You are on page 1of 14

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap

dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di SMK PIRI 2 Yogyakarta yang

dilakukan pada tanggal 17 sampai dengan 18 Januari 2017. Bab ini

menjabarkan mengenai hasil penelitian, pembahasan serta keterbatasan

penelitian pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap

dalam upaya pencegahan HIV/AIDS di SMK PIRI 2 Yogyakarta dengan

jumlah responden 53 orang.

1. Analisis Univariat

Analisis ini menjabarkan mengenai karakteristik responden meliputi usia,

jenis kelamin, dan paparan informasi mengenai HIV/AIDS yang

ditunjukan dalam tabel distribusi frekuensi.

a. Karakteristik responden

Berdasarkan data yang didapat pada saat penelitian, maka hasil

analisis univariat distribusi frekuensi karakteristik responden

berdasarkan usia, jenis kelamin, dan paparan informasi ditunjukan

pada tabel berikut:

TABEL 5
Distribusi frekuensi berdasarkan karakteristik murid kelas XI
SMK PIRI 2 Yogyakarta

1
2

Karakteristik respoden Frekuensi %

Usia

16 tahun 30 56.6%

17 tahun 23 43.4%

Jenis kelamin

Laki-laki 35 66.0%

Perempuan 18 34.0%

Paparan terhadap informasi HIV/AIDS

Pernah 21 39.6%

Belum pernah 32 60.4%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

1) Tabel 5 menunjukan bahwa sebagian besar responden pada

karakteristik usia murid kelas XI di SMK PIRI Yogyakarta

didominasi pada usia 16 tahun adalah 56.6%, sedangkan usia 17

tahun adalah 43.4%.

2) Karakteristik jenis kelamin murid kelas XI di SMK PIRI

Yogyakarta menunjukan sebagian besar responden berjenis

kelamin laki-laki adalah 66.0% dan sisanya 34.0% adalah

responden berjenis kelamin perempuan.

3) Karakteristik paparan terhadap informasi HIV/AIDS pada murid

kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta menunjukan belum pernah

terpapar sebanyak 32 orang (60.4%) dan yang sudah terpapar

informasi sebanyak 21 orang (39.6%).


3

b. Sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

1) Distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

Pretest

Hasil dari distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan

HIV/AIDS saat pretest disajikan dalam tabel 6, sebagai berikut:


TABEL 6
Distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS
pretest pada murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Kriteria Frekuensi %

Positif 27 50.9%

Negatif 26 49.1%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 6 diketahui bahwa sikap dalam upaya pencegahan

HIV/AIDS pretest adalah sikap positif sebanyak 27 orang (50.9%)

dan sikap negatif sebanyak 26 orang (49.1%).

2) Distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

posttest

Hasil dari distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan

HIV/AIDS posttest disajikan dalam tabel 7, sebagai berikut:


TABEL 7
Distribusi frekuensi sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS
posttest pada murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Kriteria Frekuensi %

Positif 39 73.6%

Negatif 14 26.4%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017


4

Tabel 7 diketahui bahwa sikap dalam upaya pencegahan

HIV/AIDS pretest adalah sikap positif sebanyak 39 orang (73.6%)

dan sikap negatif sebanyak 14 orang (26.4%).

2. Analisa bivariate

Berikut analisis bivariate pengaruh pendidikan kesehatan dengan media

video terhadap sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS pada murid

kelas XI di SMK PIRI 2 :

a. Distribusi karakteristik responden dengan sikap dalam upaya

pencegahan HIV/AIDS pada pretest dan posttest

1) Usia

Berikut ini hasil penelitian tentang gambaran karakteristik usia

dengan sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS pada pretest

dan posttest:
TABEL 8
Distribusi frekuensi berdasarkan usia dengan sikap dalam
upaya pencegahan HIV/AIDS pretest pada murid kelas XI di
SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
Usia

16 tahun 11 36.7% 19 63,3%

17 tahun 15 65.2% 8 34.8%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 8 menunjukan hasil pretest bahwa pada usia 16 tahun yang

memiliki sikap positif adalah 36.7% dan sikap negatif 63.3%,

sedangkan usia 17 tahun yang memiliki sikap positif adalah 65.2%

dan sikap negatif 34.8%.


TABEL 9
5

Distribusi frekuensi berdasarkan usia dengan sikap dalam


upaya pencegahan HIV/AIDS posttest pada murid kelas XI di
SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
Usia

16 tahun 20 66.7% 10 33.3%

17 tahun 19 82.6% 4 17.4%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 9 menunjukan hasil posttest bahwa pada usia 16 tahun yang

memiliki sikap positif adalah 66.7%dan sikap negatif 33.3%,

sedangkan usia 17 tahun yang memiliki sikap positif adalah 82.6%

dan sikap negatif 17.4%.

2) Jenis kelamin

Berikut ini hasil penelitian tentang gambaran karakteristik jenis

kelamin dengan sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS pada

pretest dan posttest:


TABEL 10
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin dengan sikap
dalam upaya pencegahan HIV/AIDS pretest pada murid kelas
XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
sex

Laki-laki 14 40% 21 60%

Perempuan 12 66.7% 6 33.3%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 10 menunjukan hasil pretest bahwa jenis kelamin laki-laki

yang memiliki sikap positif adalah 40% dan sikap negatif 60%
6

sedangkan jenis kelamin perempuan yang memiliki sikap positif

adalah 66.7% dan sikap negatif 33.3%.


TABEL 11
Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin dengan sikap
dalam upaya pencegahan HIV/AIDS posttest pada murid kelas
XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
sex

Laki-laki 25 71.4% 10 28.6%

Perempuan 14 77.8% 4 22.2%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 11 menunjukan hasil posttest bahwa jenis kelamin laki-laki

yang memiliki sikap positif adalah 71.4% dan sikap negatif 28.6%

sedangkan jenis kelamin perempuan yang memiliki sikap positif

adalah 77.8% dan sikap negatif 22.2%.

3) Paparan terhadap informasi HIV/AIDS

Berikut ini hasil penelitian tentang gambaran karakteristik paparan


terhadap informasi HIV/AIDS dengan sikap dalam upaya

pencegahan HIV/AIDS pada pretest dan posttest:


TABEL 12
Distribusi frekuensi berdasarkan paparan terhadap informasi
HIV/AIDS dengan sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS
pretest pada murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
Informasi

Pernah 15 71.4% 6 28.6%

Belum pernah 11 34.4% 21 65.6%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017


7

Tabel 12 menunjukan hasil pretest bahwa murid yang pernah

terpapar informasi HIV/AIDS memiliki sikap positif adalah 71.4%

dan sikap negatif 28.6% sedangkan murid yang belum pernah

terpapar informasi HIV/AIDS memiliki sikap positif adalah 34.4%

dan sikap negatif 65.6%.


TABEL 13
Distribusi frekuensi berdasarkan paparan terhadap informasi
HIV/AIDS dengan sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS
posttest pada murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta

Sikap
Positif % Negatif %
Informasi

Pernah 16 76.2% 5 23.8%

Belum pernah 24 75% 8 25%

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 12 menunjukan hasil posttest bahwa murid yang pernah

terpapar informasi HIV/AIDS memiliki sikap positif adalah 76.2%

dan sikap negatif 23.8% sedangkan murid yang belum pernah

terpapar informasi HIV/AIDS memiliki sikap positif adalah 75%

dan sikap negatif 25%.

b. Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap

dalam upaya pencegahan HIV/AIDS murid kelas XI di SMK PIRI 2

Yogyakarta

Berikut ini analisis bivariate pengaruh pendidikan kesehatan dengan

media video terhadap sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta dengan uji Paired T-Test:


8

TABEL 14
Pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap
sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS murid kelas XI di
SMK PIRI 2 Yogyakarta

Pre/Post
Pretest Posttest Paired T-Test Mean
P/N

Positif 26 38

Negatif 27 15 p-value 0.000 5.27


53 53

Sumber: Data primer terolah, Januari 2017

Tabel 14 menunjukan hasil uji Paired T-Test mengenai Pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap dalam

upaya pencegahan HIV/AIDS murid kelas XI di SMK PIRI 2

Yogyakarta yang diamati dengan menggunakan kuesioner sikap dalam

upaya pencegahan HIV/AIDS diperoleh p-value = 0.000. p-value

dibandingkan dengan tingkat kesalahan (nilai ) yaitu 0.000<0.005

sehingga H diterima dan H0 ditolak yang berarti ada Pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap dalam

upaya pencegahan HIV/AIDS murid kelas XI di SMK PIRI 2

Yogyakarta.

B. Pembahasan
9

Uraian pembahasan ini menjelaskan tentang analisis umur, jenis kelamin,

paparan terhadap informasi HIV/AIDS serta menjelaskan mengenai hasil

teori yang terkait dan pendapat peneliti dalam penelitian ini.

1. Analisis umur Responden

Umur responden siswa SMK 2 Piri Yogyakarta paling banyak adalah

16 tahun dengan jumlah 30 responden atau 56.6%. Kategori 17 tahun

didapati 23 responden atau sebesar 43.4%. Distribusi frekuensi

karakteristik berdasarkan usia dengan sikap sebelum dilakukan

penyuluhan (pretest) menunjukan yang paling banyak adalah umur 16

tahun dengan sikap negatif berjumlah 19 responden atau sebesar

63.3%. Distribusi frekuensi karakteristik umur dengan sikap setelah

dilakukan penyuluhan (posttest) paling banyak adalah kategori 16

tahun dengan sikap positif sebanyak 20 responden atau 66.7%.

Usia remaja merupakan usia yang dianggap belum stabil dalam

melakukan segala sesuatu. Rentang usia 16-17 tahun merupakan usia

yang bisa berubah-ubah dalam menentukan sikap atau pun meneriama

perubahan. Remaja atau pun usia muda mempunyai perkembangan

yang kuat dan kritis sehingga mudah untuk melakukan perubahan

dalam dirinya. Menurut asumsi peneliti bahwa sikap sesorang bukan

diukur dari umur sesorang tesebut. Budaya yang mengatakan bahwa

tingkat umur yang semakin tinggi mencerminkan sikap menerima

perubahan dalam lingkungan sesorang.


10

Kesadaran seseorang untuk mau menerima perubahan dalan dirinya

tergantung dari diri seseorang tersebut. Hal ini sesuai dengan apa yang

dikatakan oleh Agung (2011) bahwa proses kesadaran sesorang bukan

diukur dari tingginya umur seseorang.

2. Analisis jenis kelamin responden

Jenis kelamin responden yang paling banyak adalah laki-laki sebanyak

35 responden atau sebesar 66%. Kategori perempuan sejumlah 18

responden atau sebesar 34%. Karakteristik responden berdasarkan jenis

kelamin dengan sikap sebelum dilakukan penyuluhan(pretest)

menunjukan yang paling banyak adalah laki-laki dengan sikap negatif

sebanyak 21 responden atau 60%. Karakteristik resonden berdasarkan

jenis kelamin dengan sikap setelah dilakukan penyuluhan(posttest)

menunjukan yang paling banyak adalah laki-laki dengan sikap positif

sebanyak 25 responden atau sebesar 71.4%.

Peneliti berasumsi bahwa seoarang remaja laki-laki lebih mudah untuk

menerima ataupun kesedian bertindak. Hal ini disebabkan karena

seorang anak laki- laki remaja lebih aktif dalam pergaulan. Anak laki-

laki lebih mudah bergaul dengan masyarakat. Hal ini sejalan dengan

apa yang dikatakan oleh Niniek (2011), seorang remaja laki-laki

mempunyai keingintahuan tentang seks dan terlebih untuk HIV/AIDS

lebih dari pada seorang prempuan. Hal ini membuat seorang laki-laki

lebih dekat dengan seksual ataupun penyakit seksual HIV/AIDS.


11

3. Analisis paparan informasi responden

Paparan informasi responden yang paling banyak adalah kategori

belum pernah sebanyak 32 responden atau sebesar 60.4% dan kategori

pernah sebanyak 21 responden atau sebesar 39.6%. Karakteristik

responden berdasarkan paparan informasi sebelum dilakukan

penyuluhan (pretest) adalah belum pernah dengan sikap negatif

sebanyak 21 responden atau sebesar 65.6%. Karakteristik responden

berdasarkan paparan informasi setelah dilakukan penyuluhan (posttest)

adalah belum pernah dengan sikap positif sebanyak 24 responden atau

sebesar 75%.

Berdasarkan data yang diperoleh peneliti berasumsi siswa SMK 2 Piri

Yogyakarta kurangnya informasi tentang pencegahan HIV /AIDS

sehingga siswa kurang paham tentang HIV/AIDS. Hal ini sesuai

dengan apa yang dikatakan oleh Sudikno (2010), bahwa masih

minimnya informasi tentang HIV/AIDS yang diperolah menjadi salah

satu faktor kurangnya pengetahuan sehingga berpengaruh pada sikap

Pencegahan Hiv/aids. Seperti yang diketahui bahwa pengetahuan akan

mempengaruhi sikap yang akan dilakukan sesorang jika pengetahuan

tentang sesuatu benar-benar dipahami. Indriani (2013) juga

mengatakan bahwa pengetahuan menjadi faktor utama sesorang untuk

menerima merubah perilaku dan merubah sikap sesuatu.

4. Analisis pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video tehadap

sikap dalam upaya pencegahan HIV/AIDS


12

Tabel 14 menunjukan uji Paired T-Test mengenai pengaruh pendidikan

kesehatan dengan media video dalam upaya pencegahan HIV/AIDS

pada murid di SMK 2 Piri Yogyakarta bulan Januari tahun 2017 yang

diamati dengan kuesioner tentang sikap diperolah p-value < yaitu

0,000<0,05 yang menunjukan H diterima dan H0 ditolak yang berarti

ada pengaruh pendidikan kesehatan dengan media video terhadap sikap

dalam upaya pencegahan HIV/AIDS pada siswa SMK PIRI 2

Yogyakarta bulan Januari 2017. Terdapat perbedaan skor kuesioner

pretest dan posttest tentang sikap sebesar 5.27. Perbedaan skor ini

berniali positif karena skor posttest>pretest. Jika beda rata-rata ini

dibandingkan dengan jumlah kuesioner yaitu 15 item dan dihitung

dengan presentase hasilnya 35.1% dengan demikian responden

memiliki peningkatan sikap sebesar 35.1%.

Sikap merupakan suatu perubahan yang terjadi karena adanya

kesadaran seseorang karena adanya pengaruh. Hal ini sama seperti

definisi menurut Dewi (2010), sikap merupakan proses sesorang

menuju kesadaran yang bersifat individual. Peneliti berasumsi bahwa

sikap sesorang dapat di ubah karena adanya pengaruh dari luar ataupun

dalam diri sesorang tersebut. Begitu pula dengan sikap dalam upaya

pencegahan HIV/AIDS yang dapat diubah dengan pemberian

pendidikan kesehatan. Peneliti menggunakan metode video dan diskusi

dalam pemberian pendidikan kesehatan. Media audio visual

memudahkan penangkapan informasi yang didapatkan karena semakin

banyak pancaindra yang digunakan maka semakin baik juga informasi

yang dapat diserap dan dipahami.


13

Hal ini didukung dalam jurnal Nur (2008), yang memberikan hasil

adanya pengaruh tentang perubahan sikap pencegahan HIV setelah

dilakukan penyuluhan. Seperti yang dikatakan Nuzulia (2013),

penyuluhan kesehatan merupakan suatu kegiatan yang dapat

mempengaruhi perubahan perilaku responden meliputi perubahan

pengetahuan dan sikap. Dengan penyuluhan maka responden mendapat

pembelajaran dan informasi yang menghasilkan perubahan. Remaja

yang mendapatkan cukup informasi mengenai HIV/AIDS akan lebih

bijaksana untuk melakukan hal- hal yang akan membuat terjadinya

penyakit HIV/AIDS dan akan mengubah sikap mereka untuk

melakukan upaya pencegahan HIV/ AIDS.

Selain peningkatan sikap terdapat juga penurunan sikap setelah

dilakukan pendidikan kesehatan. Menurut peneliti, hal ini dapat terjadi

pada suatu pemberian pendidikan kesehatan karena beberapa faktor

pengganggu yang tidak dapat dihindari yaitu konsentrasi dari

responden karena setiap responden memiliki daya tangkap dan

persepsi yang berbeda-beda. Sejalan dengan penelitian Karuniawati

(2012) banyak faktor lain yang mempengaruhi pencapaian pemahaman

seseorang yaitu faktor interna seperti bakat atau kemauan belajar, serta

faktor eksterna seperti lingkungan sekolah dan masyarakat. Penurunan

sikap dapat terjadi apabila faktor pengganggu lebih besar daripada

faktor pendukung.
14

Melalui pembahasan ini peneliti berasumsi bahwa dengan adanya

pendidikan kesehatan HIV/AIDS akan menumbuhkan sikap positif

murid kelas XI di SMK PIRI 2 Yogyakarta, sehingga murid dapat

mengubah sikap mereka dalam melakukan pencegahan HIV/AIDS.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini yaitu pada variabel penganggu karena

tidak sepenuhnya dapat dikendalikan oleh peneliti seperti Pengalaman

pribadi, pengaruh orang lain, pengaruh kebudayaan, media massa, faktor

emosional. Variabel penganggu ini dapat mempengaruhi sikap terhadap

pencegahan HIV/AIDS.

You might also like