You are on page 1of 5

Gejala TBC Pada Anak

Posted at May 6th, 2012

Ada beberapa Gejala TBC yang biasa terjadi pada anak. Salah satunya adalah batuk yang lama dan
berulang-ulang. Karena itu, waspadalah jika anak Anda batuk dan tidak sembuh-sembuh. Sebab itu
merupakan salah satu gejala TBCpada anak.

Tuberkulosis (TB atau TBC) pada anak memang berbeda dengan TBC pada
orang dewasa. TBC pada anak menginfeksi primer di parenkim paru yang tidak menyebabkan refleks
batuk, sehingga jarang ditemukan gejala TBC yang khas seperti batuk berdahak.

Pada parenkim paru ini juga kuman cenderung lebih sedikit, maka TBC tidak menular antara sesama
anak. Penyakit TBCsangat mudah menular dari orangtua ke anak, tapi TBC tidak menular dari anak ke
anak.

TBC adalah penyakit serius yang gampang menular secara langsung melalui udara. Anak-anak dengan
kekebalan tubuh buruk paling rentan tertular TB dari orang dewasa yang positif TB. Tapi TB tidak
menular antara sesama anak.

Gejala TBC pada anak lebih susah didiagnosis karena bukan merupakan gejala khas TB. Pada anak jarang
ditemukan gejala TBC seperti batuk berdahak seperti yang diderita pada orang dewasa. Dan seringkali
terjadi salah diagnosa, karena gejala yang dialami bisa juga merupakan gejala penyakit lain.

Gejala TBC pada anak bisa ditandai dengan tanda-tanda berikut:


Demam lama atau berulang, tapi tidak terlalu tinggi

Tidak ada nafsu makan (anoreksia)

Berat badan tidak naik-naik

Malnutrisi atau gangguan gizi

Multi L (lemah, letih, lesu, lelah, lemas letoy, loyo, lambat)

Batuk lama atau berulang, tetapi tidak berdahak (tapi seringkali ini merupakan gejala
asma)

Diare berulang

Gejala TBC di atas merupakan gejala khas yang biasa terjadi pada penderita TBC. Namun tidak bisa
dijadikan patokan, sebab gejala yang sama kadang mengindikasikan penyakit lain.

Diagnosis TBC pada anak tidak bisa dilakukan dengan uji dahak (sputum test), karena memang jarang
pasien TBC anak mengalami batuk berdahak. Selain itu, foto rontgen pada anak juga tidak bisa
memberikan diagnosa yang tepat. Maka diperlukan uji Tuberkulin atau uji Mantoux.

Uji Tuberkulin dilakukan dengan menyuntikkan tuberkulin PPD intrakutan di volar lengan bawah. Reaksi
obat dapat dilihat 48 sampai 72 jam setelah penyuntikan. Uji Tuberkulin positif menunjukkan adanya
infeksi TBC.

Ketika seorang anak sudah menderita penyakit TBC aktif yang awalnya berupa Gejala TBC saja, maka
seluruh anggota keluarga dan orang dewasa lain yang kontak dekat dengan si anak harus diperiksa
untuk mencari sumber penularan dan segera diobati, agar rantai penularan dapat dihentikan.

Sumber : detikhealth
Serangan TBC terhad ap anak-anak juga sangat rawan
mengganggu organ tubuh selain paru-paru, terutama otak. Akibatnya, anak terganggu tumbuh
kembangnya, bahkan.

Berdasarkan pengalamannya, tuberkulosis pada anak rawan menyerang antara lain tulang, mata, dan
terutama otak. Serangan TBC pada otak, misalnya, dapat menyebabkan kecacatan. Anak terancam gagal
kembang, sulit bicara, tangan lemah atau cacat lain sehingga perlu penanganan fisioterapi.

Tantangan lain, TBC pada anak, terutama bayi yakni kesulitan memeriksa apakah anak terkena TBC.
Gejala yang sering timbul antara lain demam yang biasanya terlalu tinggi dan hilang timbul dalam
jangka waktu lama. Sedangkan, tanda-tanda yang tidak terlalu spesifik antara lain berat badan turun
tanpa sebab jelas, nafsu makan tidak ada, gagal tumbuh, pembesaran kelenjar limfa yang tidak sakit,
batuk lama lebih dari tiga minggu, serta diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare.
Kerap kali anak terlambat ditangani.

Jika terdapat gejala tersebut, sebaiknya anak sedini mungkin dibawa ke puskesmas atau rumah sakit
untuk dites mountex dan kemudian dievaluasi lebih lanjut. Tak kalah penting ialah informasi lengkap dari
orangtua selengkapnya tentang kondisi kehidupan anak.

Bagi anak yang telah terkena TBC, pengobatan yang dijalani sama saja dengan orang dewasa yakni
menjalani pengobatan paket selama enam bulan. Namun, tuberkulosis pada anak tidak cukup semata
ditangani dengan pengobatan, tetapi perbaikan lingkungan serta peningkatan gizi sangat penting untuk
memperkuat daya tahan tubuh anak.

Imunisasi BCG (antituberkulosis) tidak menjamin anak bebas dari penyakit tersebut. Kuman penyebab
TBC yakni Mycobacterium tuberkulosis ditularkan melalui percikan dahak. Jika terkena kuman terus-
menerus dari orang-orang dewasa di dekatnya, terutama orangtua, maka anak tetap terkena. Di antara
sesama anak kecil sendiri sangat kecil kemungkinan menularkan.

"Padahal, interaksi orangtua sangat dekat dan intens dengan anak, apalagi yang masih bayi. Terkadang
sambil menimang-nimang dinyanyikan dan anak mendapat percikan dahak dari orangtua yang sakit TBC.
sehingga anak tertular Oleh karena itu, angka anak penderita TBC sangat terpengaruh jumlah orang
dewasa yang dapat menularkan TBC.

Tuberkulosis (TBC)

A Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium
tuberculosis.

B Penyebab
Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

C Tanda dan Gejala

Gejala umum:

1. Batuk terus menerus lebih dari 4 minggu atau lebih dengan atau tanpa sputum
2. Badan lemah
3. Gejala flu
4. Demam derajat rendah
5. Nyeri dada

Gejala yang sering jumpai:

1. Dahak bercampur darah


2. Batuk darah
3. Sesak nafas dan rasa nyeri dada
4. Badan lemah, nafsu makan menurun

D Perjalanan Penyakit (Patogenesis)


1. Tuberkulosis Primer
Penularan terjadi karena kuman dibatukkan atau dibersinkan keluar menjadi droplet nuclei dalam udara.
Partikel infeksi ini dapat menetap dalam udara bebas selama 1-2 jam, tergantung ada tidaknya sinar UV
ventilasi yang baik dan kelembabab udara. Dalam suasana gelap dan lembab kuman dapat bertahan
berhari-hari sampai berbulan-bulan.

Bila partikel infeksi ini terisap oleh orang sehat, ia akan menempel pada jalan nafas atau paru-paru.
Kuman dapat juga masuk melalui luka pada kulit atau mukosa tapi hal ini jarang terjadi.

Bila kuman menetap di jaringan paru maka akan membentuk sarang TB pneumonia kecil dan disebut
sarang primer atau afek primer. Sarang primer ini dapat terjadi dibagian mana saja jaringan paru. Dari
sarang primer akan timbul peradangan saluran getah bening menuju hilus (limfangitis local) dan juga
diikuti pembesaran getah bening hilus (limfadenitis regional). Sarang primer + limfangitis local +
limfadenitis regional = kompleks primer.
Komplek primer ini selajutnya dapat menjadi :

* Sembuh sama sekali tanpa meninggalkan cacat


* Sembuh dengan meninggalkan sedikit bekas berupa garis-garis fibrotik, kalsifikasi di hilus atau
kompleks (sarang) Ghon.
* Berkomplikasi dan menyebar secara :

a. Per kontinuitatum, yakni menyebar kesekitarnya.


b. Secara bronkogen pada paru yang bersangkutan maupun paru disebelahnya. Dapat juga kuman
tertelan bersama sputum dan ludah sehingga menyebar keusus.
c. Secara limfogen, keorgan tubuh lainnya
d. Secara hematogen, ke organ tubuh lainnya.

2. Tuberkulosis Post Primer


Kuman yang dormant pada TB primer akan muncul bertahun-tahun kemudian sebagai infeksi endogen
menjadi TB dewasa (TB post primer). TB post primer ini dimulai dengan sarang dini yang berlokasi di
region atas paru-paru (bagian apical posterior lobus superior atau inferior). Invasinya adalah ke daerah
parenkim paru dan tidak ke nodus hiler paru.
Tergantung dari jumlah kuman, virulensi dan imunitas penderita, sarang dini ini dapat menjadi :
1. Diresorpsi kembali dan sembuh tanpa cacat
2. Sarang yang mula-mula meluas, tapi segera menyembuh dengan sebukan jaringan fibrosis. Ada yang
membungkus diri menjadi lebih keras, menimbulkan perkapuran dan akan sembuh dalam bentuk
perkapuran.
3. Sarang dini meluas dimana granuloma berkembang menghancurkan jaringan sekitarnya dan bagian
tengahnya mengalami nekrosis dan menjadi lembek membentuk jaringan keju. Bila jaringan keju
dibatukkan keluar akan terjadillah kavitas. Kavitas ini mula-mula berdinding tipis, lama-lama dindingnya
menebal karena infiltrasi jaringan fibroblast dalam jumlah besar, sehingga menjadi kavitas sklerotik.

E. Pemeriksaan Diagnostik
1. Reaksi hipersensitivitas : Tes Kulit Tuberkulin
a. Tes tuberkulin intradermal (Mantoux)
b. Tes tuberkulin dengan suntikan jet
c. Tes tuberkulin tusukan majemuk
2. Pemeriksaan radiografik
Gambaran TBC milier berupa bercak-bercak halus tersebar merata pada seluruh lapangan paru.
Gambaran radiology lain yang sering menyertai TBC paru adalah penebalan pleura, efusi pleura atau
empisema, penumothoraks (bayangan hitam radio lusen dipinggir paru atau pleura).
3. Pemeriksaan Bakteriologik
Pemeriksaan ini penting karena dengan ditemukannya kuman BTA, diagnosis dapat dipastikan. Kriteria
sputum BTA positip adalah sekurang-kurangnya ditemukan 3 batang kuman BTA pada satu sediaan.

F. Penatalaksanaan
1. Obat anti TB (OAT)

Karena pemakaian obat tunggal banyak terjadi retesistensi karena sebagian besar kuman TB memang
dapat dibinasakan tetapi sebagian kecil tidak maka terapi TB dilakukan dengan memakai paduan obat.

Jenis Obat :
Obat primer
- isoniazid = INH - Streptomisin = SM
- Rifampisin = RMP - Etambutol
- Pita zinamid
Obat sekunder
- Etionamid - P.A.S (Para Amine Saliycylic Acid)
- Prorionamid - Tiasetazon
- Sikloseren - Viomysin
- Kanamisin - Kapremisyn

2. Pembedahan pada TB Paru


3. DOTS
4. Pencegahan
Kemaprofilaksis
Vaksinasi BCG
Program kontrol.

Sumber : perawatpskiatri.blogspot.com

You might also like