You are on page 1of 5

Respons Neurobiologis

Rentang Respon Neurobiologis


Meliputi kontinum dari respon adaptif, seperti pemikiran logis dan persepsi
yang akurat ke respon maladaptif, seperti distorsi pemikiran dan halusinasi.
Skizofrenia adalah penyakit otak neurobiologis yang berat dan terus menerus
serta salah satu gangguan jiwa.
Pengkajian
Klien dangan skizofrenia yang memiliki gangguan penggunaan zat sepert
ganja dan alkohol. Gejala dari skizofrenia dapat dikelompokkan menjadi gejala
yang positif dimana ditandai dengan perilaku normal yang berlebihan dan gejala
negatif yag ditandai dengan perilaku normal yang berkurang. Gejala positif
skizofrenia contohnya paranoid, somatik, halusinasi pendengaran, halusisnasi
penglihatan, katatonia dan kerusakan perilaku sosial. Gejala negatifnya
terbatasnya jangkauan dan intensitas ekspresi emosional, alogia, apatis dan
gangguan perhatian.
Perilaku
a. Kognitif
Orang dengan skizofrenia tidak dapat menghasilkan pemikiran yang logis
atau mengungkapkan kalimat yang koheren karena neouro transmisi pada
sistem pengolahan informasi otak yang rusak. Pengolahan informasi
tersebut melibatkan organisasi input sensori baik internal maupun
eksternal oleh proses otak dalam respon perilaku. Contohnya, input
sensorinya melalui indra internal emosional. Diproses diotak menjadi
perhtian dan menghasilkan respon perilaku dalam benruk emosi.
Sedangkan pada orang skizofrenia, pengolahan onformasi diubah oleh
defisit otak yang membuat fungsi kognitif mereka terganggu sehingga
mereka cenderung melebih-lebihkan atau meremehkan kemampuan
mereka sendri. Disfungsi otak abnormal yang dialami oleh penderita
skizofrenia membuat klien sulit menyadari behwa mereka membutuhkan
bantuan tetapi mereka dapat menyadari bahwa ide-ide dan perilaku
mereka berbeda dari orang lain. Gejala yang paling sering terlihat dengan
pengolaan informasi yang berhunungan dengan skizofrenia adalah defisit
kognitif yang terjadi dalam semua aspek fungsi kognitif, seperti memori,
perhatian, isi pikir, pengambilan keputusan, bentuk dan organisasi bicara.
Untuk masalah memori yang berhubungan dengan skizofrenia adalah
ketidaktarikan kesulitan belajar dan kurangnya kepatuhan. Sednagkan
untuk aspek perhatian yang terjadi pada pasien skizofernia yaitu mereka
mengalami kesulitan mengerjakan tugas-tugas, kesulitan konsentrasi dan
mudah terdistraksi. Masalah perhatian tidak tetap, dapat berubah sesuai
aktifitas otak yang diperlukan oleh klien. bentuk dan organisasi bicara
pada pasien skizofrenia seperti asosiasi longgar, irasional miskin bicara,
distraktible speech, dll.pengambilan keputusan yang terganggu pada
pasien skizofrenia akan mempengaruhi pandangan, penilaian, logika,
ketegasan, perncanaan, dll. Masalah yang terakhir yang terjadi pada
pasien skizofrenia pada aspek kognitif adalah gangguan pada isi pikir
ditandai dengan adanya waham dengan orang gangguan jiwa seperti
waham paranoid, grandiose, agama, nihilistik, dan somatik.
b. Persepsi
Masalah persepsi yang terjadi pada klien dengan gangguan neurobiologis
adalah halusinasi atau distorsi persepsi palsu yang terjadi pada respon
neurobiologis maladaptif. Pada klien skizofrenia ada sekitar 70% yang
mengalami halusinasi. Tidak hanya pada klien dengan skizofrenia, tetapi
juga pada klien dengan penyakit manik depresif atau delirium, gangguan
mental organi atau gangguan penyalahgunaan zat. Ada beberapa faktor
lingkungan yang merangsang terjadinya halusinasi:
1. Objek yang reflektif seperti layar TV, bingkai foto, lampu neon yang
dapat menyebabkan halusinasi visual.
2. Kebisingan yang berlebihan dan kekurangan sensori dapat
menyebabkan halusinasi pendengaran
c. Emosi
Gangguan yang terjadi pad emosi dapat terbagi dalam dua hal:
1. Suasana hati atau perasaan dan
2. afek atau perilaku yang menjadi ekspresi seseorang saat mengalami
perasaaan dan emosi tertentu
emosi dihasilkan dari inteaksi aktivitas saraf antara hipotalamus, struktur
limbik ( amigdala dan hipokampus ), dan pusat-pusat korteks yang lebih
tinggi. Orang dengan skizorfrenia umumnya memiliki gejala hipoekspresi
( terlalu sedikit ). Masalah emosi yang biasanya terlihat [ada skizofrenia
adalah sbg:
1. alexitimia: kesulitan penamaan dan menggambarkan emosi
2. anhedonia: ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk
mengalami kesenangan, kegembiraan, keintiman dan kedekatan
3. apatis: kurangnya perasaan, emosi, minat, atau kekhawatiran
d. perilaku dan gerakan
perilaku maladapti pada skizofrenia meliputi penampilan yang buruk,
kurangnya ketekunan ditempat kerja atau sekolah, avolition, perilaku
berulang atau stereotip, agresi, agitasi, dan negatifisme.
Gerakan maladaptif yang berhubungan dengan skizofrenua meliputi
katatonia, gerakan mata yang abnormal, meringis, apraksia atau
ekopraksia, gaya berjalan tidak normal, perangai, dan efek samping
ektrapiramidal obat psikotropika.
e. Kesehatan fisik
Orang dengan skizofrenia memiliki morbilitas dan mortalitas yang lebih
tinggi daripada penyakit fisik.

Faktor Predisposisi
a. Genetik
Faktor resiko yang paling utama mengembangkan skizofrenia adalah
memiliki tingkat pertama hubungan dengan skizofrenia.
b. Neurobiologi
Dua hasil penelitian neurobiologis yang paling kongsisten dalam
skizofrenia adalah penurunan volume otak dan perubahan sistem
neurotranmiter.
Perhatian khusus difokuskan pada hal-hal berikut:
1. Korteks frontal
2. Sistem limbik
3. Sistem neurotransmiter
4. Neurodevelopment
c. Teori virus dan bakteri
Virus skizofrenia telah dicari sejak lama namun didapati bukti bahwa
adanya paparan virus influenza pada saat prenatal apalagi di trimester
pertama dapat menjadi salah satu faktor etiologi pada beberapa orang,
tapi tidak pada orang lain. Didukung dengan adanya fakta bahwa ada
lebih banyak orang dengan skizofrenia yang lahir pada musim dingin atau
awal musim semi dan juga diperkotaan menunjukkan adanya potensi
dampak musim dan tempat lahir terhadap resiko skizofrenia. Penelitian
juga menemukan bahwa wanita dengan tingkat antibodi toksoplasma
memiliki resiko tinggi secara signifikan untuk mengembangkan spektrum
skizofrenia.

Stressor presipitasi
a. Biologis
Adanya gangguan saat umpan balik otak yang bertugas untuk
mengatur jumlah informasi untuk dapat diproses pada waktu tertentu
dapat menjadi salah satu stressor. Karena, jika terlalu banyak informasi
yang dikirim sekaligus atau jika informasi tersebut rusak maka lobus
frontal akan mengirimkan pesan yang berlebihan pada ganglia basalis
lalu ganglia basalis akan mengirim pesan pada talamus untuk
memperlambat transmisi lobus frontal. Penurunan fungsi lobus frontal
inilah yang akan menyebabkan adanya gangguan untuk melakukan
umpan balik serta kemampuan untuk mengatur ganglia basalis
menjadi menurun yang pada akhirnya transmisi pesan melambat dan
transmisi ke lobus frontal tidak pernah terjadi. Dapat ditandai dengan
pengolahan informasi yang berlebihan dan adanya respon biologis.
Stressor biologis lain adalah adanya mekanisme proses listrik yang
melibatkan elektrolit (gating) yang tidak normal. Adanya penurunan
gating akan mempengaruhi kemampuan seseorang untuk menyeleksi
rangsangan yang ada. Ditandai dengan adanya ketakutan pada orang
skizofrenia saat ditempat keramaian ataupun pada saat mengalami
peningkatan kebisingan. Gejala pemicu umum pada respon
neurobiologi adalah segala hal yang berkaitan dengan kesehatan,
lingkungan, sikap, perilaku (konsep diri yang rendah, kurang percaya
diri, dll)

Penilaian terhadap stressor


Dilakukan dengan model diatesis stress. Dimana gejala skizofrenia dapat
dilihat perkembangannya melalui hubungan antara jumlah stres yang didalami
dan ambang batas toleransi stres internal.

Sumber koping
Sumber daya keluarga, seperti pemahaman orang tua tentang penyakit,
ketersediaan keuangan, ketersediaan waktu dan tenaga, dan kemampuan untuk
memberikan dukungan yang berkelanjutan, mempengaruhi jalannya
penyesuaian setelah gangguan jiwa terjadi. Proses penyesuaian terjadi 4 tahap
dalam 3-6 tahun:
1. Disonansi kognitif
2. Pencapaian wawasan (attaining insight)
3. Kognitif yang konstan
4. Bergerak menuju prestasi kerja atau tujuan pendidikan
Mekanisme koping
Beberapa mekanisme pertahanan yang tidak disadari sebagai upaya
melindungi diri dari pengalaman menaktutkan yang disebabkan oleh penyakit
mereka :
1. Regresi
2. Proyeksi
3. Menarik diri
4. Pengingkaran

Diagnosis
Diagnosis Keperawatan
Meliputi hambatan komunikasi verbal, hambatan interaksi sosial, dan
resiko hambatan interaksi sosial, dan resiko gangguan identitas pribadi.

Identifikasi hasil
Hasil yang diharapkan adalah klien akan hidup, belajar dan bekerja pada
tingkat maksimum yang mungkin akan sukses yang didefinisikan oleh individu
dengan cara mencegah kekambuhan dan adanya tindakan dini saat terjadi
kekambuhan.

Perencanaan
Saat klien masuk ke rumah sakit untuk mendapat perawatan sudah harus
diberikan perencanaan untuk pulang. Namun sbelumnya, semua sumber daya
klien dan keluarga harus dievaluasi karena kedua hal tersebut penting bagi klien.
untuk perawatan klien dalam tahap pemeliharaan dapat dilakukan dirumah dan
di lingkungan masyarakat. Karena fokusnya adalah membantu pemulihan yang
ditandai dengan penilaian terhadap faktor presipitasi dan gejala awal.
Implementasi
Rencana pemulihan harus mencakup tindakan yang diarahkan mengurangi
gejala penyakit, mengurangi beban penyakit dan treatment, dan meningkatkan
kesehatan, kesejahteraan, fungsi optimal dan kualitas hidup. Sehingga
perawatan yang diberikan memiliki fokus yang berbeda pada tiap fase.
a. pada fase krisis dan akut difokuskan pada keselamatan dan kesejahteraan
klien dengan cara :
1. mengurangi tingkat percobaan bunuh diri dan tindakan yang menyakiti
diri lainnya.
2. Mengelola waham
3. Mengelola halusinasi
4. Pemberian psikofarmakologi
5. Terapi perilaku kognitif

b. Pada fase pemeliharaan yang berfokus pada pendidikan manajemen dan


pengendalian diri dari gejala serta mengidentifikasi gejala yang
berhubungan dengan kekambuhan. Dalam tahap ini klien dan keluarga
diajari 5 tahap kekambuhan :
1. Kewalahan berlebihan
2. Pembatasan kesadaran
3. Adanya rasa malu
4. Disorganisasi psikotik
5. Resolusi psikotik
Dan dalam taham ini pula diajari cara mengelola kekambuhan dengan
meningkatkan kesadaran timbulnya perilaku yang menunjukkan adanya
kekambuhan.
c. Fase promosi kesehatan
Pada fase ini lebih berfokus pada pendidikan untuk pencegahan
kekambuhan dan manajemen gejala melalui keterlibatan klien dalam
hidup sehat. Pendidikan yang diberikan harus sederhana, jelas dan dengan
petunjuk konkret seperti pengulangan atau redemonstrasi serta cara
mengidentifikasi gejala pemicu dan strategi mengelola gejala pemicu.

You might also like