stadium inspirasi dispneu sesak napas saat inspirasi TD dan nadi meningkat Cemas, gelisah, berat kepala, takut, tinitus, vertigo Sianosis stadium ekspirasi dispneu sesak saat ekspirasi Kadar CO2 tinggi kejang pada saat relaksasi relaksasi spingter ani keluar kotoran relaksasi spingter OUI ada sperma stadium apneu kesadaran yang menurun koma pupil melebar reflek cahaya negatif TD hampir tidak terukur Nadi tidak teraba stadium akhir
Stadium asfiksia versi II :
1. Stadium dispneu : Defisiensi oksigen pada sel-sel darah merah dan akumulasi karbondioksida dalam plasma akan merangsang pusat pernafasan di medulla. Hal ini akan mengakibatkan gerak pernafasan yang cepat dan kuat, peningkatan denyut nadi dan sianosis terutama dapat diamati pada wajah dan tangan. 2. Stadium konvulsi. Pertama adalah kejang klonik, setelah itu kejang tonik, terakhir terjadi spasme opistotonik. Pupil menjadi lebar dan denyut jantung menjadi pelan. Hal ini terjadi dimungkinkan karena meningkatnya kerusakan dari nukleus-nukleus pada otak karena defisensi oksigen. 3. Stadium apneu Depresi pusat pernafasan semakin dalam sehingga pernafasan menjadi semakin lemah dan dapat berhenti. Timbullah keadaan tidak sadar dan keluarnya cairan sperma secara tidak disadari (involunter). Dapat juga terjadi keluarnya urine dan faeces secara tidak disadari walaupun jarang. Hal ini terjadi karena terjadi relaksasi sfingter. 4. Stadium final Pada stadium ini terjadi kelumpuhan pernafasan secara lengkap. Setelah beberapa kontraksi otomatis dari otot-otot aksesoris pernafasan dileher, kemudian pernafasan berhenti. Jantung mungkin masih berdenyut setelah beberapa waktu setelah respirasi berhenti.