You are on page 1of 5

MOTIVASI

1. Pengertian motivasi
Atkinson (1964) Motivasi adalah sesuatu yang dengan segera
mempengaruhi untuk mengarahkan, memberi kekuatan, dan memberikan
ketekunan untuk bertingkah laku.

Berelson dan Stainer (1964) Motivasi adalah suatu kondisi yang


mendayakan (memberi energi), menggiatkan atau menggerakkan dan yang
mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku ke arah tujuan (goal).

3 fenomena motivasi yang penting, yaitu :


a. Merupakan suatu kekuatan yang mendorong individu untuk bertingkah
laku

b. Mempertahankan tingkah laku dengan berorientasi pada tujuan.

c. Mempertahankan atau menghentikan tingkah laku tersebut melalui


pemberian umpan balik

Motivasi dapat diartikan sebagai faktor pendorong yang berasal dari dalam
diri manusia yang akan mempengaruhi cara bertindak seseorang. Ada beberapa
motif yang menjadi pendorong perilaku manusia :

Motif kekuasaan (dapat bersifat positif atau negatif)


Motif berprestasi
Motif untuk bergabung (affiliation motive)
Motif keamanan (security motive)
Motif status (status motive)

Menurut Argyris (1957) ada dua macam keadaan (unsur) motivasi yaitu:
Motivasi yang subyektif yaitu motivasi yang terdapat dalam diri seseorang dan
disebut sebagai kebutuhan (need) atau keinginan (desire) Motivasi yang obyektif
yaitu sesuatu yang terdapat di luar diri seseorang yang disebut insentif
(rangsangan) atau tujuan (goal) .

Menurut Maslow (1945) dengan need hierarchy theory-nya, yaitu bahwa


kebutuhan manusia dapat digolongkan dalam lima tingkatan :

Physiological needs (kebutuhan yang bersifat biologis)


Safety needs (kebutuhan rasa aman)
Social needs (kebutuhan social)
Esteem needs (kebutuhan akan harga diri)
Needs for self actualization (keinginan untuk berbuat lebih baik)

Hal-hal yang menjadi kebutuhan para pegawai secara spesifik :

a. Upah (pay) Keinginan ini dapat memberikan kepuasan terhadap kebutuhan


psikologi, ego & keamanan.
b. Jaminan kerja (security of job) Dengan berkembangnya teknologi maka
kebutuhan akan hal ini menjadi semakin meningkat.
c. Lingkungan (sosial) kerja yang nyaman (congenial associates). Keinginan
ini timbul karena kebutuhan sosial untuk dapat diterima di lingkungannya.
d. Penghargaan terhadap hasil kerja (credit for work done). Hal ini muncul
sebagai akibat dari ego manusia. Hal ini dapat dipenuhi melalui pemberian
pujian atas pekerjaan yang baik, penghargaan berupa upah ataupun
publikasi di lingkungan kerja tentang hasil kerja yang telah dicapai.
e. Pekerjaan yang berarti (a meaningful job). Keinginan ini timbul sebagai
akibat adanya kebutuhan untuk merealisasikan diri (self-realization) dan
mencapai suatu hasil (achievement) serta keinginan untuk dikenal di
lingkungan pekerjaan.
f. Kesempatan untuk maju (opportunity to advance.) Tidak semua pegawai
memiliki keinginan untuk maju. Tapi kebanyakan dari mereka hanya ingin
mengetahui bahwa kesempatan tersebut tersedia.
g. Kondisi kerja yang nyaman, aman dan menarik (comfortable, safe and
attractive working conditions).
h. Pemimpin yang kompeten dan adil (competent and fair leadership).
i. Perintah yang beralasan (reasonable orders and directions)
j. Organisasi sosial yang relevan (a socially relevant organization) Hal ini
timbul sebagai akibat adanya kebutuhan akan harga diri dan tanggung
jawab dalam suatu organisasi.

3 cara untuk menumbuhkan motivasi dalam diri pekerja, yaitu :

1. Paternalistic Motivasi kerja tumbuh akibat adanya keuntungan-


keuntungan yang didapat oleh pekerja tersebut seperti upah, asuransi,
bonus membuat pekerja tersebut tetap bertahan walaupun sebenarnya ia
tidak menyukai pekerjaannya.
2. Reward and Punishment Cara ini dilakukan akibat adanya anggapan
bahwa para pekerja tidak menyukai pekerjaannya. Motivasi yang
ditimbulkan dengan cara ini tidak dapat bertahan lama karena supervisi
yang dilakukan bersifat diktator.
3. Self-fulfillment Motivasi timbul dengan sendirinya pada diri pekerja
karena pekerja tersebut merasa puas dengan pekerjaan dan hasil yang
didapatkannya. Ada beberapa hal yang dapat menimbulkan kepuasan pada
diri pekerja yaitu :
Uang, baik upah maupun bonus
Jabatan
Jaminan kerja
Kompetisi dengan pekerja lainnya
Lingkungan kerja yang baik dan aman

Motivasi kerja adalah motivasi yang dapat menimbulkan dorongan atau


semangat kerja. Menurut Frederick Herzberg (1969) ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja yaitu (teori motivasi dua faktor) :

1. Faktor lingkungan (hygiene factors) yaitu faktor yang jika tidak ada akan
menyebabkan ketidakpuasan (job dissatisfaction) tetapi jika faktor tersebut
ada tidak akan menimbulkan kepuasan kerja (job satisfaction). Faktor ini
tidak dapat memberikan motivasi kerja tetapi ketidakhadirannya dapat
menurunkan prestasi kerja (maintenance factors), contohnya gaji, kondisi
kerja, kebijaksanaan, supervisi dan kelompok kerja.

2. Motivasi kerja adalah motivasi yang dapat menimbulkan dorongan atau


semangat kerja. Menurut Frederick Herzberg (1969) ada dua faktor yang
mempengaruhi motivasi kerja yaitu (teori motivasi dua faktor).
3. Faktor pendorong (motivator, satisfier) yaitu faktor yang jika tidak ada
tidak akan menimbulkan ketidakpuasan tetapi kehadirannya dapat
menimbulkan kepuasan kerja yang pada akhirnya dapat meningkatkan
prestasi kerja, contohnya kemajuan, perkembangan, tanggung jawab,
penghargaan, prestasi dan pekerjaan itu sendiri.

Faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja yaitu :

a. Faktor hubungan antar karyawan, antara lain :


Hubungan antar karyawan dengan manajer
Faktor fisik dan kondisi kerja
Sugesti dari teman sekerja
Emosi dan situasi kerja
b. Faktor individual yang berhubungan dengan :
Sikap orang terhadap pekerjaannya
Umur orang waktu bekerja
Jenis kelamin
c. Faktor-faktor luar
Keadaan keluarga karyawan
Rekreasi
Training, upgrading
Pendidikan
Ghiselli and Brown (1950)
Kedudukan / posisi
Pangkat / golongan
Umur
Jaminan finansial dan jaminan sosial
Mutu pengawasan

2. Proses Motivasi

Pada umumnya setiap tingkah laku individu mengarah pada suatu tujuan.
Untuk memenuhi kebutuhannya maka manusia bekerja. Kemauan untuk bekerja
tersebut didorong oleh seberapa besar kebutuhannya. Untuk sampai pada tingkah
laku yang nyata, terdapat suatu proses yang mengubah kebutuhan tadi menjadi
tingkah laku. Proses ini disebut sebagai proses motivasi. Kebutuhan-kebutuhan
yang terdapat pada manusia akan mendorongnya untuk melakukan sesuatu guna
mencapai tujuan yang diharapkan.

Kebutuhan akan muncul apabila terjadi ketidakseimbangan yang bersifat


fisiologis maupun psikologis. Dorongan merupakan sesuatu yang dibentuk untuk
meringankan atau meredakan kebutuhan (need) yang berorientasi pada tindakan
ke arah pencapaian tujuan. Pencapaian tujuan akan mengembalikan keseimbangan
fisiologis maupun psikologis dan akan mengurangi atau menghentikan dorongan.

Proses Motivasi Menurut Steers & Porter Model ini menerangkan bahwa
sebenarnya individu memiliki bermacam kebutuhan, keinginan serta harapan.
Apabila itu sangat mendesak, menyebabkan satu keadaan tak seimbang yang perlu
untuk diredusir. Kebutuhan atau harapan itu sendiri merupakan suatu tenaga yang
mencari jalan untuk menjadi reda. Kebutuhan akan mereda apabila tujuan sudah
tercapai melalui satu tindakan atau tingkah laku yang mengarah pada pemenuhan
kebutuhan. Apabila sudah tercapai, keadaan individu akan seimbang kembali,
untuk digantikan oleh kebutuhan atau harapan lainnya

Proses Motivasi Menurut Gibson, Ivancevich dan Donnely (1982

You might also like