Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
Menurut saya awal dari Arsitektur klasik berawal dari Arsitektur Aegea.
Namun, seiring berjalannya waktu Arsitektur Yunani lah yang mengambil
1
peranan yang penting dalam pengembangan arsitektur klasi itu sendiri,
dilanjutkan dengan Arsitektur klasik yang semakin canggih dengan teknologi-
teknologi yang mereka miliki sehingga terciptalah bangunan Arsitektur Klasik
yang mewah.
Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini:
1. Apakah arsitektur klasik?
2. Bagaimanakah ciri-ciri arsitektur klasik?
3. Bagaimana pengaplikasian langgam arsitektur klasik pada bangunan di
Bali?
2
3. Untuk mengetahui pengaplikasian langgam arsitektur klasik pada bangunan
di Bali
BAB II
LANDASAN TEORI
3
Menurut saya, dari berbagai contoh bangunan yang saya lihat yang
merupakan contoh bangunan Arsitektu klasik baik itu Yunani ataupun
Romawi bahan penyusunnya adalah batu alam, bahkan pada Patheon
pengaplikasian batu alam digunakan diseluruh bagian bangunan baik dari
bagian kaki, badan, dan kepala bangunan.
4
Menurut saya arsitektur Yunani dan arsitektur Romawi terlihat sama
karena ketika bangsa Romawi berhasil menakhlukkan bangsa Yunani seketika
itu juga antara bangsa Romawi mengadopsi segala hal yang dimiliki bangsa
Yunai dari segi manapun. Namun, tidak hanya sampai disana bangsa Romawi
mengembangkan arsitektur klasik ini hingga sekarang telah mendunia.
Arsitektur klasik yang berkembang sampai ke keseluruh dunia,
pendapat ini di dukung oleh pendapat Edith Hamilton dalam bukunya Buku
Mtologi Yunani pada halaman 58 ia mengatakan pengaruh Yunani telah
menyebar ke seluruh dunia dalam berbagai bidang. Astrologi atau horoskop
barat misalnya, mengeal berbagai zodiak. Zodiac-zodiak ini berasal dari
mitologi Yunani. Begitu pula gaya bangunan orang barat mengadopsi Bangsa
Yunani Dan Romawi, Khususnya romawi.
5
Gambar pharteon, greek
(sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)
Dari beberapa gambar yang saya lihat di Buku Arsitektur Klasik Eropa
karya Yulianto Sumaryo & Buku Perkembangan Arsitektur Barat karya
Putu Rumawan Salain pada bagian pembahasan Arsitektur Yunani terdapat
banyak gambar bangunan seperti pharteon. Menurut saya kenapa
bangunan pada Zaman Yunani sederhana seperti in karena pada Zaman
Yunani fungsi dari banguanan adalah yang diutamankan sehingga variasi
bentuk banguanan tidak dipermainkan. Selain itu, alasan lain adalah
teknologi yang dimiliki Bangsa Yunani tidak secanggih pada Zaman
Romawi. Berbeda dengan Bangsa Romawi yang sudah memiliki teknologi
yang lebih maju dari Bangsa Yunani, mereka sudah mulai untuk
menerapkan nilai estetis pada bangunan sehingga bangunan Bangsa
Romawi terlihat lebih elegan dan megah.
6
seimbang. Karena simetris merupakan ciri khas suatu bangunan langgam
arsitektur.
Bentukan bangunan
( sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)
7
Denah bangunan
( sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)
3. terdiri dari elemen kepala, badan, dan kaki. Sama seperti bangunan yang
ada di Bali bangunan langgam klasik juga mengaplikasikan elemen
kepala, badan, dan kaki. Elemen kepala adalah pada bagian atap, elemen
badan adalah antara bagian di bawah atap dan diatas pondasi, elemen kaki
adalah pada bagian pondasi.
8
( sumber : http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-
klasik.html )
Ciri ini merupakan ciri yang menarik menurut saya. Karena kepala,
badan, dan kaki ini juga diaplikan di Bali. Filosofi atap, badann, dan kaki
ini mengibaratkan bahwa bangunan adalah replica dari manusia sehingga
bangunan yang baik itu merupakan bangunan yang memiliki unsur
kepala, badan, dan kaki. Menurut saya mungkin saja bangunan pada
arsitektur klasik juga menerapkan filosofi ini.
9
Sering kita melihat gereja-gereja atapnya mengaplikasikan bentuk
kubah ternyata bentuk itu datangnya dari arsitektur klasik romawi. Bangsa
romawi memiliki teknologi setingkat siatas bangsa yunani karena bangsa
romawi sudah mampu membuat bentuk lengkung.
contoh basillika
( sumber : http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-
klasik.html )
10
BAB II
PEMBAHASAN
11
3.2 Bangunan Langgam Klasik di Bali
Lokasi objek ada di Jln. Puri Gading No.36 Jimbara, Badung, Bali
Dari sekian banyak rumah banyak yang ada di Bali tenyata ada rumah
yang memiliki langgam klasik. Rumah tinggal tersebut berada di
perumahan puri gading, tepatnya Jln. Puri Gading no. 46 Jimbaran,
Badung, Bali. Terdapat sebuah rumah yang mengaplikasikan langgam
klasik. Rumah dimiliki oleh Nyoman Sumardana.
12
(rumah tinggal di perumahaan puri gading jimbaran no36)
Pada bangunan hal paling utama dapat kita lihat adalah bagain dari
pilar bangunan tersebut. Mengenai pilar pada zaman klasik terdapat 3 jenis
pilar yang sering digunakan. 3 jenis pilar itu yang di jelaskan pada Buku
Arsitektur Klasik Eropa karya Yulianto Sumaryo, yaitu :
1. pilar doric
Merupakan pilar yang bias dikatakan pila yang paling
sederhana dibandingkan gaya pilar yang lain pada bagian kepala pilar
tidak terdapat hiasan, bentik badan dari pilar pun diameternya agak
besar sehingga terkesan gemuk.
13
contoh gambar pilar doric
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 8 karya Yulianto
Sumaryo )
2. pilar ionic
Pada bagian kepala pilar terdapat hiasan kerang besar yang
melingkar pada sisi kanan dan kiri serta pada bagian bawah pilar
terdapat alas. Bentuk dari badan pilarnya diameternya lebih kecil
dibandingkan dengan pilar doric sehingga terkesan lebih ramping.
14
Contoh tiang order ionic
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 15 karya Yulianto
Sumaryo )
3. pilar corithian
Merupakan pilar yang paling rumit diantaran jenis pilar yang
lain. Pada bagian kepalar pilar itu terdapat hiasan daun acanthus, untuk
badan pilar proporsinya sama dengan jenis pilar ionic.
15
contoh pilar corinthian
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 19 karya Yulianto
Sumaryo)
Pada rumah tinggal di Jalan Jaya Sari no 36, bagian kepala pilar
memiliki motif kerang yang melingkar, badan daripada tiang terlihat
ramping. Ciri-ciri pilar seperti ini dari tiga pilar yang disebutkan diatas,
mendekati pada ciri-ciri pilar ionic sehingga dapat disimpulkan bahwa
16
rumah tinggal ini menggunakan pilar ionic order. Berikut perbandingan
pilar ionic pada rumah tinggal dan pilar ionic pada Kuil Artemis
17
Kuil Artemis
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 15 karya Yulianto
Sumaryo)
18
Secara keseluruhan bentukan dari bangunan ini pada bagian
kanan dan kiri sama sehingga sifatnya simetris, ini merupakan ciri
utama suatu bangunan klasik baik pada zaman yunani maupun zaman
romawi.
19
( atap kuil artemism)
20
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
21
Arsitektur klasik adalah arsitektur yang berkembang pada zaman
yunani dan romawi. Pada saat ini langgam arsitektur klasik romawi masih
dapat di temukan di Bali. Namun, fungsi dari arsitektur klasik romawi itu
sendiri telah mengalami sedikit perubahan. Dulu diutamanakan berfungsi
sebagai penyembahan dewa/tuhan, pada saat ini lebih difungsikan untuk
kebutuhan rumah tinggal. Ciri dari arsitektur klasik romawi masih dapat
ditemukan pada saat ini khusunya pada rumah tinggal namun, tidak
mengambil keseluruhan motifnya, umumnya bagian yang paling sering
diaplikasikan pada zaman sekarang adalah pilar dari bangunan arsitektur
klasik romawi.
4.2 Saran
22
mengambil tiangnya saja dari langgam klasik atau mengambil bentuk
kubah pada atap dan sebagainnya.
Daftar Pustaka :
23
Salain, Putu Rumawan.1984.Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
id.m.wikipedia.org
24