Professional Documents
Culture Documents
yang memiliki gugus fungsional karboksil (biasa dilambangkan dengan -COOH). Semua asam
alkanoat adalah asam lemah. Dalam pelarut air, sebagian molekulnya terionisasi dengan melepas
atom H menjadi ion H+.
Asam karboksilat dapat memiliki lebih dari satu gugus fungsional. Asam karboksolat yang memiliki
dua gugus karboksil disebut asam dikarboksilat (alkandioat), jika tiga disebut asam trikarboksilat
(alkantrioat), dan seterusnya.
Asam karboksilat dengan banyak atom karbon (berantai banyak) lebih umum disebut sebagai asam
lemak karena sifat-sifat fisiknya.
Suatu asam karboksilat adalah suatu senyawa organik yang mengandung gugus karboksil,
COOH. Gugus karboksil mengandung gugus karbonil dan sebuah gugus hidroksil; antar aksi
dari kedua gugus ini mengakibatkan suatu kereaktifan kimia yang unik dan untuk asam
karboksilat (Fessenden, 1997).
Asam format terdapat pada semut merah (asal dari nama), lebah, jelatang dan sebagainya
(juga sedikit dalam urine dan peluh). Sifat fisika: cairan, tak berwarna, merusak kulit, berbau
tajam, larut dalam H2O dengan sempurna. Sifat kimia: asam paling kuat dari asam-asam
Asam asetat (CH3COOH) sejauh ini merupakan asam karboksilat yang paling penting
diperdagangan, industri dan laboratorium. Bentuk murninya disebut asam asetat glasial karena
senyawa ini menjadi padat seperti es bila didinginkan. Asam asetat glasial tidak berwarna,
cairan mudah terbakar (titik leleh 7C, titik didih 80C), dengan bau pedas menggigit. Dapat
bercampur dengan air dan banyak pelarut organik (Fessenden, 1997).
Garam organik yang membentuk dan memiliki sifat fisik dari garam anorganik padatannya,
NaCl dan KNO3 adalah garam organik yang meleleh pada temperatur tinggi, larut dalam air
2. Reaksi Esterifikasi
Ester asam karboksilat ialah senyawa yang mengandung gugus COOR dengan R dapat
berbentuk alkil. Ester dapat dibentuk berkat reaksi langsung antara asam karboksilat dengan
alkohol. Secara umum reaksinya adalah:
Reaksi terjadi pada pembakaran atau oleh reagen yang sangat kokoh dan kuat seperti asam
sulfat, CrO3, panas. Gugus asam karboksilat teroksidasi sangat lambat.
Beberapa cara pembentukan asam karboksilat dengan jalan sintesa dapat dikelompokkan
dalam 3 cara yaitu: reaksi hidrolisis turunan asam karboksilat, reaksi oksidasi, reaksi Grignat
(Fessenden, 1997).
Asam karboksilat, dengan basa akan membentuk garam dan dengan alkohol
menghasilkan eter. Banyak dijumpai dalam lemak dan minyak, sehingga sering juga disebut
asam lemak. Pembuatannya antara lain melalui oksidasi alkohol primer, sekunder atau
aldehida, oksidasi alkena, oksidasi alkuna hidrolisa alkil sianida (suatu nitril) dengan HCl
encer, hidrolisa ester dengan asam, hidroilisa asil halida, dan reagen organolitium (Wilbraham,
1992).
a. Oksidasi aldehid
1. Dimasukkan 0,5 ml KMnO4 ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 2 tetes H 2SO4
pekat. Dikocok.
b. Hidrolisis ester
1. Dimasukkan 0,25 ml H2SO4 pekat ke dalam tabung reaksi dan ditambahkan 0,5 ml etil asetat.
1. Dimasukkan 0,5 ml larutan asam asetat ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5 ml
NaOH.
2. Dikocok dan diamati perubahan yang terjadi.
3. Esterifikasi
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml etanol 70% lalu ditambahkan 0,5 ml asam
asetat dan 3 tetes H2SO4 pekat.
3. Dituang isi tabung reaksi ke dalam air dan dicatat bau ester yang timbul.
4. Oksidasi
1. Dimasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 2 tetes
KMnO.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang terjadi.
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B.
2. Dipanaskan dalam penangas selama 2 menit dan diamati perubahan yang terjadi.
1. Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml Na-Asetat dan ditambahkan 0,5 ml FeCl 3
2.
0,5 ml KMnO4 + 2 tetes H2SO4 Pekat Ada gelembung, ada endapan.
3.
Dikocok Bau menyengat, 3 lapisan (putih,
cokelat, cokelat muda)
Ditambahkan 0,5 ml asetaldehid lalu
dipanaskan dalam penangas air. Panas, warna bening, bau balon
Hidrolisis ester
3. Esterifikasi
4. Oksidasi
B. Pembahasan
reaksi dan menambahkan 2 tetes H2SO4 pekat. Kemudian dikocok agar larutan homogen.
Menambahkan 0,5 ml sampel asetaldehid lalu dipanaskan dalam penangas air, pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah
larutan terasa panas, mengalami perubahan warna dari ungu menjadi cokelat, muncul gelembung,
dan bau menyengat. Percobaan di atas menunjukkan adanya reaksi positif dari sampel asetaldehid
karena terbentuknya asam karboksilat yang dibuktikan dengan bau yang menyengat. Reaksi yang
terjadi adalah sebagai berikut:
O
R C H + [ O ] RCO2H
b. Hidrolisis ester
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan ke dalam tabung reaksi 0,25 ml
H2SO4 dan 0,5 ml etil asetat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan terasa panas
berwarna bening, dan bau yang dihasilkan adalah bau balon. Hal tersebut menunjukkan adanya
reaksi positif dari etil asetat karena munculnya bau balon yang menunjukkan ada proses
pembentukan asam karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
O
+ / OH-
H
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukkan 0,5 ml larutan Na-asetat dan 0,5
ml H2SO4 encer. Kemudian mengocok agar larutan menjadi homogen dan dipanaskan agar reaksi
berlangsung lebih cepat. Maka didapatkan perubahan yang terjadi adalah larutan berwarna bening,
dan bau yang dihasilkan adalah bau kapur barus. Hal tersebut menunjukkan adanya reaksi positif
dari Na-asetat karena munculnya bau kapur barus yang menunjukkan ada proses pembentukan asam
karboksilat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan 0,5 ml larutan sampel (asam asetat,
asam format, asam propionat) ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan 0,5 ml NaOH. Kemudian
dikocok agar larutan homogen. Maka didapatkan perubahan yang terjadi secara berturut-turut
adalah pada sampel asam asetat larutan berwarna bening, sampel asam format larutan berwarna
bening, sampel asam propionat larutan berwarna bening dan terdapat gelembung. Hal tersebut
menunjukkan hanya asam propionat yang bereaksi positif pada pembentukan garam karboksilat,
yang ditunjukkan dengan munculnya gelembung. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Asam asetat
Asam format
Asam propionat
3. Esterifikasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml
etanol 70% lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes H 2SO4 pekat Kemudian dikocok agar
larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit, pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada sampel asam format
warna larutan bening, ada gelembung, setelah dipanaskan bau menyengat. Sampel asam propionat
warna larutan bening, setelah dipanaskan tetap bau sangat menyengat. Sampel asam asetat warna
larutan bening, setelah dipanaskan bau menyengat. Percobaan tersebut diketahui bahwa asam
propionat lebih reaktif daripada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat
menyengat. Sampel asam asetat yang paling tidak bereaksi.
Langkah kedua yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml etanol
absolut lalu ditambahkan 0,5 ml asam asetat dan 3 tetes H2SO4 pekat Kemudian dikocok agar
larutan homogen dan dipanaskan dalam penangas air selama 5 menit, pemanasan dilakukan untuk
mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan sebagai berikut pada sampel asam format
ada gelembung, setelah dipanaskan bau menyengat. Sampel asam propionat warna larutan bening,
ada 2 lapisan (atas bening, bawah kuning) setelah dipanaskan tetap bau menyengat. Sampel asam
asetat warna larutan bening, setelah dipanaskan bau tidak menyengat. Percobaan tersebut diketahui
bahwa asam propionat lebih reaktif dari pada sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang
menyengat. Asam asetat paling tidak bereaksi. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut:
+,
H kalor
Reaksi yang terjadi pada etanol 70% dan etanol absolut adalah sama seperti di atas. Bedanya hanya
pada bau yang dihasilkan. Etanol 70% baunya adalah bau balon dan sedikit bau asetat (menyengat).
Sedangkan pada etanol absolut berbau balon (keton) saja. Hal ini disebabkan pada etanol 70%
terdapat 30% air, yang berfungsi sebagai pengikat air, sehingga ketika larutan dituangkan ke air
menghasilkan bau yang menyengat.
4. Oksidasi
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah memasukan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml
asam format dan ditambahkan 2 tetes KMnO4. Kemudian dipanaskan dalam penangas selama 2
menit, pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Maka didapatkan utnuk
sampel asam format warna cokelat, kemudian warna larutan menjadi bening setelah ditambah
sampel, setelah dipanaskan tidak ada endapan. Sampel asam asetat didapatkan warna ungu, setelah
dipanaskan ada endapan merah bata. Sampel asam propionat didapatkan warna merah kekuningan,
setelah dipanaskan ada endapan cokelat tua. Hal tersebut menunjukkan bahwa asam asetat dan asam
propionat lebih reaktif dari pada asam format dalam reaksi Oksidasi dengan KMnO 4. Reaksi yang
Asam format
Kalor
Asam asetat
Kalor
Asam propionat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml asam
format dan ditambahkan 0,5 ml fehling A dan B. Kemudian dipanaskan dalam penangas selama 2
menit pemanasan dilakukan untuk mempercepat reaksi yang berlangsung. Pada sampel asam format
larutan terdiri atas dua bagian, lapisan atas berwarna biru tua dan lapisan bawah berwarna kuning
kecoklatan. Pada asam asetat, setelah dilakukan pemanasan pada larutan, tidak terjadi perubahan
secara fisik pada larutan, yakni larutan tetap berwarna biru muda. Hal ini menunjukkan bahwa asam
asetat tidak bisa dioksidasi oleh reagen fehling disebabkan karena asam asetat tergolong asam
lemah, sehingga memiliki daya oksidasi yang lemah pula dan tidak dapat mereduksi larutan fehling.
Reaksi yang terjadi dapat dituliskan sebagai berikut:
Asam format
Asam asetat
Asam Propionat
Langkah pertama yang perlu dilakukan adalah dimasukkan ke dalam tabung reaksi 0,5 ml Na-
Asetat dan ditambahkan 0,5 ml FeCl3 hingga terbentuk warna merah. Maka didapatkan larutan
berwarna orange setelah dipanaskan warna larutan berubah lagi menjadi warna orange tua. Hal
tersebut menunjukan bahwa terjadi reaksi positif dari na-asetat. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut:
VI. KESIMPULAN
1. Percobaan dengan oksidasi aldehid didapatkan asetaldehid reaktif dalam pembentukan asam
karboksilat.
2. Percobaan hidrolisis ester didapatkan reaksi positif dari etil asetat karena timbulnya bau balon
yang menunjukkan proses pembentukan asam karboksilat.
3. Reaksi garam karboksilat dengan asam sulfat didapatkan reaksi positif dari Na-asetat karena
timbulnya bau kapur barus yang menunjukkan proses pembentukan asam karboksilat.
4. Percobaan pembentukan garam karboksilat didapatkan asam propionat yang bereaksi positif
pada pembentukan garam karboksilat, ditunjukkan dengan munculnya gelembung.
5. Percobaan esterifikasi, dengan etanol diketahui sampel asam propionat lebih reaktif dari pada
sampel yang lain, karena menghasilkan bau yang sangat menyengat. Asam asetat yang
paling tidak bereaksi.
6. Percobaan oksidasi dengan KMnO4 didapatkan asam asetat dan asam propionat lebih reaktif
7. Percobaan reaksi garam karboksilat terjadi reaksi positif dari Na-asetat karena terjadi
perubahan pada saat pemanasan, dengan terbentuknya warna orange tua.