah aborsi, dan, karenanya, masalah anti-aborsi menjadi sangat penting terutama
untuk berkembang dengan baik, masyarakat pasca-industri. Jelas bahwa ini bukan masalah
individu lagi tapi benar-benar masalah sosial karena tidak hanya menyangkut kesehatan
perempuan tetapi juga menghasilkan dampak serius terhadap situasi demografis di seluruh
negeri dan pada suasana psikologis dalam masyarakat pada umumnya dan dalam keluarga
pada khususnya. Tradisional, aborsi adalah titik argumen serius bagi dan melawan
10

fenomena ini di sebagian besar masyarakat. Sebagai aturan, sebagian besar dari
masyarakat adalah melawan aborsi tapi pada kondisi tertentu bahkan konservatif setuju
bahwa aborsi mungkin diperlukan atau bahkan tak terelakkan. Lagi pula, masyarakat harus
sangat berhati-hati mengatasi masalah cuaca untuk mendukung atau menolak sepenuhnya
ide-ide aborsi tapi pada saat yang sama perempuan harus memiliki pilihan dan kesempatan
untuk aborsi.
Pertama-tama, akan sangat penting untuk merujuk kepada beberapa data statistik
yang membuktikan bahwa aborsi tidak dapat dilarang pointblank, khususnya di negara
berkembang dengan baik. Tapi perlu untuk menggaris bawahi bahwa aborsi bukanlah
masalah perempuan hanya itu masalah seluruh masyarakat. Untuk membuktikan
pernyataan ini akan cukup untuk menyebutkan bahwa lebih dari 1000 serangan kekerasan
terhadap klinik aborsi dan dokter berkomitmen 1977-1991 dan banyak serangan tetap
tidak dilaporkan (Grimes, 1991). Jadi, itu berarti bahwa kelompok-kelompok sosial yang
pasti sudah siap untuk mempertahankan kepercayaan mereka antiaborsi bahkan oleh
pelanggaran hukum.
Pada saat yang sama, aborsi dapat menyebabkan masalah dalam keluarga yang
merupakan bagian dari masyarakat. Faktanya adalah bahwa sangat penting bagi seorang
wanita untuk memiliki suasana yang mendukung dari bagian dari kerabat terdekat, yakni
suami dan orangtua. Spesialis sangat merekomendasikan mengambil keputusan aborsi
oleh kedua pasangan yang dapat membuat keluarga kuat sedangkan perselisihan dapat
mengakibatkan perceraian. Tetapi juga penting bahwa perempuan tidak dapat dipaksa
untuk aborsi juga. Jadi peran keluarga dalam mengambil keputusan tidak kurang penting
dibandingkan pengaruh masyarakat atau keyakinan pribadi.
Dengan mempertimbangkan semua tersebut di atas, perlu untuk mengatakan
bahwa aborsi, menjadi fenomena sosial, memiliki banyak lawan serta pendukung tetapi
hanya sebagian kecil yang cukup radikal dan siap untuk menyangkal titik pandang yang
berlawanan. Sebagian besar siap untuk menerima aborsi walaupun dalam kondisi tertentu.
Ini berarti bahwa aborsi harus disahkan tetapi pada saat yang sama harus diatur secara
ketat agar tidak membahayakan kesehatan wanita atau anak-anak mereka dalam kasus-
kasus ketika aborsi mungkin yang dapat dihindari.
BAB III
PENUTUP
11

A. KESIMPULAN

1. Isu etik dalam pelayanan keperawatan merupakan topik yang penting yang berkembang
di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan
dengan segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
2. Tipe-tipe etik antara lain : Bioetik , Clinical ethics/Etik, dan Nursing ethics/Etik
Perawatan
3. Aborsi atau dalam bahasa latinnya disebut abortus adalah pengguguran kandungan yang
dilakukan secara sengaja sebelum janin berusia 20 minggu dengan suatu alasan dan
bertentangan dengan undang- undang yang berlaku
4. Jenis Aborsi dalam dunia kedokteran dikenal tiga macam aborsi (Hawari, 2006), yaitu
sebagai berikut : Aborsi spontan (spontanueous aborsi), Aborsi yang direncanakan
(aborsi provocatus), Aborsi Teurapeutik / Medis. Sedangkan secara terminologi banyak
macam aborsi yang bisa dijelaskan (C. B. Kusmaryanto, 2002), menguraikan berbagai
macam aborsi, yang terdiri dari: Aborsi/ Pengguguran kandungan Procured
Abortion/ Aborsi Prvocatus/ Induced Abortion, Miscarringe/ Keguguran, Aborsi
Therapeutic/ Medicalis, Aborsi Kriminalis, Aborsi Eugenetik,, Aborsi langsung tak
langsung, adalah tindakan (intervensi medis) , Selective Abortion, Embryo
reduction (pengurangan embrio), dan Partia Birth Abortion,
5. Sudut pandang Kesehatan ada legal dan illegal, Sudut Pandang Hukum antara lain : Pasal
299 KUHP, Pasal 346 KUHP , Pasal 347 KUHP, Pasal 348 KUHP,, Undang Undang
No.23/1992 dan undang-undang No 36 tahun 2009. Sudut Pandang Agama Islam
Umat Islam percaya bahwa Al-Quran adalah Undang-Undang paling utama bagi
kehidupan manusia. Allah berfirman : Kami menurunkan Al-Quran kepadamu untuk
menjelaskan segala sesuatu (QS 16:89). Berikut ini adalah pandangan Al-Quran terhadap
masalah Aborsi. Dan dari Sudut Pandang Masyarakat Aborsi dipandang sebagai tindakan
yang tidak sesuai dengan norma dan etika budaya.

B. SARAN
12

Diharapkan untuk mahasiswa agar dapat menerapkan asuhan keperawatan sesuai


dengan protap dan standar dari praktik keperawatan yang berlaku didalam peraturan
perundang-undangan serta tidak melanggar kode etik yang telah ditetapkan.

You might also like