You are on page 1of 2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini banyak penyakit yang dapat diderita setiap orang dan dalam
penanganannya dibutuhkan diagnosis penyakit untuk menentukan pilihan perawatan dan
pemeriksaan lanjutan. Dalam pemeriksaan klinis terkadang memerlukan informasi diagnostik
tambahan. Dalam penunjukan diagnosis ini metode yang dilakukan adalah dengan
menggunakan radiografi. Radiografi yang digunakan dapat merupakan radiografi dental
ataupun seluruh tubuh tergantung keperluannya masing-masing.
Pada kasus kehamilan, janin sangat peka terhadap sinar-X karena sel tubuh janin masih
dalam taraf pembelahan yang sangat cepat sehingga sangat sensitif terhadap sinar-X. Sinar-X
pada kondisi dosis tertentu dapat menyebabkan terjadinya keguguran dan cacat pada janin.
Sinar-X juga meningkatkan adanya resiko kanker bila janin dapat lahir dan tumbuh dewasa
kelak.
Pada kondisi tertentu, ibu hamil sering harus terpaksa menjalani pemeriksaan radiologi
meski tidak langsung di perut, semisal rontgen di bagian gigi. Radiografi dental merupakan
prosedur penting dalam mendiagnosis dan mencatat penyakit periodontal melalui penilaian
level tulang alveolar. Ketika ibu hamil membutuhkan radiografi dental untuk diagnosis, maka
akan timbul kecemasan apakah paparan sinar-X akan mempengaruhi pertumbuhan janin yang
sedang dikandungnya. Sejatinya, radiasi ini akan memberi dampak buruk terhadap ibu hamil
dan untuk janinnya sendiri. Semua dampak negatif itu ditentukan dari berapa banyak
intensitas sinar-X dan pemaparan yang diterima. Dalam menetapkan pemeriksaan sinar-X
pada wanita hamil atau wanita yang kemungkinan hamil, pertimbangan menyeluruh
mengenai akibat paparan terhadap janin harus dilakukan.
Di samping itu, dalam setiap laboratorium rumah sakit, klinik dan diagnostik,
seorang teknisi radiografi bertindak sebagai tulang punggung dari departemen radiologi .
Seorang teknisi atau operator radiografi yang sedang hamil mempunyai resiko terkena efek
radiasi yang mungkin lebih tinggi daripada pasien karena frekuensi terpapar sinar-X lebih
banyak, sehingga pengaruh terhadap janin pun kemungkinan lebih besar. Oleh karena itu
diperlukan pula analisis dan pertimbangan lebih lanjut untuk mengetahui efek yang dapat
diterima oleh operator radiografi yang sedang hamil.
Hingga kini belum ditemukan cara untuk mengobati efek yang timbul akibat paparan
pada ibu hamil. Oleh karena itu, satu-satunya jalan yang dapat dilakukan oleh ibu hamil
dalam mencegah efek tersebut adalah dengan meminimalisasi paparan sinar-X. Langkah yang
dapat dilakukan untuk meminimalisi paparan sinar-X yang diterima adalah dengan
menerapkan sistem ALARA dimana seorang pasien khusunya ibu hamil, apabila tidak terlalu
membutuhkan atau tidak terlalu terdesak untuk dilakukannya tes rontgen, maka sebaiknya
tidak menggunakannya dulu sampai batas waktu yang dianggap aman untuk kondisi janin
dalam menerima paparan sinar-X.
Apabila radiografi dental memang sangat dibutuhkan untuk diagnosis, maka proteksi
radiasi diperlukan untuk memperkecil resiko yang dapat ditimbulkan oleh sinar-X terhadap
ibu hamil sebagai pasien. Proteksi radiasi ini sangat dibutuhkan terutama untuk ibu hamil
sebagai operator yang lebih sering terpapar radiasi.

B. Rumusan Masalah
Adapun masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut
1. Apa pengaruh paparan sinar-X pada radiografi dental pada ibu hamil baik sebagai
pasien maupun sebagai operator?
2. Apa efek radiografi dental yang ditimbulkan bagi janin yang dikandung?
3. Bagaimana cara memproteksi ibu hamil sebagai pasien dan sebagai operator dalam
penggunaan sinar-X pada tes rongent yang dianggap efektif dan dapat meminimalisir
efek negatif yang diterimanya ?

You might also like