Professional Documents
Culture Documents
Ada berbagai batasan usia tentang remaja. Istilah yang biasanya dipakai dalam istilah
psikologi perkembangan adalah adolescense yang dimulai kira-kira pada usia 12 tahun
sampai 18 tahun. Untuk masa adolescense ini dibagi lagi menjadi dua yaitu:
Oleh karena pada umumnya yang berusia 12-15 tahun ini berada pada Sekolah Menengah
Pertama (SMP), sedangkan yang berusia 15-18 tahun biasanya berada di Sekolah Menengah
Atas (SMA). Menurut Wayne Race ada sekurang-kurangnya 4 signifikasi khusus dalam
pelayanan gereja terhadap remaja atau mengapa gereja perlu memberikan pelayanan kepada
remaja menurut Wayne Rice.
Masa remaja adalah masa yang amat meresahkan di dalam kehidupan seseorang. Pada masa
puberitas seseorang mengalami perubahan, baik secara fisik dan perubahan-perubahan yang
lain dari masa anak-anak menuju masa remaja. Setiap orang pasti mengalami masa ini dan
hal ini sangatlah normal. Misalnya, seorang remaja dengan mudahnya berubah dalam waktu
yang singkat, tiba-tiba senang atau susah, tiba-tiba semangat lalu berubah menjadi tidak
semangat. Dia dapat mengalami sebuah defresi yang begitu hebat karena berbagai perubahan
yang dialaminya drastis dalam hal fisik. Oleh sebab itu, bagi seorang pemimpin remaja harus
selalu ingat bahwa apa yang tidak normal. Bagi beberapa remaja, perubahan-perubahan itu
tidak terlalu meresahkan dan juga tidak terlalu meresahkan mereka.
Menurut Erik Erikson, justru pada masa remajalah seseorang individu mulai melihat atau
menyadari akan dirinya sendiri, mempunyai masa lalu dan masa depan yang secara eksklusif
merupakan dirinya sendiri. Masa remaja adalah masa di mana seseorang membuat kenangan
dan antisipasi tentang masa depan. Suatu masa di mana seorang individu mencari identitas
yang khusus. Pencarian ini terdiri dari suatu rasa kesadaran tentang keunikan pribadi, yang
berusaha memiliki pengalaman yang berkesinambungan dan solidaritas dengan ideal-ideal
kelompok. Pada masa inilah seorang anak mencoba meninggalkan hal-hal yang kekanak-
kanakan dalam usahanya untuk menjadi seorang dengan identitas yang unik.
Pada masa ini remaja mengalami perkembangan dalam kognitifnya. Umumnya mereka mulai
mempertanyakan banyak hal yang sudah diajarkan kepada mereka. Banyak sekali mitos-
mitos masa kanak-kanak yang diragukan pada waktu mereka menemukan cara-cara baru
dalam hal memandang realitas. Mereka tidak lagi percaya pada semya hal yang pernah
dikatakan atau diajarkan, baik dari orang tua maupun guru mereka sebagai hal yang besar.
Mereka ingin mengerti bagi diri mereka sendiri. Maka itu tidak jarang apabila banyak remaja
menolak sebagian atau bahkan seluruh nilai-nilai dan kepercayaan yang dipelajari atau
didapatkan semasa anak-anak. Hal ini akan berlangsung terus hingga ia mempunyai hingga ia
mendapatkan kepastian bahwa kepastian bahwa nilai-nilai serta kepercayaan tadi mempunyai
kedewasaan.
Salah satu keuntungan dari bekerja atau melayani remaja adalah bahwa pada masa ini remaja
sangat terbuka terhadap hal-hal atau ide-ide serta bimbingan. Bagi kebanyakan remaja, usaha
untuk mencari atau mendapatkan identitas baru merupakan suatu proses yang penuh dengan
coba-coba, yang mengakibatkan karakteristik mereka sukar ditebak. Mereka akan menerima
suatu hal pada suatu kesempatan, namun pada lain kesempatan mereka menolaknya sama
sekali.
4. Masa Remaja Adalah Masa Mengambil Keputusan.
Erik Erikson berpendapat bahwa remaja awal yang berkisar antara 12-15 tahun belum benar-
benar siap untuk berpegang pada idola akhir atau ideal-ideal yang akan menjadi pembimbing
untuk sesuatu identitas akhir mereka. Yang paling penting adalah bahwa remaja akan
membuat sejumlah keputusan dan komitmen. Beberapa di antaranya mungkin bertahan lama.
Namun, apabila keputusan mereka akan menjadi sesuatu yang berarti, keputusan mereka
tersebut haruslah merupakan akibat dari proses pemahaman dan pengujiannya sendiri.
Mereka membuat sejumlah besar keputusan yang tidak dewasa, namun dengan melakukan
hal itu mereka merasa atau memenuhi diri sendiri. Usaha mereka untuk mencari kebebasan
menyebabkan mereka membuat sebanyak mungkin keputusan yang dapat membimbing
kehidupan mereka.
Dalam hal inilah kita dapat melihat bahwa masa remaja memberikan kepada kita suatu
kesempatan yang luas dan istimewa untuk melakukan pelayanan didalam gereja. Karena pada
masa inilah begitu banyak pilihan dipertimbangkan, perubahan dilakukan, dab kehidupan
dibentuk. Pemikiran yang masih muda dan iman yang sedang tumbuh mempunyai sejumlah
pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang jujur. Anak-anak remaja ini sedang berusaha
membangun diri sendiri sebagai individu yang layak untuk menerima kasih Allah.
Seorang pemimpin PAK Remaja harus mempunyai kesabaran, ketrampilan, semangat, dan
teknik yang dibutuhkan untuk bekerja sebagai pemimpin remaja, maka dalam hal-hal lain
yang akan kita kerjakan akan berhasil. Peranan orang yang akan melayani remaja tidak dapat
dianggap remeh.
Kualifikasi yang paling mendasar adalah kedewasaan Spiritual. Bagaimanapun juga orang
mengambil suatu tanggung jawab tertentu dalam gereja, seharusnya mempunyai kedewasaan
spiritual. Demikian juga bagi remaja, ia membutuhkan seorang pemimpin yang sekaligus
menjadi teladan. Kalau pemimpin remaja belum mempunyai kedewasaan spiritual, maka
sulitlah baginya untuk menjadi tokoh teladan bagi para remaja. Selain itu, ada tiga hal
kualifikasi lain yang diperlukan bagi seorang pemimpin remaja menurut rice, yaitu:
1. Harus Mampu Mengidentifikasikan Kebutuhan, Masalah, dan Perasaan Remaja.
Kualifikasi yang pertama bagi seorang pemimpin remaja adalah kemampuannya untuk
mengidentifikasikan dirinya dengan remaja. Ada beberapa cara yang dapat menolong kita
untuk memahami dan mengidentifikasi remaja, antara lain:
a. Ingatan kita perlu diaktifkan kembali. Artinya bahwa kita berusaha mengingat masa remaja
dulu. Ingatan kita dapat menjadi sebuah sumber yang sangat penting.
b. Berada di tengah-tengah remaja. Jika ingatan kita kurang bekerja sama dengan kita, maka
kita harus berusaha untuk bergaul dengan mereka karena dengan semakin lama kita bergaul
dengan mereka, maka semakin mudah bagi kita untuk mengidentifikasikan diri dengan
mereka.
c. kita perlu berusaha untuk menemui orang-orang yang mengetahui masa remaja kita dengan
baik. Orang yang paling mengetahui masa remaja kita dengan baik adalah orang tua kita
sendiri. Orang tua sendirilah yang dapat menjadi nara sumber yang sangat penting untuk
mengingatkan masa remaja kita. Dengan demikian, dapat mempermudahkan kita untuk
mengidentifikasi diri dengan remaja.
d. membaca sebanyak mungkin buku-buku tentang remaja, terutama dari sudut teori
perkembangan yang sekarang ini banyak sekali tersedia. Buku-buku tersebut hasil-hasil
penelitian. Dengan membaca, kemungkinan ingatan kita akan masa remaja kita sendiri akan
lebih mudah kembali. Hal ini sangat menolong para pemimpin remaja agar sanggup
mengidentifikasikan karakteristik remaja, baik, minat, kebutuhan, maupun permasalahannya
dan tanpa ini akan menjadi sulit bagi pemimpin remaja.
Suatu penelitian yang pernah dibuat oleh seorang pakar atau ahli dalam bidang pelayanan
remaja menyatakan bahwa salah satu hal yang ada dalam pikiran para remaja yang sangat
kuat adalah keinginan untuk disukai dan diterima oleh pihak lain, baik sesama remaja atau
oleh orang dewasa. Seorang pemimpin remaja seharusnya adalah seorang benar-benar
menyukai remaja. Hal ini harus dianggap sebagai suatu yang perlu bagi seorang pemimpin
remaja yang berharap bahwa pelayannya kepada remaja merupakan suatu yang produktif.
Selain menyukai remaja seorang pemimpin remaja hari mengembangkan atau membangun
sebuah persahabatan dengan remaja secara individual. Seorang jangan sekali-kali melupakan
nama remaja, karena hal itu dapat merusak hubungan dengan remaja tersebut. Namun,
usahakanlah untuk mengetahui apa yang remaja tersebut sukai dan tidak di sukai, minat dan
perhatiannya. Usahakanlah untuk menunjukan kepada mereka kalau kita itu tulus tanpa
kepura-puraan.
Untuk melakukan pelayanan yang baik terhadap remaja dibutuhkan waktu yang cukup,
karena itu seorang pemimpin remaja adalah orang yang dapat memberikan waktu yang
cukup. Waktu adalah faktor yang paling penting dalam keefektifan dan potensial dari seorang
pelayan remaja didalam gereja atau dimanapun berada, dan tuntutan waktu dapat saja
membuat pelayan remaja kurang bersemangat.
Pelayanan kepada remaja menuntut banyak hal dari pemimpin atau pelayanan remaja, bukan
saja waktu tetapi kreativitas. Namun tentu saja tugas itu tidak perlu dilakukan sendiri.
Bantuan sangat diperlukan oleh pemimpin remaja, berikut adalah beberapa petunjuk yang
diperlukan:
a. Mahasiswa/i cukup untuk menjadi seorang pemimpin remaja karena usia mereka sudah
agak jauh di atas mereka. Jadi sudah lebih matang, dewasa, dan dapat diandalkan untuk dapat
memimpin remaja.
b. Para profesional pada bidang pendidikan (guru), konselor, dan profesi lain juga sangat
cocok untuk menjadi pemimpin remaja.
C. Karakteristik Remaja.
Ada beberapa ciri yang membedakan remaja dengan kelompok usia yang lain dan dapat
dibagi dalam lima bidang perkembangan, yaitu fisik, sosial, mental, emosi, dan spiritual.
Ada ahli yang mengatakan bahwa pubertas merupakan perubahan yang paling dramatik
setelah masa kelahiran, tetapi ia berbeda dengan masa kelahiran. Ciri fisik yang paling
penting dari remaja adalah bahwa mereka sedang mengalami pubertas. Tubuh mereka sedang
mengalami perubahan-perubahan yang besar dan itu hanya terjadi sekali dalam hidup
seseorang. Anak diubah menjadi dewasa pada masa remaja.
Dengan terjadinya pubertas, maka datanglah pula suatu kesadaran baru akan tubuhnya.
Biasanya remaja sangat memperhatikan bagaimana penampilan fisiknya, apakah ia sudah
cukup menarik dan kelihatannya baik.
Masa remaja adalah masa di mana secara kuat dirasakan desakan atau dorongan dan perasaan
seksual yang baru selama pubertas dan hal ini dapat menjadi sumber ketakutan dan rasa
bersalah yang tidak perlu. Mimpi basah, masturbasi, atau ereksi adalah tanda-tanda yang
umum dari seksualitas yang bertumbuh.
Masa remaja dapat menjadi suatu masa di mana spiritual terjadi kemerosotan, karena banyak
remaja yang menganggap bahwa masalah fisik mereka juga merupakan masalah spiritual.
Misalnya saja seorang remaja yang malas mengatur tempat tidurnya, tidak rapi, malas ikut
kegiatan gereja, dan sebagainya akan merasa bahwa secara iman mereka mengalami
kemerosotan.
2. Perkembangan Sosial
Pada masa remaja terjadi perkembangan dalam kesadaran dan kedewasaan sosial yang sejajar
dengan apa yang terjadi dalam perubahan-perubahan fisik. Hubungan-hubungan dengan
teman sebaya sangat penting bagi remaja. Pada awalnya mereka membutuhkan teman
bermain, tetapi pada usia remaja mereka mulai mencari persahabatan yang lebih berarti.
Teman merupakan hal yang paling berarti bagi remaja, dan mereka adalah orang-orang yang
dapat dipercaya, yang mau mendengarkan dan mau memahami perasaan.
Pada saat remaja mengalami perubahan-perubahan di bidang fisik dan sosial, maka remaja
juga mengalami perubahan dalam bidang intelektual yang menarik sekaligus mengganggu.
Pada perbedaan struktural yang mendasar pada remajalah seorang mulai mengembangkan
pemikiran menuju kedewasaan. Remaja mengembangkan kemampuan kemampuan mereka
bernalar secara lebih logis, berfikir secara konseptual dan berpindah kesuatu abstraksi ke
abstraksi yang lain. Remaja juga dapat menduga dengan banyak kemungkinan akibat dari apa
yang ingin dilakukan. Remaja dapat menyimpan banyak hal didalam benaknya, serta dapat
membiarkan keputusan dan jawaban.
Perkembangan spiritual remaja adalah hal yang penting untuk memahami bahwa dimensi
spiritual dalam kehidupan seorang remaja tidak dapat dipisahkan dari aspek kehidupannya.
Iman seseorang menyentuh semua aspek kehidupannya baik fisik, sosial, mental, maka
perubahan ini akan mempengaruhi kehidupan spiritualnya. Tujuannya adalah untuk
mengkonsentrasikan diri pada bidang persoalan remaja dan menawarkan bebarapa bimbingan
yang dapat membantu kita dalam memaksimalkan pelayanan kepada remaja.
Waktu : Rabu, 23 Mei 201 Melalui via telpon, Pukul 17:00 WITA.
Hasil wawancara :
Saya : Apa saja aktivitas kegiatan yang disukai oleh peserta dalam
Saya : Apa saja aktivitas yang paling Anda minati dalam melayani
kategorial Anda?
Vikaris Neny : Yang kakak senangi yaitu membawa mereka kedalam meditasi.
Anda?
Vikaris Neny : Ada, yaitu ada aliran gereja tertentu yang mau memikat pemuda dengan
Saya : Apakah kebutuhan (Anak, Remaja, Pemuda, Dewasa, Lansia) yang mendasar
Vikaris Neny : sepertinya mereka membutuhkan lebih-lebih lagi pengenalan akan Alkitab
tentang Firman Tuhan, karena mereka sangat jarang dan seperti tidak suka untuk membaca
Alkitab.
Vikaris Neny : setiap kali ada pergumulan atau persoalan kakak bawa mereka untuk berdoa,
selain itu kakak bawa mereka berbicara dari hati-kehati, seperti pada awal-
awal ibadah mereka dulu suka pegang-pegang dan bermain handphone ketika
beribadah, tapi sekarang sudah ditegur dan mereka mau mendengarkan dan
Pengembangan Program
Tujuan atau kompetensi : Diharapkan mereka dapat mengerti dan tau pengenalan akan
Proses (metode atau media) : Disajikan dalam pada waktu ibadah, remaja duduk melingkar,
berkelompok.
2. Nonton Bareng
dan si miskin.
3. Ibadah Kultural.
Tujuan atau Kompetensi : Diharapkan agar mereka tau akan kebudayaan mereka.
kebudayaannya.
Proses atau Media : Dilakukan pada saat ibadah dengan menggunakan bahasa
daerah.
Evaluasi : mereka dapat tau dan mengerti akan kebudayaan mereka yang
tersebut.
Daniel Nuhamara, Daniel. 2008. PAK Remaja. Bandung: Jurnal Info Media,
Daniel Nuhamara, Daniel. 2008. PAK Remaja. Bandung: Jurnal Info Media,
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
B.Tujuan
C.Lingkup Penulisan
BAB II PERKEMBANGAN
A.Perkembangan Motorik
B.Perkembangan Kognetif
C.Perkembangan Sosial Pribadi
D.Perkembangan Emosi
E.Perkembangan Komunikasi
F.Perkembangan Spritual
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama menjadi
pemandu dalam upaya untuk mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari peran agama amat penting bagi kehidupan umat manusia maka
internalisasi agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah keniscayaan, yang
ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga, sekolah maupun
masyarakat.
Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi spritual dan membentuk peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti yang luhur, dan moral sebagai
perwujudan dari pendidikan agama. Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan,
pemahaman, dan penanaman nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut
dalam kehidupan individual ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual
tersebut pada akhirnya bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia
yang aktualisasinya mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan.
Penerapan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar di bidang Pendidikan Agama Kristen
(PAK), sangat tepat dalam rangka mewujudkan model PAK yang bertujuan mencapai
transformasi nilai-nilai kristiani dalam kehidupan peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar memberikan ruang yang sama
kepada setiap peserta didik dengan keunikan yang berbeda untuk mengembangkan
pemahaman iman kristiani sesuai dengan pemahaman, tingkat kemampuan serta daya
kreativitas masingmasing.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Pendidikan Agama Kristen bukanlah standar
moral Kristen yang ditetapkan untuk mengikat peserta didik, melainkan dampingan dan
bimbingan bagi peserta didik dalam melakukan perjumpaan dengan Tuhan Allah dan
mengekspresikan hasil perjumpaan itu dalam kehidupan sehari-hari. Peserta didik belajar
memahami, mengenal dan bergaul dengan Tuhan Allah secara akrab karena seungguhnya
Tuhan Allah itu ada dan selalu ada dan berkarya dalam hidup mereka. Dia adalah Sahabat
dalam Kehidupan Anak-anak. Hakikat Pendidikan Agama Kristen (PAK) seperti yang
tercantum dalam hasil Lokakarya Strategi PAK di Indonesia tahun 1999 adalah: Usaha yang
dilakukan secara terencana dan kontinu dalam rangka mengembangkan kemampuan peserta
didik agar dengan pertolongan Roh
B. Tujuan
Dalam penulisan makalah ini, penulis bertujuan:
a. Memperkenalkan Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus dan karya-karya-Nya agar peserta
didik bertumbuh iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam hidupnya
b. Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-Nya kepada peserta didik, sehingga
mampu memahami dan menghayatinya
c. Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati imannya secara
bertanggungjawab serta berakhlak mulia di tengah masyarakat yang pluralistik.
C. Lingkup Penulisan
Lingkup Penulisan makalah ini, sebagai berikut :
Pendidikan Agama Kristen bagi Remaja
BAB II
PERKEMBANGAN REMAJA
Remaja adalah waktu manusia berumur belasan tahun. Pada masa remaja manusia tidak dapat
disebut sudah dewasa tetapi tidak dapat pula disebut anak-anak. Masa remaja adalah masa
peralihan manusia dari anak-anak menuju dewasa. Remaja merupakan masa peralihan antara
masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Maka
remaja dalam perkembangannya saya jelaskan dibawah ini.
A. Perkembangan Motorik
Perkembangan fisik sangat berkaitan erat dengan perkembangan motorik anak. Motorik
merupakan perkembangan pengendalian gerakan tubuh melalui kegiatan yang terkoordinir
antara susunan saraf, otot, otak, dan spinal cord. Perkembangan motorik meliputi motorik
kasar dan halus. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau
sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri. Contohnya kemampuan duduk, menendang, berlari, naik-turun tangga dan
sebagainya.
Sedangkan motorik halus adalah gerakan yang menggunakan otot-otot halus atau sebagian
anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk belajar dan berlatih.
Misalnya, kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok,
menggunting, menulis dan sebagainya. Kedua kemampuan tersebut sangat penting agar anak
bisa berkembang dengan optimal.
Kuhlen dan Thomshon. 1956 (Yusuf, 2002) mengemukakan bahwa perkembangan fisik
individu meliputi empat aspek, yaitu (1) system syaraf yang sangat mempengaruhi
perkembangan kecerdasan dan emosi; (2) otot-otot yang mempengaruhi perkembangan
kekuatan dan kemampuan motorik; (3) kelenjar endokrin, yang menyebabkan munculnya
pola-pola tingkah laku baru, seperti pada remaja berkembang perasaan senang untuk aktif
dalam suatu kegiatan yang sebagian anggotanya terdiri atas lawan jenis; dan (4) struktur
fisik/tubuh yang meliputi tinggi, berat dan proposi.
B. Perkembangan Kognetif
Pada usia ini, anak memasuki tahapan kematangan intelek. Dia mulai mampu berpikir jauh
melebihi dunia nyata dan keyakinannya sendiri, yaitu memasuki dunia ide-ide. Tahap ini
merupakan awal berpikir ilmiah. Contohnya, mereka dapat memakai pendekatan sistematis
untuk memecahkan masalah dengan tidak hanya mendasarkan diri pada meniru orang lain.
Mereka juga dapat berpikir reflektif, mengevaluasi pemikiran, imajinasi yang ideal, dan
berpikir abstrak. Mereka juga dapat berpikir mengenai konsep, berpikir menggunakan
proporsi dan perbandingan, mengembangkan teori dan mempertanyakan hal-hal yang bersifat
etis.
Piaget berpendapat bahwa dalam perkembangan kognitif selama stadium sensomotorik ini,
intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi stimulus
sensorik. Pada usia ini yang berlangsung adalah kegiatan bergaul dengan dunia lingkungan,
dengan memakai pancainderanya untuk menangkap segala sesuatu yang bergerak di
sekitarnya.
Pada periode ini juga memiliki kemampuan mengkoordinasikan baik secara simultan maupun
berurutan dua ragam kemampuan kognitif yaitu : Kapasitas menggunakan hipotesis;
kemampuan berfikir mengenai sesuatu khususnya dalam hal pemecahan masalah dengan
menggunakan anggapan dasar yang relevan dengan lingkungan yang dia respons dan
kapasitas menggunakan prinsip-prinsip abstrak. Kapasitas menggunakan prinsip-prinsip
abstrak; kemampuan untuk mempelajari materi-materi pelajaran yang abstrak secara luas dan
mendalam.
Menurut pandangan teori pemrosesan informasi, kemampuan berfikir pada usia remaja
disebabkan oleh meningkatnya ketersediaan sumberdaya kognitif (cognitive resource).
Peningkatan ini disebabkan oleh automaticity atau kecepatan pemrosesan (Case; Keating &
MacLean; dalam Carlson, dkk. 1999); pengetahuan lintas bidang yang makin luas (Case,
dalam Carlson, dkk. 1999); meningkatnya kemampuan dalam menggabungkan informasi
abstrak dan menggunakan argumen-argumen logis (Moshman & Frank, dalam Carlson, dkk.,
1999); serta makin banyaknya strategi yang dimiliki dalam mendapatkan dan menggunakan
informasi (Carlson, dkk., 1999).
Menurut Hurlock (1996) tiga proses dalam perkembabangan sosial adalah sbb:
1. Berprilaku dapat diterima secara sosial
Setiap kelompok sosial mempunyai standar bagi para anggotanya tentang prilaku yang dapat
diterima. Untuk dapat bersosialisasi, seseorang tidak hanya harus mengetahui prilaku yang
dapat diterima, tetapi mereka juga harus menyesuaikan prilakunya sehingga ia bisa diterima
sebagain dari masyarakat atau lingkungan sosial tersebut.
2. Memainkan peran di lingkungan sosialnya.
Setiap kelompok sosial mempunyai pola kebiasaan yang telah ditentukan dengan seksama
oleh para anggotanya dan setiap anggota dituntut untuk dapat memenuhi tuntutan yang
diberikan kelompoknya.
3. Memiliki Sikap yang positif terhadap kelompok Sosialnya
Untuk dapat bersosialisasi dengan baik, seseorang harus menyukai orang yang menjadi
kelompok dan aktifitas sosialnya. Jika seseorang disenangi berarti, ia berhasil dalam
penyesuaian sosial dan diterima sebagai anggota kelompok sosial tempat mereka
menggabungkan diri.
D. Perkembangan Emosi
Masa remaja awal atau masa puber adalah periode yang unik dan khusus yang ditandai
dengan perubahan-perubahan perkembangan yang tidak terjadi dalam tahap-tahap lain dalam
rentang kehidupan. Kecerdasan emosi dapat diartikan kemampuan untuk mengenali,
mengelola, dan mengekspresikan dengan tepat, termasuk untuk memotivasi diri sendiri,
mengenali emosi orang lain, serta membina hubungan dengan orang lain. Umumnya usia
remaja awal ini berkisar antara 12 sampai dengan 14 tahun. Ciri-ciri yang penting pada masa
puber adalah sbb:
1. Masa remaja awal merupakan masa tumpang tindih.
karena mencakup tahun akhir masa kanak-kanak dan tahun-tahun awal masa remaja.
Sehingga perilaku yang ditampilkan agak sukar untuk dibedakan.
2. Masa remaja awal merupakan periode yang singkat
Dibandingkan dengan banyaknya perubahan yang terjadi di dalam perkembangngan manusia
maka masa puber merupakan periode yang paling singkat, yaitu sekitar dua sampai empat
tahun.
3. Masa puber merupakan masa pertumbuhan dan perubahan yang pesat.
Perubahan-perubahan yang sangat pesat ini akan menimbulkan dampak pada anak. Misalnya
timbul keraguan, perasaan tidak mampu dan tidak aman dan dalam beberapa hal
memungkinkan timbulnya perilaku negatif.
4. Masa remaja awal merupakan masa negatif
Pada masa ini anak cenderung mengambil sikap anti terhadap kehidupan atau kehilangan
sifat-sifat baiknya yang sebelumnya sudah berkembang. Kondisi ini merupakan sesuatu yang
wajar. Beberapa ahli psikologi perkembangan menyebut ini sebagai masa negatifistik kedua.
5. Pada masa ini terjadi kematangan alat-alat seksual.
Dengan tumbuh dan kembangnya fungsi-fungsi organ maka ciri-ciri seks sekunder mulai
berkembang, seperti mulai tumbuhnya rambut pubis, perubahan suara. Pada anak perempuan
mulai memasuki masa menstruasi dan mulai tumbuhnya buah dada.
Masa remaja merupakan salah satu fase dari perkembangan individu yang terentang sejak
anak masih dalam kandungan sampai dengan meninggal. Masa remaja memiliki ciri yang
berbeda dengan masa sebelum atau sesudahnya, sehingga masa remaja menjadi menarik
untuk dibicarakan. Usia masa remaja dimulai pada usia 11 tahun sampai dengan 18 tahun.
Problem sosial yang sering muncul pada masa ini adalah remaja lebih berkelompok dalam
sebuah gang dimana rasa solidaritas remaja dituntut di dalam gang tersebut. Selain itu
remaja juga cenderung merasa ingin untuk diperhatikan oleh orang lain dengan cara
menonjolkan diri dan menaruh perhatian kepada orang lain. Dan juga remaja juga sering
untuk menerima aturan serta berusaha menentang otoritas untuk urusan pribadinya.
E. Perkembangan Komunikasi
Perkembangan komunikasi pada usia remaja ini ditunjukkan dengan kemampuan berdiskusi
atau berdebat dan sudah mulai berpikir secara konseptual, sudah mulai menunjukkan
perasaan malu, pada anak usia sering kali merenung kehidupan tentang masa depan yang
direfleksikan dalam komunikasi. Pada usia ini pola pikir sudah mulai menunjukkan ke arah
yang lebih positif, terjadi konseptualisasi mengingat masa ini adalah masa peralihan anak
menjadi dewasa.
Komunikasi yang dapat dilakukan pada usia ini adalah berdiskusi atau curah pendapat pada
teman sebaya, hindari beberapa pertanyaan yang dapat menimbulkan rasa malu dan jaga
kerahasiaan dalam komunikasi mengingat awal terwujudnya kepercayaan anak dan
merupakan masa transisi dalam bersikap dewasa.
Remaja membentuk sikapnya terhadap hidup melalui apa yang dipercayai oleh keluarganya
sendiri, menuju kepada pandangan-pandangan di luar diri dan keluarganya. Ini disebabkan
karena semakin luasnya perhatian maupun pergaulan para remaja. Oleh karenanya, para
pendidik harus dapat menolong para remaja agar mereka dapat memperoleh orientasi di
berbagai bidang secara lebih luas dan mengintegrasikan berbagai informasi maupun nilai-
nilai untuk pembentukan kepribadian, identitas, maupun pandangan hidupnya. Sering kali
tahapan ini disebut tahapan membebek atau konformis. Artinya, remaja hanya mengikuti
yang dikatakan atau yang ditentukan oleh penilaian orang lain. Meskipun demikian, sering
kali mereka ragu-ragu terhadap identitas diri, juga sering ragu-ragu terhadap kesanggupan
diri untuk menilai yang baik dan yang tidak baik, yang benar dan yang tidak benar.
remaja mencapai atau tidak mencapai sasaran hidup yang tepat. Pada era modern saat ini
yang ditandai dengan kemajuan teknologi, sering kali anak-anak remaja alam
petualangannya, menjadi seseorang yang kehilangan identitas. Kemampuan yang lemah
dan kekurangsiapan dalam mengikuti dan memanfaatkan perkembangan zaman
mengakibatkan seseorang remaja menjadi korban teknologi.
BAB III
PAK BAGI REMAJA
A. Berbagai Masalah
1. Pencaria jati diri ialah citra diri atau self image, gambaran diri kamu.
a. Pergaulan bebas
b. Norak
c. Berpacaran
d. Berbuat hal yang jahat narkoba, berjudi, perkelahian dan emberontakan kepada yang lebih
tua
2. Pergolakan emosi yang terjadi pada remaja tidak terlepas dari bermacam pengaruh, seperti
lingkungan tempat tinggal, keluarga, sekolah dan teman-teman sebaya serta aktivitas-aktivitas
yang dilakukannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. Solusi Masalah
1. Kurikulum
Untuk remaja yang sedang bertumbuh secara fisik berkenaan dengan masa pematangan
seksual perlu diajarkan pokok "Seks Dalam Pandangan Alkitab".
Remaja yang dari segi psikososial sementara sedang bertarung secara ideologis dengan
berbagai macam tokoh dan isme sehingga perlu diperkenalkan mengenai Ajaran-ajaran Yesus
dan tokoh Yesus sendiri dalam bahasa remaja dan bila perlu dibandingkan dengan tokoh-
tokoh Alkitab yang mampu melawan/menentang hal-hal dosa seperti Yusuf, Daniel dan yang
lain.
Perlu juga diajarkan mengenai Terang dan Garam dunia guna melawan kekaburan peran
dalam gereja.
Standar Kompetensi
1. Allah diciptakan manusia dengan organ tubuh yang lengkap dan dengan fugsi masing-
masing dengan benar dan baik untuk kemuliaan Tuhan
- Manusia ada diciptakan dengan dua jenis kelamin yang berbeda dan Organ tubuh
- Fungsi jenis kelamin dan seks
- Pernikahan sebagai wadah untuk memberikan izin dalam seks.
2. Melewati godaan dosa dan Tokoh-tokoh Alkitab yang Sukses
- Kejahatan, kecemaran dan dosa
- Kehendak dan rencana Tuhan
- Tokoh-tokoh Alkitab : Yusuf, Daniel, Gideon dan lain-lain.
3. Manusia diciptakan untuk berbuat baik dan bagi kemuiaan Tuhan
- Percaya
- Kasih
- Diselamatkan
- Saks bagi orang lain
C. Profil Guru
1. Memliki lulusan dari Sekolah Tinggi Theologia yang membentuk karakter yang baik
2. Harus orang yang melayani.
3. Menjadi Model / teladan
4. Tidak pemabuk dan penjudi
5. Hanya satu istri.
6. Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan integritas yang tinggi.
D. Metode Mengajar :
ceramah
tanya jawab
seminar
diskusi
E. Sarana Prasarana :
1. Tempat:
- Gereja (Kelas Remaja)
- Sekolah
- Rumah
- Masyarakat
2. Pendidik:
- Guru Sekolah Minggu Remaja/Jemaat
- Guru Agama Kristen
- Orang tua
- Masyarakat
3. Media - TV - Alat Peraga - Alat Bermain
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan
antara umur 12 tahun sampai 21 tahun. Maka remaja dalam perkembangannya sangat begitu
ditakutkan karena masih rawan dengan pencarian jati diri. Itu sebabnya remaja perlu di bina,
dengan pendampingan yang khusus.
B. Saran
Bagi keluarga yang memiliki anak yang beruasi 12-19 diharapkan untuk dijaa dengan
perhatian yang baik.
Bagi remaja harus menyadari begitu banyaknya tantangan yang dapat banyak untuk
mengganggu iman remaja.
Harus membuat materi yang khusus untuk menumbuhkan/membangun pribadi anak remaja.
DAFTAR PUSTAKA
http://css.docstoc.com/docs/1986588/02-PENDIDIKAN-AGAMA-KRISTEN-_C_/020898
http://makalahdanskripsi.blogspot.com/2008/07/aspek-aspek-perkembangan-perilaku-
dan.html/
http://maradagv.wordpress.com/2008/04/12/bahan-ajaran-pak-%E2%80%9Cpola-hidup-
remaja-kristen%E2%80%9D/12 April 2008/B. Marada Hutagalung
ttp://www.google.co.id/#hl=id&q=perkembangan+komunikasi+remaja&meta=&aq=&oq=per
kembangan+komunikasi+remaja&fp=56fa12f0d8c65818 S. Bekti Istiyanto, S. Sos
http://dapetza2007.blogspot.com/2008/10/pendidikan-agama-kristen-pak-anak.html/
http://tumbuhkembanganak.edublogs.org/2008/05/26/perkembangan-kognitif-
remaja/comment-page-1/May 26 2008
http://suhadianto.blogspot.com/2008/12/perkembangan-sosial-remaja.html/Rabu, 10
Desember 2008/Diposkan oleh SUHADIANTO
http://aflah.wordpress.com/2008/01/31/peran-keluarga-dan-sekolah-terhadap-perkembangan-
emosi/
http://novinasuprobo.wordpress.com/2008/06/18/perkembangan-sosial-pada-masa-anak-
anak-akhir-dan-remaja/June 18, 2008./ Novina Suprobo