Professional Documents
Culture Documents
Tuasikal
, M.A. 2010. Macam
-
Macam Najis.
muslim.or.id/fiqh
-
dan
-
muamalah/
macam
-
macam
-
najis.html
. [8 Mei 2014]
Tuasikal
, M.A. 2010. Cara Membersihkan Najis.
muslim.or.id/fiqh
-
dan
-
muamalah/cara
-
membersihkan
-
najis.html
. [8 Mei 2014]
Adapun dalil khusus yang menunjukkan air kencing bayi najis diantaranya adalah hadis
berikut;
(12 /56)
dari Ummu Kurz Al Khuzaiyyah dia berkata, Nabi shallallahu alaihi wasallam ditangankan
kepada beliau seorang bayi laki laki yang kemudian mengencinginya, beliau lalu
memerintahkan untuk memercikinya, lantas sisa kencingnya itu pun diperciki air. Dan
didatangkan kepada beliau pula seorang bayi perempuan, ketika bayi itu mengencinginya,
beliau memerintahkan untuk mencucinya,. (H.R.Ahmad)
A. Konsep Tumbuh Kembang Pada Anak Usia Prasekolah
Pada akhir tahun ke 2, pertumbuhan tubuh dan otak lambat, dengan penurunan yang
seimbang pada kebutuhan nutrisi dan nafsu makan antara usia 2 dan 5 tahun, rata-rata
pertambahan berat badan anak kira-kira 2 kg dan tinggi 7 cm. Setiap tahun bagian utama
perut anak menjadi rata dan tubuh menjadi lebih langsing. Puncak energi fisik dan kebutuhan
tidur menurun sampai 11-13 jam/24 jam, biasanya termasuk sekali tidur siang. Ketajaman
penglihatan mencapai 20/30 pada usia 3 tahun. 20 gigi primer telah muncul pada usia 3 tahun
(Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Proporsi fisik tidak lagi menyerupai anak todler dalam posisi jongkok dan perut yang
gembung. Postur tubuh anak prasekolah lebih langsing tetapi kuat, anggun, tangkas dan
tegap. Hanya ada sedikit perbedaan dalam karakteristik fisik sesuai dengan jenis kelamin,
kecuali yang ditentukan oleh faktor lain seperti pakaian dan potongan rambut. Sebagaian
sistem tubuh telah matur dan stabil serta dapat menyesuaikan diri dengan stres dan perubahan
yang moderat. Selama periode ini sebagaian anak sudah menjalani toilet training. Seluruh
gigi desidua yang berjumlah 20 harus lengkap pada usia 3 tahun. Perkembangan motorik
halus pada usia prasekolah memungkinkan anak mampu menggunakan sikat gigi dengan
baik, anak harus menggosok giginya dua kali sehari (poter dan perry,2005 hal 663).
Masa pra sekolah (Preschool Age) ditandai adanya kecenderungan initiativeguilty. Pada
masa ini anak telah memiliki beberapa kecakapan, dengan kecakapan-kecakapan tersebut dia
terdorong melakukan beberapa kegiatan, tetapi karena kemampuan anak tersebut masih
terbatas adakalanya dia mengalami kegagalan. Kegagalan-kegagalan tersebut menyebabkan
dia memiliki perasaan bersalah, dan untuk sementara waktu dia tidak mau berinisatif atau
berbuat (poter dan perry,2005 hal 665).
Tahap ketiga ini juga dikatakan sebagai tahap kelamin-lokomotor (genital-locomotor stage)
atau yang biasa disebut tahap bermain. Tahap ini pada suatu periode tertentu saat anak
menginjak usia 3 sampai 5 atau 6 tahun, dan tugas yang harus diemban seorang anak pada
masa ini ialah untuk belajar punya gagasan (inisiatif) tanpa banyak terlalu melakukan
kesalahan. Masa-masa bermain merupakan masa di mana seorang anak ingin belajar dan
mampu belajar terhadap tantangan dunia luar, serta mempelajari kemampuan-kemampuan
baru juga merasa memiliki tujuan. Indikator positif pada masa ini mempelajari tingkat
ketegasan dan tujuan mempengaruhi lingkungan. Mulai mengevaluasi kebiasaan (perilaku)
diri sendiri. Sedangkan indikator negatifnya adalah kurang percaya diri, pesimis, takut salah.
Pembatasan dan kontrol yang berlebihan terhadap aktivitas pribadi. Inisiatif, mencoba hal-hal
baru, perilaku kuat, imajinatif dan intrusif, perkembangan perasaan bersalah dan identifikasi
dengan orang tua yang berjenis kelamin sama. Pembatasan akan mencegah anak dari
perkembangan inisiatif. Rasa bersalah mungkin muncul pada saat melakukan aktivitas yang
berlawanan dengan orang tua. Anak perlu belajar untuk memulai aktivitas tanpa merusak
hak-hak orang lain (poter dan perry,2005 hal 665).
Sedangkan motorik halus pada anak usia 3 tahun anak dapat membangun menara 9 atau 10
balok, membuat jembatan dari 3 balok, meniru bentuk lingkaran, dan menggambar tanda
silang. Pada anak usia 4 tahun anak dapat merekatkan sepatu, meniru gambar bujur sangkar,
menjiplak segilima dan menambahkan 3 bagian ke dalam gambar garis. Pada anak usia 5
tahun anak dapat mengikat tali sepatu, menggunakan gunting dengan baik, meniru gambar
segilima dan segitiga, menambahkan 7 sampai 9 bagian pada gambar garis dan menulis
beberapa huruf dan angka serta nama depan (poter dan perry,2005 hal 665)
Perkembangan bahasa terjadi paling cepat antara usia 2 dan 5 tahun. Pembendaharaan kata
bertambah dari 50-100 kata sampai 2000 lebih. Perbedaan yang penting antara percakapan,
produksi suara yang dapat dimengerti, dan bahasa, mendasari tindakan tindakan mental.
Bahasa mencakup fungsi pengungkapan maupun penilaian. Pada umumnya, masalah
percakapan lebih dapat dinilai untuk terapi dari pada masalah bahasa (Behrmaan dan
Kliegman, 2000 hal 60-69)
Bahasa adalah barometer yang kritis dari perkembangan kognitif maupun emosi. Anak yang
diperlakukan dengan kejam dan diacuhkan, dapat dikorelasikan dengan bahasa yang tertunda,
terutama kemampuan untuk menyampaikan keadaan emosi. Sebaliknya, penundaan demikian
dapat turut menimbulkan masalah perilaku, sosialisasi dan pelajaran. Bahasa memainkan
peran penting dalam pengaturan perilaku mula-mula melalui pemahaman anak terhadap
permintaan dan batas-batas orang dewasa dan kemudian melalui percakapan pribadi
dimana anak mengurangi larangan-larangan orang dewasa yang pertama kali didengar dan
kemudian dijiwai. Bahasa juga memungkinkan anak mengungkapkan perasaan, seperti marah
atau frustasi tanpa melampiaskannya; oleh karena itu, penundaan berbicara anak-anak
menunjukkan tingkat kemarahan yang lebih tinggi dan tingkah laku luar yang lain (Behrmaan
dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Buku-buku bergambar berperan khusus bukan saja dalam mengenalkan anak-anak tentang
kata-cetak, tetapi juga perkembangan bahasa lisan. Membaca dengan keras dengan anak
merupakan proses interaktif dimana orang tua memfokuskan perhatian anak pada gambar
tertentu, menayakan tanggapan (dengan bertanya Apa itu?), dan kemudian memberikan
jawaban (Benar, itu anjing.). tanya jawab yang rutin ini diulang berkali-kali dalam latihan
membaca buku. Seiring pertumbuhan pengalaman anak, orang tua menambah pertanyaan
lebih kompleks, meminta penggambaran (Apa warna ajing itu?) dan kemudian proyeksi
(apa yang akan dilakukan oleh anjing?). Unsur-unsur pembagian perhatian, partisipasi
aktif, tanya jawab segera, pengulangan dan penyelesaian kesukaran membuat kerutinan untuk
belajar bahasa (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69)
Piaget menunjukan dominasi persepsi di atas logika dengan urutan yang terkenal dari uji coba
pengawetan dalam salah satu uji coba, air dituangkan bolak- balik dalam pot yang tinggi
dan kecil ke piring lebar yang lebih rendah. Dan anak-anak ditanya mana yang berisi lebih
banyak. Mereka selalu memilih yang lebih besar (biasanya pot yang tinggi), bahkan ketika
peneliti menunjukan bahwa tidak ada air yang telah diambil atau ditambah pada pot ataupun
piring. Salah pengertian demikian menggambarkan hipotesis perkembangan anak tentang
sifat alamiah dunia, juga kesulitan mereka dalam menyelesaikan berbagai situasi secara
serentak (Behrmaan dan Kliegman, 2000 hal 60-69).
Pengetahuan anak prasekolah tentang dunia tetap berhubungan secara erat pada pengalaman
konkret (dirasa dengan perasaan). Bahkan kehidupaan mereka kaya akan fantasi didasarkan
pada pandangan tentang realistis. Pada anak usia prasekolah ditandai dengan pemikiran
perseptual yang terbatas, dimana anak menilai orang, benda dan kejadian dari penampilan
luar mereka atau apa yang tampak terjadi (poter dan perry,2005 hal 664)
Anak usia prasekolah kurang dapat membedakan antara diri sendiri dan orang lain. Mereka
memiliki pemahaman bahasa yang terbatas dan hanya dapat melihat satu aspek dari suatu
objek atau situasi pada satu waktu (Mary E Muscari, 2002 hal 67-69).
Untuk anak prasekolah, hospitalisasi dan penyakit merupakan pengalaman yang penuh
tekanan, utamanya karena perpisahan dengan lingkungan dimana orang lain berarti, seleksi
perilaku koping terbatas, dan perubahan status kesehatan. Tujuan utama yang penting dari
keperawatan adalah membuat suatu pengalaman yang positif (poter dan perry,2005 hal 665).
Dibawah ini merupakan reaksi anak terhadap penyakit dan hospitalisasi
Anak usia prasekolah merasa fenomena nyata yang tidak berhubungan sebagai
penyebab penyakit.
Cara berpikir magis menyebabkan anak usia prasekolah memandang penyakit sebagai
suatu hukuman. Selain itu, anak usia prasekolah mengalami konflik psikoseksual dan
takut terhadap mutilasi, menyebabkan anak terutama takut terhadap pengukuran suhu
rektal dan kateterisasi urine.
3. Penatalaksanaan Hospitalisasi
2) Gunakan istilah yang sesuai dengan usia dan tingkat pemahaman anak (mis, menyatakan
memperbaiki daripada memotong).
8) Yakinkan kembali pada anak usia prasekolah bahwa ia tidak bertanggungjawab terhadap
penyakitnya.
1) Katakan pada anak bahwa tidak ada seorangpun yang disalahkan atas penykit atau
hospitalisasi
7) Biarkan aktivitas ritual anak terus dilakukan, asalkan tidak bertentangan dengan
penyakitnya