Professional Documents
Culture Documents
Disusun oleh :
Kelompok 1
Kelas : IIIB
2016
ORIENTASI REALITA
A. Dasar Pemikiran
Lanjut usia merupakan siklus terakhir perkembangan manusia.
Masa lansia adalah masa dimana semua orang berharap akan menjalani
hidup dengan tenang, damai serta menikmati masa pensiun bersama anak
dan cucu tercinta dengan penuh kasih sayang. Pada kenyataanya sering
kali keberadaan lanjut usia dipersepsikan secara negatif, dianggap sebagai
beban keluarga dan masyarakat sekitarnya. Kenyataan ini mendorong
semakin berkembangnya anggapan bahwa menjadi tua itu identik dengan
semakin banyaknya masalah kesehatan yang dialami oleh lanjut usia.
Lanjut usia cenderung dipandang masyarakat tidak lebih dari sekelompok
orang yang sakitsakitan. Persepsi ini muncul karena memandang lanjut
usia hanya dari kasus lanjut usia yang sangat ketergantungan dan
sakitsakitan (Nugroho, 2008: hal. 2).
Kondisi lansia mengalami berbagai penurunan atau kemunduran
baik fungsi biologis, mental maupun psikis. Lansia mengalami
kemunduran secara biologis diantaranya yaitu jumlah sel menjadi sedikit
dan lebih besar ukurannya, daya pendengaran mengalami penurunan,
menurunnya penglihatan, kemampuan jantung dalam memompa darah
menurun, temperatur tubuh menurun, otot-otot pernafasan kehilangan
kekuatan, banyak gigi yang tanggal, indra pengecap menurun, sensitifitas
lapar menurun, kulit mengerut atau keriput dan sebagainya. Lansia juga
mengalami perubahan mental yaitu penurunan daya ingat atau memori
yang sering disebut dengan dimensia (Azizah, 2011: hal. 8).
Masalah dimensia atau gangguan intelektual dan daya ingat pada
lansia tentunya perlu segera diatasi. Salah satu cara atau metode untuk
mengatasi dimensia adalah dengan terapi modalitas orientasi realita.
C. Topik
Terapi aktivitas Orientasi realita pada lansia dengan Disorientasi Realita.
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Secara umum tujuan terapi aktivitas kelompok adalah
meningkatkan kemampuan uji realitas melalui komunikasi dan umpan
balik dengan atau dari orang lain, melakukan sosialisasi,
meningkatkan kesadaran terhadap hubungan reaksi emosi dengan
tindakan atau perilaku denfensif, dan meningkatkan motivasi untuk
kemajuan fungsi kognitif dan afektif.
2. Tujuan Khusus
a. Klien dapat mengenal diri sendiri dan orang-orang disekitarnya
dengan tepat.
b. Klien mampu mengenal tempat ia berada dan pernah berada.
c. Klien mampu mengenal waktu dengan tepat.
E. Jenis Kegiatan
Permainan dan Tanya jawab
H. Peserta
Peserta yang mengikuti kegiatan TAK adalah lansia dengan kriteria :
1. Lansia memiliki kemauan untuk mengikuti TAK
2. Lansia berumur 60 tahun atau lebih
3. Lansia mengetahui cara berbahasa Indonesia.
Nama lansia dan keadaan yang bersangkutan :
1. Tn.A
Sering salah dalam mengenal seseorang, sering lupa waktunya sholat,
dan kadang lupa letak kamar mandi.
2. Ny.D
Kadang lupa nama keluarganya, sering lupa waktu makan, dan kadang
lupa dimana tempat tinggalnya.
3. Ny.B
Kadang lupa namanya, sering lupa tanggal, dan kadang lupa dimana
kamarnya.
4. Ny.Y
Sering lupa dan tidak mengenali orang disekitarnya, sering lupa hari,
dan kadang lupa dimana tempat tinggalnya.
5. Ny.F
Kadang lupa nama-nama keluarganya, sering lupa waktu sholat dan
kadang lupa rumahnya.
6. Ny.N
Kadang lupa nama orang-orang disekitarnya, sudah lupa tanggal lahir,
dan kadang lupa letak tempat-tempat dirumahnya.
I. Pengorganisasian
1. Leader : Sapto Dwi Saputro
2. Co. Leader : Tri Utami
Fajar Rahmawati
3. Fasilitator 1 : Inayatul Mufidhah
4. Fasilitator 2 : Rini Yuliyani
5. Fasilitator 3 : Novi Suryani
6. Fasilitator 4 : Alma Untara Agnesia M
7. Observer 1 : Yanuar Bagus Santosa
8. Observer 2 : Rizqi Ajeng Pambudiarti
Tugas masing masing pengorganisasian :
1. Leader : merupakan pimpinan dalam suatu tim dimana jalannya
kegiatan dipimpin oleh seorang leader. Adapun tugas-tugas leader
dalam TAK ini meliputi :
a. Membacakan tujuan dan peraturan kegiatan terapi aktivitas
kelompok sebelum kegiatan dimulai
b. Mampu memotivasi anggota untuk aktif dalam kelompok dan
memperkenalkan dirinya
c. Mampu memimpin terapi aktivitas kelompok dengan baik dan
tertib
d. Menetralisir bila ada masalah yang timbul dalam kelompok
e. Menjelaskan permainan.
2. Co leader : merupakan seseorang yang membantu leader saat jalannya
TAK, apabila leader mengalami bloking ataupun hal lain yang
bersangkutan terhadap leader. Adapaun tugas co leader dalam TAK ini
meliputi :
a. Menyampaikan informasi dari fasilitator ke leader tentang aktivitas
lansia
b. Mengingatkan leader jika kegiatan menyimpang
3. Observasi : merupakan seseorang yang mengobservasi kepada peserta
dalam kegiatan TAK
4. Fasilitator : merupakan seseorang yang dapat memberikan motivasi
kepada peserta dalam kegiatan untuk kesuksesan jalannya kegiatan
tersebut. Adapun tugas-tugas fasilitator dalam kegiatan TAK ini
meliputi
a. Memfasilitasi lansia yang kurang aktif
b. Berperan sebagai role play bagi lansia selama kegiatan
J. Denah TAK
Simbol Keterangan
Leader
CO leader
Observer
Peserta TAK
Fasilitator
K. Program Antisipasi
1. Penanganan lansia yang tidak aktif saat TAK
a. Memanggil lansia
b. Memberi kesempatan kepada lansia tersebut untuk menjawab
sapaan perawat atau lansia yang lain.
2. Bila lansia meninggalkan TAK
a. Panggil nama lansia
b. Tanya alasan lansia meninggalkan atau tidak mengikuti TAK
c. Berikan penjelasan tentang tujuan TAK dan berikan penjelasan
pada lansia bahwa lansia dapat melaksanakan keperluannya setelah
itu lansia boleh kembali lagi
d. Berikan sangsi kepada lansia jika lansia keluar dari TAK tanpa
seijin perawat.
4. Tahap Kerja
1) Terapis meminta masing-masing klien memperkenalkan diri secara
berurutan searah jarum jam dimulai dari terapis, meliputi
menyebutkan : nama lengkap, nama panggilan, asal, dan hobi.
2) Terapis menjelaskan langkah berikutnya yaitu :
Sesi ke I
a) Fasilitator membagikan potongan gambar kepada klien.
b) Klien mencari potongan gambar yang sama dengan klien lain, lalu
klien yang memegang potongan gambar yang sesuai berkumpul
menjadi satu. Lalu memperkenalkan nama lengkap, nama
panggilan, dan hobi.
c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran.
d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
Sesi ke II
a) Klien memilih nomor secara acak dari 1-6.
b) Dadu akan dikocok, lalu angka dadu yang muncul menunjukan
klien yang akan menyebutkan alamat dan dimana sekarang
berada. Misalnya, angka dadu yang muncul adalah 2, maka klien
yang pegang nomor 2 menyebutkan alamat dan dimana sekarang
berada.
c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran.
d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
Sesi ke III
a) Klien memilih nomor secara acak dari 1-6.
b) Dadu akan dikocok, lalu angka dadu yang muncul menunjukan
klien yang akan menyebutkan hari, tanggal dan jam. Misalnya,
angka dadu yang muncul adalah 2, maka klien yang pegang
nomor 2 diperkenankan menyebutkan hari, tanggal dan jam.
c) Ulangi langkah (b) sampai semua klien mendapatkan giliran.
d) Terapis memberikan pujian untuk setiap keberhasilan klien
dengan mengajak klien lain bertepuk tangan.
5. Rincian Kegiatan
No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1. 5 menit Pembukaan :
1 Memberi salam Menjawab salam
2 Menjelaskan tujuan Mendengarkan
penyuluhan
3 Menyebutkan materi/pokok Memperhatikan
bahasan yang akan
disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
Melakukan terapi aktivitas kelompok Menyimak
orientasi realita : Memperhatikan
1. Orang Bertanya
2. Tempat
3. Waktu
4.
3. 5 menit Evaluasi : Merespon
1. Klien mampu meningkatkan Bertanya
kognitifnya Menjawab pertanyaan
2. Klien mampu memperbaiki
afektifnya
3. Klien mampu merubah
psikomotoriknya
4. 5 menit Penutup :
1 Menyimpulkan terapi yang Mendengarkan
telah dilakukan Menjawab salam
2 Menyampaikan terimakasih
atas perhatian dan waktu
yang telah diberikan kepada
peserta
3 Mengucapkan salam
6. Tahap Terminasi
a. Evaluasi
1) Terapis menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK
2) Terapis memberikan pujian atas keberhasilan kelompok
3) Terapis memberikan kesempatan kepada lansia untuk bertanya
apabila belum mengerti.
b. Tindak lanjut
1) Terapis menganjurkan lansia untuk belajar
mengendalikanDisorientasi Realitanya dengan melakukan hal-
hal positif.
2) Kontrak yang akan datang
3) Menyepakati kegiatan TAK yang akan datang
4) Menyepakati waktu dan tempat.
7. Evaluasi
a. Evaluasi Proses
1) Subyektif
Menanyakan perasaan lansia setelah mengikuti TAK orientasi
realita
2) Objektif
a) Lansia terlihat senang
b) Lansia tampak rileks
c) Lansia mengikuti TAK sampai selesai
d) Leader berperan dengan baik
e) Co leader aktif mengingatkan leader jika ada yang lupa
f) Fasilitator berperan aktif membantu lansia melakukan
kegiatan
g) Observer menyampaikan hasil penilaiannya kepada masing-
masing lansia.
b. Evaluasi Hasil
TAK orientasi realita dengan lansia gangguan Halusianasi,
kemampuan lansia yang diharapkan adalah lansia mampu mengerti
orientasi kognitif, sensori, dan realita dengan benar.
LEMBAR OBSERVASI TIM
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK ORIENTASI REALITA
Rentan Kegiatan
No Kegiatan
Ya Tidak
1. Kegiatan terapi aktivitas di mulai tepat waktu
2. Leader membuka Kegiatan terapi aktivitas
3. Leader meberikan Salam pembuka Kegiatan terapi
aktivitas di mulai tepat waktu
4. Leader memperkenalkan diri dan rekan rekannya
5. Leader menjelaskan aturan Kegiatan terapi
aktivitas di mulai tepat waktu
6. Leader melakukan kontrak waktu
7. Leader memimpin Kegiatan terapi aktivitas dengan
baik
8. Fasilitator memberikan informasi kepada peserta
agar lebih aktif dalam Kegiatan terapi aktivitas
9. Fasilitator sebagai role play pada Kegiatan terapi
aktivitas
10. Tim memberikan apresiasi atau pujian pada peserta
Kegiatan terapi aktivitas
11. Kegiatan yang dilakukan tidak menyimpang dari
Kegiatan terapi aktivitas
DAFTAR PUSTAKA
M., Atun. 2010. LANSIA sehat dan bugar pedoman merawat dan mendampingi
orang lanjut usia. Bantul: Kreasi Wacana.
Yosep, Iyus. 2009. Keperawatan Jiwa, edisi revisi. Bandung : PT Refika Aditama