You are on page 1of 24

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Ketika sedang membicara tentang arsitektur klasik, pada umumnya


sebagian orang berpendapat bahwa arsitektur klasik adalah sebuah bangunan
yang besar-besar, terbuat dari batu, tiangnya tinggi, dan lain-lain. Secara umum
pendapat seperti itu tidak salah. Namun, sebenarnya arsitektur klasik tidak
hanya sekadar itu, arsitektur klasik memilih sejarah yang panjang sehingga
pada setiap bagian dari bangunan terdapat fungsi bangunan pada saat itu.
Misalnya pada skala umunya menggunakan skala monumental, kenapa
menggunakan skala monumental itu ada maknanya, yaitu agar bangunan
terkesan agung untuk mengingatkan manusia pada zaman itu bahwa ia memiliki
dewa yang berkuasa.

Dalam buku Arsitektur Klasik Eropa karya Yulianto Sumaryo pada


halaman 10 disebtukan langgam arsitektur klasik itu sendiri muncul bersamaan
dengan dimulainya zaman yunani kemudian di lanjutkan dengan zaman
romawi.

Dalam buku Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat karya I Putu


Rumawan Salain halaman 3 menyebutkan Arsitektur Aegea adalah arsitektur
yang mendahului Arsitektur Yunani, dan merupakan dasar pengembangan
Arsitektur menyebutkan Arsitektur Aegea adalah arsitektur yang mendahului
Arsitektur Yunani, dan merupakan dasar pengembangan Arsitektur Yunani pula.

Menurut saya awal dari Arsitektur klasik berawal dari Arsitektur Aegea.
Namun, seiring berjalannya waktu Arsitektur Yunani lah yang mengambil

1
peranan yang penting dalam pengembangan arsitektur klasi itu sendiri,
dilanjutkan dengan Arsitektur klasik yang semakin canggih dengan teknologi-
teknologi yang mereka miliki sehingga terciptalah bangunan Arsitektur Klasik
yang mewah.

Dari zaman ke zaman, arsitektur klasik berkembang di berbagai belahan


dunia termasuk di Bali. Hanya sedikit bangunan di Bali yang menggunakan
langgam arsitektur klasik romawi secara utuh, sebagian dari masyarakat Bali
cenderung hanya mengaplikasikan beberapa unsur arsitektur klasik romawi,
dan unsur yang kebanyakan diambil adalah tiang dari arsitketur klasik romawi.
Pada zaman sekarang unsru arsitektur klasik romawi khsusnya di Bali banyak
diaplikasikan pada bangunan yang berfungsi sebagai rumah tinggal, villa,
tempat beribadah, bahkan gedung pemerintahan. Unsur arsitektur klasik
romawi di Bali meruapakan pokok bahasan kali ini.

1.2 Rumusan Masalah

Ada beberapa masalah yang akan dibahas dalam pembuatan makalah ini:
1. Apakah arsitektur klasik?
2. Bagaimanakah ciri-ciri arsitektur klasik?
3. Bagaimana pengaplikasian langgam arsitektur klasik pada bangunan di
Bali?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut:


1. Untuk menambah pengetahuan tentang arsitektur kasik
2. Untuk mengetahui ciri-ciri arsitektur klasik

2
3. Untuk mengetahui pengaplikasian langgam arsitektur klasik pada bangunan
di Bali

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Arsitektur Klasik Yunani

Pada situs id.m.wikipedia.org menyebutkan arsitektur klasik adalah


gaya banguan dan teknik mendesain yang mengacu pada zaman klasik
Yunani, seperti yang digunakan Yunani Kuno pada periode Heleistik dan
Kekaisaran Romawi. Arsitektur klasik romawi merupakan lanjutan dari
arsitektur klasik yunani, bangunan banyak didominasi oleh bahan bermaterial
batu.

Dalam sejarah arsitektur klasik halaman 8 karya Annas Maulana


dikatakan, Arsitektur Romawi Kuno mengembangkan berbagai aspek berbeda
dari arsitektur Yunani Kuno dan teknologi-teknologi baru seperti pelengkung
dan kubah untuk menciptakan suatu gaya arsitektural baru. Arsitektur Romawi
berkembang di seluruh Kekaisaran selama periode Pax Romana. Penggunaan
material-material batu sangat banyak ditemui pada langgam arsitektur klasik
hal ini disebabkan karena banyak terdapat batu.

Dalam buku Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat karya Putu


Rumawan Salain manyatakan daerah yunani dibagi menjadi daerah laut dan
daerah bukit. Daerah bukit terdapat banyak batu sebagai bahan bangunan
utama. Salah satu batuan yang menjadi karakter aristektur yunani adalah batu
Pualam (marmer).

3
Menurut saya, dari berbagai contoh bangunan yang saya lihat yang
merupakan contoh bangunan Arsitektu klasik baik itu Yunani ataupun
Romawi bahan penyusunnya adalah batu alam, bahkan pada Patheon
pengaplikasian batu alam digunakan diseluruh bagian bangunan baik dari
bagian kaki, badan, dan kepala bangunan.

Jika kita membandingkan antara bangunan pada zaman romawi dan


bangunan pada zaman yunani sekilas terlihat sama. Menurut situs
www.scribd.com/doc/192566340-Arsitektur-Klasik-Yunani(1).pdf hal itu
terjadi karena ketika bangsa romawi berhasil menakhlukkan bangsa yunani,
bangsa romawi kebanyakan mengambil kebudayaan bangsa yunani dari segi
manapun termasuk dari langgam arsitektur yang digunakan oleh bangsa
yunani. Sehingga karya-karya bangsa romawi terlihat mirip dengan bangsa
yunani, mulai dari bentuk bangunan yang sismetris pada kedua sisinya sama,
susunan ruangannya juga seimbang antara kedua sisi. Dari mulai hal yang
besar sampai dengan hal yang kecil seperti ornamen-ornamen pada pilar-pilar
yang memiliki motif tersendiri juga diadopsi oleh bangsa romawi. Namun
bangsa romawi merupakan bangsa yang cukup maju dibandingkan dengan
bangsa yunani. Pada saat itu bangsa romawi telah memiliki teknologi yang
setingkat lebih maju dari bangsa yunani, bangsa romawi berhasil membuat
bangunan yang pada bagian atapnya berbentuk kubah itu merupakan hal yang
baru dari langgam arsitektur klasik pada zaman itu. Secara garis besar bangsa
romawi bisa dianggap sebagai aktor yang meneruskan langgam arsitektur
klasik. Bangsa romawi dianggap sebagai penyebar dan pelestari peninggalan
kebudayaan klasik. Selain itu, bangsa romawi juga mengembangkan
kebuadaya tersebut.

4
Menurut saya arsitektur Yunani dan arsitektur Romawi terlihat sama
karena ketika bangsa Romawi berhasil menakhlukkan bangsa Yunani seketika
itu juga antara bangsa Romawi mengadopsi segala hal yang dimiliki bangsa
Yunai dari segi manapun. Namun, tidak hanya sampai disana bangsa Romawi
mengembangkan arsitektur klasik ini hingga sekarang telah mendunia.
Arsitektur klasik yang berkembang sampai ke keseluruh dunia,
pendapat ini di dukung oleh pendapat Edith Hamilton dalam bukunya Buku
Mtologi Yunani pada halaman 58 ia mengatakan pengaruh Yunani telah
menyebar ke seluruh dunia dalam berbagai bidang. Astrologi atau horoskop
barat misalnya, mengeal berbagai zodiak. Zodiac-zodiak ini berasal dari
mitologi Yunani. Begitu pula gaya bangunan orang barat mengadopsi Bangsa
Yunani Dan Romawi, Khususnya romawi.

2.2 Ciri-Ciri Arsitektur Klasik

Berikut merupakan beberapa ciri dari langgam arsitektur klasik


menurut buku arsitektur klasik eropa karya Yulianto Sumaryo :
1. strukturnya sederhana terdiri dari kolom dan balok, pada zaman yunani
bangunan khusunya banyak ditemukan bangunan-bangunan yang
sedeherhana sebagai salah satu contoh yang dapat diamati adalah
peninggalana pada zaman yunani ialah

5
Gambar pharteon, greek
(sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)

Dari beberapa gambar yang saya lihat di Buku Arsitektur Klasik Eropa
karya Yulianto Sumaryo & Buku Perkembangan Arsitektur Barat karya
Putu Rumawan Salain pada bagian pembahasan Arsitektur Yunani terdapat
banyak gambar bangunan seperti pharteon. Menurut saya kenapa
bangunan pada Zaman Yunani sederhana seperti in karena pada Zaman
Yunani fungsi dari banguanan adalah yang diutamankan sehingga variasi
bentuk banguanan tidak dipermainkan. Selain itu, alasan lain adalah
teknologi yang dimiliki Bangsa Yunani tidak secanggih pada Zaman
Romawi. Berbeda dengan Bangsa Romawi yang sudah memiliki teknologi
yang lebih maju dari Bangsa Yunani, mereka sudah mulai untuk
menerapkan nilai estetis pada bangunan sehingga bangunan Bangsa
Romawi terlihat lebih elegan dan megah.

2. bentuk bangunan dan denah dibuat simetris, sehingga tampak dari


bangunan dan susunan di dalam ruangan pada sisi kiri dan sisi kanan

6
seimbang. Karena simetris merupakan ciri khas suatu bangunan langgam
arsitektur.

Bentukan bangunan
( sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)

7
Denah bangunan
( sumber : Buku Arsitektur Klasik Eropa halaman 10 karya Yulianto
Sumaryo)

Bentuk bangunan yang simetris menurut saya merupakan ciri yang


paling umum dari bangunan arsitektur klasik, dari gambar yang saya lihat
pada Buku Arsitektur Klasik Eropa karya Yulianto Sumaryo & Buku
Perkembangan Arsitektur Barat karya Putu Rumawan Salain gambar
bangunannya memiliki sifat simetris sehingga dapat dikatakan bahwa sifat
simetrislah yang menciptaka keharmonisan bagian perbagian dari
bangunan arsitektur klasik.

3. terdiri dari elemen kepala, badan, dan kaki. Sama seperti bangunan yang
ada di Bali bangunan langgam klasik juga mengaplikasikan elemen
kepala, badan, dan kaki. Elemen kepala adalah pada bagian atap, elemen
badan adalah antara bagian di bawah atap dan diatas pondasi, elemen kaki
adalah pada bagian pondasi.

tampak depan pharteon

8
( sumber : http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-
klasik.html )

Ciri ini merupakan ciri yang menarik menurut saya. Karena kepala,
badan, dan kaki ini juga diaplikan di Bali. Filosofi atap, badann, dan kaki
ini mengibaratkan bahwa bangunan adalah replica dari manusia sehingga
bangunan yang baik itu merupakan bangunan yang memiliki unsur
kepala, badan, dan kaki. Menurut saya mungkin saja bangunan pada
arsitektur klasik juga menerapkan filosofi ini.

4. Pada situs http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-


klasik.html Skala bangunan arsitrktur klasik cenderung bersifat
monumental.

Makna kata monumental yang dimaksud menurut pendapat saya


adalah bangunan yang mengutamakan kesan agung, karena kebanyakan
bangunan pada zaman arsitektur klasik dibagun untuk menyembah dewa
mereka, sehingga untuk dibangun lah bangunan yang megah dan besar
agar manusia yang ada di dalam terkesan kecil.

5. Atap berupa kubah. Beberapa bangunan peninggalan zaman romawi


memiliki atap kubah, contohnya seperti basilika.

Dalam Buku Perkembangan Arsitektur Barat karya Putu Rumawan


Salain halaman 13 mengatakan bahwa basilika adalah bangunan yang
pada awalnya digunakan sebagai tempat pengadilan, transaksi dagang.
Pada perekembangan selanjutnya bangunan ini menjadi cikal bakal
bangunan gereja.

9
Sering kita melihat gereja-gereja atapnya mengaplikasikan bentuk
kubah ternyata bentuk itu datangnya dari arsitektur klasik romawi. Bangsa
romawi memiliki teknologi setingkat siatas bangsa yunani karena bangsa
romawi sudah mampu membuat bentuk lengkung.

contoh basillika
( sumber : http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-
klasik.html )

10
BAB II
PEMBAHASAN

3.1 Pengaplikasian Langgam Arsitektur Klasik Yunani di Bali

Arsitektur klasik yunni merupakan langgam yang sangat jarang


di temui di Bali, Karena pada zaman sekara masyarakat Bali masih
memilih untuk melestarikan arsitektur tradisional bali. Namun, tidak
semua orang di Bali menggunakan arsitektur tradisional bali, terkadang
masyarakat menggabungkan arsitektur trasional bali dengan arsitektur
yang berkembang di Bali. Dari sekian banyak bangunan di Bali apakah
ada bangunan yang mengaplikasikan langam arsitektur klasik, jawabannya
ada terkadang villa-villa di Bali mengambil langgam klasik. Selain itu
gereja pada awalnya mengadopsi gaya basilika, sehingga gereja-gereja
banyak yang menyerupai basilika yang memiliki kubah pada atapnya.
Sebagian kecil dari masyarakat Bali mungkin ada yang menyukai langgam
klasik sehingga memutuskan untuk membangun rumah mereka dengan
menggunakan langgam arsitektur klasik.

11
3.2 Bangunan Langgam Klasik di Bali
Lokasi objek ada di Jln. Puri Gading No.36 Jimbara, Badung, Bali

(Sumber gambar : Google Map)

Dari sekian banyak rumah banyak yang ada di Bali tenyata ada rumah
yang memiliki langgam klasik. Rumah tinggal tersebut berada di
perumahan puri gading, tepatnya Jln. Puri Gading no. 46 Jimbaran,
Badung, Bali. Terdapat sebuah rumah yang mengaplikasikan langgam
klasik. Rumah dimiliki oleh Nyoman Sumardana.

12
(rumah tinggal di perumahaan puri gading jimbaran no36)

3.3 Identifikasi Bangunan

Pada bangunan hal paling utama dapat kita lihat adalah bagain dari
pilar bangunan tersebut. Mengenai pilar pada zaman klasik terdapat 3 jenis
pilar yang sering digunakan. 3 jenis pilar itu yang di jelaskan pada Buku
Arsitektur Klasik Eropa karya Yulianto Sumaryo, yaitu :
1. pilar doric
Merupakan pilar yang bias dikatakan pila yang paling
sederhana dibandingkan gaya pilar yang lain pada bagian kepala pilar
tidak terdapat hiasan, bentik badan dari pilar pun diameternya agak
besar sehingga terkesan gemuk.

13
contoh gambar pilar doric
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 8 karya Yulianto
Sumaryo )

2. pilar ionic
Pada bagian kepala pilar terdapat hiasan kerang besar yang
melingkar pada sisi kanan dan kiri serta pada bagian bawah pilar
terdapat alas. Bentuk dari badan pilarnya diameternya lebih kecil
dibandingkan dengan pilar doric sehingga terkesan lebih ramping.

14
Contoh tiang order ionic
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 15 karya Yulianto
Sumaryo )
3. pilar corithian
Merupakan pilar yang paling rumit diantaran jenis pilar yang
lain. Pada bagian kepalar pilar itu terdapat hiasan daun acanthus, untuk
badan pilar proporsinya sama dengan jenis pilar ionic.

15
contoh pilar corinthian
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 19 karya Yulianto
Sumaryo)

( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 20 karya Yulianto


Sumaryo )

Pada rumah tinggal di Jalan Jaya Sari no 36, bagian kepala pilar
memiliki motif kerang yang melingkar, badan daripada tiang terlihat
ramping. Ciri-ciri pilar seperti ini dari tiga pilar yang disebutkan diatas,
mendekati pada ciri-ciri pilar ionic sehingga dapat disimpulkan bahwa

16
rumah tinggal ini menggunakan pilar ionic order. Berikut perbandingan
pilar ionic pada rumah tinggal dan pilar ionic pada Kuil Artemis

( pilar rumah tinggal ) ( pilar kuil Artemis )

(Sumber gambar : Buku


Arsitektur Klasik Eropa halaman
10 karya Yulianto Sumaryo)

Bisa dihilat perbadingan 2 gambar tersebut terlihat mirip ini


membutikan bahwa bangunan ini mengaplikasikan langgam kalsik.
Pada zaman yunani tedapat sebuah kuil yang bernama Kuil Artemis,
kuil ini dibangun pad 356 SM. Dekorasi dan bentuk kolok khas order
ionic

17
Kuil Artemis
( sumber : buku arsitektur klasik eropa halaman 15 karya Yulianto
Sumaryo)

Selain pada pilar, rumah tinggal ini juga mengambil ciri-ciri


arsitektur romawi yaitu bentuk lengkung diatas pintu dan jendela.
Seperti yang kita ketahui bangsa romawi mengalami perkembangan
yang lebih maju dari bangsa yunani, hal ini dapat dilihat dari
kemampuan bangsa romawi dapat membuat bentuk lengkung ataupun
kubah pada atap. Bentuk lengkung itu telah diaplikasikan pada
banguan terlihat pada bagian atas pintu maupun diatas jendela.

( bentuk lengkung diatas pintu dan jendela )

18
Secara keseluruhan bentukan dari bangunan ini pada bagian
kanan dan kiri sama sehingga sifatnya simetris, ini merupakan ciri
utama suatu bangunan klasik baik pada zaman yunani maupun zaman
romawi.

Dalam buku Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat karya


I Putu Rumawan Salain halaman 3 menyebutkan, secara keseluruhan
bangunan arsitektur yunani mempunyai deretan tiang dengan atap
pelana, baik pada kuil, monumen-monumen ataupun mouseleumnya.

Dari kutipan tersebut dikatakan bahwa atap bangunan


arsitektur romawi adalah agian atap berbentuk pelana. Atap
beberbentuk pelana merupakan ciri dari arsitektur klasik pada zaman
yunani. Pada zaman yunani sebagian besar atap berbentuk plana saya
setuju dengan pendapat Bapak Putu Rumawan Salain, tapi bentuk
atap pada bangunan Arsitektur Yunani pada umumnya tidak menjulang
ke atas seperti pada rumah tinggal ini. Namun, konsep dari atap rumah
tinggal mengambil konsep langgam klasik yunani tetapi pada rumah
tinggal telah mengalami modifikasi.

( atap rumah tinggal )

19
( atap kuil artemism)

Pada umunya ciri dari arsitektur klasik adalah skalanya


memakai skala monumental. Saya sependapat dengan Pada situs
http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html
yang mengatakan skala bangunan arsitrktur klasik cenderung bersifat
monumental.

Tinggi dari suatu rungan pada bangunan arsitektur klasik


berkisar antara 3,5 meter sampai dengan 4 meter. Namun, pada rumah
tinggal memakai skala normal tinggi di dalam ruangan 3.

Pada awalnya bangunan arsitektur klasik difungsi sebagai


tempat penyembahan tuhan, namun pada zaman sekarang sudah dialih
fungsikan menjadi rumah tinggal atau villa. Pada zaman yunani dan
zaman romawi bangunan berskala monumental namun pada zaman
sekarang sudah sedikit berbeda, sekarang pengaplikasiannya pada
rumah tinggal atau villa menggunakan skala normal/manusia. Banyak
yang telah berubah pada langgam arsitektur klasik dari zaman yunani
hingga sekarang, langgam arsitektur dirubah sedemikian rupa untuk
kebutuhan yang bebeda dari zaman ke zaman, tidak seperti zaman
dahulu.

20
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan

21
Arsitektur klasik adalah arsitektur yang berkembang pada zaman
yunani dan romawi. Pada saat ini langgam arsitektur klasik romawi masih
dapat di temukan di Bali. Namun, fungsi dari arsitektur klasik romawi itu
sendiri telah mengalami sedikit perubahan. Dulu diutamanakan berfungsi
sebagai penyembahan dewa/tuhan, pada saat ini lebih difungsikan untuk
kebutuhan rumah tinggal. Ciri dari arsitektur klasik romawi masih dapat
ditemukan pada saat ini khusunya pada rumah tinggal namun, tidak
mengambil keseluruhan motifnya, umumnya bagian yang paling sering
diaplikasikan pada zaman sekarang adalah pilar dari bangunan arsitektur
klasik romawi.

4.2 Saran

Perkembangan arsitektur klasik di Bali dapat mempengaruhi arsitektur


tradisional Bali, sehingga sebaiknya menurut saya perkembangan
arsitektur klasik harus dibatasi karena jika hal ini dibiarkan lama kelamaan
arsitektur tradisional Bali akan tersaingi oleh arsitektur klasik dan
mungkin saja arsitektur tradisional Bali punah karena kalah saing dengan
arsitekur yang sedang berkembang di Bali. Menurut saya arsitektur
tradisional Bali merupakan suatu peninggalan yang diturunkan kepada
masyarakat Bali oleh leluhur sehingga sebaiknya pemberian leluhur
sebaiknya dijaga dengan baik agar tidak punah. Selain itu, arsitektur
tradisional Bali juga merupakan ciri khas dari pulau Bali jadi jika
arsitektur tradisional Bali tidak di lestarikan maka Bali akan kehilangan
jati dirinya. Namun, jika ada langgam arsitektur lain yang masuk ke Bali
misalkan saja arsitektur klasik, boleh saja. Namun, tidak mengambil
keseluruhan unsur dari arsitektur klasik. Ambil satu atau dua unsur dari
arsitektur klasik dan padukan dengan arsitektur tradisional Bali, misalnya

22
mengambil tiangnya saja dari langgam klasik atau mengambil bentuk
kubah pada atap dan sebagainnya.

Daftar Pustaka :

Sumaryo, Yulianto.2014.Arsitektur Klasik Eropa

23
Salain, Putu Rumawan.1984.Sejarah dan Perkembangan Arsitektur Barat

Maulana, Annas.2013.Sejarah Arsitektur: Arsitektur Klasik

http://paramita-waluyo.blogspot.com/2011/06/arsitektur-klasik.html

id.m.wikipedia.org

www.scribd.com/doc/ 192566340-Arsitektur-Klasik-Yunani (1) (1).pdf

Hamilton, Edith. 1961. Mitologi Yunani

24

You might also like