You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN

Vertigo adalah keluhan yang sering dijumpai dalam praktek yang


digambarkan sebagai rasa berputar, pening, tak stabil (giddiness, unsteadiness)
atau pusing (dizziness). Vertigo dapat dianggap sebagai suatu perasaan hilang
keseimbangan, yang disebabkan karena alat keseimbangan tidak dapat
memelihara keseimbangan tubuh (Mardjono, 2009). Berdasarkan penyebabnya
vertigo dibagi menjadi 2, yaitu vertigo perifer dan vertigo sentral. Vertigo sentral
etiologi umumnya karena gangguan vaskuler, sedangkan pada vertigo perifer
berhubungan dengan manifestasi patologis di telinga (Dewanto et al., 2009).
Neuhauser (2008) dalam Grill et al. (2013) menyatakan prevalensi vertigo
di Jerman, berusia 18 tahun hingga 79 tahun adalah 30%, 24% diasumsikan
karena kelainan vestibuler. Penelitian di Prancis menemukan 12 bulan setelahnya
prevalensi vertigo 48% (Grill et al., 2013 cit., Bissdorf, 2013). Prevalensi di
Amerika, disfungsi vestibular sekitar 35% populasi dengan umur 40 tahun ke atas
(Grill et al., 2013). Pasien yang mengalami vertigo vestibular, 75% mendapatkan
gangguan vertigo perifer dan 25% mengalami vertigo sentral (Chaker et al.,
2012).
Di Indonesia angka kejadian vertigo sangat tinggi, pada tahun 2010 dari
usia 40 sampai 50 tahun sekitar 50% yang merupakan keluhan nomor tiga paling
sering dikeluhkan oleh penderita yang datang ke praktek umum, setelah nyeri
kepala, dan stroke (Sumarilyah, 2010 cit., widiantoro, 2010). Umumnya vertigo
ditemukan sebesar 15% dari keseluruhan populasi dan hanya 4% 7% yang
diperiksakan ke dokter (Sumarilyah, 2010).
Karena pasien dengan dizziness seringkali sulit menggambarkan gejala
mereka, menentukan penyebab akan menjadi sulit. Penting untuk membuat
sebuah pendekatan menggunakan pengetahuan dari kunci anamnesis, pemeriksaan
fisik, dan temuan radiologis akan membantu dokter untuk menegakkan diagnosis
dan memberi terapi yang tepat untuk pasien.

1
BAB II
STATUS PASIEN

I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. M
Usia : 38 tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Batu Aji
Tanggal masuk RS : 16-01-2017
Tanggal Pemeriksaan : 17-01-2017

II. ANAMNESIS
A. Keluhan Utama : Penurunan kesadaran
B. Keluhan Penyakit Sekarang :
Os mengalami penurunan kesadaran sejak 11 jam yang lalu sebelum
masuk rumah sakit.
Sebelumnya keluhan sudah lama muncul ( 1 tahun), namun belum
pernah seberat ini. Biasanya hanya pusing berputar sesaat, jarang timbul
dan hilang setelah minum obat Antalgin yang dibeli di warung.
Os sempat terjatuh posisi duduk akibat pandangan menjadi gelap, terasa
mual hingga muntah 3 kali. Setelah terjatuh os merasa lemah seluruh
badan.
Demam, pendengaran berkurang, telinga berdenging, penglihatan
ganda, bicara pelo, sakit kepala, penurunan kesadaran, kejang,
nistagmus dan penggunaan obat-obatan disangkal.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :


Riwayat Hipertensi diakui os sejak 1 tahun lalu, namun jarang periksa
serta tidak rutin minum obat.
Riwayat Diabetes Melitus disangkal.
Riwayat Stroke disangkal.
Riwayat Penyakit Jantung disangkal.
Riwayat infeksi dan trauma kepala-leher disangkal.

2
D. Riwayat Penyakit Keluarga :
Tidak ada anggota keluarga yang menderita penyakit seperti ini.
Riwayat stroke, hipertensi, dan DM pada keluarga disangkal.
E. Riwayat Pribadi dan Sosial :
Os seorang pensiunan BUMN dengan aktifitas fisik sedang dan telah
berhenti merokok 1 bulan lalu.

III. PEMERIKSAAN FISIK


A. Status Generalisata
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E4 M6 V5
Nadi/ irama : 60 x/menit, nadi teraba kuat, teratur
Pernafasan : 22 x/menit, torakoabdominal, teratur
Tekanan darah : 220/120 mmHg
Suhu : 36,5oC
SpO2 : 98%

B. Status internus
1) Kepala :
Normochepal, kepala tidak ditumbuhi rambut
2) Mata :
Sklera ikterik (-/-), konjungtiva anemis (-/-), pupil isokor diameter 3
mm, refleks cahaya (+/+) reflex cahaya tidak langsung (+/+)

3) Hidung :
Napas Cuping Hidung (-), sekret (-)
4) Telinga :
Deformitas (-/-), sekret (-/-) tinnitus (-/-)
5) Mulut :
Bibir sianosis (-), gusi berdarah (-)
6) Leher :
Leher simetris, pembesaran KGB (-), pembesaran tiroid (-).
7) Thorak
a. Paru
Inspeksi : simetris (+), retraksi otot-otot pernapasan (-)
Palpasi : Vokal Fremitus normal
Perkusi : Sonor pada seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), wheezing (-), ronkhi (-).
b. Jantung
Iktus kordis tidak tampak, BJ 1/2 normal reguler, murmur (-)

3
8) Abdomen
Inspeksi : dinding perut tampak cembung
Auskultasi : peristaltik (+) normal
Palpasi : soepel, hepar dan lien tak teraba membesar, defans
muskuler (-), nyeri tekan (-)
Perkusi : timpani setiap region
9) Ekstremitas
Superior : akral hangat (+) CRT < 2, edema (-)
Inferior : akral hangat (+) CRT < 2, edema (-)
10) Korpus vertebrae
Inspeksi : deformitas (-)
Palpasi : gibus (-)
11) Anus/Genitalia : tidak dilakukan pemeriksaan

C. Status Neurologicus
1. Fungsi Kortikal Luhur : normal, tidak terdapat kelainan
2. Tanda rangsangan selaput otak
Kaku kuduk : (-)
Brudzinsky I : (-) / (-)
Brudzinsky II : (-) / (-)
Tanda Kernig : (-) / (-)
3. Pemeriksaan nervus kranialis
NERVUS
NO. FUNGSI DEXTRA SINISTRA
CRANIALIS
1. N. Olfactorius Penghidu Dbn dbn
2. N. Opticus - Penglihatan dekat dbn dbn
- Penglihatan jauh dbn dbn
- Lapangan penglihatan dbn dbn
- Penglihatan warna dbn dbn
- Funduscopy tidak dilakukan tidak dilakukan
3. N. Okulomotorius - Ptosis - -
N. Trochlearis
- Posisi bola mata dbn dbn
N. Abducens
- Nystagmus - -
- Pupil :

4
Lebar 2,5 mm 2,5 mm
Isokor/Anisokor Isokor Isokor
RCL
+ +
RCTL
Pergerakan bola + +
mata Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
4. N. Trigeminus - Sensibilitas
dbn
N. V1 dbn
dbn
N. V2 dbn dbn
N. V3 tidak ada kelainan
- Motorik dbn
tidak ada
- Reflek dagu tidak ada kelainan
kelainan
- Reflek Kornea tidak ada kelainan
+
+
5. N. Facialis - Motorik
Dahi : Tidak terdapat kelainan
Tutup mata : Tidak terdapat kelainan
Bibir : Tidak terdapat kelainan
- Sensoris 2/3 lidah bagian depan : Tidak terdapat kelainan
6. N. - Pendengaran : Tidak terdapat kelainan
Vestibulocochlearis
- Fungsi vestibularis : Tidak terdapat kelainan
7. N. Glosofaringeus - Posisi arcus pharings : Tidak terdapat kelainan
N. Vagus - Reflex menelan : Tidak terdapat kelainan
- Reflex muntah : Tidak terdapat kelainan
- Sensorik 1/3 lidah bagian depan : Tidak terdapat kelainan
- Suara : Tidak terdapat kelainan
8. N. Accesorius Memalingkan kepala dengan tahanan : Tidak terdapat kelainan
9. N. Hipoglosus - Lidah deviasi : (-)
- Fasikulasi : (-)

4. Motorik :
a. Kekuatan : <5/<5/<5/<5
b. Pergerakan : kesan menurun
c. Tonus : kesan normal
5. Refleks :
a. Refleks Fisiologis
Biseps : kesan normal
Triseps : kesan normal
Knee : kesan normal
Achilles : kesan normal
Dinding perut : kesan normal
b. Refleks Patologis
Hoffman trommer : -/-

5
Babinsky : -/-
Chaddok : -/-
Oppenheim : -/-
Schaefer : -/-
Gordon : -/-
6. Sensorik : baik
7. Otonom : unhibitted bladder (-) BAB dbn
8. Fungsi Koordinasi :
a. Tes Roomberg : tidak dilakukan
b. Tes Roomberg dipertajam : tidak dilakukan
c. Tes Telunjuk hidung : (-)
d. Tes supinasi pronasi : (-)
e. Tes tumit lutut : (-)
IV. RESUME
Seorang laki-laki 71 tahun datang dengan keluhan pusing berputar dialami sejak 6
jam SMRS. Pusing berputar sangat cepat seakan lingkungan ikut berputar
terhadap dirinya selama 10 menit. Dan terjadi tiba-tiba, tidak dipengaruhi rasa
lelah maupun ketika istirahat. Pusing dirasa bertambah jika badan berubah posisi
dan membaik jika os berbaring dan menutup mata. Sebelumnya keluhan sudah
lama muncul ( 1 tahun), namun belum pernah seberat ini dan hilang setelah
minum obat dibeli di warung. Pada pemeriksaan didapatkan kesadaran
Composmentis, GCS E4M6V5, TD 220/120 mmHg, nadi 60 x/menit, pernafasan
22 x/menit, suhu 36,5oC, SpO2 98%. Pada pemeriksaan neurologi didapatkan
pergerakan menurun dan kekuatan <5.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
A. Laboratorium (14/12/16)
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai Normal
*HEMATOLOGI LENGKAP*
Hemoglobin 14.1 gr% 12.0 15.0
Leukosit 10.200 /ul 4000 10.000
Hematokrit 42 % 35 50
Eritrosit 4.8 juta/ul 3.8 5.8
Trombosit 204 ribu/ul 150-450
MCH 29.3 Pg 27.0 32.0
MCV 88.2 fL 87.0 97.0
MCHC 33.2 g/dL 31.0 35.0
Glukosa Sewaktu 125 mg/dL <200
SGOT 59 U/l <40
SGPT 25 U/l <41
Ureum 28 mg/dl 10-50
Kreatinin 1.0 mg/dl 0,7-1,2

6
Natrium 140 mmol/L 136 145
Kalium 3.7 mmol/L 3.5 5.1
Chlorida 113 mmol/L 98 107
Kesan : dalam batas normal

B. Radiologi
FOTO THORAX (9/12/16)

Kesan :
Corakan bronkovaskular minimal
Cor tampak membesar

CT-SCAN
KEPALA NON-
KONTRAS
(9/12/16)

Kesan :
- Sulci dan gyri bilateral
tampak melebar.
- bentuk dan posisi
ventrikel bilateral
simetris.
- tampak lesi hipodense
batas tegas di daerah
lobus temporoparietal
dextra

7
VI. DIAGNOSIS
a. Vertigo Central
Diagnosis Klinis : Vertigo Vestibular tipe Central
Diagnosis Topis : Hemisfer Serebri Dextra
Diagnosis Etiologi : Infark Cerebri
Diagnosis Sekunder : Hemiparese Duplex e.c Infark Cerebri

VII. DIAGNOSIS BANDING


1. Meniere Disease

VIII. PENATALAKSANAAN
Konsul dr. Handedi, Sp.S
1. IVFD RL 20 tpm
2. Piracetam 3 gr / 8 jam / IV
3. Neurobion 5000 drips / 24 jam
4. Ranitidin 50 mg / 12 jam / IV
5. Aspilet 1 x 80 mg / PO
6. Betahistin 3 x 6 mg / PO
Konsul dr. Nanang, Sp.JP
1. Captopril 3 x 25 mg / PO
2. ISDN 3 x 5 mg / PO

IX. PROGNOSIS
Qua ad vitam : dubia ad bonam
Qua ad functionam : dubia ad bonam
Qua ad sanationam : dubia ad bonam

XI. FOLLOW UP
10 Desember 2016 : onset 2, rawat 2
S/ Pusing berputar (+), badan lemas (+), demam (-)
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Sedang CM 110/80 80x/menit 20 x/menit 36,30C
Status neurologis :
GCS : E4 M6 V5

8
RM : Kaku kuduk (-),kernig (-/-), brudzinsky I (-/-), brudzinsky II (-/-)
N.Cranial : Pupil bulat isokhor, 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+ RCTL +/+
Motorik :
a. Kekuatan : <5/<5/4/<5
b. Pergerakan : kesan menurun
c. Tonus : kesan normal
RF : +/+/+/+
RP : -/-
Sensorik : dbn
Otonom : BAK (+) kateter, BAB (-)
Hasil Labor (10/12/16)
- Cholesterol total : 202 mg/dl
- Cholesterol HDL : 60 mg/dl
- Cholesterol LDL : 145 mg/dl
- Trigliserida : 160 mg/dl
A/ Hemiparese Duplex e.c Infark cerebri
Vertigo Central
P/
Terapi dr. Handedi, Sp.S
1. IVFD RL 20 tpm
2. Piracetam 3 gr / 8 jam / IV
3. Neurobion 5000 drips / 24 jam
4. Ranitidin 50 mg / 12 jam / IV
5. Aspilet 1 x 80 mg / PO
6. Betahistin 3 x 6 mg / PO
Tambahan:
7. Simvastatin 1 x 20 mg / PO
8. Pasang NGT
Terapi dr. Nanang, Sp.JP
1. Captopril 3 x 25 mg / PO
2. ISDN 3 x 5 mg / PO

11 Desember 2016 : onset 3, rawat 3


S/ Pusing berputar berkurang, demam (-), batuk berdahak (+) warna putih, badan
lemas (+)
O/

9
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Sedang CM 150/100 70x/menit 20 x/menit 36,40C
Status neurologis :
GCS : E4 M6 V5
RM : Kaku kuduk (-),kernig (-/-), brudzinsky I (-/-), brudzinsky II (-/-)
N.Cranial : Pupil bulat isokhor, 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+ RCTL +/+
Motorik :
d. Kekuatan : <5/<5/4/<5
e. Pergerakan : kesan normal
f. Tonus : kesan normal
RF : +/+/+/+
RP : -/-
Sensorik : dbn
Otonom : BAK (+) kateter, BAB (-)
A/ Hemiparese Duplex e.c Infark cerebri
Vertigo Central
Dysfagia
P/ Terapi dr. Handedi, Sp.S
1. IVFD RL 20 tpm
2. Piracetam 3 gr / 8 jam / IV
3. Neurobion 5000 drips / 24 jam
4. Ranitidin 50 mg / 12 jam / IV
5. Aspilet 1 x 80 mg / PO
6. Betahistin 3 x 6 mg / PO
7. Simvastatin 1 x 20 mg / PO
Terapi dr. Nanang, Sp.JP
1. Captopril 3 x 25 mg / PO
2. ISDN 3 x 5 mg / PO
12 Desember 2016 : onset 4, rawat 4
S/ Pusing berputar (-), demam (-), batuk berdahak (+) warna putih, badan mulai
segar.
O/
KU Kesadaran TD Nd Nf T
Sedang CM 150/90 81 x/menit 20 x/menit 36,60C
Status neurologis :
GCS : E4 M6 V5
RM : Kaku kuduk (-),kernig (-/-), brudzinsky I (-/-), brudzinsky II (-/-)
N.Cranial : Pupil bulat isokhor, 2,5 mm/2,5 mm, RCL +/+ RCTL +/+

10
Motorik :
g. Kekuatan : 5/5/<5/<5
h. Pergerakan : kesan normal
i. Tonus : kesan normal
RF : +/+/+/+
RP : -/-
Sensorik : dbn
Otonom : BAK (+) kateter, BAB (-)
A/ Hemiparese Duplex e.c Infark cerebri
Vertigo Central
Dysfagia
P/ Terapi dr. Handedi, Sp.S
1. IVFD RL 20 tpm
2. Piracetam 3 gr / 8 jam / IV = ORAL
3. Neurobion 5000 drips / 24 jam = ORAL
4. Ranitidin 50 mg / 12 jam / IV = ORAL
5. Aspilet 1 x 80 mg / PO
6. Betahistin 3 x 6 mg / PO = K/P
7. Simvastatin 1 x 20 mg / PO
8. Ambroxol sirup, 3 x 1cth
9. Rencana Pulang hari ini.
Terapi dr. Nanang, Sp.JP = Lanjut
BAB III
PEMBAHASAN

Pada pasien dapat ditegakkan diagnosis Vertigo Central dan Hemiparese


duplex e.c infark cerebri adalah berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan radiologi yang didapatkan.
Pada anamnesis, os mengalami pusing berputar sangat cepat seakan
lingkungan ikut berputar terhadap dirinya selama 10 menit. Pusing terjadi tiba-
tiba, tidak dipengaruhi rasa lelah maupun ketika istirahat. Pusing bertambah jika
badan berubah posisi dan membaik jika os berbaring dan menutup mata. Os
sempat terjatuh posisi duduk akibat pandangan menjadi gelap, terasa mual hingga
muntah 3 kali. Setelah terjatuh os merasa lemah seluruh badan.
Berdasarkan teori, diagnosis vertigo pada anamnesis mendeskripsikan
keluhan pasien secara jelas, meliputi :

11
1 Bentuk serangan vertigo ( pusing berputar, goyang, melayang),
2 Sifat serangan (periodik, kontinyu, ringan, berat),
3 Faktor pencetus (gerakan kepala, situasi keramaian/emosional, suara),
4 Gejala otonom yang menyertai (mual, muntah, keringat dingin; gejala
otonom ringan atau berat),
5 Ada/ tidaknya gangguan pendengaran (tinitus atau hearing loss),
6 Pemakaian obat ( streptomisisn, gentamisin, kemoterapi),
7 Pasca tindakan tertentu ( temporal bone surgery, trans tympanal
treatment),
8 Penyakit yang diderita pasien (DM, hipertensi, kelainan jantung),
9 Defisit neurologis (hemihipestesi, baal wajah satu sisi, perioral
numbness, disfagia, hemiparesis, penglihatan ganda, ataksia
serebelaris)
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluhan pasien sesuai dengan keluhan
yang didiagnosis vertigo berdasarkan teori, yaitu adanya pusing berputar tiba-tiba
yang memberat akibat pergerakan kepala, disertai mual, muntah, terdapat riwayat
hipertensi serta defisit neurologis berubah hemiparesis duplex.
Setelah ditentukan bahwa gejala tersebut adalah vertigo, selanjutnya
adalah menentukan vertigo tersebut sentral atau perifer. Terdapat beberapa tanda
dan gejala yang dapat membantu menentukan topis lesi seperti tercantum pada
tabel di bawah ini :
Karakteristik V. Vestibular Perifer V. Vestibular Sentral
Onset Tiba-tiba, onset Perlahan, onset gradual
mendadak
Durasi Menit hingga jam Minggu hingga bulan
Frekuensi Biasanya hilang timbul Biasanya konstan
Intensitas Berat Sedang
Mual muntah Tipikal Jarang
Diperparah perubahan Ya Kadang tidak berkaitan
posisi kepala
Usia pasien Berapapun, biasanya Usia lanjut
muda
Gangguan status Tidak ada atau kadang- Biasanya ada
mental kadang
Defisit nervi cranial Tidak ada Kadang disertai ataxia
atau cerebellum
Pendengaran Seringkali berkurang atau Biasanya normal
dengan tinnitus
Nistagmus Nistagmus horizontal dan Nistagmus horizontal atau
rotatoar; ada nistagmus vertical; tidak ada nistagmus
fatique 5-30 detik fatique
Penyebab Menieres disease Massa Cerebellar / stroke
Labyrinthitis Encephalitis/ abscess otak

12
Positional vertigo Insufisiensi A. Vertebral
Neuroma Akustik
Sklerosis Multiple
Tabel 1. Perbedaan manifestasi klinis vertigo vestibular sentral dan perifer

Sehingga pada pasien dapat ditegakkan diagnosis vertigo vestibular tipe


central karena terjadi pada usia tua dengan pusing berputar selama 10 menit,
terdapat defisit neurologis seperti hemiparese serta tidak terdapat gangguan
pendengaran.
Vertigo sentral dapat diakibatkan oleh kelainan pada batang otak,
cerebellum, thalamus, atau cortex cerebri, dan dapat diakibatkan oleh infark,
transient ischemia, perdarahan, tumor. Penyakit vascular yang dapat
mengakibatkan vertigo central seperti :
1. Insufisiensi vertebrobasilar
2. Infark system vertebrobasiler
3. Infark serebellum
4. Perdarahan serebelum
5. Migraine vertebrobasiler

Sehingga dapat disimpulkan bahwa penyebab terjadinya vertigo pada


pasien adalah karena adanya Infark terutama di cerebellum posterior dan
hemisfer cerebri dextra berdasarkan hasil CT-Scan Kepala. Infark akut
cerebellum dapat muncul dalam bentuk vertigo, muntah dan ataksia.

Diagnosis banding kasus ini yaitu Meniere disease, hanya saja yang
membedakan adalah pada pasien tidak adanya gangguan pendengaran seperti
telinga berdenging dan pendengaran menurun sehingga diagnosis Meniere disease
dapat disingkirkan.

Pada pasien diberikan terapi meliputi :


1 Betahistin mesylate fungsinya melebarkan sfingter prekapiler sehingga
meningkatkan aliran darah ke telinga dalam hingga menghilangkan
endolymphatic hydrops dan memperbaiki sirkulasi darah serebral. Dapat
digunakan untuk sindroma meniere dan perifer lain.

13
2 Piracetam sebagai neurotropic berfungsi untuk memperbaiki
mikrovaskular tanpa efek vasodilatasi dan merangsang transmisi neuron di
otak.
3 Anti agregasi trombosit : Aspilet 1 x 80 mg
Untuk mencegah terjadinya trombosis pada infark.
4 Antihipertensi : Captopril 3 x 25 mg (Golongan Ace inhibitor)
Untuk menurunkan tekanan darah tinggi guna untuk mencegah stroke.
5 Neurotonik : Neurobion 1 x 5000 mg
Vitamin untuk memelihara keutuhan jaringan saraf.
6 Non medikamentosa :
Cukup istirahat
Terapi rehabilitatif, Terapi ini ditujukan untuk menimbulkan dan
meningkatkan kompensasi sentral dan habituasi pada pasien dengan
gangguan vestibular. Pasien dianjurkan untuk Latihan Vestibuler, yaitu
metode Brandt Daroff dan Latihan visual vestibuler disesuaikan
dengan kemampuan pasien. Tujuan latihan ini adalah melatih mata
dan otot.

Prognosis pasien dengan vertigo sentral bervariasi tergantung dari


penyakit yang mendasari. Pada vertigo sentral dengan stroke sebagai penyebab
yang mendasari, gejala vertigo dapat menetap sampai dengan 6 bulan setelah
onset stroke.

14
DAFTAR PUSTAKA

1 Kolegium Neurologi Indonesia. Modul Neurootologi Vertigo sinkop.


Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia.
2 Amar A, Suryamihardja A, Dewati E, Sitorus F, Nurimaba N, Sutarni S,
Soeratno, eds. Pedoman Tata Laksana Vertigo. Kelompok Studi Vertigo
Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia, 2012.
3 Kustiowati E. Vertigo Sentral. In : Bintoro AC, Rahmawati D, eds. Vertigo.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang; 2006 : 29-41.
4 Mardjono,M,. Sidharta, P., 2009. Neurologi Klinis Dasar. Jakarta, Dian
Rakyat. pp: 185-7
5 Dewanto, G., Suwono, W.J., Riyanto B., Turana Y. 2009. Panduan Praktis
Diagnosis Dan Tata Laksana Penyakit Saraf. Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Jakarta
6 Lumbantobing, S.M. 2007. Neurologi Klinik Pemeriksaan Fisik dan Mental.
Balai Penerbit FKUI: Jakarta. hal 66-78
7 Mininotes Neurology edisi 2015. Makassar.

15

You might also like