You are on page 1of 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Jika kita berbicara tetantang gizi maka kita akan memikirkan nutrisi,
asupan makanan yang kita makan sehari-hari, makanan sehat ataukah
makanan yang tidak sehat. Makanan yang bergizi tentulah sangat penting
menunjang kesehatan, makanan yang mahal belum tentu menyehatkan, tetapi
makanan yang yang sehat tentulah yang mengandung gizi. Kebutuhan
kandungan gizi yang diperlukan oleh setiap individu pastinya akan berbeda-
beda, tergantung pada usia, jenis kelamin maupun tempat tinggal.
Seperti kebutuhan gizi pada tingkatan usia juga berpengaruh, misalnya
pada bayi, balita, dan anak usia sekolah tentu memerlukan gizi yang berbeda-
beda. Pada bayi memerlukan ASI sebagai asupan gizi karena ASI merupakan
gizi yang sesuai untuk bayi, mengandung nutrisi, zat protektif dan manfaat
lainnya. Sedangkan pada balita juga memerlukan asupan nutrisi yang berbeda
seperti karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.
Gizi menjadi sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan.
Gizi memiliki keterkaitan yang erat dengan kesehatan dan kecerdasan. Oleh
sebab itu, gizi menjadi salah satu penentu kualitas sumber daya manusia.
Status gizi yang baik pada balita perlu mendapatkan perhatian lebih karena
ketika status gizi balita buruk dapat menghambat pertumbuhan fisik, mental
maupun kemampuan berfikir dan tentu saja akan menurunkan produktivitas
kerja.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, munculah berbagai
permasalahan diantaranya :
1. Apakah yang dimaksud gizi pada bayi dan balita ?
2. Bagaimana kebutuhan energi pada bayi dan balita?
3. Apakah tujuan pemberian asupan gizi kepada bayi dan balita?
4. Bagaimana kebutuhan gizi pada bayi?
5. Bagaimana kebutuhan gizi pada balita?
6. Apa dasar ayat tentang gizi pada bayi dan balita?

1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian gizi pada bayi dan balita
2. Untuk mengetahui kebutuhan energi pada bayi dan balita
3. Untuk mengetahui tujuan pemberian asupan gizi kepada bayi dan balita
4. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada bayi

1
5. Untuk mengetahui kebutuhan gizi pada balita
6. Untuk mengetahui dasar ayat tentang gizi pada bayi dan balita

2
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Gizi pada Bayi Dan Balita


Gizi adalah zat- zat makanan yang terkandung dalam suatu bahan pangan
yang diolah atau tidak diolah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Zat
gizi adalah zat atau unsur kimia yang terkandung dalam makanan yang
diperlukan untuk metabolisme dalam tubuh secara normal. Ilmu gizi adalah
ilmu yang mempelajari tentang proses bahan makanan yang diolah atau tidak
diolah mengandung zat gizi yang diproses dalam tubuh sehingga menjadi
energi dan menimbulkan status gizi yang baik.
Bayi adalah anak dengan usia 0 bulan sampai 1 tahum, sedangkan balita
adalah anak dengan usia dibawah 5 tahun dengan karakteristik pertumbuhan
yakni pertumbuhan cepat pada usia 0- 1 tahun dimana umur 5 bulan BB naik
2 kali BB lahir dan 3 kali BB lahir pada umur 1 tahun dan menjadi 4 kali pada
umur 2 tahun. Pertumbuhan mulai lambat pada masa pra sekolah kenaikan BB
kurang lebih 2 kg/ tahun, kemudian pertumbuhan konstan mulai berakhir.
Bayi usia 1-3 bulan bobotnya bertambah sekitar 700 gram per empat
minggu, umur 3-6 bulan pertambahan BB sekitar 450 gram setiap empat
minggunya, dan di usia 6-12 bulan pertambahannya sekitar 350 gram per
empat minggunya. Pada anak usia 1- 3 tahun akan mengalami pertambahan
BB sebanyak 2- 2,5 kg, dan tinggi sebesar rata- rata 12 cm setahun (tahun ke-2
12 cm, ketiga 8- 9 cm ). Berat badan baku dapat pula mengacu pada WHO/
NCHS, atau rumus perkiraan BB anak. BB anak usia 1- 6 tahun = [usia x 2 +
8]. Dengan demikian BB anak usia 1- 3 tahun masing- masing 10, 12 dan 14
kg. Sedangkan untuk rumus perkiraan tinggi badan anak yaitu = [usia (th) x 6
+77] . Pada usia ini kebanyakan anak hanya mau makan satu jenis makanan
selama berminggu- minggu (food jag). Orangtua tidak perlu khawatir asalkan
makanan tersebut memenuhi kebutuhan gizi anak.
Jenis makanan dan cara pemberiannya pun perlu sesuai dengan keadaan
pertumbuhan badan dan perkembangan kecerdasannya, sehingga akan
diperoleh gizi yang seimbang untuk bayi maupun balita. Neonatus adalah bayi
usia 0-28 hari, sedangkan hari-hari setelahnya sampai usia satu tahun disebut
bayi. Balita usia 1 5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia >1-
3 tahun yang dikenal dengan batita dan anak usia >3- 5 tahun yang dikenal
dengan usia pra- sekolah. Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok
yang menunjukkan pertumbuhan badan yang pesat namun kelompok ini
merupakan kelompok tersering yang menderita kekurangan gizi.

3
2.2. Kebutuhan energi dan zat gizi bayi-balita
1. BB ideal.
Lahir = 3,25 kg
3-12 bulan= ((usia (bulan) + 9) : 2))
1-6 tahun= ((usia (tahun) x 2)) +8
2. Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi

Umur Energi (kg BB) Protein Air Lemak


(th) Laki- Perempuan (gram) (ml/kgBB/hari) HA
laki
1-3 100 100 2 115-125 15-20
tahun % (L)
4-6 90 90 1.8 100-110 60-
tahun 70%
(HA)
tabel 1.1. 1

3. Kebutuhan energi untuk anak pra-sekolah

Umur Kebutuhan energi


(kal/kg BB/ hari)
3 bulan 120
3-5 bulan 115
6-8 bulan 110
9-11 bulan 105
Diatas 1 tahun 112
1-3 tahun 101
4-6 tahun 91
tabel 1.1. 2

2.3. Tujuan pemberian asupan gizi kepada bayi-balita


1.Memberikan nutrisi yang cukup untuk kebutuhan;
2.Memelihara kesehatan dan memulihkannya jika sakit
3.Melaksanakan berbagai jenis aktivitas, pertumbuhan dan perkembangan
fisik serta mental
4. Mendidik kebiasaan yang baik tentang memakan, menyukai dan
menentukan makanan yang diperlukan.

2.4. Kebutuhan Gizi Bayi


Makanan bayi beranekaragam macamnya, seperti ASI, susu formula,
dan MP-ASI. Tetapi makanan terbaik untuk bayi lahir sampai 6 bulan
pertamanya adalah ASI Ekslusif (yakni pemberian ASI saja tanpa minuman
maupun makanan apapun di 0-6 bulan pertama). Karena didalam ASI

4
memiliki banyak keunggulan, baik dari segi gizi, daya kekebalan tubuh,
psikologi, ekonomi, dsb.

2.4.1. ASI dan komposisi-nya,


1. Kolostrum, keluar di 1-3 hari, kandungannya mirip dengan nutrisi yang
diterima bayi selama di rahim, mengeyangkan bayi di hari-hari
pertamanya, memberi antibodi, mengandung sedikit pencahar untuk
menyiapkan dan membersihkan sistem pencernaan bayi dari mekonium,
mengurangi kadar bilirubin sehingga bayi terhindar dari ikterik,
membantu bakteri yang bagus untuk pencernaan.
2. ASI transisi, keluar di 4-10 hari.
3. ASI mature, keluar 10 hari sampai seterusnya.

KANDUNGAN KOLOSTRUM TRANSISI ASI


MATURE
ENERGI (kg kal) 57,0 63,0 65,0
LAKTOSA (gr/100 ml) 6,5 6,7 7,0
LEMAK (gr/100 ml) 2,9 3,6 3,8
PROTEIN (gr/100 ml) 1,195 0,965 1,324
MINERAL(gr/100 ml) 0,3 0,3 0,2
IMMUNOGLOBULIN
IgA (gr/100 ml) 335,9 - 119,6
IgG (gr/100 ml) 5,9 - 2,9
IgM (gr/100 ml) 17,1 - 2,9
LISOSIN (gr/100 ml) 14,2 16,4 - 24,3 27,5
LAKTOFERIN 420 - 520 - 420 - 520
tabel 1.1. 3

2.4.2. MP-ASI
MP-ASI, diberikan untuk bayi usia 6-12 bulan, dikarenakan:
1. Kebutuhan energi bayi untuk pertumbuhan dan aktivitas makin
bertambah sedangkan produksi ASI rekatif tetap sehingga diperlukan
tambahan makanan selain ASI.
2. Pada usia-usia 6-12 bulan, bayi sudah dapat mengeluarkan air liur
lebih banyak dan produksi enzim amilase lebih banyak pula sehingga
bayi sudah siap menerima makanan lain selain ASI.
3. Bayi sudah mampu menutup mulutnya dengan rapat dan
menggerakkan lidah ke muka belakang.

2.4.2.1. Jenis MP-ASI


1. Buah-buahan yang dihaluskan atau bentuk sari buah.
2. Makanan lunak dan lembek.

5
3. Makanan bayi yang dikemas dalam kaleng, karton, atau
sachet.

2.4.2.2. Tujuan MP-ASI


1. Melengkapi zat gizi ASI yang tidak cukup lagi untuk bayi
usia 6-12 bulan.
2. Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima
berbagai macam makanan dengan berbagai rasa dan bentuk.
3. Mengembangkan kemamouan bayi untuk mengunyah dan
menelan.
4. Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung
kadar energi tinggi.

2.4.2.3. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberian MP-


ASI
1. Kebersihan alat makan
2. Membuat makanan secukupnya
3. Berikan makanan dengan sebaik-baiknya
4. Buat variasi makanan
5. Ajak makan bersama anggota keluarga lain
6. Jangan memberi makanan dekat dengan waktu makan
7. Makanan berlemak menyebabkan rasa kenyang lama

2.4.2.4. Aturan dasar MP-ASI


Mulai usia 6 bulan
1. Mulailah dengan makanan lunak, seperti biskuit yang
diencerkan dengan air.
2. Kenalkan pula bubur susu dalam jumlah sedikit demi sedikit
agar bayi terbiasa dengan teksturnya. Berikan rasa lain, seperti:
tepung beras merah, kacang hijau, dst.
3. Mulailah pemberian buah yang dihaluskan.
4. Pemberian ASI/ susu formula di selang-seling waktu makan
utama.
Mulai usia 7-8 bulan
1. Perkenalkan dengan tekstur yang lebih kasar, yaitu bubur tim
saring.
2. Perhatikan asupan zat besi, seperti hati sapi karena di usia ini
cadangan zat besi bayi mulai berkurang.
3. Setelah secara bertahap pemberian tim saring, bayi bisa
dikenalkan dengan nasi tim tanpa disaring.
4. Gunakan sedikit bumbu seperti garam, karena ginjal bayi
belum berfungsi sempurna di usia ini. Bawang merah dan

6
bawang putih juga sedikit saja. Merica sebaiknya digunakan
setelah anak usia 2 tahun.
Mulai 9 bulan
1. Mulai kenalkan dengan bubur beras atau nasi lembek, lauk
pauk dengan sayuran, seperti sup.
Usia 1 tahun anak sudah bisa mengonsumsi makanan
keluarga.

2.4.2.5. Dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada bayi


Pemberian makanan berlebihan akan menimbulkan obesitas,
sedangkan kelebihan zat gizi esensial dalam jangka waktu lama akan
menimbulkan penimbunan zat gizi dan akan menjadi racun bagi tubuh,
ex: hipervitaminosis A, hipervitaminosis D, dst.
Sebaliknya kekurangan energi dalam jangka waktu lama
berakibat menghambat pertumbuhan dan mengurangi cadangan energi
dalam tubuh sehingga terjadi marasmus, kwashiorkor, dst.

2.5. Kebutuhan Gizi Balita


Anak dibawah lima tahun merupakan kelompok yang menunjukkan
pertumbuhan badan yang pesat, sehingga memerlukan gizi yang tinggi setiap
kilogram berat badannya. Dengan beberapa prinsip,
1. Tinggi energi, protein, vitamin, dan mineral
2. Daoat diterima oleh balita dengan baik
3. Diproduksi dan menggunakan bahan-bahan setempat
4. Mudah didapat dalam bentuk kerng, sehingga mudah disimpan dan
praktis penggunaannya
5. Ringkas tetapi memiliki nilai gizi maksimum
Kecukupan gizi pada balita usia 1- 5 tahun yaitu :
- BB : 11,5 16, 5 kg
- Energi : 1210 1600 Kal
- Protein : 23- 29 gram
- Ca : 500 mg
- P : 250 350 mg
- Fe : 10 mg
- Zn : 10 mg
- I : 70 100 mg
- Vitamin A : 1500 1800 mg
- Thiamin : 0,5 0,6 mg
- Riboflamin : 0,6 0,8 mg

7
- Niasin : 0,8 10 mg
- Vit. C : 20 mg

2.5.1. Tujuan pemberian gizi balita


1. Memberikan zat gizi yang cukup sesuai dengan kebutuhan yang
dapat dimanfaatkan untuk pertumbuhan dan perkebangan fisik
dan psikomotor.
2. Pelaksanaan berbagai aktivitas dan pemulihan kesehatan setelah
sakit.
3. Mendidik kebiasaan makan yang baik, mencakup penjadwalan
makan, belajar menyukai, memilih dan menentukan jenis
makanan yang bermutu.
4. Memenuhi kecukupan energi dan semua gizi seusuai dengan
umur, dengan pola gizi seimbang.
5. Memperhatikan kebersihan perorangan dan lingkungan.

2.5.2. Makanan yang Boleh dan Tidak Boleh Dimakan oleh Balita
Asupan gizi yang seimbang bagi balita itu sangat perlu, tidak baik jiak
asupan gizinya kurang ataupun lebih, maka perlu untuk
menyeimbangkannya sesuai kebutuhan.
Menu seimbang untuk balita, yaitu :
1. Gula dan Garam. Konsumsi garam untuk balita tidak lebih 1/6 jumlah
maksimum orang dewasa 1 hari atau <1 gram. Cermati makanan
balita, karena makanan dewasa belum tentu cocok bagi balita.
Kadang makanan dewasa terlalu banyak mengandung garam atau
gula, bahkan mengandung bahan pengawet dan pewarna buatan.
2. Porsi makan. Porsi makan balita juga berbeda dengan orang dewasa.
Mereka membutuhkan makanan sumber energi yang lengkap gizi
dalam jumlah lebih kecil namun sering.
3. Kebutuhan energi dan nutrisi. Bahan makanan sumber energi seperti
karbohidrat, protein, lemak serta vitamin, mineral dan serat wajib
dikonsumsi oleh balita setiap hari.
4. Susu pertumbuhan. Susu ini sebagai salah satu sumber kalsium, juga
penting dikonsumsi oleh balita. Sedikitnya balita butuh 350 ml/ 12
ons per hari. Susu pertumbuhan merupakan susu lengkap gizi yang
mampu memenuhi kebutuhan nutrisi.

2.5.3. Menu makanan balita


1. Pagi hari, sarapan.
2. Pukul 10.00 sebagai selingan, tambahkan susu.
3. Pukul 12.00 pada waktu makan siag.
4. Pukul 16.00 sebagai selingan.

8
5. Pukul 18.00 pada waktu makan malam.
6. Sebelum tidur malam, tambahkan susu.
7. Jangan lupa menutup asupan gizi dihari itu dengan air putih dan
gosok gigi.
Anjuran makanan sehari untuk balita :

Golongan Nasi Lauk Pauk Sayur Buah Susu


1-3 tahun 3xp 2xD 3xT 1xS 1xB x Gl
4-6 tahun 6xp 2xD 2xT 11 / 2 x S 2xB X Gl
tabel 1.1. 4

Keterangan :
1. P = Piring (sepiring nasi = 60 gr beras)
2. D = Daging (sepotong daging = 25 gr daging)
3. T = Tempe (sepotong tempe = 25 gr tempe)
4. S = Sayur (semangkuk sayur = 100 gr sayuran hijau)
5. B = Buah (sepotong buah pepaya = 100 gr pepaya)
6. Gl = Gelas (segelas susu = 200 gr susu segar)

2.5.4. Anggapan orang tua yang merugikan balita


1. Anak balita masih dalam periode transisi dari makanan bayi ke
makanan dewasa, jadi masih memerlukan adaptasi.
2. Anak balita dianggap eklompok umut yang paling berguna bagi
keluarga.
3. Ibu sering mempunyai anak kecil lahi atau sudah bekerja penuh,
sehingga tidak dapat memberikan perhatian dan menguru segala
kebutuhan balita nya.
4. Anak balita masih belum dapat mengurus diri sendiri dengan baik,
dan belum dapat berusaha mendapatkan sendiri apa yang
diperlukannya untuk makanannya.
5. Anak balita mulai turun ke tanah dan bekenalan dengan berbagai
kondisi yang memberikan infeksi, padahal tubuhnya belum cukup
mempunyai imunitas untuk melawan penyakit atau kondisi lain
yang memberikan bahaya bagi dirinya.

2.5.5. Dampak kelebihan dan kekurangan gizi pada balita


Kekurangan asupan gizi pada balita menghambat pertumbuhan dan
perkembangannya daripada anak-anak yang mendapat asupan gizi cukup.
Misalnya tinggi badan dan berat badan balita rendah, perkembangan otak
menurun, tingkat kecerdasan dan psikisnya rendah serta rentan terhadap
infeksi. Selain itu kekurangan asupan gizi balita juga disebabkan karena balita

9
kesulitan untuk makan, bisa karena nafsu makan kurang, sukar makan, nafsu
makan berubah- ubah, cepat bosan dengan menu makanan, dll.
Masalah gizi anak, antar lain : Anemia defisiensi besi, karies gigi,
penyakit kronis, berat badan berlebih, berat badan kurang, alergi, dst.

2.6. Dasar Ayat Tentang Gizi pada Bayi-Balita


Qs. An- Nahl : 5
Dan dia telah menciptakan binatang ternak untuk kamu, padanya
ada (bulu) yang menghangatkan dan berbagai manfaat dan sebahagianya
kamu makan.
Ayat ini bertujuan agar manusia memakan makanan ternak yang
bermanfaat seperti daging hewan ternak yang tujuannya untuk
menghindari penyakit hati, menguatkan otot- otot, menguatkan otak dan
menghindari anemia.

Qs. An- Nahl : 14


Dan Dia- lah Allah yang menundukkan lautan (untukmu), agar
kamu dapat memakan dari padanya daging yang segar (ikan), dan kamu
mengeluarkan dari lautan itu, perhiasan yang kamu pakai dan kamu
melihat bahtera berlayar, supaya kamu mencari (keuntungan) dari
karunia Nya dan supayakamu bersyukur.
Ayat ini menjelaskan tentang daging ikan yang kaya akan protein,
menghasilkan minyak ikan sebagai kalsium dan yodium yang sangat
berguna bagi tumbuh kembang balita.
Qs. An- Nahl : 66
Dan sesungguhnya pada binatang ternak itu benar- benar terdapat
pelajaran bagi kamu. Kami memberimu minum daripada apa yang berada
dalam perutnya (berupa) susu yang bersih antara tahi dan darah, yang
mudah ditelan bagi orang- orang yang meminumnya.
Tujuan ayat ini manfaat susu bagi manusia yakni menghasilkan susu
asali dan kalori serta vitamin A dan B kompleks.

10
BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN

Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam


kandungan (janin), bayi, balita sampai usia lanjut.
Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan
gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan
walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Masa tumbuh
kembang bayi dipengaruhi pola asuh terutama dalam hal pemberian ASI ekskusif.
Pemberian ASI meningkatkan kecerdasan karena didalam ASI terkandung
nutrien-nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi. Kandungan dalam
ASI cukup untuk memenuhi gizi bayi, kemudian dibantu dengan pemberian MP-
ASI setelah bayi berusia 6 bulan. Dengan pemberian ASI pada bayi akan
meminimalisir terjadinya masalah gizi pada bayi, baik itu gizi lebih maupun gizi
kurang sehingga gangguan kesehatan permanen pada daur kehidupan berikutnya
bisa diatasi.
Selanjutnya, usia 1-5 tahun merupakan periode emas dimana periode ini balita
mengalami tumbuh kembang, mulai mengenal dunia, dan memulai masa
pertumbuhan. Untuk mendukung periode emas ini maka asupan gizi yang cukup
juga tidak boleh dilupakan untuk menghindari gangguan tumbuh-kembang balita.

3.2. SARAN
Sebaiknya sebagai tenaga kesehatan yang profesional, bidan harus
menekankan dan memberi dukungan kepada orang tua agar memperhatikan
masalah gizi pada bayi dan balita untuk mendukung tumbuh-kembangnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Marmi. 2013. Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi. Pustaka Belajar:


Yogyakarta.
2. Dewi, Vivian Nanny Lia. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita.
Salemba Medika: Jakarta.
3. Rahayu, Sri Dedeh. 2009. Asuhan Keperawatan Anak dan neonatus.
Salemba Medika: Jakarta.

4. Ramdha Z., Hadju V. dan Salam A. 2014. Gambaran Pemberian ASI


Eksklusif dan Kejadian KEP pada anak usia 6-23 bulan di Pulau Barrang
Lompo Kota Makassar. Universitas Hasanuddin press: Makassar.
5. Hayati, Aslis Wirda. 2008. Buku Saku Gizi Bayi. EGC: Jakarta.
6. Pujiastuti, Nurul. 2013. Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan. Graha Ilmu:
Yogyakarta.

12

You might also like