You are on page 1of 94

ASUHAN KEBIDANAN KALA III PERSALINAN

MELAKSANAKAN ASUHAN KEBIDANAN KALA III PERSALINAN

1. Memberikan asuhan pada ibu bersalin kala III


A. Fisiologi Kala III
Kala III dimulai sejak bayi lahir sampai lahirnya placenta / uri. Rata-rata lama
kala III berkisar 15-30 menit, baik primipara maupun multipara. Tempat implantasi
placenta sering pada dinding depan dan belakang korpus uteri atau dinding lateral
(Sumarah, 2008).
1. Pelepasan Placenta
Setelah bayi lahir, terjadi kontraksi uterus, mengakibatkan volume rongga
uterus berkurang, dinding uterus menebal. Pada tempat implantasi placenta juga
terjadi penurunan luas area. Ukuran placenta tidak berubah, sehingga
menyebabkan plasenta terlipat, menebal dan akhirnya terlepas dari dinding
uterus. Plasenta terlepas sedikit demi sedikit. Terjadi pengumpulan perdarahan
diantara ruang placenta dan desidua basalis yang retro placenter hematom.
Setelah plasenta terlepas, plasenta akan menempati segmen bawah uterus atau
vagina.
Macam pelepasan plasenta
a. Mekanisme Schultz : Pelepasan plasenta yang dimulai dari sentral / bagian
tengah sehingga terjadi bekuan retroplasenta. Tanda pelepasan dari tengah
ini mengakibatkan perdaran tidak terjadi sebelum plasenta lahir. Perdaran
terjadi setelah placenta lahir.
b. Mekanisme Duncan : terjadi pelepasan placenta dari pinggir atau bersamaan
dari pinggir dan tengah mengakibatkan semburan darah sebelum plasenta
lahir.
Tanda-tanda pelepasan plasenta
a. Perubaha bentuk uterus. Dari doscoid menjadi globuler akibat dari
kontraksi uterus.
b. Semburan darah tiba-tiba
c. Tali pusat memanjang
d. Perubahan posisi uterus. Setelah plasenta lepas dan menempati segmen
bawah rahim, maka uterus muncul pada rongga abdomen
2. Pengeluaran plasenta
Plasenta yang sudah lepas dan menempati segmen bawah rahim kemudian
melalui servik, vagina dan dikeluarkan ke introitus vagina.
a. Pemeriksaan Pelepasan Plasenta
Kustner : Tali pusat diregangkan dengan tangan kanan, tangan kiri menekan atas
simpisis. Penilaian :
1. Tali pusat masuk berarti belum lepas
2. Tali pusat bertambah panjang atau tidak masu berarti lepas
Pengawasan perdarahan
a. Selama hamil aliran darah keuterus 500-800 ml/menit
b. Uterus tidak kontraksi dapat menyebabkan kehilangan darah sebanyak 300-500
ml.
c. Kontraksi uterus akan menekan pembuluh darah uterus diantaranya anyaman
miometrium.

B. Manajemen Aktif kala III


Syarat : janin tunggal / memastikan tidak ada lagi janin di uterus
Tujuan :Membuat kontraksi uterus efekif.
Keutungan :
1. Lama kala III lebih singkat
2. Jumlah perdarahan berkurang sehingga dapat mencegah perdarahan postpartum
3. menurunkan kejadian retensio plasenta
Manajemen aktif kala III terdiri dari :
a. Pemberian oksitosin
b. Penegangan tali pusat terkendali
c. Masase fundus uteri
Penjelasan
Pemberian oksitosin 10 U
1) Sebelum memberikan oksitosin, melakukan pengkajian dengan melakukan
palpasi pada abdomen untuk meyakinkan hanya ada bayi tunggal.
2) Dilakukan sepertiga paha bagian luar
3) Bila 15 menit plasenta belum lahir, maka berikan oksitosin ke-2, evaluasi
kandung kemih apakah penuh. Bila penuh lakikan kateterisasi.
4) Bila 30 menit belim lahir, maka berikan oksitosin ke-3, sebanyak 10 mg dan rujuk
pasien
Penegangan tali pusat terkendali
a) Klem dipindahkan 5-10 cm dari vulva
b) Tangan kiri diletakkan di atas perut memeriksa kontraksi uterus. Ketika
menegangkan tali pusat tahan uterus.
c) Saat ada kontraksi uterus, tangan di atas perut melakukan gerakan dorso
cranial dengan sedikit tekanan. Cegah agar tidak terjadi inversion uteri
d) Ulangi lagi bila plasenta belum lepas
e) Pada saat plasenta belum lepas, ibu dianjurkan sedikit meneran dan
penolong sambil terus mengangkat tali pusat.
f) Bila plasenta sudah tampak lahir di vulva, lahirkan dengan kedua tangan.
Perlu diperhatikan bahwa selaput placenta mudah tertinggal maka plasenta
ditelungkupkan dan diputar dengan hati-hati searah dengan jarum jam
Masase fundus uteri
1) Tangan diletakkan diatas fundus uteri.
2) Gerakan tangan dengan pelan, sedikit ditekan, memutar searah jarum jam.
Ibu diminta bernafas dalam untuk mengurangi ketegangan atau rasa sakit.
3) Kaji kontraksi uterus 1-2 menit, bombing pasien dan keluarga untuk
melakukan masase uterus.
4) Evaluasi kontraksi uterus setiap 15 menit selama 1 jam pertama dan 30 menit
pada jam ke-2.

C. Pemeriksaan Plasenta

1. Selaput ketuban utuh atau tidak


2. Plasenta : ukuran plasenta
- Bagian maternal : jumlah kotiledon, keutuhan pinggir kotiledon
- Bagian fetal : utuh atau tidak
3. Tali pusat : jumlah arteri atau vena yang terputus untuk mendeteksi plasenta
suksenturia. Insersi tali pusat apakah sentral, marginal, serta panjang tali pusat.

D. Pemantauan Kala III


a) Perdarahan : Jumlah darah diukur, disertai dengan bekuan darah atau tidak
b) Kontraksi uterus : bentuk uterus, intensitas.
c) Robekan jalan lahir / laserasi, rupture perineum.
d) Tanda vital :
- Tekanan darah bertambah tinggi dari sebelum persalinan
- Nadi bertambah cepat
- Temperatur bertambah tinggi
- Respirasi berangsur normal
- Gastrointestinal normal, pada awal persalinan mungkin muntah
e) Personal hygiene

E. Kebutuhan Ibu pada Kala III


1) Ketertarikan ibu pada bayi. Ibu mengamati bayinya, menanyakan apa jenis
kelaminnya, jumlah jari-jari dan mulai menyentuh bayi.
2) Perhatian pada dirinya. Menjelaskan kondisi ibu, perlu penjahitan atau tidak,
bimbingan tentang kelanjutan tindakan dan perawatan ibu
3) Tertark plasenta. Menjelaskan kondisi plasenta, lahir lengkap atau tidak.

F. Pendokumentasian Kala III


a) Lama kala III
b) Pemberian oksitosin berapa kali
c) Bagaimana pelaksanaan Penegangan Tali Pusat Terkendali
d) Perdarahan
e) Kontraksi uterus
f) Adakah laserasi jalan lahir
g) Vital sign ibu
h) Keadaan bayi baru lahir

Sumber: : http://jurnalbidandiah.blogspot.com/2012/07/asuhan-kebidanan-kala-iii-
persalinan.html#ixzz4HHlzWRcs
PENGKAJIAN INTRANATAL (LENGKAP)
Tgl MRS : 29 Agustus 2005 pukul 23.15 wita
Tgl pengkajian : 30 Agustus 2005 pukul 08.00 wita

I. DATA UMUM
Inisial klien : Ny. S Nama suami : Tn. H
Umur : 23 Tahun Umur : 24 Tahun
Alamat : Jl. Malino Pekerjaaan : sopir
Pekerjaan : --- Penddk. terakhir : SMP
Pend. terakhir : SMP
Agama : Islam
Suku bangsa : Makassar
Status perkawinan : Kawin 1 tahun

II. DATA UMUM KESEHATAN


1. Tinggi badan / berat badan : 150 Cm/ 50 Kg
2. Berat badan sebelum hamil : 42 Kg
3. Masalah kesehatan khusus : Tidak ada
4. Obat obatan : ada, vitamin untuk bumil
5. Alergi ( obat/makanan/bahan tertentu ) : tidak ada
6. Diet khusus : tidak ada
7. Menggunakan : gigi tiruan/ kacamata/ lensa kontak/alat dengar*) : tidak
Lainlain sebutkan : tidak ada.
8. Frekwensi BAK : 3 - 4 X /hari.
Masalah : tidak ada masalah
9. Frekwensi BAB : 1 kali/hari
Masalah : Tidak ada
10. Kebiasaan waktu tidur :
Siang 1-2 jam (14.00-16.00), malam hari : 5-6 jam (22.00-05.00)
III. DATA UMUM KEBIDANAN
1. Kehamilan Sekarang direncanakan : ya
2. Status obsetrikus: G I P0 A0 Usia kehamilan 36 minggu.
3. HPHT : November 2004 Taksiran partus : Agustus 2005

4. Jumlah anak dirumah


No Jenis Cara BB Keada Umu
la l an r
hi a
r h
i
r

1. Kehamil ---- ---- ---- ----


an
Sekaran
g
5. Jumlah kunjungan pada kehamilan ini : Teratur, di poliklinik KIA RSUD Syekh
yusuf, Gowa
6. Masalah kehamilan yang lalu : ----
7. Masalah kehamilan sekarang : ---
8. Rencana KB : Ikut Suntik
9. Makanan bayi sebelumnya : ----
10. Pelajaran yang diinginkan saat ini : relaksasi/ pernafasan, manfaat ASI,
metode KB, perawatan perineum/ perawatan payudara, perawatan bayi.
11. Setelah bayi lahir, siapa yang diharapkan membantu : suami
12. Masalah dalam persalinan lalu: ---

IV. RIWAYAT PERSALINAN SEKARANG


1. Mulai persalinan ( kontraksi /pengeluaran pervaginam ) : Ibu masuk pada
hari Senin, 29 Agustus 2005 jam 23.15 wita,
2. Keadaan kontraksi (frekwensi dalam 10 menit, lamanya, kekuatan); 3 X 10
(25-35.) Belum teratur
3. Frekwensi dan kwalitas denyut jantung janin : 12-11-12 (140 X/Menit)
Teratur (batas Normal )
4. Pemeriksaan fisik :
Kenaikan BB selama Kehamilan : 8 Kg.
Tanda vital: TD :100/ 80 mmHg ,nadi : 100 X/Menit, Suhu : 36 0 C
Respirasi : 18 X / menit
Kepala dan leher : bersih, rambut tidak mudah dicabut , leher : tidak ada
nyeri pada saat menelan, pembesaran kel. Tyroid (-)
Jantung : Terlihat iktus cordis (+), perkusi : tidak ada pembesaran, Auskultasi :
S1 : terdengar jelas pada garis midklavikularis dan iga ke 5, S2 : terdengar
jelas pada iga ke 2, S3/S4 : tidak terdengar.
Paru paru : Nafas adekuat, perkusi : tidak ada pembesaran, vokal premitus
jelas, bunyi nafas tambahan (-)
Payudara : Terbentuk papila , ASI belum keluar, areola hiperpigmentasi
Abdomen ( secara umum dan pemeriksaan obstetric ) : Kontraksi kurang/tidak
teratur , linea alba (+), Striae (-), livida (-), TFU : 2 jari di bawah px, puka,
bagian terbawah kepala, BDP
Djj : 140 X / menit,
Ekstermitas edema : tidak ada
Refleks : APR (+), KPR (+)
5. Pemeriksaan dalam pertama: oleh dr. Bambang jam : 23.15 Wita
Hasil : VT : 2 Cm, Portio lunak tipis, Ketuban (+), Penurunan H1, bagian
terdepan kepala,
6. Ketuban ( utuh ), pecah tgl 30-08-05 jam :12.55 (amniotomi) warna : jernih
7. Laboratorium : Hb 10,0 gr %.

V. DATA PSIKOSOSIAL
1. Bagaimana perasaan anda terhadap kehamilan sekarang : Sangat bahagia
dan senang.
2. Bagaimana perasaan suami terhadap kehamilan sekarang ; senang , karena
istrinya hamil dengan kondisi yang sehat dan karena anak yang diidam-
idamkan sudah mau lahir.
3. Jelaskan respon sibling terhadap kehamilan sekarang : ---.
OBSERVASI KEMAJUAN PERSALINAN

Tanggal/ja
Kontraksi Uterus DJJ
m
30 Agustus
2005 Dalam 10 ada 3 X his 140
08.00 lamanya 35 X/
08.30 Dalam 10 ada 3 X his
09.00 lamanya 35 132
09.30 Dalam 10 ada 3 X his X/
10.00 lamanya 35
10.30 Dalam 10 ada 3 X his 132
11.00 lamanya 35 X/
11.30 Dalam 10 ada 3 X his
12.00 lamanya 35 138X/
12.30 Dalam 10 ada 3 X his
13.00 lamanya 35 138X/
13.15 Dalam 10 ada 3 X his
lamanya 35 138X/
Dalam 10 ada 3 X his
lamanya 40 138X/
Dalam 10 ada 3 X his
lamanya 40 132X/
Dalam 10 ada 3 X his
lamanya 40 138X/
Dalam 10 ada 3 X his
lamanya 40 140X/
Anak lahir
140X/

ANALISA DATA KALA I


DATA SUBJEKTIF DAN
NO MASALAH
OBJEKTIF
1. DS : Nyeri perut bagian bawah Gangguan rasa nyaman
tembus ke belakang. ( Nyeri )
DO: Ibu tampak
meringis , mengerang,
memegang megang
tangan penolong pada
saat kontraksi uterus
dan menahan sakit.
Kontraksi uterus : 3 X 10
(35).
Perut tampak tegang saat
his datang.
Pada pemeriksaan pada jam
08.00 :
Pembukaan serviks : 7
cm
Ketuban masih utuh
2. Portio lunak dan tipis
Presentasi kepala Kecemasan
Pelepasan darah dan
lendir (+)

DS : Kapan akan lahir bayi


saya, lama sekali anak
saya lahir.
DO :Tampak ibu cemas, mimik
muka tegang, gelisah,
keringat banyak. TD : 100
/ 80 x / mnt, N : 100 x /
mnt, R : 18 x /mnt dan
S : 37 o C.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KALA I

DIAGNOSA
HARI/T
KEPERAW TUJUAN INTERVENSI RASIONALI
GL/
ATAN
JAM
1 Nyeri b/d Klien 1. Kaji derajat 1. Reaksi nyeri
Selas kontraksi dapat ketidaknyamanan individual dan
a, uterus di berada melalui isyarat berdasarkan
30-08- tandai ptasi verbal dan non pengalaman n
2005 dengan : denga verbal pada respon latar belakang
08.00 DS : n nyeri nyeri . juga mentuka
Nyeri perut denga Dengan meng
bagian n tingkat nyeri
bawah kriteri 2. Ajarkan klien dalam ditentukan int
tembus ke a: penggunaan tekhnik selanjutnya.
belakang. pernafasan atau 2. Dapat memb
DO : Keluha relaksasi yang tepat. nyeri dalam k
Ibu n serebri melalu
tampak secara 3. Lakukan tehnik kondisi dan st
meringis , verbal gate control seluruh kutan dan
mengerang berkur permukaan perut, meningkatkan
, ang. atur posisi, menekan O2 intra uteri
memegang Klien sacrum. 3. Gate control
megang dapat merupakan st
tangan menah 4. Anjurkan klien relaksasi dan
penolong an untuk BAK setiap 1 pengeluaran
pada saat nyerin 2 jam, palpasi atas endogen yang
kontraksi ya. simfisis pubis untuk mengurangi r
uterus dan Klien menekan distensi. 4. Mempertaha
menahan dapat bebas dari dis
sakit. mengo 5. Jelaskan penyebab yang dapat
Kontraksi ntrol rasa nyeri dan meningkatkan
uterus nyeri beritahu bahwa ketidaknyama
dalam 10 saat nyeri itu adalah hal menghalangi
menit 3 kontra yang normal. kepala janin.
kali his ksi 6. Obsevasi tanda 5. Meningkaatk
lamanya datang tanda vital : adaptasi klien
35 . . TD,N,R,S. nyeri.
Perut
tampak TTV DBN : 7. Observasi his dan 6. Mengetahui
tegang TD : 90- pembukaan serviks. perkembanga
saat his 130 8. Observasi DJJ. keadaan klien
datang. 60- dapat diberika
2. Pada 90 intervensi yan

pemeriksa N : 60- 7. Mengetahui k

an pada 80x/m persalinan un


27-05- jam 08.00: P : 16- mrlakukan int
2003 Pembukaan 20x/m yang tepat.
08.30 serviks : 7 8. Mengetahui k

cm bayi dalam ut

Ketuban
masih utuh
Portio tipis
dan lunak
Presentasi 1. Kaji tingkat

kepala. kecemasan klien.

Pelepasan
darah dan
lendir ( + )

Kecemasan 2. Berikan support

b/d kurang mental dan

komunikasi informasikan bahwa 1. Untuk mengi

/ informasi kecemasan dan tingkat interv

tentang takut itu normal perlu, cemas


dalam menghadapi berlebihan da
proses persalinan. meningkatkan
persalinan 3. Berikan penjelasan nyeri dan dap
yang akan dengan baik tentang mempunyai d
dialami fisiologi kala I. negatif pada
ditandai Kecemasa persalinan.
dengan: n klien 2. Klien akan m
DS : berkur 4. Beritahu hasil bahwa respon
Kapan akan ang pemeriksaan yang akan mengur
lahirnya denga didapatkan. kecemasan.
bayi saya, n
anak saya kriteri 5. Anjurkan keluarga
lama sekali a: untuk berpartisipasi 3. Informasi yan
lahir Keluhan memberikan support dan bijaksana
DO : secara dan menemani klien memudahkan
Tampak verbal sementara waktu. dalam memah
ibu cemas, tidak 6. Yakinkan bahwa mengerti pros
proses kala I
mimik ada persalinan se
berlangsung baik.
muka lagi kecemasanny
tegang, dan berkurang.
gelisah, tanda 4. Penjelasan te
keringat hasil pemerik
banyak. tanda akan meningk
vital pengetahuan

TD:100/80 tetap sehingga kece

mmHg dalam menurun.

N : 100 normal 5. Keluarga san

x / mnt, , dibutuhkan un

R : 18 x tampa menenangkan

/mnt k mengambil la

S : 37 o
C. kilien awal untuk m
tenang cemas.
.
6. Akan membu
tenang dan ke
teratasi.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA I
NO HARI/TGL DX Jam
K
IMPLEMENTASI DAN HASIL
E
P
1. 1
Selasa 08.30 1. Mengkaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat ve
30 dan non verbal pada respon nyeri. Pasien mengatakan
agustu perut tembus sampai kebelakang, perut seakan-akan m
s 2005 08.35 lepas.
2. Mengobservasi tanda tanda vital : TD,N,R,S. TD :
08.45 100/80mmHg, N; 100X/mnt, R: 18 X/mnt,S : 37 0 C.
3. Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafa
09.15 atau relaksasi yang tepat. Klien mulai mencoba melak
tehnik pernafasan yang benar.
4. Melakukan tehnik gate control dengan menekan pe
10.30 pada bagian pinggang ,sambil ibunya menarik nafas te
Gate control dapat mengurangi rangsangan nyeri yang
2. II berlebih
11.25 5. Menganjurkan klien untuk BAK setiap 1 2 jam, Mela
palpasi atas simfisis pubis untuk mengetahui blass teris
tidak. Ibu melakukan miksi di kamar mandi , baru 1 ka
11.30 kala 1 ini., palpasi simpisis : kosong/ tidak ada air senin
6. Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan memberitahu b
12.50 nyeri itu adalah hal yang normal. Klien mulai memaham
12.55 proses terjadinya nyeri oh..begitu : jadi sakit ini norm
7. Mengobservasi tanda tanda vital : TD,N,R,S. TD :
100/80mmHg, N; 100X/mnt, R: 18 X/mnt,S : 37 0 C.
8. Mengobservasi DJJ setiap jam. DJJ normal antara 1
11.35 X/ menit
9. Mengobservasi his dan pembukaan serviks. His : tera
Selasa 5 x 10 (35 ).Tampak perineum menonjol, vulva terbuka
30 11.45 dorongan meneran., pembukaan lengkap, servik tipis d
agustu lunak
s 2005
11.50 1. Mengkaji tingkat kecemasan klien.Tingkat kecemasan
( derajat 2 )
12.00 2. Memberikan support mental dan menginformasikan ba
kecemasan dan takut itu normal dalam menghadapi
persalinan. Peningkatan pola koping yang baik.
3. Memberikan penjelasan dengan baik tentang fisiologi k
Klien mengerti
4. Memberitahu hasil pemeriksaan yang didapatkan. Kon
baik, his teraratur, dan klien mulai agak senang.
5. Menganjurkan keluarga untuk berpartisipasi memberik
support dan menemani klien sementara waktu. Keluarg
terkadang menemani klien pada saat jalan diluar.
6. Meyakinkan klien bahwa proses kala I berlangsung bai
mulai menunjukkan adanya peningkatan respon kognis
baik.
CATATAN PERKEMBANGAN KALA I
DX.
HARI/TGL/
NO .KE EVALUASI
JAM
P
1. Selasa I S : Nyeri perut bagian bawah tembus ke belakang.
30 agustus Kapan akan lahirnya bayi saya, baru anak ketiga ini terasa lama
2005 lahirnya
O : Ibu tampak meringis , mengerang, memegang megang tangan
Jam penolong pada saat kontraksi uterus dan menahan sakit.
13.00 Kontraksi uterus : 5 X 10 ( 45 )
Perut tampak tegang saat his datang.
Pada pemeriksaan pada jam 13.00
Pembukaan serviks : 10 cm
Portio menipis dan lunak
2 Presentasi kepala.
Pelepasan darah dan lendir (+ )
Selasa
Kesan panggul normal.
30 agustus
Ketuban dipecahkan (amniotomi)
2005 Tampak ibu cemas, mimik muka tegang, kadang gelisah, kering
banyak. TD : 100/80 mmHg, N : 100 x / mnt, R : 18 x /mnt dan S
13.00 C.
A : Nyeri belum teratasi
II P : Lanjutkan intervensi untuk melahirkan bayi.

S : Ibu merasa puas dengan perhatian, pemeriksaan dan informasi


diberikan
O : Lebih tenang., tidak bertanya tanya lagi tentang kapan anakny
A : kecemasan mulai teratasi
P : Lanjutkan intervensi untuk melahirkan bayi
ANALISA DATA KALA II

DATA
NO MASALAH
SUBJEKTIF / OBJEKTIF
1. DS : Nyeri
Nyeri perut bagian bawah
tembus ke belakang.
Kapan akan lahirnya bayi
saya, lama sekali anak
saya lahir.

DO:
Ibu tampak meringis ,
mengerang, memegang
megang tangan penolong
pada saat kontraksi
uterus dan menahan
sakit.
Kontraksi uterus 5 X 10
( 45 )
Nyeri persisten
Perut tampak tegang saat
his datang.
Pada pemeriksaan pada
jam 13.00:
Pembukaan serviks : 10
cm
Ketuban sudah pecah
Portio tipis dan lunak
Presentasi kepala.
Pelepasan darah dan
2. lendir Risiko
Tampak ibu cemas, mimik Terputusnya continuitas
muka tegang, kadang jaringan
gelisah, keringat banyak. ( Ruptur Perineum)
TD : 100 / 80 x / mnt, N :
100 x / mnt, R : 18 x
o
/mnt dan S : 37 C.

DS :
Ibu baru pertama kali
melahirkan
DO :
Nampak perineum
menonjol, tekanan anus
His kencang 5 X 10 ( 45 )
adanya kemauan ibu
untuk meneran.
Nampak kepala anak mulai
keluar dari introitus
vagina
RENCANA KEPERAWATAN KALA II

HARI/T DX
NO GL/ KEPERAWAT TUJUAN INTERVENSI RASIONALIS
Jam AN
1. Selasa Nyeri b/d Nyeri 1. Kaji derajat 1. Reaksi nyeri
30 kontraksi dapat ketidak nyamanan adalah individ
agust uterus teratasi melalui isyarat dan berdasark
us DS : , verbal dan non pengalaman n
2005 Nyeri dengan verbal pada respon latar belakang
perut kriteria nyeri . budaya juga
13.00 bagian -Ibu mentukan. De
bawah menger mengkaji ting
tembus ti nyeri dapat
ke tentang 2. Ajarkan klien ditentukan
belakang. proses dalam penggunaan intervensi
Kapan timbul tekhnik pernafasan selanjutnya.
akan nyeri. atau relaksasi yang 2. Membantu d
lahirnya - Ibu tidak tepat. hal pemulihan
bayi saya, terlalu 3. Anjurkan ibu tenaga sehab
lama menger meneran bila meneran.
sekali ang muncul His
anak saya kesakit 4. Ajarakan tehnik 3. Proses
lahir. an. distraksi dengan pengeluaran b
- TTV mengalihkan sejalan deng
DO: DBN : perhatian. datangnya Hi
Ibu TD : 90- 5. Jelaskan penyebab 4. Meransang p
tampak 130 rasa nyeri dan luaran analge
meringis, 60- beritahu bahwa endogen
mengeran 90 nyeri itu adalah hal 5. Meningkaatk
g, N : 60- yang normal. rasa adaptasi
memegan 80x/m 6. Observasi his dan terhadap nye
g tangan P : 16- pembukaan
penolong 20x/m serviks. 6. Mengetahui
pada saat perkembanga
kontraksi keadaan klien
uterus sehingga dap
dan diberikan inte
menahan yang tepat.
sakit.
Kontraksi
uterus 5 X
10 ( 45
)
Nyeri
persisten
Perut
tampak
tegang
saat his
datang.
Pada
pemeriks
aan pada
jam
13.00:

Pembuka
an serviks
: 10 cm
Ketuban
sudah
2. pecah
Selasa Portio tipis
30 dan lunak
agust Presentasi
us kepala.
2005 Pelepasan
darah dan
13.00 lendir
Tampak
ibu
cemas,
mimik 1. Letakan duk steril
muka di bokong ibu.
tegang,
kadang Kontuinitas
gelisah, jaringa 2. buka tutup partus 1. Menghindari
keringat n tetap set. yang kuat aga
banyak. utuh tangan tidak l
TD : 100 / dengan saat mnahan
80 x / kriteria 3. Pakai sarung perineum.
mnt, N : : tangan pada kedua 2. Siap untuk
100 x / -Tidak tangan. melakukan tin
mnt, R : ditemu pertolongan
18 x /mnt kan ada 4. Saat sub oxiput persalinan de
dan S : 37 ruptur tampak di bawah bantuan alat-
o
C. perine sympisis, tangan 3. Menghindara
m kanan lindungi proses penula
Risiko perineum dengan dan hiegine
terputusn dialas lipatan kain personal , bay
ya dibawah bokong ibu.
continuita ibu, sementara 4. Menghindari
s (Ruptur tangan kiri lakukan elastisitas per
perineum tahanan puncak maksimal ,da
) jaringan kepala . menghindari
b/d 5. Setelah kepala defleksi spont
Proses lahir usap dengan
kelahiran kasa bersih pada
hidung dan mulut
janin dari lendir, 5. Menghindari
darah dan air aspirasi caira
ketuban. ketuban, dan
6. Periksa adanya membebaska
lilitan tali pusat nafas
pada leher janin.
7. Tunggu hingga 6. cidera janin,
kepala bayi selesai mempernuda
melakukan putaran pengeluaran j
paksi luar secara 7. Puitaran pak
spontan. merupakan
8. Setelah kepala fisiologis dala
bayi menghadap ke proses persal
paha ibu, 8. Melahirkan
tempatkan kedua trokanter dep
telapak tangan belakang
pada sisi kepala
bayi, lakukan
tarikan secara hati
hati kearah
bawah sampai
bahu posterior / 9. Melahirkan b
belakang lahir.
9. Setelah bahu lahir,
tangan kanan
menyangga kepala,
leher dan bahu bayi
bagian posterior
dengan posisi ibu
jari pada leher
( bagian bawah 10. Melahirkan b
kepala ) dan dan kaki agar
keempat jari pada terjadi penge
bahu dan dada/ spontan,
punggung bayi, menghindari
sementara tangan anak.
kiri memegang
lengan dan bahu
bayi bagian
anterior saat badan
dan lengan lahir.
10. Setelah badan
dan lengan lahir,
tangan kiri lakukan
penyusuran
punggung kearah
bokong dan tungkai
bawah ( selipkan
jari telunjuk tangan
kiri di antara kedua
lutut janin ).

IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA II


NO HARI/T DX Jam IMPLEMENTASI DAN HASIL
GL K
E
P

1 Selasa 12.00 1. Mengkaji derajat ketidak nyamanan melalui isyarat v


30 dan non verbal pada respon nyeri . Nyeri bawah p
I
agus 12.15 tembus kebelakang
tus 2. Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik perna
200 atau relaksasi yang tepat. Klien melakukan anjuran
5 3. Menganjurkan ibu untuk meneran bila his muncul
4. Mengajarakan tehnik distraksi dengan mengalihkan
12.25 perhatian ke bayi yang akan dilahirkan Dampak nye
berkurang
5. Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahw
itu adalah hal yang normal.. menunjukkan respon p
ningkatan pengetahuan terhadap respon fisiologis ny
2. 13.00 6. Mengobservasi his dan pembukaan serviks his mu
teratur pembukaan lengkap jam 12.55 wita.
II

Selasa 13.10 1. Meletakan duk steril di bokong ibu.


30 2. Membuka tutup partus set.
agus 3. Memakai sarung tangan pada kedua tangan.
tus 4. Saat sub oxiput tampak di bawah sympisis, tangan
200 Melindungi perineum dengan dialas lipatan kain diba
5 bokong ibu, sementara tangan kiri melakukan tahana
13.12 puncak kepala . bayi lahir secara perlahan mengikut
fisiologis
5. Setelah kepala lahir Mengusap dengan kasa bersih
hidung dan mulut janin dari lendir, darah dan air ketu
Bayi lahir dan langsung menangis, suara bersih dan
nyaring.
13.13 6. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher janin
ditemukan adanya lilitan tali pusat
7. Menunggu hingga kepala bayi selesai melakukan put
paksi luar secara spontan.
13.15 8. Setelah kepala bayi menghadap ke paha ibu, Menem
kedua telapak tangan pada sisi kepala bayi, lakukan
secara hati hati kearah bawah sampai bahu posteri
belakang lahir. lahir bahu depan dan belakang
9. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga kepal
dan bahu bayi bagian posterior dengan posisi ibu jari
leher ( bagian bawah kepala ) dan keempat jari pada
dan dada/ punggung bayi, sementara tangan kiri me
lengan dan bahu bayi bagian anterior saat badan dan
lahir. lahir badan
10. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri lakukan
menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai baw
( selipkan jari telunjuk tangan kiri di antara kedua lut
janin ). lahir bayi Laki-laki dengan BB : 2500 gr, PB :
A/S : 8/10

CATATAN PERKEMBANGAN KALA II

HARI/T
DX.
NO GL/ EVALUASI
KEP
JAM
1. Selasa I S : Ingin sekali BAB dan keinginan meneran, perut masih te
30 nyeri sampai kebelakang.
agu O : Klien tampak meneran, His kuat dan terkoordinasi
stus A : Nyeri masih dirasakan , klien dapat meningkatkan pola c
200 yang baik terhadap nyeri
5 P : Lanjutkan intervensi untuk menuju kala III ( melahirka
13.20 Placenta )
2. II
S : Ada terasa nyeri pada bagian bawah jalan lahir
O : Ada robekan perineum derajat II
Selasa Lahir bayi laki-laki dengan panjang 45 cm dan berat 2500 g
30 8/10
agu Ada sedikit perdarahan 100 cc
stus Placenta belum lahir
200 Tinggi fundus uteri masih setinggi pusat
5 Uterus terasa lembek
13.20 Tampak klien ingin meneran
Klien sering meringis kesakitan
A : kerusakan integritas kulit terjadi.
P : Lanjutkan intervensi untuk menuju kala III, untuk penge
placenta
ANALISA DATA KALA III

NO DATA MASALAH

1 DS : Nyeri
Nyeri pada bagian perut
bawah
Rasanya masih ingin
meneran

DO :
Meringis kesakitan
Plasenta belum Lahir
Tinggi fundus uteri masih
setinggi pusat
2.. Uterus terasa lembek Risiko defisit volume
Tampak klien ingin meneran cairan

Data penunjang :
Banyaknya darah yang
keluar bersama bayi (
100 cc)
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN KALA III

HARI/ DX
TUJUA
NO TGL/ K INTERVENSI RASIONALIS
N
Jam EP
1. Selas Nyeri Nyeri
a b/ bisa 1. Kaji derajat ketidak nyamanan 1. Indikasi nyeri adalah i
30 d di melalui isyarat verbal dan non berdasar-kan pengalam
ag Isk ada verbal pada respon nyeri . belakang budaya juga
ust e ptas Dengan mengkaji tingk
us mi i 2. Ajarkan klien dalam ditentukan intervensi s
20 a den penggunaan tekhnik pernafasan 2. Dapat memblok impu
05 ot gan atau relaksasi yang tepat. kortek serebri melalui r
13.20 ot- crit stimulasi kutan dan me
ot eria 3. Lakukan masasage ringan O2 intra uterin.
ot : pada bagian fundus arah dorso 3. Membantu dalam pe-n
ut klie cranial. plasenta.
er n 4. Ajarakan tehnik distraksi
us me dengan mengalihkan perhatian. 4. Meransang pengeluara
DS : nge 5. Jelaskan penyebab rasa nyeri endogen
Nyeri rti dan beritahu bahwa nyeri itu
pa tent adalah hal yang normal. 5. Meningkaatkan rasa a
da ang 6. Observasi his dan pengeluaran terhadap nyeri
ba pros plasenta 6. Mengetahui perkemba
gi es 7. Periksa fundus uteri untuk klien .
an fisol memastikan kehamilan tunggal / 7. Pemberian oxitocin se
pe ogis ganda. selanjutnya harus dipa
ru dari dahulu adanya kehami
t pad 8. Suntik oxytocin 10 unit IM. ganda.
ba a 8. Meningkatkan kontrak
w nye 9. Pindahkan klem pada talipusat merangsang placenta k
ah ri hingga berjarak 5 10 cm dan 9. Memudahkan tarikan
Rasa Klien vulva. perengan lebih dapat d
ny mel 10. Saat uterus berkontraksi, placenta sudah lepas /
a apo regangkan tali pusat, sementara 10. Membantu pengeluara
m rka tangan yang lain melakukan manual.
2. asi n dorongan uterus kearah dorso
h nye cranial.
in ri 11. Jika tali pusat terlihat 11. Memastikan terlepasn
gi ber bertambah panjang dan terasa Proses pengeluran plac
Selas n kur adanya kemajuan placenta, bantuan dan kemamam
a m ang minta ibu untuk meneran sedikit meneran
30 en TTV sementara tangan kanan
ag er DB menarik tali pusat kearah bawah
ust an N: kemudian keatas hingga
us TD : placenta tampak pada vulva.
20 DO : 90- 1. Hemoragi dihubungan
05 Merin 130 1. Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan leb
13.20 gi kehilangan cairan berlebihan ml dapat dimanifestas
s 60- atau syok (misal : periksa TD, N, peningkatan nadi, pen
ke 90 warna kulit, dan suhu) sianosis, dan penuruna
sa N : 60- 2. Efek samping yang se
kit 80x 2. Kaji tanda-tanda vital sebelum pemberin oksitosin ada
an /m dan sesudah pemberian 3. Pelepasan harus terjad
Plase P : 16- oksitosin setelah kelahiran. Kega
nt 20x 3. Catat waktu dan mekanisme memerlukan pelepasa
a /m pelepasan plasenta misalnya banyak waktu yang dip
be mekanisme Duncan versus plasenta untuk lepas l
lu mekanisme Schulze yang hilang.
m 4. Minum yang cukup ter
La 4. Menganjurkan ibu untuk manis dapat mengemb
hir banyak minum terutama dan membantu pemen
Tinggi minuman yang manis
fu
nd
us
ut
eri
m
asi Haemo
h stas
se is
tin tub
gg uh
i teta
pu p
sa terj
t aga
Uteru den
s gan
ter Krit
as eria
a :
le Bibir
m dan
be kulit
k tida
Tamp k
ak keri
kli ng
en Tidak
in rasa
gi hau
n s
m berl
en ebih
er .
an TTV
DB
Risiko N:
di TD :
fis 90-
it 130
vo
lu 60-
m 90
e N : 60-
ca 80x
ira /m
n P : 16-
b/ 20x
d /m
En S : 36-
do 37
m C
etr
iu
m
be
ka
s
im
pl
an
ta
si
pl
as
en
ta
ter
bu
ka
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KALA III
DX
HARI/T K
NO Jam IMPLEMENTASI DAN HASIL
GL e
p

1. Selasa I 13.1 1. Mengkaji derajat ketidaknyamanan melalui isyarat verbal dan non
30 5 respon nyeri . Klien sudah mampu mengatasi nyeri
agu 2. Mengajarkan klien dalam penggunaan tekhnik pernafasan atau
stus 13.1 tepat. klien mau mencoba tehnik pernafasan yang benar
200 8 3. Melakukan masasage ringan pada bagian fundus arah dorso cra
5 plasenta lengkap
13.1 4. Mengajarkan tehnik distraksi dengan mengalihkan perhatian.
9 5. Menjelaskan penyebab rasa nyeri dan beritahu bahwa nyeri itu a
normal.
13.2 6. Mengobservasi his dan pengeluaran plasenta His teratur dan p
0 lengkap
7. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal /
13.2 kehamilan tunggal
3 8. Memberitahu ibu untuk disuntik.
13.2 9. Menyuntikan oxytocin 10 unit IM
5 10. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5 10 cm da
11. Meregangkan tali pusat saat uterus berkontraksi, sementara tan
13.3 mendorong uterus kearah dorso cranial ada kemajuan kelahira
0 12. Memperhatikan tali pusat : terlihat bertambah panjang dan tera
kemajuan placenta
13. Meminta ibu untuk meneran sedikit dana tangan kanan menarik
kearah bawah kemudian keatas hingga placenta tampak pada vu
2. II 14. Saat placenta tampak pada vulva, memegang placenta dengan
dan melakukan putaran searah untuk membantu pengeluaran pla
13.3 mencegah robeknya selaput ketuban placenta lahir lengkap : ko
Selasa 5 selaput corion dan amnion lengkap, Panjang Tali placenta 50 cm
30 vena
agu
stus
200 1. Pantau tanda dan gejala kehilangan cairan berlebihan atau syok
5 13.1 periksa TD, N, warna kulit, dan suhu
5 (hasil : ibu tidak ada tanda dan gejala kehilangan cairan (tdk. Sy
tidak ada sianosis, nadi 88 x/m)
2. Kaji tanda-tanda vital sebelum dan sesudah pemberian oksitosi
( Hasil: TD, N, P, S sebelum dan sesudah pemberian oksitosin tida
13.2 perubahan yaitu TD. 120/80 mmHg, N 88 x/m, P 20 x/m, suhu 37
5 3. Catat waktu dan mekanisme pelepasan plasenta misalnya mek
versusu mekanisme Schulze.
(Hasil : keseluruhan plasenta terpisah dalam aktu yang bersamaa
terdapat pengumpulan darah dan plasenta dengan mudah melu
( Mekanisme Duncan)
4. Anjurkan ibu apabila untuk banyak minum terutama minum ya
atau the manis).
13.4 (Hasil: Ibu minum susu lantamil 2 gelas (500 cc).
5
CATATAN PERKEMBANGAN KALA III

DX
Hari/T
K
NO gl/ EVALUASI
E
jam
P

1. Selasa I S : Nyeri bagian bawah perut sedikit


30 O: Ekspresi wajah masih meringis.
agu Plasenta lahir lengkap, Panjang Tali placenta
stus 50 cm, 2 arteri 1vena
200 Kontraksi uterus baik
5 Uterus teraba keras
13.50 Uterus teraba bundar
Tampak adanya laserasi perineum derajat II.
Perdarahan 100 cc
A : nyeri mulai teratasi
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan tahap proses
2. II persalinan kala IV

S:-
Selasa O : tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan
30 adanya perdarahan hebat
agu Nadi 88 x/m, P 20 x/m, TD 120/80 mmHg, Suhu
stus 37 C
200 Ibu minum susu lantamil 2 gelas /500 cc
5 Perdarahan 100 cc
13.50 Kontraksi uterus (+)
A : Defisit volume cairan tidak terjadi.
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan tahap proses
persalinan kala

ANALISA DATA KALA IV


NO DATA
SUBJEKTIF DAN OBJEKTIF MASALAH
1. DS: Nyeri
Nyeri pada bagian vagina
saya dan masih terasa
nyeri pada bagian bawah
perut.
DO :
Raut wajah tampak tenang.
Tampak robekan pada
perineum grade II
Uterus terasa bundar dan
keras.
2. Nadi 88 x/m, P 20 x/m, TD Defisit
120/80 mmHg, Suhu 37 C Perawatan
diri

DS :
Ibu mengeluh lelah
DO :
Pakaian ( sarung dan baju )
tampak basah oleh cairan
ketuban dan darah.
RENCANA KEPERAWATAN KALA IV
HAR DIAGNOSA
I/ KEPERAWATA
NO TUJUAN INTERVENSI RASIONALISASI
TGL/ N
Jam
1. Sela Nyeri b/d Nyeri 1. Identifikasi derajat 1. Mengklarifikasi k
s ruptur berku ketidaknyamanan untuk menentuka
a perineum rang dan sumbernya. yang tepat.
30 ditandai deng 2. Jelaskan penyebab
a dengan : an nyeri. 2. Meningkatykan p
g DS: Nyeri pada kriter klien tentang nye
u bagian ia : 3. Ajarkan klien fisiologis.
s vagina menggunakan teknik 3. Dapat memblok
t saya dan Keluh nafas dalam. dalam korteks ce
u masih an respon kondisi da
s terasa secar kutan serta menin
2 nyeri pada a 4. Bersihkan daerah suplay O2 ke jarin
0 bagian verba perineum dan 4. Memberi rasa ny
0 bawah l sekitarnya. segar.
5 perut. berku 5. Lakukan penjahitan
Jam DO : Raut rang. dan lakukan kompres 5. Memperbaiki ker
1 wajah Raut dengan bethadine. jaringan pada jala
2. 3 tampak waja 6. Observasi mencegah kompl
. meringis. h perdarahan. 6. Agar dapat di an
5 Tampak tamp dengan cepat per
0 robekan ak yang akan terjadi
pada tenan
perineum g dan 1. Segera setelah
Uterus terasa ruptu placenta lahir, 1. Membantu dalam p
bundar dan r melakukan massage involusi uteri
keras kemb pada fundus uteri
Nadi 88 x/m, ali 2. Periksa apakah ada
P: 20 x/m, baik. robekan jalan lahir 2. Perdarahan lebih
TD 120/80 yang menimbulkan merupakan indika
mmHg, perdarahan aktif perdarahan post
Suhu 37 C 3. Periksa placenta
untuk memastikan 3. Sisa placenta did
Defisit bahwa placenta dan dapat menimbulk
Sela Perawatan Self care selaput ketuban perdarahan heba
s diri b/d dapat sudah lahir.
a imobilisasi dipen 4. Masukan placenta 4. Kemudahan bag
30 post uhi ke dalam kantong membawa placen
a partum deng plastik. 5. Menghindari konta
g ditandai an 5. Bersihkan sarung kuman
u dengan : baik tangan dari lendir dan
s DS : Rasa lelah deng darah di dalam
t dan terasa an larutan klorin 0,5 %,
u mau kriter kemudian
s kencing. ia : membilasnya dengan 6. Segera setelah p
2 DO : Pakaian air dan antara bayi deng
0 ( sarung Klien mengeringkannya. dilakukan pengika
0 dan baju ) tamp 6. Rawat tali pusat tidak terjadi perd
5 tampak ak bayi dilanjutkan menghindari infe
Jam basah oleh bersi dengan : mengikat 7. Memperkuat fiksas
1 cairan h. tali pusat 1 cm
3 ketuban dari umbilicus dengan 8. Fiksasi dengan b
. dan darah. Kebut simpul mati. sudah dilaksanak
5 uhan 7. Ikat balik tali pusat dilepaskan
0 rawat dengan simpul untuk 9. Menghindari risiko
diri kedua kalinya. infeksi
yang 8. Lepaskan klem yang
lain ada pada tali pusat.
dapat 9. Bungkus tali pusat 10. Menghindari risiko
terpe yang telah terikat bonding
nuhi menggunakan kasa
seper bersih.
ti : 10. Bungkus kembali 11. Mengevaluasi ad
bayi dan kontraksi uterus s
Kenci memberikannya III berakhir apaka
ng kepada ibu untuk di uteri/ tidak
/BAK, susui.
minu 11. Lakukan evaluasi
m, kontraksi uterus. 12. Peningkatan pen
maka Untuk 10 menit dalam hal kerja s
n, pertama , klien dan petugas
istira Untuk 1 jam pertama , dalam hal pemuli
hat / dan yang dialami.
tidur Untuk 2 jam pertama 13. Dikuatirkan jum
dll. 12. Ajarkan pada ibu lebih dari 500 c
atau keluarga untuk 14. Memastikan kondis
memriksa / 15. Higiene yang ba
merasakan uterus menghindari terja
yang berkontraksi akumulasi kuman
dengan baik yang kotor
13. Evaluasi jumlah
perdarahan yang 16. Menghindari ada
terjadi silang penyakit m
14. Periksa tanda
tanda vital
15. Bersihkan ibu dari 17. Mencegah terjad
sisa air ketuban, penularan penyak
lendir dan darah, dan
mengganti 18. Mencegah terjad
pakaiannya dengan penularan penyak
pakaian bersih dan
kering. 19. Mencegah terjad
16. Pastikan ibu merasa penularan penyak
nyaman dan
memberitahu 20. Mencegah terjad
keluarga untuk penularan penyak
membantu ibu dengan disinfecta
apabila ibu ingin tinggi
minum/ makanan. 21. Mencegah terjad
17. Rendam seluruh penularan dengan
peralatan bekas pakai disinfektan.
dalam larutan klorin 22. Untuk dokument
0,5 %. langkah tanggung
18. Buang bahan tanggung gugat
bahan yang
terkontaminasi ke
tempat sampah.
19. Dekontaminasi
tempat persalinan
dengan larutan klorin
0, 5 %
20. Bersihkan sarung
tangan di dalam
larutan klorin 0,5 % ,
21. Cuci tangan dengan
sabun dan air
mengalir.
22. Lengkapi partograf
dan status pasien.
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
KALA IV

DX Jam
.
HARI
NO EVALUASI DAN HASIL
/TGL K
E
P
1. I 14.0 1. Mengidentifikasi derajat ketidaknyamanan dan sumbernya. sud
Se 0 mampu mengatasi nyeri/ tidak terlalu merasakan nyeri
la 2. Menjelaskan penyebab nyeri. klien sudah mengetahui penyeb
sa
30 3. Mengajarkan klien menggunakan teknik nafas dalam. klien ma
ag mencoba tehnik pernafasan yang benar
us 14.1 4. Membersihkan daerah perineum dan sekitarnya. Perineum ber
tu 0 dibersihkan dengan menggunakan bethadin
s 5. Melakukan penjahitan dan lakukan kompres dengan bethadine
20 14.1 Dilakukan jahitan model jelujur luar dalam .
05 5 6. Mengobbservasi perdarahan. perdarahan 100 cc
2. II
15.0 1. Segera setelah placenta lahir, melakukan massage pada fundus
0 2. Memeriksa apakah ada robekan jalan lahir yang menimbulkan
perdarahan aktif ( Hasil : tidak ada perdarahan aktif ).
14.0 3. Memeriksa placenta untuk memastikan bahwa placenta dan sel
0 ketuban sudah lahir.
4. Memasukan placenta ke dalam kantong plastik.
Selas 5. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di dalam lar
a 14.0 klorin 0,5 %, kemudian membilasnya dengan air dan mengeringk
30 5 6. Merawata tali pusat bayi dilanjutkan dengan : mengikat tali pus
ag cm dari umbilicus dengan simpul mati.
us 7. Mengikat balik tali pusat dengan simpul untuk kedua kalinya.
tu 8. Melepaskan klem yang ada pada tali pusat.
s 14.2 9. Membungkus tali pusat yang telah terikat menggunakan kasa b
20 0 10. Membungkus kembali bayi dan memberikannya kepada ibu untu
05 susui.
11. Melakukan evaluasi kontraksi uterus.
Jam :14. 30 : kontraksi uterus baik.
12. Mengajarkan pada ibu atau keluarga untuk memeriksa / merasa
uterus yang berkontraksi dengan baik
13. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi ( hasil : 100 cc )
14. Memeriksa tanda tanda vital :
14.3 TD : 120/70 mmHg, N : 80 X /menit, S : 37 OC, P : 20
5 /menit
15. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah, dan
mengganti pakaiannya dengan pakaian bersih dan kering.
14.4 16. Memastikan ibu merasa nyaman dan memberitahu keluarga un
5 membantu ibu apabila ibu ingin minum/ makanan.
17. Merendam seluruh peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0
18. Membuang bahan bahan yang terkontaminasi ke tempat samp
19. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0, 5 %
20. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5 % ,
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik.
21. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
22. Melengkapi partograf dan status pasien.

15.0
0
CATATAN PERKEMBANGAN KALA IV

HARI/TGL No.
/JAM D
NO EVALUASI
X

1. Selasa I S : Nyeri tidak terlalu dirasakan


30 O: Klien tidak tampak terlalu
agustu meringis
s 2005 Ekspresi wajah lebih tenang.
Jam 15.00 Tidak ada perdarahan aktif
Perdarahan : 100 cc
Uterus teraba keras
A : Nyeri dapat teratasi
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan
tahap proses persalinan
2. II

Selasa S : Belum bisa melakukan aktivitas


30 sendiri
agustu O : Masih tampak di tempat tidur
s 2005 Aktivitas dibantu
Jam 15.00 Meneteki ditempat tidur.
A : Deficit sel care belum teratasi
P : Lanjutkan sesuai kebutuhan .
LAPORAN PARTUS NORMAL
SYAIR OBSTETRI
Nama klien : Ny. S
Status Obstetrikus : Partus normal dengan cara spontan
HARI
/
TAN
KETERANGAN
GGA
L/JA
M
Klien masuk ruang bersalin dengan keluhan sakit
Selasa perut bawah tembus kebelakang disertai
30 pelepasan lendir sejak hari senin, 29 agustus
agus 2005 jam 23.15
tus Pengkajian dimulai jam 08. 00 wita , dan
2005 pemeriksaan dalam dilakukan oleh dr. Bambang
08.00 pada jam 08.00 dengan hasil :
Wita Pembukaan serviks : 7 cm
Ketuban masih utuh
Portio lunak dan tipis
Presentasi kepala.
Pelepasan darah dan lendir ( + )
Kesan panggul normal.
Penurunan kelapa pada H I.
Adanya pelepasan lendir serta darah.

Pemeriksaan luar didapat hasil :


TFU : 3 jari bawah. Px
Situs anak memanjang
Punggung kanan
Bagian terendah kepala
08.30 Turunnya bagian terendah = BDP
DJJ =140 x / menit
Gerakan anak dirasakan oleh ibu
Kesan anak tunggal
09.00 TD 100/80 mmHg,
N 100 x/m

DJJ 11-12-12 (140 x/m)


DJJ 11-12-12 (140 x/m)

Kontraksi uterus : dalam 3 x 10 ( 35 40 ), tidak


teratur . TD : 100/80 mmHg/ Nadi : 100 X/
menit, pernafasan: 18 X/ Menit , T : 370C.
Pada saat itu ibu dianjurkan untuk jalan jalan dulu,
minum yang cukup, dan apabila berbaring
09.30 dianjurkan untuk miring kiri. Ibu mengikuti
anjuran yang diberikan.
10.00
Dilakukan pemeriksaan ulang dengan indikasi ingin
mengetahui kemajuan persalinan dan dilakukan
10.30 oleh : dr. Bambang yaitu dengan hasil :
Pembukaan serviks : 8 cm
Ketuban masih utuh
Portio lunak dan tipis
11.00 Presentasi kepala.
11.30 Pelepasan darah dan lendir ( + )
12.00 Kesan panggul normal.
Penurunan kelapa pada H II III.
12.30 DJJ 11-12-12 (140 x/m)
13.00
13.00 Mengobservasi his : dalam 3 x 10 (30- 35) , DJJ :
138 X / menit., nadi 100 x/m, Ibu dianjurkan
Jam untuk miring kekiri.
12.5 Mengobservasi his : dalam 3 X 10 (35-40 ), DJJ :
5 132.X / menit. Ibu dianjurkan untuk makan dan
wita minum yang cukup dan melakukan pijatan
pijatan ringan pada punggung ibu.
Mengobservasi his : dalam 3 X 10 ( 35- 40 ), DJJ :
138 X / menit , nadi 100 x/m, ibu merasakan
kontraksi mulai terasa kuat dan ibu dianjurkan
untuk miring kekiri.

Mengobservasi his : dalam 3X 10 (35- 40 ), DJJ :


140 X /menit.
Mengobservasi His : 3 x 10 (35-40 ) , DJJ 140
x/m, nadi 100x/m
Mengobservasi His : 3 x 10 (35-40 ) , DJJ 140 x/m
, pembukaan serviks 10 cm, H III IV
0
pembukaan 10 cm, TD 100/80 mmHg, suhu 37
C
Mengobservasi His : 4 x 10 (40-45 ) , DJJ 140
x/m, nadi 100 x/m
Jam Mengobservasi His : 4 x 10 (40-45 ) , DJJ 140 x/m
13.0 Ketuban dipecahkan (amniotomi)
0
wita

Akhir Kala I
1. Pada saat ini ibu sudah merasakan rasa ingin
BAB, merasakan adanya dorongan untuk
meneran, ada tekanan pada anus, perineum
menonjol, vulva terbuka.
2. Menyiapkan dan memastikan kondisi peralatan
dalam keadaan baik dan siap pakai.
3. Memakai celemek plastik.
4. Memastikan lengan/ tangan tidak memakai
perhiasan.
5. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air
mengalir dan dikeringkan dengan handuk, makai
sarung tangan DTT pada tangan kanan untuk
pemeriksaan dalam.
6. Mengambil spoit dengan tangan kanan yang
telah pakai sarung tangan, isi dengan oxytocin 1
amp dan diletakkan dalam posisi terbalik dalam
wadah DTT.
7. Membersihkan vulva dan perineum
menggunakan kapas savlon dengan gerakan
dari vulva ke perineum.

Kala II
1. Melakukan pemeriksaan dalam , hasilnya
pembukaan lengkap ( 10 cm ), putaran paksi
dalam selesai, ketuban (-), penurunan kepala H
III IV.
2. Mencelupkan tangan kanan kedalam larutan
klorin 0,5 % , membuka sarung tangan dalam
keadaan terbalik dan merendamnya kedalam
larutan klorin 0, 5 %.
3. Memeriksa denyut jantung janin, hasil 140 X /
menit.
4. Memberitahukan ibu pembukaan sudah
Jam
lengkap dan keadaan baik, meminta ibu untuk
13.1
meneran saat ada his dan bila ia sudah merasa
5
ingin meneran lagi.
Wita
5. Yang mendampingi suami ibu.
6. Memimpin ibu meneran saat his dan terus
memberikan dukungan atas usaha ibu dan
beristirahat bila tidak ada his.
7. Saat kepala tampak di vulva 5 6 cm,
pasang sarung pada perut ibu.
8. Meletakan duk steril di bokong ibu.
9. Membuka tutup partus set.
10. Memakai sarung tangan pada kedua tangan.
11. Saat sub oxiput tampak di bawah sympisis,
tangan kanan melindungi perineum dengan
dialas lipatan kain dibawah bokong ibu,
sementara tangan kiri menahan puncak kepala
agar tidak terjadi defleksi yang terlalu cepat.
12. Setelah kepala lahir mengusap kasa bersih pada
Jam hidung dan mulut janin dari lendir, darah dan air
13.2 ketuban.
0 13. Memeriksa adanya lilitan tali pusat pada leher
wita janin, hasil : tidak ada.
14. Menunggu hingga kepala bayi selesai
melakukan putaran paksi luar secara spontan.
15. Setelah kepala bayi menghadap ke paha ibu,
tempatkan kedua telapak tangan pada sisi
kepala bayi, tarik secara hati hati kearah
bawah sampai bahu posterior / belakang lahir.
16. Setelah bahu lahir, tangan kanan menyangga
kepala, leher dan bahu bayi bagian posterior
dengan posisi ibu jari pada leher ( bagian bawah
kepala ) dan keempat jari pada bahu dan dada/
punggung bayi, sementara tangan kiri
memegang lengan dan bahu bayi bagian
anterior saat badan dan lengan lahir.
17. Setelah badan dan lengan lahir, tangan kiri
Jam menyusuri punggung kearah bokong dan tungkai
13.4 bawah ( selipkan jari telunjuk tangan kiri di
5 antara kedua lutut janin ).
wita Jam 13.15 wita lahir seorang bayi laki -laki
seluruhnya secara spontan LBK, BB : 2500 gram
dan PB : 45 cm, A/S = 9/10.
18. Meletakan bayi di atas perut ibu dengan posisi
kepala lebih rendah dari pada badan bayi.
19. Mengeringkan bayi, membungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian tali pusat.
20. Menjepit tali pusat menggunakan klem 3 5
cm dari umbilicus, melakukan urutan pada tali
pusat kearah ibu dan memasang klem kedua
sekitar 2 cm dari klem pertama.
21. Memegang tali pusat di antara dua klem
menggunakan tangan kiri, dengan perlindungan
jari jari tangan kiri, memotong tali pusat di
antara kedua klem.
22. Mengganti pembungkus bayi dengan kain
kering dan bersih, membungkus bayi hingga
kepala.
23. Memberikan bayi pada ibu untuk di susui

Kala III
8. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan
Jam
kehamilan tunggal / ganda.
14.4
9. Memberitahu ibu untuk disuntik.
5
10. Menyuntikan oxytocin 10 unit IM.
wita
11. Memindahkan klem pada talipusat hingga
berjarak 5 10 cm dan vulva.
12. Saat uterus berkontraksi, meregangkan tali
pusat , sementara tangan yang lain mendorong
uterus kearah dorso cranial.
13. Jika tali pusat terlihat bertambah panjang dan
terasa adanya kemajuan placenta
14. Minta ibu untuk meneran sedikit sementara
tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah
kemudian keatas,hingga placenta tampak pada
vulva.
15. Saat placenta tampak pada vulva, memegang
placenta dengan kedua tangan dan melakukan
putaran searah untuk membantu pengeluaran
placenta den mencegah trobeknya selaput
ketuban.

Kala IV.
16. Segera setelah placenta lahir, melakukan
massage pada fundus uteri
17. Memeriksa apakah ada robekan jalan lahir yang
menimbulkan perdarahan aktif ( Hasil : tidak ada
perdarahan aktif, terdapat pada robekan
perinium derajat II dan dilakukan hacting ).
18. Memeriksa placenta untuk memastikan bahwa
placenta dan selaput ketuban sudah lahir.
19. Memasukan placenta ke dalam kantong plastik.
20. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan
darah di dalam larutan klorin 0,5 %, kemudian
membilasnya dengan air dan mengeringkannya.
21. Setelah itu perawatan tali pusat bayi dilanjutkan
dengan : mengikat tali pusat 1 cm dari
umbilicus dengan simpul mati.
22. Mengikat balik tali pusat dengan simpul untuk
kedua kalinya.
23. Melepaskan klem yang ada pada tali pusat.
24. Membungkus tali pusat yang telah terikat
menggunakan kasa bersih.
25. Membungkus kembali bayi dan memberikannya
kepada ibu untuk di susui.
26. Melakukan evaluasi kontraksi uterus..
Jam : 13.55 : kontraksi uterus baik.
27. Mengajarkan pada ibu atau keluarga untuk
memeriksa / merasakan uterus yang
berkontraksi dengan baik .
28. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
( hasil : 100 cc )
29. Memeriksa tanda tanda vital :
TD : 120/80 mmHg
N :80X/menit
S :37 0 C
P : 20 X/ menit
30. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir
dan darah, dan mengganti pakaiannya dengan
pakaian bersih dan kering.
31. Memastikan ibu merasa nyaman dan
memberitahu keluarga untuk membantu ibu
apabila ibu ingin minum/ makann.
32. Merendam seluruh peralatan bekas pakai dalam
larutan klorin 0,5 %.
33. Membuang bahan bahan yang terkontaminasi
ke tempat sampah.
34. Dekontaminasi tempat persalinan dengan
larutan klorin 0, 5 %
35. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan
klorin 0,5 % , melepaskan sarung tangan dalam
keadaan terbalik.
36. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
37. Melengkapi partograf dan status pasien.

ANAMNESA PADA IBU HAMIL

1. ANAMNESIS
Anamnesis adalah pertanyaan terarah yang ditujukan kepada bumil,
untuk mengetahui keadaan ibu dan factor resiko yang dimilikinya.
a. Identitas
Ditanyakan identitas ibu maupun suami : Nama, umur, agama,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, alamat lengkap.
b. Alasan Datang/Keluhan ibu
Alasan datang : Apakah ibu datang untuk pemeriksaan kehamilan
rutin?
Keluhan ibu : apakah ada hal yang berkaitan dengan kehamilan,
yang dirasakan oleh ibu? Apakah ada masalah-masalah yang
dihadapi ibu yang perlu dikemukakan saat pemeriksaan.
c. Riwayat menstruasi
menarche, siklus teratur / tidak, lamanya, banyaknya darah,
warna, bau, keluhan nyeri +/- menilai faal alat kandungan
d. Riwayat Perkawinan
kawin / tidak, berapa kali, usia pada saat menikah, berapa
lama/lama perkawinan (anak mahalkah?)
e. Riwayat KB
Pernah pakai kontrasepsi/tdk? Jenis kontrasepsi? Kapan dipakai?
Di mana? Oleh siapa? Lama pemakaian? Adakah keluhan? Kapan
dilepas? Di mana? Oleh siapa? Alasan berhenti/ ganti kontrasepsi?
f. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas yang lalu
1) Riwayat Kehamilan
Anak keberapa? Ada masalah tidak dengan kehamilan yang lalu?
2) Riwayat persalinan
Spontan/buatan? Aterm/Premature? Kapan? Lahir dimana?
Ditolong siapa? Ada masalah saat persalinan?
3) Riwayat Nifas
Adakah masalah pada masa nifas? Infeksi? Perdarahan?
4) Anak
Jenis kelamin? BB? Hidup/mati? Kalau meninggal kenapa?
Sehat? Adakah kecacatan? Pemberian ASI? Bagaimana
kondisinya sekarang?
Semua pertanyaan diatas untuk mengetahui prognosa kehamilan
yang sekarang.
g. Riwayat Kehamilan Sekarang
HPHT? Umur kehamilan? HPL? Sudah pernah periksa /belum? Jika
sudah berapa kali? Dimana? Adakah keluhan? Baik TM I, II, III?
Adakah penanganan khusus keluhan tersebut? Sudah terasa
gerakan janin/blm? Imunisasi TT?
h. Riwayat Penyakit
1) Riwayat penyakit sekarang
Apakah ibu sekarang dalam kondisi sakit? Keluhan? Adakah
penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus)? Apakah ibu dalam masa pengobatan?
2) Riwayat penyakit yang lalu
Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau
diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati,
diabetes mellitus), riwayat alergi makanan / obat tertentu dan
sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya
maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan
sebagainya).
3) Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan,? Penyakit
keturunan +/- (DM, kelainan genetik), penyakit menular +/-
(TBC)
4) Riwayat Keturunan Kembar
Dalam keluarga adakah yang mempunyai keturunan kembar.
i. Data kebiasaan sehari-hari
Dilakukan pengkajian dari pola kebiasaan sehari-hari ibu baik dari
sebelum hamil dan selama hamil. Dikaji tentang bagaimana nutrisi
ibu (frekuensi, jenis, porsi, keluhan, pantangan) ? Pola eliminasi
(frekuensi, warna, bau, konsistensi, keluhan) ? Personal hygiene
(mandi, gosok gigi, keramas, ganti pakaian ? Istirahat/tidur (tidur
siang, tidur malam, keluhan) ? Kebutuhan sexual (seminggu berapa
kali, keluhan)? Pola aktivitas (aktivitas yang dilakukan sehari-hari)
dsb
j. Kebiasaan yang mengganggu kesehatan
Apakah ibu mempunyai kebiasaan merokok, minum jamu atau
minum minuman beralkohol, minum obat-obatan.
k. Riwayat Psikososial, spiritual dan ekonomi
Bagaimana kondisi psikologis ibu menghadapi kehamilan? Dukungan
keluarga? aktifitas/ kegiatan ibu diluar rumah? persiapan
persalinan? Pengetahuan ibu tentang kehamilan? Memberi ASI,
merawat bayi, kegiatan ibadah, kegiatan social, dan persiapan
keuangan ibu dan keluarga.
l. Lingkungan yang Berpengaruh

Sumber ; Materi kuliah

Anamnesa dan Pemeriksaan Umum/ Khusus AnamnesA

Anamnesa meliputi :

1. Riwayat penyakit umum; apakah penderita pernah menderita penyakit


berat, TBC, jantung, ginjal, kelainan darah, diabetus melitus dan
kelainan jiwa. Riwayat operasi non ginekologik seperti strumektomi,
mammektomi, appendektomi, dan lain-lain.
2. Riwayat obstetrik; perlu diketahui riwayat kehamilan sebelumnya,
apakah pernah mengalami keguguran, partus secara spontan normal
atau partus dengan tindakan, dan bagaimana keadaan anaknya.
Adakah infeksi nifas dan riwayat kuretase yang dapat menjadi sumber
infeksi panggul dan kemandulan.

3. Riwayat ginekologik; riwayat penyakit/ kelainan ginekologik dan


pengobatannya, khususnya operasi yang pernah dialami.

4. Riwayat haid; perlu diketahui riwayat menarche, siklus haid teratur


atau tidak, banyaknya darah yang keluar, lamanya haid, disertai rasa
nyeri atau tidak, dan menopause. Perlu ditanyakan haid terakhir yang
masih normal.

5. Keluhan utama; keluhan yang dialami pasien sekarang.

6. Riwayat keluarga berencana; riwayat pemakaian alat kontrasepsi


apakah pasien menggunakan kontrasepsi alami dengan atau tanpa
alat, hormonal, non hormonal maupun kontrasepsi mantap.

7. Riwayat penyakit keluarga; perlu ditanyakan apakah keluarga pasien


ada yang memiliki penyakit berat atau kronis.

Pemeriksaan Umum
Pemeriksaan umum meliputi :

1. Kesan umum; apakah tampak sakit, bagaimanakah kesadarannya,


apakah tampak pucat, mengeluh kesakitan di daerah abdomen.

2. Pemeriksaan tanda vital; periksa tekanan darah, nadi, dan suhu.

3. Pemeriksaan penunjang; pemeriksaan laboratorium rutin dan khusus.

Pemeriksaan Khusus
Merupakan pemeriksaan ginekologik. Agar diperoleh hasil yang baik maka posisi
pasien dan alat-alat yang digunakan juga menentukan.Adapun posisi yang
digunakan adalah posisi litotomi, miring dan sims.
Pemeriksaan khusus meliputi :

1. Pemeriksaan Abdomen, terdiri dari : a) Inspeksi yaitu memperhatikan


bentuk, pembesaran (mengarah pada kehamilan, tumor maupun
asites), pergerakan pernafasan, kondisi kulit (tebal, mengkilat, keriput,
striae, pigmentasi). b) Palpasi Sebelum pemeriksaan, kandung
kencing dan rektum sebaiknya dalam keadaan kosong.Untuk
mengetahui besar tumor, tinggi fundus uteri, permukaan tumor,
adanya gerakan janin, tanda cairan bebas, apakah pada perabaan
terasa sakit. c) Perkusi Untuk mendengar gas dalam usus,
menentukan pembesaran tumor, terdapat cairan bebas dalam kavum
abdomen dan perasaan sakit saat diketok. d) Auskultasi Pemeriksaan
bising usus, gerakan janin maupun denyut jantung janin.

2. Payudara mempunyai arti penting sehubungan dengan diagnostik


kelainan endokrin, kehamilan dan karsinoma mammae.

3. Alat Genetalia Luar, terdiri dari : a) Inspeksi vulva Pengeluaran cairan


atau darah dari liang senggama, ada perlukaan pada vulva, adakah
pertumbuhan kondiloma akuminata, kista bartholini, abses bartholini
maupun fibroma pada labia, perhatikan bentuk dan warna, adakah
kelainan pada rerineum dan anus. b) Palpasi vulva Teraba tumor,
benjolan maupun pembengkakan pada kelenjar bartholini.

4. Pemeriksaan Inspekulo, terdiri dari : a) Pemeriksaan vagina Adakah


ulkus, pembengkakan atau cairan dalam vagina; adakah benjolan pada
vagina. b) Pemeriksaan porsio uteri Adakah perlukaan, apakah
tertutup oleh cairan/ lendir, apakah mudah berdarah dan terdapat
kelainan. c) Pengambilan cairan berasal dari ulkus vagina dan porsio
uteri Pemeriksaan bakteriologis, pemeriksaan jamur dan
pemeriksaan sitologi.

5. Pemeriksaan Dalam Pemeriksaan dalam untuk menentukan : a)


Rahim Bagaimana posisi rahim, besar, pergerakan, dan konsistensi
rahim, apakah ada nyeri saat pemeriksaan. b) Adneksa (daerah kanan
kiri rahim) Pemeriksaan ini dilakukan dengan menggerakkan jari yang
berada didalam fornix lateral dan tangan yang ada diluar bergerak ke
samping uterus. c) Forniks posterior (kavum douglas) Pemeriksaan ini
untuk mengetahui apakah terdapat nanah (infeksi) dan apakah forniks
menonjol akibat perdarahan kavum abdominalis.

6. Pemeriksaan Rectal Pemeriksaan rectal dilakukan pada wanita yang


belum coitus, pada kelainan bawaan seperti atresia himenalis atau
vaginalis, hymen rigidus dan vaginismus. Caranya: jari telunjuk
dimasukkan ke dalam rectal, tangan luar diletakkan di atas sympisis.

7. Pemeriksaan Rectovaginal Pemeriksaan rectovaginal digunakan pada


proses-proses dibelakang dan kiri kanan dari uterus (parametrium)
seperti infiltrat dan tumor. Caranya: jari telunjuk dimasukkan ke dalam
vagina sedangkan jari tengah ke dalam rectum.

8. Pemeriksaan Penunjang Seperti sonografi transveginal, histeroskopi


maupun tindakan operatif lain.

Kesimpulan
Setelah dilakukan anamnesa sampai pemeriksaan, maka dapat ditarik suatu
kesimpulan atau diagnosis : kehamilan, penyakit kandungan, infeksi dan
perdarahan tanpa sebab.
Terapi
Terapi diberikan sesuai dengan diagnosis atau kesimpulan yang didapatkan.
Sebagai Bidan memberikan KIE motivasi untuk pemeriksaan, melakukan
rujukan ke pelayanan kesehatan yang lebih tinggi (puskesmas, dokter
spesialis, rumah sakit) dan menerima pengawasan lebih lanjut.

KALA III
a. Pengkajian
1) Aktivitas / istirahat
Klien tampak senang dan keletihan
2) Sirkulasi
- Tekanan darah meningkat saat curah jantung meningkat dan kembali
normal dengan cepat
- Hipotensi akibat analgetik dan anastesi
- Nadi melambat
3) Makan dan cairan
Kehilangan darah normal 250 300 ml
4) Nyeri / ketidaknyamanan
Dapat mengeluh tremor kaki dan menggigil
5) Seksualitas
- Darah berwarna hitam dari vagina terjadi saat plasenta lepas
- Tali pusat memanjang pada muara vagina
b. Diagnosa Keperawatan
1) Risiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan b/d kurang masukan oral,
muntah.
2) Nyeri akut b/d trauma jaringan setelah melahirkan
3) Risiko tinggi terhadap cedera maternal b/d posisi selama persalinan
c. Intervensi
N DIAGNOSA
NOC NIC
O KEPERAWATAN
1. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Instruksikan klien
kekurangan volume cairan keperawatan untuk mendorong
b/d kurang masukan oral, selama.,diharapkan pada kontraksi
muntah. cairan seimbang denngan Kaji tanda vital
criteria hasil: setelah pemberian
o TTV dbn oksitosin
o Darah yang keluar Palpasi uterus
200 300 cc Kaji tanda dan gejala
shock
Massase uterus
dengan perlahan
setelah pengeluaran
plasenta
Kolaborasi pemberian
cairan parentral

2. Nyeri akut b/d trauma Setelah dilakukan asuhan Bantu penggunaan


jaringan setelah keperawatan teknik pernapasan
melahirkan selama.,diharapkan Berikan kompres es
nyeri terkontrol dengan pada perineum setelah
criteria hasil: melahirkan
o Pasien dapat control Ganti pakaian dan
nyeri liner basah
Berikan selimut
penghangat
Kolaborasi perbaikan
episiotomy
3. Risiko tinggi terhadap Setelah dilakukan asuhan Palpasi fundus uteri
cedera maternal b/d posisi keperawatan dan massase dengan
selama persalinan selama.,diharapkan perlahan
cidera terkontrol dengan Kaji irama pernafasan
criteria hasil: Bersihkan vulva dan
o Plasenta keluar utuh perineum dengan air
o TTV dbn dan larutan antiseptic
Kaji perilaku klien
dan perubahan system
saraf pusat
Dapatkan sampel
darah tali pusat, kirim
ke laboratorium untuk
menentukan golongan
darah bayi
Kolaborasi pemberian
cairan parenteral

1. ANAMNESA

1. Identitas pasien

1. Nama , alamat dan usia pasien dan suami pasien.

2. Pendidikan dan pekerjaan pasien dan suami pasien.

3. Agama, suku bangsa pasien dan suami pasien.

2. Anamnesa obstetri
1. Kehamilan yang ke ..

2. Hari pertama haid terakhir-HPHT ( last menstrual periode-LMP )

3. Riwayat obstetri:

1. Usia kehamilan : ( abortus, preterm, aterm, postterm ).

2. Proses persalinan ( spontan, tindakan, penolong persalinan ).

3. Keadaan pasca persalinan, masa nifas dan laktasi.

4. Keadaan bayi ( jenis kelamin, berat badan lahir, usia anak saat ini ).

4. Pada primigravida :

1. Lama kawin, pernikahan yang ke .

2. Perkawinan terakhir ini sudah berlangsung . Tahun.

3. Anamnesa tambahan:

o Anamnesa mengenai keluhan utama yang dikembangkan sesuai dengan hal-hal


yang berkaitan dengan kehamilan (kebiasaan buang air kecil / buang air besar,
kebiasaan merokok, hewan piaraan, konsumsi obat-obat tertentu sebelum dan
selama kehamilan).

2. PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan fisik umum

1. Kesan umum (nampak sakit berat, sedang), anemia konjungtiva, ikterus,


kesadaran, komunikasi personal.

2. Tinggi dan berat badan.

3. Tekanan darah, nadi, frekuensi pernafasan, suhu tubuh.

4. Pemeriksaan fisik lain yang dipandang perlu.

2. Pemeriksaan khusus obstetri

1. Inspeksi :

1. Chloasma gravidarum.
2. Keadaan kelenjar thyroid.

3. Dinding abdomen ( varises, jaringan parut, gerakan janin).

4. Keadaan vulva dan perineum.

2. Palpasi

1. Maksud untuk melakukan palpasi adalah untuk :

1. Memperkirakan adanya kehamilan.

2. Memperkirakan usia kehamilan.

3. Presentasi - posisi dan taksiran berat badan janin.

4. Mengikuti proses penurunan kepala pada persalinan.

5. Mencari penyulit kehamilan atau persalinan.

PALPASI ABDOMEN PADA KEHAMILAN


Tehnik :

1. Jelaskan maksud dan tujuan serta cara pemeriksaan palpasi yang akan saudara lakukan
pada ibu.

2. Ibu dipersilahkan berbaring telentang dengan sendi lutut semi fleksi untuk mengurangi
kontraksi otot dinding abdomen.

3. Leopold I s/d III, pemeriksa melakukan pemeriksaan dengan berdiri disamping kanan ibu
dengan menghadap kearah muka ibu ; pada pemeriksaan Leopold IV, pemeriksa berbalik
arah sehingga menghadap kearah kaki ibu.
Leopold I

1. Leopold I :

o Kedua telapak tangan pemeriksa diletakkan pada puncak fundus uteri.

o Tentukan tinggi fundus uteri untuk menentukan usia kehamilan.

o Rasakan bagian janin yang berada pada bagian fundus ( bokong atau kepala atau
kosong ).

Leopold II

1. Leopold II :

o Kedua telapak tangan pemeriksa bergeser turun kebawah sampai disamping kiri
dan kanan umbilikus.

o Tentukan bagian punggung janin untuk menentukan lokasi auskultasi denyut


jantung janin nantinya.

o Tentukan bagian-bagian kecil janin.


Leopold III

1. Leopold III :

o Pemeriksaan ini dilakukan dengan hati-hati oleh karena dapat menyebabkan


perasaan tak nyaman bagi pasien.

o Bagian terendah janin dicekap diantara ibu jari dan telunjuk tangan kanan.

o Ditentukan apa yang menjadi bagian terendah janin dan ditentukan apakah sudah
mengalami engagemen atau belum.

Leopold IV

1. Leopold IV :

o Pemeriksa merubah posisinya sehingga menghadap ke arah kaki pasien.

o Kedua telapak tangan ditempatkan disisi kiri dan kanan bagian terendah janin.
o Digunakan untuk menentukan sampai berapa jauh derajat desensus janin.

Menentukan tinggi fundus uteri untuk memperkirakan usia kehamilan berdasarkan parameter
tertentu ( umbilikus, prosesus xyphoideus dan tepi atas simfisis pubis)

VAGINAL TOUCHER PADA KASUS OBSTETRI

Indikasi vaginal toucher pada kasus kehamilan atau persalinan:

1. Sebagai bagian dalam menegakkan diagnosa kehamilan muda.

2. Pada primigravida dengan usia kehamilan lebih dari 37 minggu digunakan untuk
melakukan evaluasi kapasitas panggul (pelvimetri klinik) dan menentukan apakah ada
kelainan pada jalan lahir yang diperkirakan akan dapat mengganggu jalannya proses
persalinan pervaginam.

3. Pada saat masuk kamar bersalin dilakukan untuk menentukan fase persalinan dan
diagnosa letak janin.

4. Pada saat inpartu digunakan untuk menilai apakah kemajuan proses persalinan sesuai
dengan yang diharapkan.

5. Pada saat ketuban pecah digunakan untuk menentukan ada tidaknya prolapsus bagian
kecil janin atau talipusat.

6. Pada saat inpartu, ibu nampak ingin meneran dan digunakan untuk memastikan apakah
fase persalinan sudah masuk pada persalinan kala II.

Tehnik
Vaginal toucher pada pemeriksaan kehamilan dan persalinan:

1. Didahului dengan melakukan inspeksi pada organ genitalia eksterna.


2. Tahap berikutnya, pemeriksaan inspekulo untuk melihat keadaan jalan lahir.

3. Labia minora disisihkan kekiri dan kanan dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri dari

sisi kranial untuk memaparkan vestibulum.)

4. Jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan dalam posisi lurus dan rapat dimasukkan
kearah belakang - atas vagina dan melakukan palpasi pada servik.

1. Menentukan dilatasi (cm) dan pendataran servik (prosentase).

2. Menentukan keadaan selaput ketuban masih utuh atau sudah pecah, bila sudah
pecah tentukan :

1. Warna

2. Bau

3. Jumlah air ketuban yang mengalir keluar


3. Menentukan presentasi (bagian terendah) dan posisi (berdasarkan denominator)
serta derajat penurunan janin berdasarkan stasion.

4. Menentukan apakah terdapat bagian-bagian kecil janin lain atau talipusat yang
berada disamping bagian terendah janin (presentasi rangkap compound
presentation).

5. Pada primigravida digunakan lebih lanjut untuk melakukan pelvimetri klinik :

1. Pemeriksaan bentuk sacrum

2. Menentukan apakah coccygeus menonjol atau tidak.

3. Menentukan apakah spina ischiadica menonjol atau tidak.

4. Mengukur distansia interspinarum.

5. Memeriksa lengkungan dinding lateral panggul.

6. Meraba promontorium, bila teraba maka dapat diduga adanya kesempitan


panggul (mengukur conjugata diagonalis).

7. Menentukan jarak antara kedua tuber ischiadica.

Auskultasi

Auskultasi detik jantung janin dengan menggunakan fetoskop de Lee.

Detik jantung janin terdengar paling keras didaerah punggung janin.


Detik jantung janin dihitung selama 5 detik dilakukan 3 kali berurutan selang 5 detik
sebanyak 3 kali.

Hasil pemeriksaan detik jantung janin 10 12 10 berarti frekuensi detik jantung janin
32 x 4 = 128 kali per menit.

Frekuensi detik jantung janin normal 120 160 kali per menit.

PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSTIK

Pemeriksaan laboratorium rutin (Hb dan urinalisis serta protein urine).

Pemeriksaan laboratorium khusus.

Pemeriksaan ultrasonografi.

Pemantauan janin dengan kardiotokografi.

Amniosentesis dan Kariotiping.

10 KESIMPULAN PEMERIKSAAN KEHAMILAN:


Sebagai kesimpulan hasil pemeriksaan kehamilan harus disebutkan 10 hal berikut dibawah ini :

1. Hamil atau tidak hamil ( berdasarkan tanda pasti kehamilan ).

2. Primigravida atau multigravida.

o G (gravida ) P(para) 1 2 3 4.

1. Jumlah partus aterm (> 37 minggu/ berat anak > 2500 g).

2. Jumlah partus preterm (22 37 minggu / berat anak < 2500g )


3. Jumlah abortus ( < 20 minggu ).

4. Jumlah anak hidup saat ini.

3. Anak hidup atau mati.

4. Usia kehamilan ( aterm / preterm minggu ).

5. Letak anak :

o Situs : misalnya situs longitudinal.

o Habitus : misalnya fleksi.

o Posisi : misalnya punggung kiri dengan ubun-ubun kecil kiri melintang.

o Presentasi : misalnya presentasi belakang kepala.

2. Kehamilan intra atau ekstrauterin.

3. Hamil tunggal atau kembar.

4. Inpartu atau tidak ( sebutkan tahapan persalinan)

5. Keadaan jalan lahir : tumor jalan lahir, hasil pemeriksaan pelvimetri klinik, cacat rahim
pasca sectio caesar atau miomektomi intramural.

6. Keadaan umum ibu :

o Komplikasi atau penyakit penyakit yang menyertai kehamilan atau persalinan


( misal: pre eklampsia, anemia , hepatitis dsb nya )

o Komplikasi persalinan ( misal : secondary arrest , kala II memanjang, gawat


janin )

DIAGNOSA :

1. Diagnosa ibu :

o misalnya :

o G 1 P 0000 inpartu kala I fase aktif

o (Penyulit kehamilan) Pre eklampsia berat dan anemia gravidarum


2. Diagnosa anak :

o Misalnya : janin tunggal, hidup, intrauterin, presentasi belakang kepala.

TERAPI / SIKAP / TINDAKAN / RENCANA TINDAKAN & TINDAK LANJUT :


Misalnya :

Pasang infuse dan dauer katheter

Pemberian Mg SO4 dosis bolus dan dosis pemeliharaan

Observasi keadaan umum ibu (tekanan darah dan pernafasan , gejala subjektif, kejang,
kesadaran, produksi urine

Observasi kemajuan persalinan ( detik jantung janin, kontraksi uterus, penurunan janin
dan tanda-tanda ruptura uteri iminen - lingkaran Bandl)

Antisipasi terjadinya perdarahan pasca persalinan ( oleh karena pemberian MgSO4 dan
adanya anemia gravidarum )

Buat partograf

Evaluasi 4 jam

Bila kemajuan persalinan berlangsung dengan normal, direncanakan untuk melakukan


persalinan pervaginam dengan mempercepat persalinan kala II menggunakan ekstraksi
cunam atau vakum.

PROGNOSA: penentuan prognosa meliputi prognosa ibu dan anak


Prinsip Obstetri :

1. Primum non nocere : merupakan sesuatu yang


teramat penting adalah tidak membuat keadaan
menjadi semakin buruk

2. Non vi sed arte : melakukan tindakan medis


bukan dengan kekuatan fisik namun dengan
ketrampilan

Penolong persalinan yang baik bukan hanya sekedar terampil dalam melakukan tindakan, akan
tetapi juga yang mampu untuk mencegah terjadinya penyulit kehamilan dan atau persalinan
dengan melakukan perawatan antenatal secara baik dan benar.
KTI Asuhan Kebidanan pada Ny M dengan Retensio Plasenta di Rumah
sakit Bhayangkara Mappa Oudang

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah mortalitas dan morbiditas ibu masih merupakan masalah yang besar dari tahun ke tahun
diseluruh dunia. Di berbagai Negara, dilemma ini merupakan fenomena yang sangat kompleks.
Resiko kematian ibu karena adanya komplikasi pada masa kehamilan dan proses persalinan yang
sering terjadi adalah perdarahan, eklamsia, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Sebagian
besar kasus perdarahan terjadi karena retensio plasenta yang merupakan salah satu penyebab
utama tingginya angka kematian ibu. ( http://www.path.org./file/Indonesia online diakses tanggal
17 juni 2009 )
Menurut Word Health Organization ( WHO ) mencatat pada tahun 2007 bahwa tiap tahunnya
angka kematian ibu lebih dari 300 hingga 400/100.000 kelahiran hidup, perempuan meninggal
yang disebabkan perdarahan 28 %, eklamsia 12 %, abortus 13 %, sepsis 15 %, partus lama 8 %,
dan penyebab lain lain 2 %. Sedangkan di negara negara ASEAN seperti : Singapura
6/100.000 kelahiran hidup, Malaysia 41/100.000 kelahiran hidup, Thailand 44/100.000 kelahiran
hidup, Filipina 170/100.000 kelahiran hidup. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia karena
masih adanya anggapan persalinan sebagai kodrat perempuan yang dapat berjalan dengan
sendirinya, sehingga masalah kehamilan adalah urusan personal kaum perempuan yang harus
ditanggung sendiri oleh perempuan.( http://www.dinkes-sulsel.go.id diakses tanggal 17 juni 2009
)
Angka Kematian Ibu ( AKI ) di Indonesia berhasil diturunkan dari 270 per 100.000 KH pada
tahun 2004 menjadi 262 per 100.000 KH pada tahun 2005, 255 per 100.000 KH pada tahun 2006
dan tahun 2007menjadi 248 per 100.000 KH, hal ini menadakan penurunan angka kematian ibu
mencapai 0,07 % tiap tahunnya. Namun meskipun demikian kondisi ibu belum merubah status
Indonesia sebagai negara dengan angka kematian ibu tertinggi di Asia Tenggara karena angka
kematian ibu di negara negara Asia Tenggara lainnya masih jauh lebih rendah dibandingkan
Indonesia. Hal ini terjadi karena masih minimnya jumlah tenaga kesehatan yang terampil dalam
penanganan persalinan dan komplikasinya. Disamping itu, tingkat pengetahuan sebagian
masyarakat tentang kehamilan dan persalinan masih rendah. Serta factor ekonomi, perilaku, dan
budaya. ( http://www.groups.yahoo.com/group/ppiindia online di akses tanggal 17 juni 2009 )
Retensio plasenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
( Candida,2008,hal 178 )
Di Sulawesi Selatan berdasarkan data yang diperoleh dari profil Dinas Kesehatan, pada tahun
2008 tercatat angka kematian ibu 266/100.000 kelahiran hidup yang disebabkan perdarahan 73
kasus ( 51,8 % ), eklamsia 39 kasus ( 27,7 % ), infeksi 8 kasus ( 5,6 % ).
Data yang diperoleh dari medical record di Rumah Sakit Bhayangkara Mappa Oudang 2008, dari
jumlah ibu yang melahirkan yaitu sebanyak 759 orang perdarahan 49 orang, yang disebabkan
oleh atonia uteri 19 orang, Rest plasenta 17 orang, Robekan jalan lahir 9 orang, Retensio
Plasenta 4 orang.
Adanya resiko dari Retensio Plasenta yang menyebabkan kematian ibu sehingga mendorong
penulis untuk mengkaji permasalahan dengan memaparkan lewat karya tulis ilmiah ini sebagai
wujud perhatian dan tanggung jawab dalam memberikan kontribusi pemikiran pada berbagai
pihak yang berkompeten dengan masalah tersebut guna mencari solusi yang terbaik dari
permasalahan dengan menerapkan dalam manajemen asuhan kebidanan khususnya pada kasus
Retensio Plasenta yang diuraikan dalam tujuh langkah varney.
B. Ruang Lingkup Permasalahan
Adapun ruang lingkup dalam pembahasan karya tulis ini meliputi asuhan kebidanan pada Ny
M dengan Retensio Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tangggal 7 s/d 9 juni
2009
C. Tujuan Khusus
1. Tujuan umum
Dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada Ny M dengan Retensio Plasenta di Rumah
sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 7 s/d 9 juni 2009 dengan menggunakan asuhan
kebidana sesuai dengan kompetensi dan wewenang bidan.
2. Tujuan Khusus
a. Dapat melaksanakan pengkajian dan analisis data pada Ny M dengan Retensio Plasenta di
Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 7 s/d 9 juni 2009.
b. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa / masalah
aktual pada Ny M dengan Retensio Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang
Tanggal 7 s/d 9 juni 2009
c. Dapat menganalisis dan menginterpretasikan data untuk menegakkan diagnosa / masalah
potensial pada Ny M dengan Retensio Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang
Tanggal 7 s/d 9 juni 2009.
d. Dapat melaksanakan tindakan segera / kolaborasi guna memecahkan masalah pada Ny M
dengan Retensio Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 6 s/d 9 juni
2009.
e. Dapat merencanakan tindakan dalam asuhan kebidanan pada Ny M dengan Retensio
Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 6 s/d 9 juni 2009.
f. Dapat melaksanakan tindakan asuhan kebidanan pada Ny M dengan Retensio Plasenta di
Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 6 s/d 9 juni 2009.
g. Dapat mengevaluasi hasil tindakn asuhan kebidanan pada Ny M dengan Retensio Plasenta
di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 6 s/d 9 juni 2009.
h. Dapat mendokumentasikan semua temuan dan asuhan kebidanan yang telah dilaksanakan pada
Ny M dengan Retensio Plasenta di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang Tanggal 6 s/d 9
juni 2009.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat ilmiah
Sebagai bahan acuan atau pedoman institusi jurusan kebidanan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah.
2. Manfaat praktis
Sebagai sumber informasi bagi tenaga bidan di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang
khususnya yang berkaitan ddengan Retensio Plasenta.

3. Manfaat peneliti
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penulisan serta merupakan tambahan yang sangat
berharga dalam penerapan asuhan kebidanan dengan Retensio Plasenta.
E. Metode Penulisaan
Metode yang digunakan untuk menulis karya tulis ilmiah ini adalah sebagai berikut
1. Studi Kepustakaan
Mempelajari atau membaca berbagai literature yang berhubungan dengan Retensio Plasenta.
2. Studi Kasus
Dengan menggunakan pendekatan pemecahan masalah dalam asuhan kebidanan yang meliputi
pengkajian data, analisa dan perumusan diagnosa / masalah aktual, diagnosa masalah potensial,
perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, dan evaluasi serta dokumentasi asuhan kebidanan.
Untuk menghimpun data / informasi dalam pengkajian dengan menggunakan tehnik sebagai
berikut:
a. Anamnese
Yaitu penulis mengadakan tanya jawabdengan ibu, suami dan keluarga yang terlibat tentang
masalah yang dialami klien guna mendapatkan data yang diperlukan untuk memberikan asuhan
kebidanan.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemerikasaan fisik dilakukan secara sistematis mulai pemriksaan inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan pemeriksaan penunjang ( laboratorium ) dengan menggunakan format pengkajian yang telah
disusun sebelumnya untuk mendapatkan data yang objektif mengenai keadaan klien.

c. Pengkajian Psikososial, Spritual, dan Ekonomi.


Pengkajian psikososial dilakukan untuk mengetahui status emosional, Serta pola interaksi klien
terhadap keluarga, petugas kesehatan dan lingkungannya serta pengetahuan tentang kesehatan.
3. Studi Dokumentasi
Membaca dan mempelajari status kesehatan yang berhubungan dengan keadaan Ny M , baik
yang bersumber dari catatan dokter, bidan maupun dari sumber lain yang menunjang dengan
masalah Ny M
4. Diskusi
Diskusi dengan tenaga kesehatan yaitu dokter dan bidan maupun pembimbing demi kelancaran
penulisan karya tulis ini.
F. Sistematika Penulisan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Tinjauan Umum Tentang Persalinan
1.Pengertian Persalinan
a. Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari uterus ibu.
( Depkes RI,2007,hal 37 )
b. Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
melalui vagina ke dunia luar. ( Sarwono, 2005 hal 180 )
c. Persalinan normal adalah persalinan yang berjalan dengan kekuatan sendiri, spontan dengan
presentase belakang kepala, aterm dan hidup. (Chandranita,2008,hal 21 )
d. Persalinan normal adalah proses pengeluaran buah kehamilan cukup bulan yang mencakup
pengeluaran bayi,plasenta dan selaput ketuban,dengan presentase kepala ( posisis belakang
kepala ), dari rahim ibu melalui jalan lahir ( baik jalan lahir lunak maupun kasar ), dengan tenaga
ibu sendiri ( tidak ada intervensi dari luar ), ( http://www.kalbe.co .id/files/cdk/files/19 diakes
tanggal 17 juni 2009 ).
2. Etiologi Persalinan
a. Teori penurunan hormone
1 2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormone estrogen dan
progesterone.Progesteron bekerja sebagai penenang otot otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah,sehinggal timbul his bila kadar progesterone turun.
Kadar prostaglandin dalam kehamilan dari minggu ke 15 hingga aterm meningkat, lebih lebih
sewaktu partus. ( Wiknjosastro H, 2005, hal 181)
b. Teori plasenta menjadi tua
Dengan tuanya kehamilan maka vilil koriales mengalami perubahan perubahan,sehingga kadar
estrogen dan progesterone menurun sehingga menimbulkan kontraksi rahim.( Wiknjosastro
H,2005,hal 181 ).
c. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi membesar dan meregang menyebabkan iskemia otototot rahim,sehingga
mengganggu sirkulasi utero plasenter, sehingga plasenta mengalami degenerasi yang
menyebabkan nutrisi pada janin berkurang sehingga hasil konsepsi akan segera keluar.
( Wiknjosastro H,2005,hal 181 )
d. Teori iritasi mekanik
Tekanan pada ganglion servikale ( fleksus frankenhauser ) yang terletak di belakang serviks,
misalnya oleh kepala janin yang akan menimbulkan kontraksi uterus. ( Mochtar R 1998,hal 92 ).

3. Tanda-tanda permulaan persalinan ( Mochtar,1998,hal )


a. Lightening atau settling atau dropping,yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul
terutama pada primigravida pada multipara tidak begitu kentara.
b. Perut kelihatan lebih melebar,fundus uteri turun.
c. Perasaan sering-sering atau susah kencing ( polakisuari ) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian bawah janin.
d. Perasaan sakit diperut dan oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus,kadang-kadang
disebut false labor pains.
e. Serviks menjadi lembek,mulai mendatar,dan sekresinya bertambah,bias bercampur darah
( bloody show ).
4 . Tanda-tanda inpartu ( Mochtar R,1998,hal 93 )
a. Rasa sakit oleh adanya his yang dating lebih kuat,sering,dan teratur,
b. Keluar lendir bercampur darah ( show ) yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada
serviks.
c. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
d. Pada pemeriksaan dalam:serviks mendatar dan pembukaan ada.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan ( Mochtar R,1998,hal 93 )
a. Kekuatan mendorong janin keluar ( power )
1) His ( kontraksi uterus )
2) Kontraksi otot-otot dinding rahim
3) Kontraksi diafragma
4) Ligamentous action terutama ligmentum rotundum
b. Faktor janin ( passenger )
c. Faktor jalan lahir ( passage )
6. Mekanisme persalinan ( wiknosastro H, 2005, hal 186 190 ` ).
a. Turunnya kepala
1) Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primigravida terjadi bulan terahir kehamilan sedangkan multi gravid tergantung pada
permulaan persalinan.Biasanya sutura sagitalis melintang dengan fleksi ringan menimbulkan :
a. Synclitismus anterior,jika sutura sagitalis berada di tengah-tengah jalan lahir antara simpisis
dengan promotorium, sehingga os parietal depan dan belakang sama tingginya.
b. Asynclitismus anterior, jika sutura sagitalis agak kedepan mendekati promotorium.
c. Asynclitismus posterior,jika sutura sagitalis lebih mendekati simpisis sehingga os parietal
belakang lebih rendah dari os parietal depan.
2) Majunya kepala
Majunya kepala pada primigravida terjadi setelah kepala masuk dalam pintu atas
panggul,sedangkan pada multigravida antara majunya kepala dan masuknya kepala dalam pintu
atas panggul terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Pada permulaan persalinan kepala janin biasanya berada dalam sikap fleksi.Dengan turunnya
kepala janin,tahanan yang diperoleh dari dasar panggul akan makin besar,yang mengakibatkan
kepala janin makin fleksi lagi,dagu janin menekan dadanya dan belakang kepala ( oksiput )
menjadi bagian terbawah janin.Flejsi yang maksimal ini mengakibatkan masuknya kepala janin
dengan diameter terkecil ( diameter sub oksiput-bregmetika 9,5 cm )ke dalam pintu atas panggul.
c. Putaran paksi dalam
Kepala janin berputar sedemikian rupa sehingga diameter terkecil anterior-posterior kepala janin
akan bersesuai dengan diameter terkecil transverse
( oblik ) pintu atas panggul,dan selanjutnya dengan diameter terkecil antero-posterior pintu
bawah panggul.
d. Ekstensi
Kepala janin dilahirkan dengan melepaskan diri dari sikap kepala yang fleksi maksimal dengan
jalan menempuh gerakan defleksi kepala,maka berturut-turut lahirlah puncak kepala, dahi,
hidung, mulut, dan akhirnya dagu.

e. Putaran paksi luar


Setelah kepala lahir maka kepala anak akan memutar kembali kea rah punggung anak untuk
menghilangkan torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar selesai maka bahu depan sudah sampai di bawah simpisis dan menjadi
pusat pemutaran untuk kelahiran bahu belakang, menyusul bahu depan dan seluruh badan bayi
searah dengan paksi jalan lahir.
7. Perlangsungan Persalinan Normal ( Wiknjosastro H, 2005, hal.181 )
a. Kala I ( Kala Pembukaan )
Dimulai dari timbulnya kontraksi uterus atau his sehingga serviks membuka sampai terjadi
pembukaan 10 cm. Pada pembukaan serviks pada primigravida berlangsung kira kira 13 jam,
sedangkan pada multigravida berlangsung kira kira 7 jam.
Proses membuka serviks sebagai akibat his dibnagi dalam 2 fase, yaitu:
1) Fase laten : berlangsung selama 7-8 jam. Pembukaan terjadi sangat lambat sampai mencapai
ukuran diameter 3 cm.
2) Fase aktif berlangsung selama 6 jam dibagi dalam 3 fase lagi, yakni :
a. Fase akselererasi. Dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm tadi menjadi 4 cm.
b. Fase dilatasi maksimal . Dalam waktu 2 jam pembukaan berlangsung sangat cepat, dari 4 jam
memjadi 9 cm.
c. Fase deselerasi. Pembukaan menjadi lambat kembali. Dalam waktu 2 jam pembukaan dari 9
cm menjadi lengkap.
b. Kala II ( Kala Pengeluaran )
Dimuali dari pembukaan lengkap 10 cm denagn his yang lebih kuat dan cepat sampai dengan
lahirnya bayi. Oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan, janin didorong ke luar sampai
lahir. Pada primigravida berlangsung rata rata 1,5 jam sedangkan pada multigravida
berlangsung rata rata 0,5 jam.
c. Kala III ( Kala Uri )
1). Pengeluaran Kala III :
Kala III adalah setelah bayi lahir, uterus teraba keras dengan fundus uteri agak di atas pusat.
Beberapa menit kemudian uterus berkontraksi lagi untuk melepaskan plasenta dari dindingnya.
Biasanya plasenta lepas dalam 6 sampai 15 menit setelah bayi lahir dan keluar spontan atau
dengan tekanan pada fundus uteri. Pengeluaran plasenta disertai dengan pengeluaran darah 100
200 cc. ( Wiknjosastro H, 2005, hal.185 ).
2). Tanda dan Gejala Kala III ( Deptekes RI, 2007, hal.124 )
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri.
Setelah bayi lahir dan sebelum miometrium mulai berkontraksi, uterus berbentuk bulat penuh
( discoid ) dan tinggi fundus biasanya turun hingga di bawah pusat. Setelah uterus berkontraksi
dan plasenta terdorong ke bawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada di atas pusat.
b) Tali pusat memanjang, dan terlihat keluar terjadi melalui vulva dan vagina.
c) Semburan darah tiba tiba.
Darah yang terkumpul di belakang plasenta keluar dan dibantu oleh gaya gravitasi. Semburan
darah yang tiba tiba menandakan bahwa darah yang terkumpul di antara tempat meletaknya
plasenta ( darah retropiasenter ), keluar melalui tepi plasenta yang terlepas.
3). Mekanisme lahirnya plasenta
Setelah bayi dilahirkan, uterus secara spontan berkontraksi. Kontraksi dan retraksi otot otot
uterus menyelesaikan proses ini pada akhir persalinan. Sesudah berkontraksi, sel miometrium
tidak relaksasi, melainkan menjadi lebih pendek dan lebih tebal. Dengan kontraksi yang
berlangsung kontinyu, miometrium menebal secara progresif, dan kavum uteri mengecil
sehingga ukuran juga mengecil. Pengecilan menndadak uterus ini disertai menegcilnya daerah
tempat perlekatan palsenta. Ketika jaringan penyokong plasenta berkontraksi maka plasenta yang
belum terlepas mulai terlepas dari dinding uterus. Tegangan yang ditimbulkannya menyebabkan
lapisan desidua spongiosa yang longgar member jalan, dan pelepasan plasenta terjadi di tempat
itu. Pembuluh darah yang terdapt di uterus berada di antara serat serat otot miometrium yang
saling bersilangan. Kontraksi serat serat otot ini menekan pembuluh darah dan retaksi otot ini
mengakibatkan pembuluh darahdan retaksi otot ini mengakibatkan pembuluh darah terjepit serta
perdarahan berhenti.
Kala III yang normal dapat dibagi ke dalam 4 fase, yaitu:
a) Fase laten, ditandai oleh menebalnya dinding uterus yang bebas tempat lasenta, namun
dinding uterus tempat plasenta melekat masih tipis.
b) Fase kontraksi, ditandai oleh menebalnya dinding uterus tempat plasenta melekat ( dari
ketebalan kurang dari 1 cm menjadi > 2 cm ).
c) Fase pelepasan plasenta, fase dimana plasenta menyempurnakan pemisahannya dari dinding
uterus dan lepas. Tidak ada hematom yang berbentuk antara dinding uterus dengan plasenta.
Terpisahnya plasenta disebabkan oleh kekuatan antara plasenta yang pasif dengan otot uterus
uterus yang aktif pada tempat melekatnya plasenta, yang mengurangi permukaan tempat
melekatnya plasenta . Akibatnya sobek di lapisan spongiosa.
d) Fase pengeluaran, dimana plasenta bergerak meluncur.Saat plasenta bergerak turun, daerah
pemisahan tetap tidak berubah dan sejumlah kecil darah terkumpul di dalam rongga rahim. Ini
bmenunjukan bahwa perdarahan selama pemisahan plasenta lebih merupakan akibat, bukan
sebab. Lama kala III pada persalinan normal ditentukan oleh lamanya fase kontraksi. Dengan
menggunakan ultrasonografi pada kala III, 89% plasenta lepas dalam waktu satu menit dari
tempat implantasinya.
( http/:www.path.org/files/Indonesia dikses tanggal 17 juni 2009 )
4). Penanganan Kala III ( Depkes RI, 2002, hal N-19 )
Penalaksanaan manajemen aktif kala III ( pengeluaran aktif plasenta ) membantu menghindarkan
terjadinya perdarahan pascapersalinan, yang meliputi:
a. Memberikan oksitosin untuk merangsang uterus berkontraksi yang juga mempercepat
pelepasan plasenta.
Oksitosin dapat diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi.
Jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting susu atau susukan bayi guna menghasilkan
oksitosin alamiah memberikan ergometrin 0,2 mg IM.
b. Lakukan Peregangan Tali pusat terkendali ( PTT ) dengan cara:
1. Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas simpisis pubis. Selama kontraksi
taangan mendorong korpus uteri dengan gerakan dorso cranial kearah belakng dan ke arah
kepala ibu.
2. Tangan yang satu memegang tali pusat dengan klem 5 6 cm di depan vulva.
3. Jaga tahanan ringan pada tali pusat dan tunggu adanya kontraksi kuat (2 - 3 menit ).
4. Selama kontraksi, lakukan tarikan terkendali pada tali pusat yang terus menerus, dalam,
tegangan yang sama dengan tangan ke uterus.
c. PTT dilakukan hanya selama uterus berkontraksi. Tangan pada uterus merasakan kontraksi,
ibu dapat juga memberi tahu petugas ketika ia merasakan kontraksi.
d. Begitu plasenta lepas, keluarkan dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
mendekati plasenta, keluarkan plasenta dengan gerakan ke bawah dan ke atas sesuai dengan jalan
lahir. Kedua tangna dapat memegang plasenta dan perlahan memutar plasenta earah jarum jam
untuk mengeluarkan selaput ketuban.
e. Segera setelah plasenta dan selaputnya dikeluarkan, masase fundus agar menimbulkan
kontraksi. Hal ini dapat mengurangi pengeluaran darah dan dapat mencegah perdarahan
pascapersalinan. Jika uterus tidak berkontraksi kuat selam 10 15 detik, atau jika perdarahan
hebat terjadi, segera lakukan kompresi bimanual dalam. Jika atonia uteri tidak teratasi dalam 1
2 menit, ikuti protocol untuk perdarahan pascapersalinan.
f. Jika menggunakan manajemen aktif kala III dan palsenta belum lahir dalam waktu 15 menit,
berikan oksitosin 10 unit I.M dosis kedua, dalam jarak 15 menit dari pemberian oksotosin dosis
pertama.
g. Jika menggunakan manajemen aktif kala III dan plsenta belum juga lahir dalam waktu 30
menit:
1. Periksa kandung kemih dan lakukan kateterisasi jika kandung kemih penuh.
2. Periksa adanya tanda tanda pelepasan plsenta
3. Berikan oksitosin 10 unit I.M dosis ketiga, dalam jarak waktu 15 menit dari pemberian
oksitosin dosis pertama.
h. Periksa wanita tersebut secara seksama dan jahit semua robekan pada serviks atau vagina atau
perbaiki episiotomi.
d. Kala IV ( Kala Pengawasan )
Mulai dari lahirnya plasenta dan lamanya 1 sampai 2 jam setelah persalinan berlangsung.
A. Tinjauan Umum Tentang Perdarahan Postpartum
1. Pengertian perdarahan postpartum menurut beberapa ahli:
a. Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam setelah persalinan
berlangsung. ( Manuaba, I. B. G, 1998, hal 295 ).
b. Perdarahan post partum adalah perdarahan lebih 500-600 ml selama 24 jam setelah anak lahir.
Termasuk perdarahan karena retensio plasenta. Perdarahan post partum adalah perdarahan dalam
kala IV lebih 500-600 cc dalam 24 jam setelah anak dan plasenta lahir.(http:// welcome to
phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17 juni 2009 ).
c. Perdarahan postpartum adalah perdarahan setelah anak lahir melebihi 500 ml. ( Wiknjosastro
H, 2005, hal. 653 ).
2. Macam macam perdarahan postpartum menurut waktu terjadinya dibagi atas dua
(http://welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17 juni 2009).
a. Perdarahan post partum primer (early postpartum hemorrhage) yang terjadi selama 24 jam
setelah anak lahir.
b. Perdarahan post partum sekunder (late postpartum hemorrhage) yang terjadi setelah 24 jam
anak lahir. Biasanya hari ke 5-15 post partum.
3. Etiologi perdarahan postpartum (http://welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17 juni
2009 ).
a. Atoni uteri (50-60%).
b. Retensio plasenta (16-17%).
c. Sisa plasenta (23-24%).
d. Laserasi jalan lahir (4-5%).
e. Kelainan darah (0,5-0,8%).
4. Tanda dan gejala perdarahan postpartum.
( http://kalbe.co.id//files/cdk/ diakses tanggal 17 juni 2009 )
Perdarahan pervaginam yang terus menerus setelah bayi lhir.
Pucat, mungkin ada tanda tanda syok, tekanan darah rendah, denyut nadi cepat dan kecil,
ekstremitas dingin, gelisah, mual dan lai lain.
5. Diagnosis perdarahan postpartum. ( http://welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17
juni 2009 ).
a) Palpasi uterus : bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uterus.
b) Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak.
c) Melakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
- Sisa plasenta dan ketuban.
- Robekan rahim.
- Plasenta suksenturiata.
d) Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah.
e) Pemeriksaan laboratorium : periksa darah, hemoglobin, clot observation test (COT), dan lain-
lain.
6. Penanganan perdarahan postpartum ( http:// welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17
juni 2009 )
a. Tahap I : perdarahan yang tidak banyak dapat diatasi dengan memberikan
uterotonika, mengurut rahim (massage) dan memasang gurita.
b. Tahap II : bila perdarahan belum berhenti dan bertambah banyak, selanjutnya
berikan infus dan transfusi darah lalu dapat lakukan :
-Perasat (manuver) Zangemeister.
-Perasat (manuver) Fritch.
-Kompresi bimanual.
-Kompresi aorta.
-Tampona deutero-vaginal.
- Jepit arteri uterina dengan cara Henkel.
c. Tahap III : bila belum tertolong maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan
dengan 2 cara yaitu meligasi arteri hipogastrika atau histerektomi.
B. Tinjauan umum Tentang Retensio Plasenta
a. Pengertian retensio plasenta menurut beberapa ahli:
- Retensio palsenta adalah belum lepasnya plasenta dengan melebihi waktu setengah jam.
( Candranita, 2008, hal 178 ).
- Retensio plasenta adalah apabila plasenta belum lahir setelah janin lahir. ( Wiknjosastro H,
2005, hal. 656 )
- Retensio plasenta adalah terlambatnya kelahiran plasenta selama setengah jam persalinan bayi.
( Manuaba I. B. G, 1998, hal 300 )

b. Etiologi Retensio Plasenta ( http:// welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17 juni
2009 )
1. Plasenta belum terlepas dari dinding rahim karena melekat dan tumbuh lebih dalam. Menurut
tingkat perlekatannya :
- Plasenta adhesiva : plasenta yang melekat pada desidua endometrium lebih dalam.
- Plasenta inkreta : vili khorialis tumbuh lebih dalam dan menembus desidua endometrium
sampai ke miometrium.
- Plasenta akreta : vili khorialis tumbuh menembus miometrium sampai ke serosa.
- Plasenta perkreta : vili khorialis tumbuh menembus serosa atau peritoneum dinding rahim.
2. Plasenta sudah terlepas dari dinding rahim namun belum keluar karena atoni uteri atau adanya
lingkaran konstriksi pada bagian bawah rahim (akibat kesalahan penanganan kala III) yang akan
menghalangi plasenta kelua (plasenta inkarserata).
c. Tanda dan gejala Retensio Plasenta ( Saifuddin AB, 2000 , hal.27 )
Plasenta belum lahir setelah 30 menit.
Kontraksi uterus keras.
Tinggi fundus uteri 1 jari di atas pusat.

d. Patofisiologi Retensio Plsenta


Jika plasenta belum lepas sama sekali, tidak terjadi perdarahan, jika plasenta sebagian terjadi
perdarahan yang merupakan indikasi untuk mengeluarkannya. Plasenta belum lepas dari dinding
uterus karena kontraksi uterus kurang kuat untuk melepaskan plasenta ( plasenta adhesive ).
Plasenta melekat erat pada dinding uterus oleh sebab vili korialis menembus desidua sampai di
bawah peritoneum ( plasenta akreta-perkreta ). Plasenta yang sudah lepas dari dinding uterus
akan tetapi belum keluar, disebabkan oleh tidak adanya usaha untuk melahirkan atau karena
salah penenganan kala III, sehingga terjadi lingkaran kontraksi pada bagian bawah uterus yang
menghalangi keluarnya plasenta/inkarserasio plasenta. ( Wiknjosastro H, 2005, hal. 656-657 ).
Pada pelepasan plasenta selalu terjadi perdarahan karena sinus sinus maternalis di tempat
insersinya pada dinding uterus terbuka. Apabila sebagian plasenta lepas sebagian lagi belum,
terjadi perdarahan karena uterus tidak bisa berkontraksi dan beretraksi dengan baik pada batas
antara kedua bagian itu. Selanjutnya apabila sebagian besar plasenta sudah lepas, tetapi sebagian
kecil masih melekat pada dinding uterus, dapat timbul perdarahan dalam masa nifas.
( Wiknjosastro H, 2005, hal. 653-657 ).

e. Diagnosis Rtensio Plseanta ( Wikjosastro H, 2005,hal.657 ).


Pada retensio plasenta dengan separasi parsial, diagnosis ditegakkan dengan menentukan
tindakan selanjutnya.
Plasenta inkreta, diagnosis kerjanya ditentukan melalui anamneses gejala klinis dan
pemeriksaan.
Tanda penting untuk diagnose plasenta akreta, yaitu pada pemeriksaan luar fundus/korpus uteri
ikut apabila tali pusat ditarik. Pada pemeriksaan dalam, sulit ditentukan tepi plasenta karena
implantasi yang dalam.
f. Penanganan Retensio Plasenta. (http:// welcome to phiedzt_zha Zone diakses tanggal 17 juni
2009).
1. Coba 1-2 kali dengan perasat Crede.
2. Mengeluarkan plasenta dengan tangan (manual plasenta).
3. Memberikan transfusi darah bila perdarahan banyak.
4. Memberikan obat-obatan misalnya uterotonika dan antibiotik.
Manual plasenta:
a. Memasang infus cairan dekstrose 5%.
b. Ibu posisi litotomi dengan narkosa dengan segala sesuatu dalam keadaan suci hama.
c. Teknik : tangan kiri diletakkan di fundus uteri, tangan kanan dimasukkan dalam rongga rahim
dengan menyusuri tali pusat sebagai penuntun. Tepi plasent dilepas - disisihkan dengan tepi jari-
jari tangan - bila sudah lepas ditarik keluar.
Lakukan eksplorasi apakah ada luka-luka atau sisa-sisa plasenta dan bersihkanlah. Manual
plasenta berbahaya karena dapat terjadi robekan jalan lahir (uterus) dan membawa infeksi.
Skema penatalaksanaan retensio plasenta ( Manuaba I. B. G, 2004, hal. 111 )

C. Proses Manajemen Asuhan Kebidanan


Manajemen kebidana adalah pendekatan yang digunakan oleh bidan dalam menerapkan metode
pemecahan masalah secara sistematis, mulai dari pengkajian, analisa data, diagnosa kebidanan,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi ( IBI, Standar Profesi Kebidanan, 2005, hal.13 ).
Proses manajemen terdiri dari 7 ( tujuh ) langkah berurutan dimana setiap langkah
disempurnakan secara periodic. Proses dimulai dengan pemgumpulan data dasar dan berakhir
dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu kerangka lengkap yang
diaplikasikan dalam situasi apapun. Akan tetapi setiap langkah dapat diuraikan lagi menjadi
langkah langkah yang lebih rinci dan bisa berubah sesuai dengan kondisi klien. ( Salmah, 2006,
hal 155 ).
Ketujuh langkah manajemen kebidanan menurut Varney adalah sebagai berikut:
Langkah I: Identifikasi Data Dasar
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan mengumpulkan semuainformasi yang
akurat daan lengkap dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.
Untuk memperoleh data dilakukan dengan cara:
1.Anamnesa
2.Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda tanda vital
3.Pemeriksaan penunjang ( Laboratorium )
Langkah II: Identifikasi Diagnosa Atau Masalah Aktual
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar, terhadap diagnose atau masalah kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data data yang telah dikumpulkan. Data dasar
yang sudah dikumpulkan di interpretasikan, sehingga dapat merumuskan diagnosis dan masalah
yang spesifik.
Langkah III: Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi diagnosa atau masalah potensial dan mengantisipasi
penanganannya. Pada langkah ini kita mengidentifiaksi masalah potensial atau diagnosis
potensial yang berdasarkan rangkaian masalah dan diagnose yang sudah diidentifikasikan.
Langkah ini membutuhkan antisipasi bila memungkinkan dilakukan pencegahan, sambil
mengamati klien, bidan diharapkan dapat bersiap siap bila diagnose/masalah potensial ini
benar benar terjadi . Langkah ini sangat penting didalam melakukan asuhan yang aman.
Langkah IV: Tindakan Segera dan Kolaborasi
Pada langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Bidan
menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera, melakukan konsultasi, dan kolaborasi dengan
tenaga kesehatan lain berdassarkan kondisi klien, pada langkah ini bidan juga harus merumuskan
sstindakan emergency untuk menyelamatkan ibu dan bayi, yang mampu dilukuan secara mandiri
mandiri dan bersifat rujukan.
Langkah V: Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh yang menyeluruh ditentukan oleh
langkah langkah sebelumnya dan merupakan lanjutan manajemen terhadap diagnosa atau
masalah yang telah diidentifikasikan atau diantisipasi. Rencana tindakan komperhensif bukan
hanya meliputi kondisi klien serta hubungannya dengan masalah yang dialami oleh klien, tetapi
juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien, serta panyuluhan,konseling dan apakah
perlu merujuk klien bila ada masalah masalah yang berkaitan dengan social ekonomi, agama,
cultural ataupun masalah piskologis. Setiap rencana asuhan harus disertai oleh klien dan bidan
agar dapat dilaksanakan dengan efektif. Sebab itu harus berdasarkan rasional yang relevan dan
kebenarannya serta situasi dan kondisi tindakan harus secara teoritas.
Langkah VI: Implementasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Melaksanakan rencana tindakan serta efisiensi dan menjamin rasa aman klien. Implementasi
dapat dikerjakan keseluruhan oleh bidan ataupun bekerja sama dengan kesehatan lain. Bidan
harus melakukan implementasi yang efisien dan akan mengurangi waktu perawatan serta akan
meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan klien.
Langkah VII: Evaluasi Tindakan Asuhan Kebidanan
Mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada klien. Pada tahap
evaluasi ini bidan harus melakukan pengamatan dan observasi terhadap masalah yang dihadapi
klien, apakah masalah diatasi seluruhnya, sebagian telah dipecahkan atau mungkin timbul
masalah baru. Pada prinsipnya tahapan evaluasi adalah pengkajian kembali terhadap klien untuk
menjawab pertanyaan seberapa jauh tercapainya rencana yang dilakukan.
D. Pendokumentasian Manajemen Asuhan Kebidanan ( SOAP ) ( Salmah, 2006, hal 171)
Metode 4 langkah pendokumentasian yang disebut SOAP ini dijadikan proses pemikiran
penatalaksanaan kebidanan dipakai untuk mendokumentasikan hasil pemeriksaan klien dalam
rekaman medis sebagai catatan perkembangan, kemajuan yaitu:
1. Suyektif ( S )
Merupakan ringkasan dari langkah I dalam proses manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh
dari apa yang di katakana disampaikan dan dikeluhkan oleh klien melalui anamneses dengan
klien keluarganya.
2. Objektif ( O )
Merupakan ringkasan dari langkah I dalam proses manajemen asuhan kebidanan yang diperoleh
melalui inspeksi, palpasi, auskultasi, perkusi dan dari hasil pemeriksaan laboratorium.
3. Assesment ( A )
Merupakan ringkasan dari langtkh II, III, dan IV dalam proses manajemen asuhan kebidanan
dimana dibuat kesimpulan berdasarkan dari data subjektif dan objektif sebagai hasil pengambilan
keputusan klinis terhadap klien tersebut.

4. Planning ( P )
Merupakan ringkasan dari langkah V, VI dan VII dalam proses manajemen asuhan kebidanan
dimana palnning ini dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan evaluasi terhadap keputusan
klien yang diambil dalam rangka mengatasi masalah klien memenuhi kebutuhan klien.
Tabel 1. Proses Manajemen Kebidanan Kompetensi Inti Bidan dan Dokumentasi SOAP

7 langkah menuru varney 5 langkah menurut komperensi bidan SOAP/Notes


Data Data Subjektif dan Objektif
Masalah/Diagnosa

Assesment/Diagnosa

Assesment/Diagnosa
Antisipasi Masalah Potensial/Diagnosa lain
Menetapkan kebutuhan segera untuk konsultasi, kolaborasi
Perencanaan Perencanaan Plan:
a. Konsul
b. Tes lab
c. Rujukan
d. Pandidikan/konseling
e. Follow up
Implementasi Implementasi
Evaluasi Evaluasi
Sumber : Salmah, 2006 : 173
BAB III
STUDI KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA NYM DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA MAPPA OUDANG
TANGGAL 07 s/d 09 APRIL 2009
No. Register : 13 72 09
Tgl. MRS : 07 April 2009; Jam 11.00 WITA
Tgl Pengkajian : 07 April 2009, Jam 11.00 WITA
Tgl Partus : 07 April 2009, Jam 12.00 WITA
A.Langkah I ( Pengumpulan data dasar )
A). Identitas Istri / Suami
Nama : NY M / TN I
Umur : 25 Thn / 25 Thn
Suku : Makassar / Jawa
Agama : Islam / Islam
Pendidikan terakhir : S1 / S1
Pekerjaan : PNS / PNS
Nikah : 1 kali / lama 1 tahun
Alamat : Jln. Kumala 2
B). Keluhan Utama
1. Ibu mengatakan tidak ada nyeri perut bagian bawah
2. Ibu mengeluh pusing dan lemah

C). Riwayat keluhan utama


Ibu masuk Rumah Sakit Bhayangkara Mappa Oudang tanggal 07 April 2009 jam 11.00 Wita
dengan keluhan sakit perut tembus kebelakang yang dirasakan sejak tanggal 07 April 2009 jam
04.00 Wita. Dengan pelepasan lendir dana darah. Bayi lahir jam 12.00 wita dengan BB 3000
gram, PB 50 cm, Jenis kelamin perempuan, anus ( + ). Jam 12.30 plasenta belum lahir.
D). Riwayat reproduksi
1. Menarche : 15 tahuns
2. Siklus haid : 28 hari
3. Lamanya : 7 hari
4. Disminorhoe : ada tapi tidak mengganggu aktivitas
E). Riwayat kesehatan / penyakit lalu
1. Tidak ada riwayat penyakit jantung, Hipertensi.
2. Tidak ada riwayat penyakit menular : Tuberculosis, malaria, Hepatitis.
F). Riwayat kehamilan sekarang
1. Ibu mengeluh rasa sakit tembus kebelakang disertai pengeluaran lender dan darah sejak
tanggal 07 April 2009 jam 04.00 wita.
2. Sifat nyeri bertambah sering dan mengganggu aktivitas.
3. Tidak ada pengeluaran cairan ketuban.
4. Ibu mengatakan gerakan janin terutama disebelah kiri.
5. Ibu tidak bias tidur karena adanya rasa nyeri perut tembus kebelakang.
6. Ibu makan terakhir jam 07.00 wita ( tanggal 07 April 2009 )
7. Ibu BAB terakhir jam 06.00 wita ( tanggal 07 April 2009 )
F). Riwayat sosial dan ekonomi.
1. Hubungan ibu dan keluarga harmonis.
2. Suami sebagai penanggung jawab dan pengambil keputusan dalam keluarga.
3. Suami dan keluarga bersyukur atas kelahiran anaknya dan berdoa untuk keselamatan istrinya
Suami atau penanggung jawab mempunyai pekerjaan sebagai PNS.
4. Penghasilan keluarga dapat mencukupi kebutuhan pokok.
G). Riwayat persalinan sekarang
1. G I P 0 A 0.
2. HPHT 25 09 2008.
3. HTP 01 06 2009.
4. Kala I
Ibu masuk Rumah Sakit Bhayangkara Mappa Oudang tanggal 07 April 2009 jam 11.00 Wita
dengan keluhan sakit perut tembus kebelakang yang dirasakan sejak tanggal 07 April 2009 jam
04.00 Wita. Dengan pelepasan lendir dana darah.
5. Kala II
Ketuban pecah jam 11.35 Wita. Tanggal 07 April 2009 dengan his yang adekuat, pada jam 12.00
Wita maka lahirlah seorang anak perempuan, segera menangis kuat, dengan BB 3000 gr, PB 50
cm.

6. Kala III
Setelah bayi lahir dilakukan manajemen aktif kala III jam 12.01 wita, tinggi fundus uteri 1 jari
diatas pusat, jam 12.10 Wita plasenta belum lahir, disuntikkan 10 unit oxitocyn IM dosis kedua.
Namun setelah 30 menit plasenta belum juga lahir ( jam 12.30 Wita ) dengan perdarahan
sebanyak 300 cc. Dipasang infuse RL ( Botol I ) ditangan kanan 28 tetes / menit.
H). Pola pemenuhan kebutuhan dasar
1. Nutrisi, pola makan ibu 3 kali sehari.
2. Nafsu makan baik.
3. Kebutuhan cairan: ibu minum 8 gelas air sehari.
4. Pola eliminasi:
a. Frekwensi BAK: 3-4 kali sehari
- Warna : Kuning
- Bau : Amnoniak
b. frekwensi BAB : 2 kali sehari
- Warna : Kuning
- Bau : Khas
5. Pola istirahat
Kebiasaan sebelum hamil
Tidur siang : 1 jam dari jam 14.00 15.00 wita
Tidur malam : 8 jam dari jam 22.00 05.00 wita
Setelah hamil tidak ada perubahan

I). Pemerikasaan fisik


a. Keadaan umum ibu tampak lemah
b. Kesadaran composmentis
c. Tanda tanda vital ibu :
Tekanan Darah : 110 / 70 mmHg
Nadi : 80 kali / menit
Suhu : 37C
Pernapasan : 20 kali / menit
d. Kepala
- Palpasi: Tidak ada nyeri tekan
- Inspeksi: tidak ada benjolan dan rambut tidak gampang tercabut
e. Wajah
- Inspeksi: tidak terdapat topeng kehamilan ( cloasma gravidarum ) dan tidak ada oedema
f. Mata
- Inspeksi: konjungtiva terlihat agak pucat dan sclera mata tidak ikterus
g. Hidung
- Palpasi: tidak ada polip dan tidak ada nyeri tekan
h. Telinga
- Inspeksi: tidak terdapat sekret, simetris kiri dan kanan

i. Mulut
- Inspeksi: Gigi tidak ada yang tercabut, gigi terlihat bersih dan tidak terdapat caries, tidak ada
sariawan.
j. Leher
- Palpasi: Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe, kelenjar thyroid dan vena jugularis.
k. Payudara
- Palpasi: tidak teraba massa / tumor
- Inspeksi: puting susu terlihat menonjol dan hiperpigmentasi pada areola
l. Abdomen
- Inspeksi: terdapat linea nigra, strie livide dan tidak ada luka bekas operasi
- Palpasi: Leopold I : TFU 2 jrbpx
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leoplold IV : BDP ( Divergen )
m. Pemeriksaan penunjuang
- Hb : 8,6 gr%
- Urine : Albumin : ( - )
Reduksi : ( - )

n. Ekstremitas atas dan bawah


- Tidak ada oedema dan varises
- Reflex patella ( + )
B. Langkah II ( Identifikasi diagnosa / masalah aktual )
Diagnosa : Retensio plasenta, disertai masalah anemia sedang dan kecemasan.
1. Retensio plasenta
Data Subjektif : Ibu tidak merasa nyeri perut bagian bawah
Data Objektif :
- Bayi lahir tanggal 07 April 2009 jam 12.00 Wita, BBL 3000 gr, PB 50 cm, JK , Anus ( + ),
Apgar score 8/10.
- Kontraksi uterus kurang baik, TFU 1 jari atas pusat.
- Plasenta belum lahir 30 menit setelah bayi lahir jam 12.00 wita sampai 12.30 wita.
Analisa dan interpretasi data:
o Tidak adanya perubahan TFU, merupakan salah satu penyebab plasenta tidak terlepas dari
tempat implantasinya.
o Retensio plasenta adalah tertahannya atau belum lahirnya plasenta hingga atau lebih dari 30
menit etelah bayi lahir. ( Saifuddin AB, 2000, hal 178 ).
o Kala pelepasan dan pengeluaran plasenta ini cukup penting, karena kelainan dapat
menyebabkan resiko perdarahan yang dapat membawa kematian. Normalnya pelepasan plasenta
berlangsung jam sampai jam sesudah anak lahir dengan perdarahan 100-200 cc, tetapi bila
terjadi perdarahan, atau persalinan yang lalu ada riwayat perdarahan postpartum, maka sebaiknya
plasenta dikeluarkan dengan tangan dan uterotonika.(Mochtar R,1998,hal 108)
2. Anemia sedang
Data Subjektif :
- Ibu mengeluh pusing dan merasa badannya lemah.
Data Objektif:
- Keadaan umum ibu lemah
- Konjungtiva pucat
- Pengeluaran darah pada jalan lahir, dari jam 12.00 Wita sampai 12.30 Wita, perdarahan
sebanyak 300 cc.
- Pada jam 12.00 Wita Hb ibu 8,6 gr %
Analisa dan Interpretasi data
Darah terdiri dari elemen elemen, berbentuk plasma dalam jumlah yang seimbang, berfungsi
untuk memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh, pengeluaran darah yang banyak melalui jalan
lahir, lebih dari 500 cc mengakibatkan penurunan jumlah total sel sel darah merah dalam
sirkulasi yang dapat menyebabkan anemia.
( Elisabeth C Corwin, 2002, hal 117 119 ).
3. Masalah kecemasan
Data Subjektif:
- Ibu merasa khawatir dengan keadaan yang dialaminya.
- Ibu sering menanyakan tentang keadaan dirinya.

Data Objektif:
- Ekspresi wajah ibu tampak meringis
Analisa dan interpretasi data:
Kurangnya pengetahuan tentang keadaan menimbulkan rasa cemas yang merasangsang
hypothalamus untuk menghasilkan hormone adrenalin. Kecemasan merupakan suatu keadaan
yang psikologis yang diterapkan pada seseorang yang menimbulkan suatu respon / tanggapan,
kecemasan biasanya timbul pada seseorang bila mengalami suatu pengalaman kegagalan, dan
kecemasan dapat menjadi patologis, apabila melebihi kemampuan individu untuk mengatasinya.
( Elishabeth C Corwin, 2002, hal.203 )
C. Langkah III ( Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial )
1. Potensial terjadi anemi berat
Data Subjektif :
- Ibu mengeluh pusing dan lemas.
Data Objektif :
- Keadaan umum ibu tampak lemah
- Kontraksi uterus kurang baik, tinggi fundus uteri 1 jari atas pusat.
- Konjungtiva pucat
- Pengeluaran darah dari jalan lahir 300 cc dari jam 12.00 Wita sampai 12.30 Wita.
- Pada jam 12.40 Wita Hb ibu 8,6 gr %

Analisa dan Interpretasi data dasar


Darah terdiri dari elemen elemen, berbentuk plasma dalam jumlah yang seimbang, berfungsi
untuk memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh, pengeluaran darah yang banyak melalui jalan
lahir, lebih dari 500 cc mengakibatkan penurunan jumlah total sel sel darah merah dalam
sirkulasi yang dapat menyebabkan anemia. ( Elisabeth C Corwin, 2002, hal 117 119 ).
D. Langkah IV ( Tindakan Segera / Kolaborasi )
Tanggal 07 April 2008
1. Jam 11.57 wita kolaborasi dengan dokter:
a. Jam 11.59 wita pasang infuse cairan RL drips oksitosin 20 unit 28 tetes / menit untuk botol
pertama.
b. Persiapan untuk manual plasenta: 1 pasang sarung tangan DTT dan kapas DTT .
c. Jam 12.05 wita pemberian antibiotic, ampicillyn 1 gram/IV cevotaxim 1 gr/12 jam /IV ( skin
tes ) dan Metronidasol 500 gram / IV.
d. Mengosongkan kandung kemih dengan kateterisasi
e. Jam 12.32 wita manual plasenta oleh dokter dan plasenta lahir lengkap.
f. Kala III lamanya 1 jam

E. Langkah V ( Rencana asuhan kebidanan )


Tanggal 07 April 2009 jam 13.00 wita
Diagnosa : Retensio plasenta
Masalah aktual : Anemia sedang dan kecemasan
Masalah potensial : Potensial terjadinya anemi berat
Tujuan :
1. Plasenta lahir lengkap
2. Anemia sedang dan kecemasan teratasi
3. Anemi berat tidak terjadi
Kriteria :
1. Plasenta dan selaput ketuban lahir lengkap
2. Tidak terjadi perdarahan yang banyak
3. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, tinggi fundus uteri 1 jari dibawah pusat.
4. Tanda tanda vital dalam batas normal
5. Ibu tidak mengeluh pusing dan lemah
Rencana tindakan:
1. Jelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan
Rasional:
Dengan memberikan penjelasan tentang tindakan yang akan dilakukan, ibu akan lebih mengerti
dan mau diajak kerjasama dalam proses perawatan ibu.
2. Setelah plasenta lahir periksa kelengkapan plasenta
Rasional:
Mencegah perdarahan pada masa nifas
3. Lanjutkan infus intravena dan observasi tetesan infus.
Rasional:
Pemberian cairan intravena dapat menyeimbangkan cairan dalam tubuh dan menyesuaikan
jumlah tetesan dengan kebutuhan tubuh.
4. Beri intake yang adekuat
Rasional:
Mengganti cairan tubuh yang hilang dan membantu memulihkan tenaga ibu.
5. Kaji tingkat kecemasan
Rasional:
Menentukan tingkat kecemasan ibu dan intervensi selanjutnya
6. Beri penjelasan kepada ibu keadaan yang di alaminya
Rasional:
Informasi yang diberikan dapat mengurangi kecemasan ibu karena telah mengerti akan keadaan
yang dialaminya dan diharapkan ibu menerima dengan tindakan yang akan dilakukan.
7. Beri dorongan spiritual
Rasional:
Menumbuhkan kepercayaan diri dan kesabaran dalam menghadapi keadaannya sekarang.

8. Anjurkan ibu istirahat dan ciptakan suasana yang tenang.


Rasional:
Memberikan kesempatan pada otot dan otak untuk relaksasi setelah bersalin sehingga pemulihan
tenaga ibu berlangsung dengan baik.
9. Observasi TTV ibu, kontraksi uterus, tinggi fundus dan perdarahan tiap 15 menit pada jam
pertama dan tiap 30 menit pada jam kedua.
Rasional:
Tanda tanda vital merupakan indikator penting dalam hubungannya dengan keadaan umum ibu,
untuk menentukan tindakan selanjutnya.
10. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat ampicillyn 1 gram/IV cevotaxim 1 gr/12 jam
/IV ( skin tes ) dan Metronidasol 500 gram / IV.
Rasional:
Untuk mencegah infeksi dan nyeri.
F. Langkah VI ( Evaluasi Asuhan Kebidanan )
Tanggal 07 April 2009 jam 12.30 wita ampai jam 14.40 wita
1. Keadaan umum ibu baik.
2. Kontraksi uterus baik teraba keras dan bundar, tinggi fundus uteri 1 jari di bawah pusat.
3. Tanda tanda Vital dalam batas normal:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 24 kali / menit
4. Kecemasan ibu sudah hilang, ekspresi wajah ibu tenang.
5. Anemi berat tidak terjadi.

PENDOKUMENTASIAN HASIL ASUHAN KEBIDANAN


PADA NY M DENGAN RETENSIO PLASENTA
DI RUMAH SAKIT MAPPA OUDANG
07 APRIL 2009
Subjektif ( S )
1. Ibu merasa lelah setelah proses persalinan
2. Ibu mendapat jahitan pada jalan lahir
Objektif ( O )
1. Keadaan umum ibu tampak lemah
2. Konjungtiva tampak pucat
3. Bibir tampak kering
4. Tampak plasenta dijalan lahir
5. plasenta belum lahir 40 menit setelah bayi lahir jam 11.05 wita
6. Tampak keluar darah dari jalan lahir 200 cc pada jam 11.05 11.55 wita
7. Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, TFU 1 jari bawah pusat
8. Tampak jahitan perineum
9. Tanda tanda Vital:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 24 kali / menit
10. Pemeriksaan laboraorium tanggal 07 april 2009 jam 12.00 wita: Hb 8,6 gram %

Assesment ( A )
Retensio plasenta, dengan masalah anemia sedang dan kecemasan, potensial terjadinya anemi
berat
Planning ( P ) jam 12.28 wita
1. Menjelaskan pada ibu tindakan yang akan dilakukan ( Ibu mengerti dan bersedia ).
2. Jam 12.30 wita kolaborasi dengan dokter:
1) Jam 12.32 wita pasang infus cairan RL drips oksitosin 20 unit 28 tetes / menit untuk botol
pertama.
2) Persiapan untuk manual plasenta: 1 pasang sarung tangan DTT dan kapas DTT
3) Jam 12.40 wita pemberian antibiotic, ampicillyn 2 gram / IV.
4) Mengosongkan kandung kemih dengan kateterisasi
5) Jam 12.55 wita manual plasenta oleh dokter, kesan plasenta melekat erat, plasenta tidak lahir
lengkap.
6) Kala III lamanya 1 jam
3. Mengobservasi kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
Hasil:
Kontraksi uterus baik, teraba keras dan bundar, Tinggi fundus 1 jari atas pusat.
4. Mengobservasi TTV:
Tekanan darah : 110 / 80 mmHg
Nadi : 84 kali / menit
Suhu : 36,5 C
Pernafasan : 24 kali / menit
5. Memberi intake yang adekuat.
Hasil:
Ibu merasa lebih baik
6. Melanjutkan pemberian infus dan mengobservasi cairan infus jam 13.45 wita, ganti cairan
infus botol kedua 28 tetes permenit.
7. Mengkaji tingkat kecemasan
Hasil:
Ibu cemas dengan keadaan yang dialminya.
6. Memeberi penjelasan kepada ibu tentang keadaan yang di alaminya.
Hasil:
Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Memberi dorongan spiritual
Hasil:
Ibu menerima keadaan yang dialaminya dan senantiasa berdoa untuk keselamatannya.

BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan dibahas mengenai hubungan antara tinjauan pustaka dan studi kasus Asuhan
Kebidanan pada NY M dengan Retensio Plasenta untuk menguraikan kesenjangan teori dan
praktek, maka digunakan pendekatan asuhan kebidanan yang terdiri dari 7 langkah yaitu
pengumpulan data dasar, identifikasi diagnosa masalah/aktual, antisipasi diagnosa/masalah
potensial, tindakan segera kolaborasi, rencana asuhan kebidanan, pelaksanaan asuhan
kebidanan/implementasi dan evaluasi asuhan kebidanan, serta dilakukan pendokumentasian
asuhan kebidanan dalam bentuk SOAP.
A. Pengumpulan Data Dasar
Tahap pengkajian diawali dengan pengumpulan data daar melalui anamnese yang meliputi
identitas ibu dan suami, riwayat kehamilan dan persalinan yang lalu, riwayat keehatan dan
penyakit yang lalu, data psikososial, spiritual dan ekonomi, riwayat kehamilan dan persalinan
sekarang serta pemeriksaan fisik.
Pada retensio plasenta tanda dan gejala yang akan ditemukan adalah palsenta belum lahir setelah
30 menit bayi lahir,kontraksi uterus keras, dan tinggi fundus uteri 1 jari di atas pusat.
Pada studi kasus Asuhan Kebidanan pada NY M denagn Retensio Plasenta, berdasarkan
keadaan yang dialaminya bahwa plasenta belim lahir 50 menit setelah bayi lahir pda pukul 12.00
wita, tidak terjadi perdarahan, tampak pucat, tekanan darah menurun, nadi dan pernafasan cepat.
Kontraksi uterus keras serta tinggi fundus uteri 1 jari di atas pusat.
Dengan melihat data NY M maka tidak terjadi kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan
studi kasus.
Pada tahap pengkajian ini, penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena adanya sifat
kooperatif dari klien dan keluarga yang dapat menerima kehadiran penulis saat pengumpulan
data sampai tindakan yang diberikan serta mau menerima anjuran dan saran yang diberikan oleh
petugas Kesehatan.
B. Identifikasi Diagnosa/Masalah Aktual
Pada tinjauan pustaka kala III dimulai setelah lahirnya bayi, sedangkan retensio plasenta adalah
belum lahirnya plasenta hingga atau melebihi 30 menit setelah bayi alhir, dan jika tidak segera
dikeluarkan akan menyebabkan perdarahan yang banyak. Normalnya pelepasan palsenta
berlangsung sampai jam sesudah anak lahir dengan perdarahan 100 200 cc, tetapi bila
terjadi banyak perdarahan atau bila pada persalinan persalinan yang lalu ada riwayat
perdarahan postpartum, maka sebaiknya plasenta langsung dikeluarkan secara manual dan
diberikan uterotonika.
Pada studi kasus Asuhan Kebidanan pada NY M dengan Retensio Plasenta , melahirkan pada
tanggal 07 april 2009 jam 12.00 wita di Rumah sakit Bhayangkara Mappa Oudang dengan
plasenta belum lahir 50 menit setelah bayi lahir, selama dalam proses kala III ibu mengalami
perdarahan 200 cc. Berdasarkan data tersebut bahwa diagnosa/masalah aktual pada NY M
adalah anemia ringan dan kecemasan yang tampak dari keluhan dan ekspresi wajah.
Dengan melihat data NY M dan tinjauan pustaka tampak adanya persamaan dalam
mengidentifikasi diagnose actual.
C. Antisipasi Diagnosa/Masalah Potensial
Perdarahan hebat dengan pengeluaran darah lebih dari 500 cc yang terjadi dalam 24 jam setelah
anak lahir, sangat menakutkan karena dalam waktu singkat pasien dapat jatuh ke dalam keadaan
anemi berat dan syok, bila terjadi perdarahan dalam jumlah banyak pada retensio plasenta dapat
timbul beberapa masalah potensial bila plasenta tidak dikeluarkan.
Adapun bahaya yang timbul adalah anemi berat
Darah terdiri dari elemen elemen, berbentuk plasma dalam jumlah yang seimbang, berfungsi
untuk memberikan oksigen dan nutrisi bagi tubuh, pengeluaran darah yang banyak melalui jalan
lahir, lebih dari 500 cc mengakibatkan penurunan jumlah total sel sel darah merah dalam
sirkulasi yang dapat menyebabkan anemia.
NY M mengalami retensio plasenta dengan perdarahan 300 cc setelah bayi lahir jam 12.00
wita sampai 12.50 wita, sehingga hal ini mendukung potensial terjadi anemi berat.
Dengan melihat data NY M maka terdapat kesamaan antara tinjauan pustaka dengan studi
kasus dengan retensio plasenta pada NY M .

D. Tindakan Segera/Kolaborasi
Tindakan segera yang dilakukan pada persalinan dengan retensio plasenta yaitu pemberian infus
dan observasi perdarahan serta pemberian obat antibiotika.
Pada kasus NY M dengan retnsio plasenta, tindakan yang dilakukan adalah melanjutkan
kolaborasi dengan dokter yaitu, pemberian infus cairan RL drips oksitosin 10 unit 28 tetes/menit
serta plasenta manual.
Hal ini menunjukkan tidak ada kesenjangan antara tinjauan pustaka dengan studi kasus pada NY
M dengan retensio plasenta.
E. Rencana Asuhan Kebidanan
Pada asuhan kebidanan suatu rencana asuhan yang komprehensif tidak hanya termasuk indikasi
apa yang timbul berdasarkan kondisi klien akan tetapi meliputi antisipasi dengan bimbingan
terhadap keluarga klien dan rencana asuhan harus disetujui oleh keluarga klien, semua asuhan
harus berdasarkan rasional yang relevan dan diakui kebenarannya.
Pada tinjauan pustaka rencana asuhan yang diberikan pada kasus retensio plasenta adalah
perdarahan bila banyak berikan infus dan transfuse darah, observasi kontraksi uterus dan tinggi
fundus uteri, serta pemberian obat.
Pada kasus NY M dengan retensio plasenta penulis merencanakan asuhan kebidana
berdasarkan diognosa/masalah akual dan diagnosa/masalah potensial sebagai berikut :

1. Diagnosa : Retensio plasenta


2. Masalah aktual : Anemia ringan dan kecemasan
3. Masalah potensial : Potensial terjadi anemi berat
Hal ini menunjukan adanya kesamaan antara tinjauan pustaka dan studi kasus pada NY M
dalam asuhan kebidanan.
F. Pelaksanaan Asuhan Kebidanan / Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan/implementasi harus efisiensi dan menjamin rasa aman bagi klien,
yang dapat dikerjakan oleh bidan serta bekerja dengan tim kesehatan lainnya sesuai dengan
rencana asuhan.
Pada studi kasus NY M dengan retensio plasenta semua rencana asuhan sudah dilakanakan
dengan baik, tanpa hambatan karena kerjasama yang baik dari klien dan keluarga klien dengan
petugas kesehatan.
G. Evaluasi Asuhan Kebidanan
Pada tahap ini evaluasi asuhan kebidanan merupakan akhir dari manajemen asuhan kebidanan
dengan mengetahui berhasil atau tidaknya suatu asuhan.
Pada tinjauan pustaka evaluasi yang dilakukan adalah perawatan dan pengawasan masa nifas.
Berdasarkan studi kasus NY M dengan retensio plasenta tidak ditemukan hal hal yang
menyimpang dari evaluasi tinjauan pustaka dan studi kasus, secara garis besar tidak ditemukan
kesenjangan.

DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia, 2002, Buku panduan praktis pelayanan kesehatan
Maternal dan Neonatal, YBP-SP, Jakarta.
Departemen Kesehatan Repoblik Indonesia, Asuhan Persalinan Normal, 2007, JNPK-KR,
Jakarta.
Elisabeth C Corwin, 2002, Buku saku Phatofisiologi penyakit, EGC, Jakarta.
Husaini Yk, dkk, 2001, Makanan bayi bergizi, Gajah Mada university Press.
http//www.path.org./file/Indonesia 19-3.pdf online diakses tanggal 17 juni 2009
http//www.dinkes-sulsel.go.id online diakses tanggal 17 juni 2009
http//www.groups.yahoo.com/group/ppiindia online di akses tanggal 17 juni 2009
http//www.kalbe.co.id/files/cdk/files diakses tanggal 17 juni 2009
http//www.to phiedzt-zha zone diakses tanggal 17 juni 2009
Manuaba I.B.G, 1998,Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk
pendidikan Bidan, EGC, Jakarta
Manuaba Chandranita, 2008, Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & Obstetri- Ginekologi sosial
untuk profesi Bidan, EGC, Jakarta.
Mochtar R, 1998, Sinopsis Obstetri, jilid 1, EGC, Jakarta.
Profil Dinas Kesehatan Propinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008 tentang Angka Kematian Ibu.
Saifuddin A.B, 2000, Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal, YBP-SP,
Jakarta.
Salmah, Asuhan Kebidanan Antenatal, EGC, Jakarta.
Wijoksastro H, 2005, Ilmu Kebidanan, Edisi 3, YBP-SP, Jakarta.

Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : Gizi Ibu Menyusui
2. Sasaran : Ny M
3. Tujuan
a. Tujuan umum :
Pada akhir penyuluhan ibu dapat menjelaskan, tentang gizi ibu menyusui.
b. Tujuan khusus :
1) Ibu dapat memahami tujuan makanan yang bergizi.
2) Ibu dapat memahami jumlah makanan yang dibutuhkan.
3) Ibu dapat memahmi jenis makanan yang dibutuhkan.
4) Ibu dapat memahami kegunaan makanan bergizi bagi ibu menyusui.
4. Metode : ceramah dan diskusi
5. Waktu : tanggal 09 April 2009, Jam 08.30 wita
6. Tempat : diruangan PNC RSUD Bhayangkara Mappa Oudang
7. Pembimbing lahan : bidan Y
8. Referensi : - sediaoetama, AD, 200, Ilmu gizi, Dian Rakyat, Jakarta.
- Husaini Yk, dkk, 2001, Makanan Bayi Bergizi, Gajah Mada University Press
GIZI IBU MENYUSUI
Pada seorang ibu menyusui konsumsi nutrisi sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan bayi selama
masa laktasi.
Kebutuhan zat-zat gizi ditentukan oleh kenaikan berat badan dan kecepatan mensintesa jaringan-
jaringan baru.
Nutrisi yang diperlukan selama menyusui:
1. Kalori
a. Kebutuhan kalori ibu yang menyusui diperlukan 3000 kal/hari.
b. Kalori diperlukan sebagai sumber energy untuk proses metaolisme.
c. Kalori didapat pada beras, roti, umbi-umbian (singkong, ubi jalar, talas,kentang).
2. Zat besi
a. Zat besi pada masa menyusui diperlukan 17 gram/hari.
b. Zat besi diperlukan pada masa menyusui untuk pembebtukan sel-sel darah dan banyak
terdapat pada makanan yang dikonsumsi, sehari-hari seperti: daging, hati dan sayur-sayuran
berwarna hijau.
c. Zat besi baik dikonsumsi diantara waktu makan bersama jus jeruk.
d. Teh, kopi, susu akan mengurangi penyerapan zat besi.
Jika zat makanan yang dikonsumsi tidak dapat mencukupi suplay Fe, maka dapat diberikan
preparat Fe seperti : Biosambe, hemaviton yang dapat dibeli bebas, juga dapat diperoleh dipusat
pelayanan kesehatan.
Untuk mengkonsumsi preparat Fe karena baunya yang mencolok maka hendaknya dikonsumsi
diantara waktu makan dan minum jus untuk menambah penyerapan dan untuk bahan makanan
hendaknya dimasak dalam panic besi.
3. Protein
Kebutuhan protein selama menyusui dibutuhkan untuk pertumbuhan janin yang cepat, dan
kenaikan sirkulasi darh yang dapat diperoleh pada :
- Sumber protein hewani daging, ikan, telur, kerang, dll.
- Sumber protein nabati kacang-kacangan seperti kacang merah, kacang hijo, kacang tanah, dll.
4. Vitamin
a. Vitamin A
Untuk ibu menyusui Vitamin diperlukan 700 iu/hari.
Vitamin A diperlukan untuk gigi dan tulang serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap
infeksi juga diperlukan untuk pemeliharaan jaringan mata.
Makanan yang banyak mengandung vitamin A adalah wortel, papaya dan hati.
b. Vitamin C
1) Vitamin C dibutuhkan 90 mg pada masa menyusui untuk :
Pembentukan jaringan
Pembentukan system pembuluh darah
Meningkatkan penyerapan serum
2) Vitamin C hanya terdapat pada buah-buahan segar yang berwarna kuning seperti jeruk, tomat,
dan melon.

5. Mineral
Di dalam tubuh manusia terdiri atas 4% mineral, yang dalam analisa bahan makanan tertinggal
sebagai kadar abu. Mineral didapat pada: jambu air, keruk manis, papaya, belimbing dan
semangka.
Tabel 2.Cakupan Gizi pada ibu menyusui.
Cakupan Gizi Ibu Menyusui
Kalori (kal)
Protein (g)
Ca (mg)
Fe (mg)
Vit A (SI)
Vit B1 (mg)
Vit B2 (mg)
Vit Niacin (mg)
Vit C (mg) 800
25
0,5
5
2500
0,4
0,4
5
30

You might also like