You are on page 1of 9

Fungsi Seni

Fungsi Ritual: Karya Seni digunankan dalam upacara kelahiran,


kematian, pernikahan. Contoh: Gamelan yang dipakai dalam upacara
Ngaben
Fungsi Pendidikan: Seni sebagai media pendidikan Contoh: Seni
menulis indah (kaligrafi) yang diajarkan di sekolah.
Fungsi Komunikasi: seni digunakan sebagai alat komunikasi atau kritik
sosial untuk menyampaikan pesan Contoh: Mengkritik pemerintah
melalui lagu atau gambar akrikatur.
Fungsi Hiburan: pertunjukkan seni yang menjadi media berekspresi.
Contoh: konser band pada acara perayaan HUT RI, Radio, TV.
Fungsi Ekonomi: karya seni yang diperjual-belikan untuk memenuhi
kebutuhan ekonomi si pencipta. Contoh: Desain grafis, kerajinan,
batik.
Fungsi Terapan: Karya seni yang bisa dimanfaatkan untuk
memperlancar aktivitas manusia. Contoh: Motor, Telpon, Komputer.
Fungsi Terapi: Karya seni bisa dijadikan sebagai media penyembuhan
penyakit. Contoh: Musik oleh beberapa peneliti dinyatakan bisa
membantu proses penyembuhan penyakit autis. Bahkan, bisa
merangsang kerja otak (membantu kecerdasan).

Sifat Dasar Seni

Kreatif: rangkaian atau proses kegiatan manusia untuk mencipta


Individualitas: karya seni yang diciptakan seniman menunjukkan ciri
khas atau karakter penciptanya.
Ekspresif: sebagai media untuk mengungkapkan perasaan
Abadi: karya seni yang estetis (indah) dan etis (baik) akan menjadi
legenda sepanjang waktu
Universal : karya seni yang berhasil menjadi trand mode akan diterima
di manapun.

(http://sanggarmodel.blogspot.co.id/2012/04/pengantar-materi-seni-
budaya.html)

Penggolongan seni

Benda yang diwujudkan manusia untuk menyatakan nilai-nilai seni


cukup baik dan beragam. Ada yang membuat kursi begitu rupa agar
tampak indah dan menarik. Ada yang menganyam tikar dengan desain
tertentu. Ada music pengantar tidur, ada pula yang harus didengarkan
dengan penuh konsentrasi perasaan dan pendengaran. Ada yang
membuat lukisan cat minyak, cat air, cetak saring. Ada yang menulis
cerita detektif, dan pula yang menulis cerita tentang orang idiot. Dalam
sejarah estetika Eropa telah lama dikenal pembedaan tentang apa yang
disebut seni. Sejak zaman Yunani dan Romawi, orang telah membedakan
seni kasar dan seni halus (liberal arts). Seni kasar atau vulgar arts adalah
karya seni kaum buruh, tukang, dan budak, sedangkan seni halus milik
warga Negara yang merdeka. Dalam perkembangannya kemudian,
pembedaan semacam itu terus berlaku di Eropa sampai abad ke-18. Ada
seni halus yang terdiri atas seni lukis, seni pahat, seni music, seni puisi
dan balad. Adapula seni pakai yang terdiri atas arsitektur, seni mebel, seni
tembikar, seni emas dan perak serta seni permadani. Yang pertama
disebut sebagai seni besar (major art) dan yang kedua seni kecil
(minor art). Seni kasar, seni pakai dan seni minor, itu semua menunjukkan
bahwa benda seni semacam itu lebih rendah nilainya daripada seni halus,
seni besar, seni kaum yang merdeka. Di Indonesia terbawa sedikit
terpengaruh, pembatik, dalang, pendesain kain, tukang mebel dan lenong
dianggap bukan seniman. Seniman termasuk golongan seni halus, seni
besar dan liberal arts, selain itu disebut sebagai tukang, yaitu vulgar arts,
seni pakai dan seni minor. Penggolongan ini awalnya dilakukan oleh
lapisan social yang sedang berkuasa, yaitu warga negara polis (kota) yang
merdeka, yang bisa menentukan mana yang bisa disebut seni dan buka
seni. Pada abad ke-18 di Eropa, kaum borjuislah yang menguasai
kehidupan masyarakat, maka merekalah merekalah yang menentukan
patokan mana yang disebut seni dan bukan seni. Di Indonesia hal ini
terjadi pada zaman feodal, maka yang disebut seni adalah yang dihargai
oleh kaum feodal.

Nilai seni ditentukan oleh ideology social yang tengah berkuasa atau
berpengaruh. Karya di luar lingkup ideologi mereka tidak dapat begitu
saja disebut karya seni. Tetapi, pada abad ke-20 di dunia barat terjadi
perubahan social budaya besar, yakni semakin kuatnya ideologi
demokrasi modern dihampir semua bangsa. Ideologi borjuis dan feodal
dirobohkan. Orang mulai menilai karya seni atau benda seni dengan
pandangan lain. Kebebasan individu dan persamaan individu melepaskan
sekat penggolonga social. Benda seni pun dilihat secara objektif.
Pendekatan terhadap penggolongan seni bukan lagi berdasarkan ideology
berdasarkan golongan, tetapi lebih menitikberatkan segi objektif benda
seni itu sendiri. Penilaiannya lebih demokratis, lebih objektif.
Penggolongan lebih didekati dari material seni dan cara seni diindera.
Maka, ada pembagian seni visual (seni lihatan), seni audio (seni
dengaran) dan seni audio-visual (seni degaran dan lihatan). Golongan
pertama terdiri atas seni rupa (tanpa gerak) dan seni lihatan bergerak
(film), yang 2 dimensi (mantra). Seni visual 3 dimensi terdiri atas seni
pahat dan seni ukir (tanpa gerak), seni tari dan pantomim (bergerak).
Golongan dua mantra terdiri atas seni nada yang tunggal dan majemuk,
serta seni kata yang berirama (puisi) dan tanpa irama (prosa). Golongan
tiga mantra terdiri atas seni tari, seni opera, dan seni drama. Ada pula
yang mengolongkannya menjadi seni statis dan seni dinamis. Seni statis
menetap dan tak berubah sejak dilahirkan, contohnya patung yang
dipahat sejak zaman Raja Balitung tahun 900 sampai sekarang bentuknya
tidak berubah. Seni yang materialnya berupa benda fisik termasuk ke
golongan seni statis, misalnya seni lukis, seni patung, seni ukir, seni
sastra (tertulis). Sebaliknya, golongan seni dinamis terikat oleh ruang dan
waktu penciptaan. Benda seni dinamis berakhir bersama waktu.

Penggolongan seni berdasarkan material ini juga membedakan


antara material seni yang mengikat kreativitas seniman dan yang lebih
membebaskan seniman. Seni arsitektur amat terikat dan dibatasi oleh
material seni bangunannya dan juga oleh fungsi bangunan itu. Begitu pula
seni patung dan seni lukis, kedua seni ini sedikit banyak membatasi
senimannya karena material yang digunakan. Yang lebih bebas adalah
seni drama dan tari. Materialnya adalah tubah si dramawan dan penari itu
sendiri. Seni yang lebih merdeka adalah seni puis yang bermaterial nada
dan kata serta seni music yang materialnya suara atau bunyi. Makin
memateri material seninya, makin berak tantangan ikatannya. Makin
abstrak materialnya, makin bebas mewujudkan benda seninya. Maka,
orang sering berkata bahwa seni yang paling murni adalah seni music.
Itulah keindahan abstrak dan amat otonom. Karena keterikatan material
pada seni, maka visi dan konsep seni masing-masing golongan dapat
berbeda batasannya. Seorang seniman music akan memberi pengertian
yang agak lain dengan seorang arsitek tentang apa itu seni. Bahkan
dalam bidang sastra seorang penulis novel akan melihat sastra secara
berbeda dengan seorang penyair. Dasar pengrtiannya boleh jadi stu untuk
konsep seni ini, tetapi karena tiap seni ditentuakn oleh material seni maka
wujud penyataannya dapat berbeda-beda. Hakikat seni yang dimiliki
seniman arsitektur akan diwujudkan dalam keterbatasan dan kelebihan
material seninya, begitu pula hakikat seni yang dimiliki oleh seorang
seniman music harus dibedakan dalam material seninya tak terbatas
(bunyi). Hakikat seni itu menjelma dalam tiap penggolongan seni, yaitu
lewat materialny, wujudnya.

Meskipun penggolongan objektif semacam itu ada dan mungkin,


tetap saja pengertian seni atau bukan seni kembali pada kelompok social
maka, ideology masing-masing golomngan social dalam satu bangsa akan
melahirkan pula konsep seninya masing-masing.

BENDA SENI
Seni memang bukan benda, melainkan nilai yang dilihat oleh
penikmat seni, yaitu nilai yang dikandung oleh nilai benda tersebut.seni
tidak akan muncul dari benda seni kalau benda tersebut tidak
mengandung dan menawarkan nilai seni. Nilai itu sifatnya abstrak, hanya
ada dalam jiwa perorangan yang dipelajari dan diperoleh manusia dari
lingkungan hidupnya melalui pendidikan, baik formal maupun
nonformal.karena nilai iut sifatnya abstrak maka pengenalan nilai hanya
dapat diperoleh melalui perwujudannya. Artinya, nilai itu hanya dapat
dipahami melalui wujud, yakni benda atau perbuatan. Nilai keindahan dan
nilai suatu seni kelompok social hanya dapat dikenali lewat
perwujudannya dalam bentuk, dalam gejala fisik, yakni benda seni.
Benda seni adalah titik pertemuan antara seniman dan publiknya. Benda
seni adalah sesuatu yang mewujud, dan dengan demikian dapat dilihat
atau didengar atau dilihat dan didengar sekaligus oleh penikmat seni.
Benda seni harus indrawi, yaitu hanya dapat menampung kerja indra
penglihat(visual) serta pendengar (audio) tetapi tidak indera pembau,
peraba, dan perasa. Kegunaan benda seni justru dalam mengawetkan
perwujudan bentuk nilai yang dapat dinikmati oleh publik seni.
Sebenarnya, yang terpenting bukanlah benda seni, melainkan ide dibalik
benda tersebut. Gagasan atau ide seni harus diwujudkan. Caranya
tergantung pada bahan atau bahan fisik yang dipakai. Contohnya seni
sastra memakai bahan bahasa, seni lukis mempergunakan bahan cat dan
kanvas, seni patung menggunakan bahan logam kayu atau batu, seni
music menggunakan bahan bunyi, seni tari berbahan gerak tubuh
manusia dan seni teater menggunakan tingkah laku manusia. Virgil C.
Aldrich menyusun bagan bagaimana benda seni dapat terwujud dari
tangan seniman, urutannya adalah sebagai berikut :
1. Produksi bahan seni yang dapat dikerjakan oleh tukang, contohnya
pembuatan bahan cat
2. Pemanfaatan bahan seni oleh seniman

3. Penguraian medium seni yang diolah dari bahan seni yang dipakai
4. Perwujudan bentuk seni dengan berbagai aspek medium seni yanga
ditemukan
5. Terciptanya bentuk seni berdasarkan kelebihan dan keterbatasan bahan
seni
6. Isi seni yang berupa gagasan seniman terkandung dalam bentuk seni
7. Seluruh kegiatan mengungkapkan gagasan seni tadi adalah hasil
tanggapan seniman terhadap objek

Karena seniman harus menghasilkan benda yang mewujudkan nilai


seni yang dimilikinya, maka segi pengetahuan dan ketrampilan yang
menyangkut bahan seninya perlu pula dimilikinya. Teori dan praktek
dengan bahan seni perlu dikuasai, sehingga keduanya dapat bersaing
secara sehat. Pada dasarnya bukan keterampilan teknis yang menentukan
kesenimanan orang, namun bagaimanapun hebat gagasan seni seseorang
tak akan lahir benda seni kalau tidak menguasai teknik seni. Begitu pula
orang yang lihai dalam teknik seni tetapi tidak memiliki gagasan seni
yang asli tak akan lahir benda seni, yang ada hanya benda hasil
keterampilan seninya.

http://sseeal.blogspot.co.id/2011/04/penggolongan-seni.html

Ruang Lingkup Seni


1. Berdasarkan Fungsinya

a. Seni terapan (applied art), Seni rupa terapan adalah seni rupa yang
tercipatakan selain bentuk yang yang indah juga dapat
difungsikan/digunakan. Seni rupa jenis ini banyak terdapat pada
kehidupan sehari-hari. Contohnya, bangunan rumah yang indah, gelas
minum yang cantik, mobil mewah, dekorasi yang meriah, taman yaang
permai, gambar majalah yang bagus dan candi yang megah.

b. Seni Murni (fine Art/pure art), adalah seni yang diciptakan hanya
untuk dinikmati saja. Seni rupa ini teercipta dengan bebas tanpa
mempertimbangkan segi fungsi atau kegunaannya. Selain itu, sering juga
disebut dengan seni bebas (free art). Artinya, pencipta bebas
mengekspresikan isi hati dengan tidak memikirkan dari segi praktisnya.
Jenis ini banyak terdapat pada seni lukis, patung, dan seni grafika.

2. Berdasarkan Bentuk Seni

a. Seni patung, yaitu cabang seni rupa murni yang berwujud tiga
dimensi (tidak datar). Dalam seni patung kerap digunakan bahan dari
batu, kayu, logam, atau bahan lain yang dapaat menjadi wahana ekspresi
si seniman. Tema dalam seni dalam seni patung amat beragam, seperti
karya seni rupa yang lain.

b. Seni Lukis, Adalah salah satu lingkup seni rupa yang berwujud dua
dimensi. Karya seni lukis yang sering disenut juga lukisan., umumnya
dibuat diatas kanvas berpigura dengan bahan caatminyak, cat akrilik,
atau bahan lainnya. Objek dan gaya seni lukis bergaya naturalis (potret)
dibuat perssis seperti objek aslinya. Misalnya Pemandangan alam, figur
manusia, dan benda lainnya.

c. Seni Relief, yaitu seni yang menggunakan teknik-teknik ukir, seperti


contohnya membuat panel,hiasan dinding dan sebagainya. kata inggris
relief atau kata italianya rilievo, dalam arti yang kedudukannya lebinh
tinggi daripada latar belakangnya.

d. Seni Grafis, Cabang seni rupa murni yang berwujud dua dimensi dan
dikerjakan melalui teknik cetak. Seni grafis dapat dibuat dengan teknik
sablon (cetak saring), cukil kayu (cetakan), etsa (pengamasaman padda
bahan mental), dan lito (percetakan dengan batu litho). Sedangkan tema,
objek, dan gaya dalam berekspresi umumnya sama dengan karya seni
rupa lainnya.

e. Seni Fotograpi, Yaitu seni melukis dengan menggunakan cahaya


seperti hanya foto dengan menggunakan kamera, yang tentunya tetap
harus menggunakan pertimbangan nilai estetisnya, yaitu antara lain objek
latar belakang, sudut penekanan, pencahayaan, jenis kamera, percetakan.

f. Seni Reklame, yaitu seni yang dipergukan untuk menyeruhkan,


menganjurkan, atau menawarkan barang atau produk dengan
masyarakat.

g. Seni kriya Adalah cabang seni rupa yang berwujud dua atau tiga
dimensi yang dapat dibuat dengan aneka bahan. Adapulah karya seni
kriya yang memiliki fungsi praktis seperti benda hias, pot, senjata tradisi,
dan sebagainya.

h. seni ilustrasi, yaitu seni yang digunakan untuk menghias sesuatu


agar harmonis.

i. Seni dekorasi, terbagi menjadi dua yaitu seni dekorasi dua dimensi
(seperti halnya dengan motif geometri) dan seni dekorasi tiga dimensi
( dengan peralatan benda-benda seni).

j. Seni Miniature, yaitu seni membuat duplikat ojek kecil dari bentuk
aslinya jenis dan ragamnya yang terbagi menurut teknik media. serta alat
yang digunakan.

segala bentuk hasil karya manusia didunia ini tentunya selalu


mengalami bentuk perubahan dan perkembangan dari waktu kewaktu,
karena tidak akan mungkin karya manusia terjadi begitu saja dan sampai
disitu saja. demikian pula halnya dengan karya seni yang dibuat oleh
manusia. Tentunya karya seni akan berawal dari bentuk karya yang paling
sederhana dengan bahan yang sederhana pula. dan karya seni tersebut
akan mengalami perkembangan menjadi lebih baik sesuai dengan
jamannya. berikut akan dijelaskan mengenai perkembangan hasil karya
seni manusia dari jama primitif sampai jaman modern.
Seni Primitif

Seni primitif berkembang pada zaman prasejarah, yang mana tingkat


kehidupan manusia pada masanya sangat sederhana sekali dan sekaligus
merupakan ciri utama, sehingga manusianya disebut orang primitif. Hal ini
berpengaruh dalam kebudayaan yang mereka hasilkan.

Contoh Lukisan seni primitif

Mereka menghuni goa-goa, hidup berpindah-pindah (nomaden) dan


pekerjan berburu binatang. Di bidang kesenian, karya seni yang dihasilkan
juga sangat sederhana, namun memiliki nilai tinggi sebagai ungkapan
ekspresi mereka. Peninggalan karya seni yang dihasilkan berupa lukisan
binatang buruan, lukisan cap-cap tangan yang terdapat pada dinding goa,
seperti pada dinding goa Leang-leang di Sulawesi Selatan, goa-goa di Irian
Jaya, dan pada dinding goa Almira Spanyol.

Selain karya lukisan, terdapat juga hiasan-hiasan pada alat-alat perburuan


mereka yang berupa goresan-goresan sederhana. Karya seni yang
dihasilkan hanya merupakan ekspresi perasaan mereka terhadap dunia
misterius atau alam gaib yang merupakan simbolis dari perasaan-
perasaan tertentu, seperti perasaan takut, senang dan perdamaian. Ciri-
ciri lain dari seni premitif yaitu goresannya spontannitas, tanpa perspektif,
dan warna-warnanya terbatas pada warna merah, coklat, hitam, dan
putih.

Seni Klasik

Kesenian klasik merupakan puncak perkembangan kesenian tertentu,


yang mana tidak dapat berkembang lagi (mandeg). Karya seni yang
dianggap klasik memiliki kriteria sebagai berikut : (1) Kesenian yang telah
mencapai puncak (tidak dapat berkembang lagi), (2) merupakan
standarisasi dari zaman sebelum dan sesudahnya, dan (3) telah berusia
lebih dari setengah abad. Selain dari ketentuan itu, suatu kesenian belum
bisa dikategorikan seni klasik. Karya-karya seni klasik dapat dijumpai pada
bangunan-bangunan kuno Nusantara pada zaman Hindu-Budha dan
bangunan-bangunan kuno di Yunani dan Romawi.

Seni Tradisional

Tradisi artinya turun temurun atau kebiasaan. Seni tradisional berarti


suatu kesnian yang dihasilkan secara turun-temurun atau kebiasaan
berdasarkan norma-norma, patron-patron atau pakem tertentu yang
sudah biasa berlaku. Seni tradisi bersifat statis, tidak ada unsur kreatif
sebagai ciptaan baru. Sebagai contoh dapat kita lihat pada lukisan gaya
Kamasan Klungkung, kriya wayang kulit, kriya batik, kriya tenun, dan
sebagainya.

Seni Modern

Seni modern merupakan kesenian yang menghasilkan karya-karya baru.


Seniman yang kreatif akan menghasilkan karya seni yang modern, karena
di dalamnya ada unsur pembaharuan, baik dari segi penggunaan media,
teknik berkarya maupun unsur gagasan/ide. Seni modern tidak terikat
oleh ruang dan waktu, baik itu karya yang dihasilkan di masa lampau
maupun pada masa kini aslkan ada unsur kreativitasnya. Karya-karya seni
rupa modern dapat dilihat pada lukisan karya Van Gogh, Pablo Picasso,
Affandi, Basuki Abdullah, Gunarsa, patung karya G. Sidharta, Edi Sunarso,
Nuarta, dan sebagainya.

Seni Kontemporer

Kontemporer berarti sekarang atau masa kini. Seni kontemporer memiliki


masa popularitas tertentu sehingga seni ini dapat dikatakan bersifat
temporer. Seni ini dapat dinikmati pada masa populernya dan apabila
sudah lewat maka masyarakat tidak lagi menyukainya. Karya-karya seni
kontemporer pada mulanya muncul di Eropa dan Amerika, seperti lukisan
karya Andy Warhol dan patung karya Hendri Moore. Belakangan ini, seni
kontemporer telah berkembang di berbagai negara yang memiliki
gagasan yang unik, seperti berupa patung dari es, lukisan pada tubuh
manusia (body painting), seni instalasi, grafity, dan sebagainya.

Contoh lukisan seni Kontemporer

Seni Kontemporer adalah salah satu cabang seni yang terpengaruh


dampak modernisasi. Kontemporer itu artinya kekinian, modern atau lebih
tepatnya adalah sesuatu yang sama dengan kondisi waktu yang sama
atau saat ini. Jadi seni kontemporer adalah seni yang tidak terikat oleh
aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai zaman sekarang.
Lukisan kontemporer adalah karya yang secara tematik merefleksikan
situasi waktu yang sedang dilalui. Misalnya lukisan yang tidak lagi terikat
pada Rennaissance. Begitu pula dengan tarian, lebih kreatif dan modern.

Ciri-ciri

Tidak terikat oleh aturan-aturan zaman dulu dan berkembang sesuai


zaman.

Tidak adanya sekat antara berbagai disiplin seni, alias meleburnya


batas-batas antara seni lukis, patung, grafis, kriya, teater, tari, musik,
hingga aksi politik.
Contoh

Karya-karya happening art, karya-karya Christo dan berbagai karya


enviromental art.

Sumber Pustaka:

http://senirupabogor.blogspot.com/2010/09/seni-rupa-tradisional-
modern.html

http://www.scribd.com/doc/19468889/Seni-Lukis-Zaman-Primitif

http://rienazizah.blogspot.co.id/2015/02/taksonomi-ilmu-ilmu-seni.html

https://www.worldcat.org/account/425944286?page=login&redirect=
%2Foclc%2F425944286%3Fpage%3Dnewreview%26oclcnum
%3D425944286

You might also like